Anda di halaman 1dari 3

Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral (akhlak) dan keutamaan
perangai, tabiat yang dimiliki dan harus dijadikan kebiasaan oleh anak sejak kanak-kanak
hingga ia menjadi mukallaf. Tidak diragukan bahwa keutamaan-keutamaan moral, perangai
dan tabiat merupakan salah satu buah iman yang mendalam, dan perkembangan religius yang
benar.1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi IV akhlak diartikan sebagai sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yangLain akhlak dan
budi pekerti; tabiat; kelakuan,watak (Arquitectura et al., 2015). Kata akhlak Sama dengan
karakter dalam terminilogi Islam karakter sesungguhnyaidentik dengan akhlak,Karena
karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal meliputi seluruh aktivitas
Manusia, baik dalam rangka hubungan dengan Tuhan, dengan dirinya, dengan sesama
manusia,Maupun lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,
dan perbuatan Berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat
istiadat.2
Suwito menyebutkan bahwa akhlak (karakter) sering disebut juga ilmu tingkah laku atau
Perangai, karena dengan ilmu tersebut akan diperoleh pengetahuan tentang keutamaan-
keutamaan Jiwa; bagaimana cara memperolehnya dan bagaiman membersihkan jiwa yang
telah kotor
Menurut Fakhry Gaffar, pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasinilai-nilai
Kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu
Dalam perilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut ada tiga ide pikiran penting,
yaitu:3
(1) Proses transformasi nilai-nilai,
(2) Ditumbuhkembangkan dalam kepribadian,
(3) Menjadi satu Dalam perilaku
Menurut al-Ghazali akhlak ialah merupakan syariah atau penuntun yang mencakup Seluruh
aspek kehidupan. Ia memiliki ide-ide dan tujuan-tujuan luhur yang menjulang tinggi ke
Langit. Meski ia hidup di atas bumi, namun ia berhubungan kuat dengan ruh, akal, kalbu dan
Badan.mendefinisikan akhlak sebagai suatu perangai (watak/tabi’at) yang menetap dalam
jiwa Seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan.4
Konsep pendidikan akhlak didalam Islam memandang bahwa manusia dilahirkan dengan
Membawa potensi lahiriah yaitu:1) Potensi berbuat baik terhadap alam, 2) Potensi berbuat
Kerusakan terhadap alam, 3) Potensi ketuhanan yang memiliki fungsifungsi nonfisik. Ketiga
potensi tersebut kemudian diserahkan kembali perkembangannya kepada manusia. Hal ini
yang kkemudian memunculkan konsep pendekatan yang menyeluruh dalam pendidikan Islam
yaitu meliputi unsur pengetahuan, akhlak dan akidah.

1
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam (Jakarta: Pustaka Amani,1990), hlm. 174
2
Supa’at, S. (1970). Model Kebijakan Pendidikan Karakter di Madrasah. Jurnal Pendidikan Islam,3(1), 203.
https://doi.org/10.14421/jpi.2014.31.203-225
3
Anwar, S., & Salim, A. (2019). Pendidikan Islam dalam Membangun Karakter Bangsa di Era Milenial. Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 9(2), 233. https://doi.org/10.24042/atjpi.v9i2.3628
4
Akhlak, K., & Lubis, A. S. (2012). Konsep Akhlak dalam Pemikiran al-Ghazali. Hikmah, VI(No 1), 58–67.
Berdasarkan kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam dijelaskan bahwa Pendidikan Akhlak sebagai
berikut:
Islam sebagai agama yang sempurna dan relevan di setiap tempat dan zaman sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak.Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam diutus tidak lain untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana sabdanya,
‫ق‬ َ ‫ت ُأِلتَ ِّم َم‬
ِ ‫صالِ َح اَأْل ْخاَل‬ ُ ‫ِإنَّ َما بُ ِع ْث‬

“Aku diutus oleh Allah tidak lain untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh” (HR. Ahmad,
dishahihkan oleh Al Albani).

Akhlak merupakan tolok ukur iman seseorang sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda,
‫َأ ْك َم ُل ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ ِإ ْي َمانًا َأحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا‬
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling sempurna akhlaknya.”
(HR. Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani). Dalam riwayat lain, Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam pernah ditanya tentang penyebab yang paling banyak orang
masuk surga. Beliau menjawab,

ِ ُ‫تَ ْق َوى هللاِ َو ُحسْنُ ْال ُخل‬


‫ق‬
“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad, dishahihkan oleh Al
Albani).

ِ ‫َما ِم ْن َش ْي ٍء َأ ْثقَ ُل فِي ْال ِمي َز‬


ٍ ُ‫ان ِم ْن ُخل‬
‫ق َح َس ٍن‬
“Tidak ada sesuatu yang paling berat dalam timbangan melebihi akhlak yang baik.” (HR.
Ahmad dan Abu Dawud).

Hadits-hadits di atas menunjukkan betapa akhlak yang baik memiliki keutamaan dan
ketinggian derajat. Sudah sepantasnya apabila kita berusaha untuk memilikinya. Tetapi perlu
diingat bahwa ukuran baik buruknya akhlak seseorang tidaklah didasari oleh selera individu
masing-masing, atau menurut adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Semuanya harus
berpedoman menurut norma Islam.
Adapun pembinaan pendidikan akhlak dalam kitab ini adalah sebagai berikut:
1) Pembinaan Budi Pekerti dan Sopan Santun
Hal terbaik lainnya yang sebaiknya dilakukan orang tua dalam mendidik anak adalah,
hendaknya mereka membimbing dan membiasakan anak kepada akhlak yang mulia.
Hendaklah mereka memotivasi anak untuk melakukan hal yang baik dan positif sebagai
kebiasaan hidup sehari-hari.5Laranglah anak memiliki akhlak tercela seperti menggunjing,
5
El-shuta, Saiful Hadi, 2015. Pintar Mendidik Anank Ala Rasulullah, Jakarta: Kalam
Berdusta, mecela, menipu, mencuri, mengambil hak orang lain, suka Pamer, sombong dan
sebagainya.Budi pekerti yang buruk Menghasilkan hati yang rusak, dan hati yang rusak
menghasilkan Kebiasaan buruk dan kebiasaan yang buruk menghasilkan perangai Yang tidak
terpuji.
2) Pembinaan Bersikap Jujur
Hal yang tak kalah penting untuk diajarkan kepada anak sejak Usia dini adalah mengajarkan
dan membiasakannya untuk berkata jujur Dan memegang teguh kejujuran. Bersikap jujur
merupakan dasar Pembinaan akhlak yang sangat penting dalam ajaran Islam. 6 Jika orang tua
ingin mengajarkan anaknya berkata jujur dan Mencintai kejujuran, maka orang tua tersebut
harus mampu Menunjukkan pola (sikap) hidup jujur dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
anaknya dapat melihat dan merasakannya langsung kejujuran orang tuanya, untuk kemudian
dapat mengukutinya (menirunya).7
3) Pembinaan Menjauhi Sifat Dengki
Bersihnya hari anak dari rasa iri atau dengki merupakan salah Satu bentuk pembinaan yang
menjadi sasaran utama orang tua terhadap Anaknya. Karena dengan hilangnya sifat dengki
yang ada dalam Jiwanya, anak akan memiliki pribadi yang luhur dan selalu mencintai
Kebaikan di tengah masyarakat.8

Muliahlm. 135
6
Hafizh., Muhammad Nur Abdul, 1997, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Bandung: Al-Bayan
hlm. 187
7
El-shuta, Saiful Hadi, 2015. Pintar Mendidik Anank Ala Rasulullah, Jakarta: Kalam
Muliahlm. 118
8
Hafizh., Muhammad Nur Abdul, 1997, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Bandung: Al-Bayan. hlm. 189

Anda mungkin juga menyukai