“Realisasi Pancasila”
Nama Kelompok 8 :
Jl. Hang Tuah No.8, Madras Hulu, Medan Polonia, Kota Medan,
Sumatera Utara
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
anugerah-Nya sehingga saat ini masih memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal,
sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Realisasi
Pancasila” tepat pada waktunya. Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah ikut
membantu hingga dapat disusunnya makalah ini.
Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pancasila. Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik,
namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik
dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta
saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk
dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.
Akhir kata Penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB. I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
ii
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa, sebagai filsafat
bangsa, sebagai ideologi bangsa dan negara indonesia dan fungsi lainnya, dalam realisasi
(pengalamannya) memiliki konsekuensi yang berbeda-beda tergantung konteksnya.
Untuk merealisasikan dan mengamalkan Pancasila mustahil dapat dilaksanakan dengan
baik tanpa berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keharusan moral untuk mengaktualisasi Pancasila?
2. Bagaimana pengertian realisasi Pancasila yang subjektif?
3. Bagaimana pengertian realisasi Pancasila yang objektif?
4. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila?
5. Bagaimana internalisasi nilai-nilai Pancasila?
6. Bagaimana proses pembentukan kepribadian Pancasila?
7. Bagaimana sosialisasi dan pembudayaan Pancasila?
1
BAB. II
PEMBAHASAN
Selain itu dalam aktualisasi Pancasila ini diperlukan juga suatu kondisi yang
dapat menunjang terlaksananya proses aktualisasi Pancasila tersebut, baik kondisi yang
berkaitan dengan sikap setiap warga negara Indonesia dan wujud realisasi nilai-nilai
Pancasila. Kesepakatan untuk mendirikan negara Indonesia yang berdasrakan Pancasila
mengandung konsekuensi bahwa kita harus merealisasikan Pancasila itu dalam setiap
aspek penyelenggaraan negara dan setiap tingkah laku dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Bagi bangsa Indonesia mengaktualisasikan Pancasila adalah suatu
keharusan moral.
2
berkaitan dengan kesadaran, ketaatan serta kesiapan individu untuk merealisasikan
Pancasila. Dalam inilah pelaksanaan Pancasila yang subjektif yang mewujudkan s uatu
bentuk kehidupan dimana kesadaran wajib hukum, telah terpadu menjadi kesadaran
wajib moral. Dalam hal ini milai yang berkaitan pada diri seseorang adalah sikap dan
tingkah laku dalam realisasi Pancasila secara subjektif yang dis ebut moral Pancasila.
Jadi aktualisasi Pancasila yang bersifat subjektif ini lebih berkaitan dengan kondisi
objektif, yaitu berkaitan dengan norma-norma moral.
a. Tafsir Undang-Undang Dasar 1945, harus dilihat dari sudut dasar filsafat negara
Pncasila sebagaimana tercantum dalam pebukaan UUD 1945 alinea IV
b. Pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam undang-undang harus mengingat
dasar-dasar pokok pikiran yang tercantum dalam filsafat negara Indonesia.
c. Tanpa mengurangi sifat-sifat Undang-Undang yang tidak dapat diganggu gugat,
interpretasi pelaksanaannya harus mengingat unsur-unsur yang terkandung dalam
filsafat negara.
d. Pelaksanaan Undang-Undang harus lengkap dan menyeluruh, meliputi seluruh
perundang-undangan di bawah Undang-Undang dan keputusan-keputusan
administrasi dari semua tingkat penguasa negara.
3
a. Bentuk dan Kedaulatan dalam Negara
b. Hukum, perunang-undangan dan peradilan
c. Sistem Demokrasi
d. Pemerintah Pusat sampai Daerah
e. Politik dalam dan luar negeri
f. Keselamatan, keamanan dan pertahanan
g. Kesejahteraan
h. Kebudayaan
i. Pendidikan dan lain sebagainya
j. Tujuan Negara
k. Reformasi dan segala pelaksanaannya
l. Pembangunan Nasional dan lain pelaksanaan kenegaraan
4
realisasi subjektif yang memiliki kekuatan daya imperatif moral merupakan suatu pras
yarat bagi keberhasilan pelaksanaan Pancasila secara objektif. Dengan kata lain
aktualisasi subjektif lebih menentukan keberhasilan aktualisasi Pancasila yang objektif,
dan tidak sebaliknya. Dapat juga dikatakan bahwa aktualisasi secara objektif itu akan
berhasil secara optimal bilamana didukung oleh aktualisasi atau pelaksaan Pancasila
secara subjektif.
a. Pengetahuan, yaitu suatu pengetahuan yang benar tentang Pancasila, baik aspek nilai,
norma maupun aspek praksisnya. Hal ini harus disesuaikan dengan tingkat
pengetahuan dan kemampuan individu. Tanpa pendidikan yang cukup maka dapat
dipastikan bahwa pemahaman tentang ideologi bangsa dan dasar filsafat Negara
hanya dalam tingkat-tingkat yang sangat pragmatis, dalam hal ini sangat berbahaya
terhadap ketahanan ideologi penerus bangsa.
b. Kesadaran, yaitu selalu mengetahui pertumbuhan keadaan yang ada dalam diri
sendiri.
c. Ketaaatan, yaitu selalu dalam keadaan kesediaan untuk memenuhi wajib lahir dan
batin, lahir berasal dari luar misalnya pemerintah, adapun wajib batin dari diri sendiri.
d. Kemampuan kehendak, yaitu yang cukup kuat sebagai pendorong untuk melakukan
perbuatan berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
e. Watak dan hati nurani, yaitu agar seseorang selalu mawas diri dan dapat menilai diri
sendiri dengan baik. Dengan demikian akan memiliki suatu ketahanan ideologi yang
berdasarkan keyakinan atas kebenaran Pancasila, sehingga dirinya akan merupakan
sumber kemampuan untuk memelihara, mengembangkan, mengamalkan, mewariskan,
merealisasikan Pancasila dalam segala aspek kehidupan.
Pada dasarnya ada dua bentuk realisasinya yaitu bersifat statis dan yang bersifat
dinamis. Statis dalam pengertian intinya atauesensinya (yaitu nilai-nilai yang bersifat
rohaniah dan universal). Sedangkan bersifat dinamis dalam arti bahwa aktualisasinya
5
senantiasa bersifat inovatif, sesuai dengan dinamika masyarakat, perubahan, serta
konteks lingkungannya.
Strategi dan metode proses internalisasi harus diikuti dengan strategi serta metode
yang relevan dan memadai. Oleh karena itu dalam proses internalisasi dan aktualisasi
harus diterapkan strategi yang relevan serta metode yang efektif.
a. Proses penghayatan diawali dengan memiliki tentang pengetahuan yang lengkap, dan
jelas tentang kebaikan dan kebenaran Pancasila
b. Kemudian ditingkatkan ke dalam hati sanubari sampai adanya suatu ketaatan, yaitu
suatu kesediaan yang harus senantiasa ada untuk merealisasikan Pancasila
c. Kemudian disusul dengan adanya kemampuan dan kebiasaan untuk melakukan
perbuatan mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan dalam bidang kenegaraan
dan bidang bermasyarakat
d. Kemudian ditingkatkan menjadi mentalitas, yaitu selalu terselenggaranya kesatuan
lahir batin, kesatuan akal, rasa, kehendak sikap dan perbuatan. Mentalitas ini melalui
suatu proses pengulangan dan kestabilan dan berkembang menjadi watak.
e. Kemudian mengadakan penilaian sendiri setelah melakukan sesuatu perbuatan yang
bersangsi.
f. Bilamana kondisi peresapan dan aktualisasi Pancasila sampai pada tingkat yang
optimal, maka orang akan memiliki kepribadian Pancasila.
6
dan secara yuridis disahkan sebagai suatu dasar negara, dan secara verbal tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.
7
BAB. III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Realisasi Pancasila terbagi menjadi dua, yaitu realisasi secara objektif dan realisasi
secara subjektif. Aktualisasi objektif yaitu aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang
kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan negara antara lain legislatif, eksekutif,
maupun yudikatif. Sedangkan aktualisasi subjektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap
individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup negara dan masyarakat.
Realisasi nilai-nilai Pancasila dasar filsafat negara Indonesia, perlu dilakukan secara
berangsur-angsur dengan jalan pendidikan baik di sekolah, masyarakat, maupun di dalam
keluarga. Agar realisasi dapat dilaksanakan sebaik mungkin oleh seluruh lapisan masyarakat,
sebelum merealisasikan Pancasila dibutuhkan proses pembentukan kepribadian Pancasila.
Dan juga, realisasi Pancasila akan berjalan dengan baik jika adanya sosialisasi dan
pembudayaan Pancasila.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://gabreilamiafreitas.blogspot.com/2016/10/realisasi-pancasila.html
https://ganggadarwantara.wordpress.com/2015/12/11/realisasi-pancasila/