Anda di halaman 1dari 8

A.

Akhlak

1. Pengertian akhlak

Akhlak dalam bahasa Arab berasal dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, perangai, atau
tabiat. Secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh sesuatu
keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu perbuatan. Dan ada pula pengertian menurut
para ahli yaitu:

Pengertian Akhlak Menurut Abu Hamid Al Ghazali: Akhlak adalah satu sifat yang terpatri dalam
jiwa yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dirinya dan
merenung terlebih dahulu.

 Pengertian Akhlak Menurut Muhammad bin Ali Asy Syariif Al Jurjani: Akhlak adalah
sesuatu sifat (baik atau buruk) yang tertanam kuat dalam diri yang darinya terlahir
perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa perlu berpikir dan merenung.
 Pengertian Akhlak Menurut Ahmad bin Mushthafa: Akhlak adalah ilmu yang darinya
dapat diketahui jenis-jenis keutamaan dan keutamaan itu adalah terwujudnya
keseimbangan antara tiga kekuatan; kekuatan berpikir, kekuatan marah, dan kekuatan
syahwat.
 Pengertian Akhlak Menurut Ibnu Maskawaih: Akhlak adalah ‘hal li an-nafsi daa’iyatun
lahaa ila af’aaliha min goiri fikrin walaa ruwiyatin’ yakni sifat yang tertanam dalam jiwa
yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.

2. Fungsi akhlak

1. Sebagai pengamalan Syariat Islam

Sebagai pengamalan Syariat Islam. Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam semeste
telah ,e,berikan tuntunan prilaku dan etika secar sempurna, sehingga dengan niat karena Allah
SWT, pengamalan akhlak yang mulia itu insya Allah akan menjadi ibadah bagi umat islam yang
mengamalkanya.

2. Sebagai Identias

Sebagai Identias, Akhlak mulia ini diperuntukkan oleh Allah kepada manusia yang berakal budi
karena dengan tuntunan akhlak yang mulia akanbisa membedakan antara manusia denga hewan.

3. Pengatur Tatanan Sosial

Akhlak Mulia Sebagai Pengatur Tatanan Sosial berarti dengan pengamalan akhlak mulia yang
sudah dicontohkan oleh yang Mulia Saydina Muhammad SAW mengukuhkan bahwa manusia
sebagai makhluk sosial tidak akan pernah bisa dan lepas dari pengaruh lingkungannya. Dengan
akhlak mulia ini tatanan sosial yang terbentuk semakin memberikan makna dan nilai yang tidak
saling merugikan.

4. Rahmat Bagi Seluruh Alam

Akhlak Mulia Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam berarti akhlak mulia yang diperuntukkan bagi manusia
tidak hanya mengatur tatanan hubungan manusia dengan manusia lainnya tetapi juga hubungan antara
manusia dengan makhluk – makluk lain selian manusia dan alam sekitarnya.

5. Perlindungan Diri dan Hak Azazi Manusia ( HAM )

Akhlak Mulia Sebagai Perlindunagn Diri dan Hak Azazi Manusia ( HAM ) berarti dengan menjalin
hubungan yang baik berdasarkan hukum dan syariat agama akan terbentuk hubungan yang saling
menghargai dan saling menguntungkan.

3. Tujuan akhlak

Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan
mudah tanpa perlu pertimbangan pikiran. Tujuan utama dari edukasi akhlak dalam agama adalah agar
kita hidup saleh dan selalu berjalan di jalur yang benar, yaitu jalur yang telah Allah buat. Memiliki akhlak
mulia juga merupakan tujuan utama edukasi akhlak islami. Budi luhur seseorang dirasa baik saat tingkah
laku merefleksikan nilai-nilai yang ada dalam kitab dan sunah. Selain itu implementasi moral adalah
dasar dari semua edukasi manusia.

4. Ruang lingkup akhlak

Ruang lingkup akhlak dalam pandangan islam sangatlah luas sepanjang sikap jiwa atau hajat manusia,
mulai dari hajat yang terkecil sampai hajat yang terbesar.

Ruang lingkup akhlak menjadi 5 bagian, diantaranya:

1. Akhlak pribadi (Al-Ahklaq Al-Fardiyah). Terdiri dari: a. Yang diperintahkan (Al Awanir) b. Yang dilarang
(An-Nawahi) c. Yang dibolehkan (Al Mubahal) dan d. Akhlak dalam keadaan darurat (Al-Mukholafah bi-al
Idhtbirar).

2. Akhlak berkeluarga (Al-Akhlaq Al-Usrawiyah). Terdiri dari: a. kewajiban timbal balik orang tua dan
anak (Wajibal nahwa al-Usbul wa-Alfuru’) b. kewajiban suami istri (Wajibal Baina al- Azwaja) dan c.
kewajiban terhadap karib kerabat (Wajibal nahwa al- aqarib).

3. Akhlak bermasyarakat (Al-Akhlaq Al-Ijtima’iyah). Terdiri dari: a. Yang dilarang (Al- Mahzurrat) b. Yang
diperintahkan (al- Awamir) dan c. kaedah-kaedah adab (Qowaid al- Adab).

4. Akhlak bernegara (Akhlaq ad-Daulah). Terdiri dari: a. Hubungan antara pemimpin dan rakyat (Al-
Alaqah baina ar- Rais wa as- Sya’b) b. Hubungan luar negeri (al- Alaqat al Kharijiyyah).
5. Akhlak beragama (al- Akhlaq ad- Diniyah). Yaitu kewajiban terhadap Allah Swt. (Wajibat nahwa Allah).

B. Perhatian islam terhadap pembinaan akhlak dalam islam

1. Definisi pembinaan akhlak

secara etimologi, pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan
efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.2 Jadi yang dimaksudkan dengan pola pembinaan adalah
suatu sistem cara kerja ataupun struktur yang tetap tentang usaha, tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Kegiatan pembinaan
berorientasi dari sesuatu yang tidak tahu menjadi tahu atau dari sesuatu yang kurang baik menjadi lebih
baik.

Pembinaan akan bermanfaat bagi peserta yang dibina, jika dilakukan sesuai dengan standar prosedur
yang telah ditetapkan. Adapun prosedur pembinaan dapat diuraikan sebagai berikut:

 Melihat diri dan pelaksanaan hidup serta kerjanya.


 Menganalisis situasi hidup dan kerjanya dari segala segi positif dan negatifnya.
 Menemukan masalah hidup dan masalah dalam kerjanya.
 Menemukan hal atau bidang hidup dan kerja yang sebaikbaiknya diubah atau diperbaiki.
 Merencanakan sasaran dan program-program.

2. Tujuan pembinaan akhlak

Tujuan utama pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia barada dalam kebenaran dan
senantiasa berada dijalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Akhlak mulia
merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak Islam. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika
perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur‟an. Sehingga hal inilah yang akan
mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pembinaan akhlak merupakan
tumpuan perhatian pertama dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi
Muhammad SAW, yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Perhatian Islam yang
demikian terhadap pembinaan akhlak dapat pula dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa
yang harus didahulukan daripada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan
yang baik yang selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh
kehidupan manusia lahir dan batin. Pembinaan akhlak terpuji dilakukan agar dalam kehidupan setiap
individu berada dalam perilaku yang terpuji yang tentunya mengantarkan individu tersebut mencapai
kebahagian yang hakiki, yakni kebahagaiaan dunia dan akhirat.

3. Dasar pembinaan akhlak

Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah memberikan arah kepada tujuan
yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu seluruh aktivitas pembinaan
meliputi penyusunan konsep teoritis dan pelaksanaan operasionalnya harus memiliki dasar yang kokoh,
agar usaha yang terlingkup dalam pembinaan mempunyai sumber keteguhan dan keyakinan yang tegas
sehingga praktek pembinaan tidak terombang-ambing, tidak kehilangan arah dan mudah disimpangkan
oleh pengaruh-pengaruh dari luar.

Islam adalah agama yang sempurna, oleh karena itu setiap ajaran yang ada dalam Islam memiliki dasar
pemikiran, begitu pula dengan pembinaan akhlak. Pembinaan akhlak dalam agama Islam bersumber dari
Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Al-Qur‟an sendiri sebagai dasar utama dalam Agama Islam telah memberikan
petunjuk pada jalan kebenaran, mengarah pada pencapaian kebahagiaan di dunia dan akhirat Dasar
pembinaan akhlak menurut uraian di atas ialah suatu landasan yang dijadikan pegangan dalam
meyelenggarakan pembinaan.

Dasar pembinaan yang dimaksud tidak lain adalah nilai-nilai tertinggi yang dijadikan pandangan hidup
masyarakat atau bangsa tempat pembinaan itu dilaksanakan. Dasar yang dijadikan pijakan dalam Islam
ialah Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW yang dapat dikembangkan dengan ijtihad,
almaslahah al mursalah, ihtisan, qiyas dan sebagainya.

Al-Qur‟an dan As-Sunnah selain dijadikan sebagai pegangan hidup juga dijadikan sebagai dasar atau
alat pengukur baik buruknya sifat seseorang. Apa yang baik menurut Al Qur‟an dan As-Sunnah itu
berarti baik dan harus dijalankan, sedangkan apa yang buruk menurut Al Qur‟an dan Sunnah berarti
tidak baik dan harus dijauhi.

4. Metode Pembinaan Akhlak

Metode-metode dalam membina akhlak yang telah disebutkan di atas, secara lebih rinci dijelaskan
sebagai berikut:

1. Metode keteladanan

Pendidikan dengan keteladanan berarti pendidikan dengan memberi contoh, baik berupa tingkah laku,
sifat, cara berfikir dan sebagainya. Keteladanan dalam pendidikan adalah metode influentif yang paling
menentukan keberhasilan dalam mempersiapkan dan membentuk sikap, perilaku, moral, spiritual dan
sosial anak. Hal ini karena pendidikan adalah contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditirunya
dalam segala tindakan disadari maupun tidak. Bahkan jiwa dan perasaan seorang anak sering menjadi
suatu gambaran pendidiknya, baik dalam ucapan maupun perbuatan materiil maupun spirituil, diketahui
atau tidak diketahui

2. Metode pembiasaan

Pembiasaan merupakan proses penanaman kebiasaan. Pembiasaan memberikan manfaat bagi anak
karena pembiasaan berperan sebagai efek latihan yang terus menerus, anak akan lebih terbiasa
berperilaku dengan nilai-nilai akhlak. Di samping itu, pembiasaan juga harus memproyeksikan
terbentuknya mental dan akhlak yang lemah lembut untuk mencapai nilainilai akhlak. Di sinilah kita
perlu mengakui bahwa metode pembiasaan berperan penting dalam membentuk perasaan halus
khususnya pada beberapa tahapan pendidikan awal.
3. Metode nasihat

Nasehat ialah penjelasan tentang kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menghindarkan orang
yang dinasehati dari bahaya serta menunjukkan ke jalan yang mendatangkan kebahagiaan dan manfaat.
Pendidik dalam metode ini mempunyai kesempatan yang luas untuk mengarahkan peserta didik kepada
berbagai kebaikan dan kemaslahatan serta kemajuan masyarakat dan umat. Metode nasehat digunakan
sebagai metode pendidikan untuk menyadarkan anak akan hakekat sesuatu, mendorong mereka
menuju harkat dan martabat yang luhur, menghiasinya dengan akhlak yang mulia serta membekalinya
dengan prinsip-prinsip Islam.

4. Metode cerita atau kisah

Metode kisah dalam pengaplikasiannya pada proses belajar mengajar merupakan salah satu metode
pendidikan yang masyhur dan penting, sebab metode kisah mampu mengikat pendengar untuk
mengikuti peristiwanya, merenungkan maknaknya selanjutnya makna-makna itu akan menimbulkan
kesan dalam hati dan ikut mengahayati atau merasakan isi kisah seolah-olah ia yang menjadi
tokohnya.Hal itu jika didasari oleh ketulusan hati yang mendalam, sehingga menimbulkan sugesti untuk
mengikuti alur cerita sampai selesai.

5. Metode ibarah(mengambil pelajaran)

Ibarah dalah suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari suatu yang disaksikan,
yang dihadapi dengan menggunakan nalar yang menyebabkan hati mengakuinyaTujuan metode ibarah
adalah mengantarkan manusia pada kepuasan pikir tentang perkara keagamaan yang bisa
menggerakkan, mendidik, atau menumbuhkan perasaan keagamaan. Adapun pengambilan ibarah bisa
dilakukan melalui kisah-kisah teladan, fenomena alam, atau peristiwa- peristiwa yang terjadi baik di
masa lalu maupun masa sekarang.

6. Metode mendidik

melalui kedisiplinan identik dengan pemberian hukuman atau sanksi. Tujuannya untuk menumbuhkan
kesadaran siswa bahwa apa yang dilakukan tersebut tidak benar, sehingga ia tidak mengulanginya lagi.

C. Perbedaan, persamaanakhlak moral, etika, budi pekerti, adat istiadat

1.Persamaan Akhlak moral, etika, budi pekerti, dan adat istiadat :

1. Mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, dan sifat.

2. prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan harakat kemanusian
3. obyek yang sama, yang artinya objek materialnya dan sebagai objek formalnya merupakan
perbuatan manusia
4. menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan untuk menentukan baik buruknya
5. potensi positif yang dimiliki oleh setiap orang
2. Perbedaan Etika, Akhlak Moral, budi pekerti dan Adat Istiadat

1. Akhlak bersumber dari Al-Qur'an dan al-Sunnah. Etika berdasarkan akal pikiran. Adat istiadat,
berdasarkan kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Sedangkan budi pekerti berarti kesadaran yang
ditampilkan oleh seseorang dalam berperilaku.

2. etika lebih bersifat teoritis dan memandang tingkah laku manusia secara umum. Akhlak Moral dan
Adat istiadat lebih bersifat praktis (realistis dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang
dimasyarakat, individual. Sedangkan budi pekerti bersifat tetap dan pasti ada pada setiap manusia,
sehingga kita dapat dengan mudah membedakan orang yang satu dengan yang lainnya.

3. Akhlaq dan budi pekerti bersifat mutlak, absolut, dan tidak dapat diubah. Sementara etika, moral dan
adat istiadat

bersifat terbatas dan dapat berubah.

D. Strategi pembinaan akhlak mulia

1. Definisi

strategi adalah suatu upaya yang direncang dan Ldirencanakan terlebih dahulu dengan tujuan untuk
mendapatkan hasil atau goals yang dinginkan. Sementara strategi pembinaan adalah rancangan yang
dibuat untuk melakukan sebuah kegiatan pembinaan yang bertujuan untuk membentuk akhlak dan
didalam pelaksanaannya dapat menggunakan berbagai metode pembinaan ataupun kegiatankegiatan
yang terkait dengan pembinaan itu sendiri.

2. Macam macam strategi pembinaan akhlak mulia

salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam pembinaan akhlak adalah dengan penerapan pendidikan
langsung dan tidak langsung. Pendidikan secara langsung terdiri dari:

1) Teladan: Guru merupakan seorang teladan bagi siswa selain orang tua di rumah. Oleh sebab itu,
seorang guru harus mampu menjaga sikap, perilaku dan ucapannya dan diharapkan mampu
mencerminkan kepribadian baik, karena ia akan menjadi contoh bagi para siswa di sekolah.

2) Anjuran: Anjuran yakni ajakan atau saran yang diberikan untuk melakukan suatu perbuatan yang baik
dan berguna. Anjuran ini dapat menumbuhkan kedisiplinan dalam diri siswa, sehingga ia akan tumbuh
menjadi pribadi yang baik pula.
3) Latihan: Latihan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan secara berulangulang agar
seseorang mampu mengejakan sesuatu dengan benar sesuai yang seharusnya. Contoh dari latihan ini
adalah latihan ibadah, jika siswa melakukan latihan dengan baik, maka dalam prakteknya ia akan mampu
melakukannya dengan benar dan akan menjadi sebuah kebiasaan.

4) Kompetensi: Kompetensi adalah suatu persaingan yang sehat dan juga merupakan salah satu cara
untuk menstimulus siswa agar ia terdorong untuk lebih giat dalam melakukan kebaikan. Contohnya
seperti guru mendorong siswa untuk memperbanyak hafalan dan lain sebagainya. Kompetensi ini juga
akan meningkatkan kebersamaan dan rasa percaya diri bagi siswa.

5) Pembiasaan: Strategi pembiasaan ini mempunyai peran yang penting dalam pembentukan dan
pembinaan Akhlak yang baik. Karena dalam pembiasaan ini menjadi tumbuh jdan berkembang dengan
baik dan tentunya dengan pembiasaan yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
muncul suatu rutinitas yang baik yang

tidak menyimpang dari Ajaran Islam.Sementara itu, pendidikan tidak langsung terdiri dari; larangan,
pengawasan dan hukuman dan akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Larangan merupakan suatu kebijakan yang harus dilakukan kepada siswa. Hal ini sering dilakukan
seorang guru sebagai tindakan pencegahan bagi siswa agar mereka tidak melakukan hal-hal buruk yang
akan merugikan diri mereka

2) Pengawasan atau controlling adalah kegiatan untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
Pengawasan ini dilakukan secara berkala oleh guru ataupun sekolah dan memiliki evaluasi untuk
mengetahui hasil dari pengawasan yang dilakukan.

3) Hukuman adalah tindakan yang diberikan kepada siswa pada saat ia melakukan kesalahan dan
melanggar aturan yang berlaku, kemudian hukuman ini akan memberikan efek jera sehingga siswa
tersebut tidak mengulangi kesalahan yang sama dan siswa yang lain tidak mencontoh kesalahan
sebelumnya.
3. Tujuan pembinaan akhlak

Menurut Barmawi Umary yang dikutip Mustafa (2000:135) menjelaskan bahwa tujuan pembinaan
akhlak secara umum meliputi; a) agar mampu terbiasa melakukan yang baik dan terpuji serta
menghindari yang buruk dan lain sebagainnya; b) agar mampu lebih dekat kepada Allah dan dengan
sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis. Selain itu, Al-Syaibany dalam bukunya
“Al-Falsafatu Al-Tarbiyyah Al Islamiyyah” yang dikutip oleh Amri (2016: 9) juga mengungkapkan
beberapa tujuan strategi pembinaan, yaitu:

a) Tujuan yang berkaitan dengan individu yakni meliputi perubahan berupa pengetahuan, tingkah laku,
jasmani, rohani, dan kemampuankemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk bekal di dunia dan
akhirat

b) Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, meliputi tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu
dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat.

c) Tujuan professional yang berkaitan dengan pembinaan sebagai ilmu, seni, profesi dan sebagai
kegiatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai