Anda di halaman 1dari 12

Makalah

“Realisasi Pancasila”

Nama Kelompok 8 :

1. JOSUA HISAR SITORUS ( 218510052 )


2. HIZKIA RAJA GULTOM ( 218510064 )
3. NOVRY ATI SAGALA ( 218518001 )
4. CYNDY CHYNTIA ( 218510023 )

Jl. Hang Tuah No.8, Madras Hulu, Medan Polonia, Kota Medan,

Sumatera Utara

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
anugerah-Nya sehingga saat ini masih memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal,
sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Realisasi
Pancasila” tepat pada waktunya. Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah ikut
membantu hingga dapat disusunnya makalah ini.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pancasila. Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik,
namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik
dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta
saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk
dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.
Akhir kata Penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, Juni 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB. I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1

BAB. II PEMBAHASAN ................................................................................... 2


A. Keharusan moral untuk mengaktualisasi Pancasila.................................. 2
B. Pengertian realisasi Pancasila yang subjektif ........................................... 2
C. Pengertian realisasi Pancasila yang objektif ............................................ 3
D. Implementasi nilai-nilai Pancasila............................................................ 4
E. Internalisasi nilai-nilai Pancasila .............................................................. 5
F. Proses pembentukan kepribadian Pancasila ............................................. 6
G. Sosialisasi dan pembudayaan Pancasila ................................................... 6

BAB. III PENUTUP ........................................................................................... 8


A. Kesimpulan............................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9

ii
BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa, sebagai filsafat
bangsa, sebagai ideologi bangsa dan negara indonesia dan fungsi lainnya, dalam realisasi
(pengalamannya) memiliki konsekuensi yang berbeda-beda tergantung konteksnya.
Untuk merealisasikan dan mengamalkan Pancasila mustahil dapat dilaksanakan dengan
baik tanpa berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.

Konsekuensi untuk merealisasikan dan mengamalkan sila-sila Pancasila harus


memiliki pengetahuan yang jelas dan benar tentang fungsi dan kedudukan Pancasila
yang didalamnya terkandung nilai-nilai sebagai sumber untuk diamalkan secara konkrit.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia mengandung konsekuensi setiap aspek
penyelenggaraan negara negara, dan semua sikap dan tingkah laku para penyelenggara
negara, dan hidup kebangsaan Indonesia harus berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Dalam realisasi Pancasila ini diperlukan juga suatu kondisi yang dapat menjunjung
terlaksananya proses realisasi Pancasila tersebut, baik kondisi yang berkaitan dengan
sikap setiap warga negara Indonesia dan wujud realisasi nilai-nilai Pancasila.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keharusan moral untuk mengaktualisasi Pancasila?
2. Bagaimana pengertian realisasi Pancasila yang subjektif?
3. Bagaimana pengertian realisasi Pancasila yang objektif?
4. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila?
5. Bagaimana internalisasi nilai-nilai Pancasila?
6. Bagaimana proses pembentukan kepribadian Pancasila?
7. Bagaimana sosialisasi dan pembudayaan Pancasila?

1
BAB. II
PEMBAHASAN

A. Keharusan moral untuk mengaktualisasi Pancasila

Pancasila sebagai dasar filasafat negara Indonesia mengandung konsekuensi


setiap aspek penyelenggaraan negara dan semua sikap dan tingkah laku bangsa Indonesia
dalam bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa harus berdasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Nilai-nilai tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut menjadi norma-norma
kenegaraan maupaun norma-norma moral untuk dilaksanakan dan diaktualisasikan setiap
warga negara Indonesia.

Pengaktualisasian nilai-nilai Pancasila tersebut baik dalam kaitannya denagn


sikap moral maupun tingkah laku semua warga negara Indonesia. Oleh karena itu,
permasalahan pokok dalam aktualisasi Pancasila adalah bagaimana wujud aktualisasi itu,
yaitu bagaimana nilai-nilai Pancasila yang bersifat universal tersebut dijabarkan dalam
bentuk norma-norma yang jelas dalam kaitannya dengan tingkah laku semua warga
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta hubungannya dengan segala aspek
dalam penyelengaraan negara.

Selain itu dalam aktualisasi Pancasila ini diperlukan juga suatu kondisi yang
dapat menunjang terlaksananya proses aktualisasi Pancasila tersebut, baik kondisi yang
berkaitan dengan sikap setiap warga negara Indonesia dan wujud realisasi nilai-nilai
Pancasila. Kesepakatan untuk mendirikan negara Indonesia yang berdasrakan Pancasila
mengandung konsekuensi bahwa kita harus merealisasikan Pancasila itu dalam setiap
aspek penyelenggaraan negara dan setiap tingkah laku dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Bagi bangsa Indonesia mengaktualisasikan Pancasila adalah suatu
keharusan moral.

B. Pengertian realisasi Pancasila yang subjektif

Aktualisasi Pancasila yang subjektif adalah pelaksaan padas setiap pribadi


perseorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa
setiap orang Indonesia. Aktualisasi Pancasila yang subjektif justru lebih penting karena
realisasi yang subjektif merupakan persyaratan bagi aktualisasi Pancasila yang obejektif
(Notonegoro, 1975:44). Dengan demikian pelaksanaan Pancasila yang subjektif sangat

2
berkaitan dengan kesadaran, ketaatan serta kesiapan individu untuk merealisasikan
Pancasila. Dalam inilah pelaksanaan Pancasila yang subjektif yang mewujudkan s uatu
bentuk kehidupan dimana kesadaran wajib hukum, telah terpadu menjadi kesadaran
wajib moral. Dalam hal ini milai yang berkaitan pada diri seseorang adalah sikap dan
tingkah laku dalam realisasi Pancasila secara subjektif yang dis ebut moral Pancasila.
Jadi aktualisasi Pancasila yang bersifat subjektif ini lebih berkaitan dengan kondisi
objektif, yaitu berkaitan dengan norma-norma moral.

Dalam aktualisasi Pancasila yang bersifat subjektif bilamana nilai-nilai Pancasila


tealh diapahami, diresapi, dan dihayati oleh seseorang, maka orang itu telah memiliki
moral pandangan hidup. Jadi, aktualisasi subjektif dari Pancasila, meliputi pelaksanaan
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indones ia, pandangan hidup bangsa Indones ia
dan dalam pelaks anaan kongkritnya tercemin dalam tingkah laku kehidupan sehari-hari.

C. Pengertian realisasi Pancasila yang objektif

Pengertian Pancasila yang objektif adalah pelaksanaan dalam bentuk realisasi


dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik di bidang legislatif, eksekutif maupun
yudikatif dan semua bidang kenegaraan dan terutama realisasi dalam bentuk peraturan
perundang-undangan negara Indonesia. Hal itu dapat dirinci sebagai berikut:

a. Tafsir Undang-Undang Dasar 1945, harus dilihat dari sudut dasar filsafat negara
Pncasila sebagaimana tercantum dalam pebukaan UUD 1945 alinea IV
b. Pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam undang-undang harus mengingat
dasar-dasar pokok pikiran yang tercantum dalam filsafat negara Indonesia.
c. Tanpa mengurangi sifat-sifat Undang-Undang yang tidak dapat diganggu gugat,
interpretasi pelaksanaannya harus mengingat unsur-unsur yang terkandung dalam
filsafat negara.
d. Pelaksanaan Undang-Undang harus lengkap dan menyeluruh, meliputi seluruh
perundang-undangan di bawah Undang-Undang dan keputusan-keputusan
administrasi dari semua tingkat penguasa negara.

Pokok kaidah negara serta pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam


pembukaan UUD1945 dan UUD 1945 juga didasarkan atas kerohanian Pancasila.
Bahkan yang terlebih penting lagi adalah dalam realiasi pelaksanaan kongkritnya yaitu
dalam setiap penentuan kebijaksanaan di bidang kenegaraan antara lain:

3
a. Bentuk dan Kedaulatan dalam Negara
b. Hukum, perunang-undangan dan peradilan
c. Sistem Demokrasi
d. Pemerintah Pusat sampai Daerah
e. Politik dalam dan luar negeri
f. Keselamatan, keamanan dan pertahanan
g. Kesejahteraan
h. Kebudayaan
i. Pendidikan dan lain sebagainya
j. Tujuan Negara
k. Reformasi dan segala pelaksanaannya
l. Pembangunan Nasional dan lain pelaksanaan kenegaraan

D. Implementasi nilai-nilai Pancasila

Aktualisasi Pancasila yang subjektif dalah pelaksanaan nilai-nilai Pancasila


dalam setiap individu, perseorangan, setiap warga negara, setiap penduduk Indonesia,
setiap aparat pelaksana negara, dalam segala aspek kehiduapan berbangsa dan bernegara.
Realisasi pengalaman pancasila secara objektif yaitu realisasi serta implementasi nilai-
nilai pancasila dalam segala aspek penyelenggaraan negara, terutama dalam kaitannya
dengan penjabaran nilai-nilai pancasila dalam praktis penyelenggaraan negara dan
peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Implementasi penjabaran pancasila yang bersifat objektif adalah merupakan


perwujudan nilai-nilai pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar negara Republik
Indonesia, yang realisasi konkritnya merupakan sumber dari segala sumber hukum
(sumber tertib hukum) Indonesia. Implementasi Pancasila yang objektif ini berkaitan
dengannorma-norma hukum dan moral, secara lebih luas dengan normanorma
kenegaraan.

Realisasi dan pengamalan Pancasila secara objektif berkaitan dengan


pembentukan wajib hukum yang memiliki norma-norma yang tertuang dalam suatu
sistem hukum positif. Hal ni dimaksudkan agar memiliki daya imperatif secara yuridis .
Walaupun aktualisasi objektif tertuang dalam suatu sistem peraturan perundang-
undangan namun dalam implementasi pelaksanaan Pancasila secara optimal justru

4
realisasi subjektif yang memiliki kekuatan daya imperatif moral merupakan suatu pras
yarat bagi keberhasilan pelaksanaan Pancasila secara objektif. Dengan kata lain
aktualisasi subjektif lebih menentukan keberhasilan aktualisasi Pancasila yang objektif,
dan tidak sebaliknya. Dapat juga dikatakan bahwa aktualisasi secara objektif itu akan
berhasil secara optimal bilamana didukung oleh aktualisasi atau pelaksaan Pancasila
secara subjektif.

E. Internalisasi nilai-nilai Pancasila

Realisasi nilai-nilai Pancasila dasar filsafat negara Indonesia, perlu secara


berangsur-angsur dengan jalan pendidikan baik disekolah, masyarakat, maupun di dalam
keluarga sehingga diperoleh hal – hal sebagai berikut:

a. Pengetahuan, yaitu suatu pengetahuan yang benar tentang Pancasila, baik aspek nilai,
norma maupun aspek praksisnya. Hal ini harus disesuaikan dengan tingkat
pengetahuan dan kemampuan individu. Tanpa pendidikan yang cukup maka dapat
dipastikan bahwa pemahaman tentang ideologi bangsa dan dasar filsafat Negara
hanya dalam tingkat-tingkat yang sangat pragmatis, dalam hal ini sangat berbahaya
terhadap ketahanan ideologi penerus bangsa.
b. Kesadaran, yaitu selalu mengetahui pertumbuhan keadaan yang ada dalam diri
sendiri.
c. Ketaaatan, yaitu selalu dalam keadaan kesediaan untuk memenuhi wajib lahir dan
batin, lahir berasal dari luar misalnya pemerintah, adapun wajib batin dari diri sendiri.
d. Kemampuan kehendak, yaitu yang cukup kuat sebagai pendorong untuk melakukan
perbuatan berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
e. Watak dan hati nurani, yaitu agar seseorang selalu mawas diri dan dapat menilai diri
sendiri dengan baik. Dengan demikian akan memiliki suatu ketahanan ideologi yang
berdasarkan keyakinan atas kebenaran Pancasila, sehingga dirinya akan merupakan
sumber kemampuan untuk memelihara, mengembangkan, mengamalkan, mewariskan,
merealisasikan Pancasila dalam segala aspek kehidupan.

Pada dasarnya ada dua bentuk realisasinya yaitu bersifat statis dan yang bersifat
dinamis. Statis dalam pengertian intinya atauesensinya (yaitu nilai-nilai yang bersifat
rohaniah dan universal). Sedangkan bersifat dinamis dalam arti bahwa aktualisasinya

5
senantiasa bersifat inovatif, sesuai dengan dinamika masyarakat, perubahan, serta
konteks lingkungannya.

Strategi dan metode proses internalisasi harus diikuti dengan strategi serta metode
yang relevan dan memadai. Oleh karena itu dalam proses internalisasi dan aktualisasi
harus diterapkan strategi yang relevan serta metode yang efektif.

F. Proses pembentukan kepribadian Pancasila

Pemahaman dan aktualisasi Pancasila sampai pada tingkat mentalitas,


kepribadian dan ketahanan ideologis adalah sebagai berikut :

a. Proses penghayatan diawali dengan memiliki tentang pengetahuan yang lengkap, dan
jelas tentang kebaikan dan kebenaran Pancasila
b. Kemudian ditingkatkan ke dalam hati sanubari sampai adanya suatu ketaatan, yaitu
suatu kesediaan yang harus senantiasa ada untuk merealisasikan Pancasila
c. Kemudian disusul dengan adanya kemampuan dan kebiasaan untuk melakukan
perbuatan mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan dalam bidang kenegaraan
dan bidang bermasyarakat
d. Kemudian ditingkatkan menjadi mentalitas, yaitu selalu terselenggaranya kesatuan
lahir batin, kesatuan akal, rasa, kehendak sikap dan perbuatan. Mentalitas ini melalui
suatu proses pengulangan dan kestabilan dan berkembang menjadi watak.
e. Kemudian mengadakan penilaian sendiri setelah melakukan sesuatu perbuatan yang
bersangsi.
f. Bilamana kondisi peresapan dan aktualisasi Pancasila sampai pada tingkat yang
optimal, maka orang akan memiliki kepribadian Pancasila.

G. Sosialisasi dan pembudayaan Pancasila


 Proses sosialisasi dan pembudayaan Pancasila

Nilai-nilai Pancasila sebelum terbentuknya negara dan bangsa Indonesia pada


dasarnya terdapat secara sporadis dan fragmentaris dalam kebudayaan, sistem sosial,
nilai-nilai religius bangsa, yang tersebar di seluruh kepulauan nusantara baik pada
abad kedua puluh maupun sebelumnya, diaman masyarakat Indonesia tealh
mendapatkan kesempatan berkomunikasi dan beralkulturasi dengan kebudayaan lain.
Nilai-nilai tersebut dikembangkan oleh para pendiri bangsa kemudian dikembangkan

6
dan secara yuridis disahkan sebagai suatu dasar negara, dan secara verbal tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.

Wujud kebudayaan Pancasila yang bersifat kongkret yaitu berupa aktivitas


manusia dalam masyarakat, saling berinteraksi, sehingga terwujudlah suatu sistem
sosial. Hasil budaya manusia yang berupa benda-benda budaya atau budaya fisik ini
senantiasa bersumber pada kebudayaan Pancasila yang berupa sistem nilai, yang
merupakan pedoman dan pandangan hidup suatu masyarakat.

Proses pembudayaan pada domain values (nilai). Proses pembudayaan nilai-


nilai Pancasila dapat dilakukan dengan berbagai metode, namun yang terpenting
sesuai dengan tingkat pengetahuan kelompok masyarakat yang menjadi objek
pembudayaan.

Pembudayaan nilai-nilai Pancasila dapat juga berupa wujud kebudayaan fisik


yang dihasilakan oleh manusia. Wujud budaya ini sering disebut sebagai benda-benda
budaya. Benda-benda budaya tersebut baik berupa sarana atau alat-alat dalam
kehiduapan bermasyarakat, maupun sebagai hasil ekspresi dan kreasi manusia.
Benda-benda budaya ini baik berupa benda bergerak seperti mesin, kendaraan, serta
hasil teknologi lainnya, maupun benda tidak bergerak misalnya, tempat ibadah,
pakaian, candi, gapura, dan lain-lain.

7
BAB. III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Realisasi Pancasila terbagi menjadi dua, yaitu realisasi secara objektif dan realisasi
secara subjektif. Aktualisasi objektif yaitu aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang
kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan negara antara lain legislatif, eksekutif,
maupun yudikatif. Sedangkan aktualisasi subjektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap
individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup negara dan masyarakat.

Realisasi nilai-nilai Pancasila dasar filsafat negara Indonesia, perlu dilakukan secara
berangsur-angsur dengan jalan pendidikan baik di sekolah, masyarakat, maupun di dalam
keluarga. Agar realisasi dapat dilaksanakan sebaik mungkin oleh seluruh lapisan masyarakat,
sebelum merealisasikan Pancasila dibutuhkan proses pembentukan kepribadian Pancasila.
Dan juga, realisasi Pancasila akan berjalan dengan baik jika adanya sosialisasi dan
pembudayaan Pancasila.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, 2014, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta : Paradigma

http://gabreilamiafreitas.blogspot.com/2016/10/realisasi-pancasila.html

https://ganggadarwantara.wordpress.com/2015/12/11/realisasi-pancasila/

Anda mungkin juga menyukai