Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN AKHLAK

Ta’rif, Fungsi, Tujuan dan Ruang Lingkup Akhlak serta Persamaan


dan Perbedaan istilah Akhlak, Moral dan Etika

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Akhlak

Dosen Pembimbing : Drs. H. Achmad Gholib, MA

Disusun oleh :

1. Andini Maulida Rizkia (11150161000058)


2. Listianingsih (11150161000080)

Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Prodi Pendidikan Biologi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

1438 H/2016 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah memberi taufik dan hidayah,
serta kemampuan untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
dan salam disampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga
dan sahabatnya yang telah menghantarkan umat manusia kejalan yang diridhoi Allah
SWT.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Akhlak
dengan bobot 3 sks serta untuk memenuhi kebutuhan materi Pendidikan Akhlak.
Makalah ini berisi materi mengenai Ta’rif, fungsi, tujuan dan ruang lingkup Akhlak,
serta persamaan dan perbedaan dengan istilah moral, etika, susila dan budi pekerti.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada


Bapak Drs. H. Achmad Gholib. MA selaku dosen pendidikan akhlak yang telah
membimbing dalam proses pembelajaran.

Tak ada gading yang tak retak. Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
tentu kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah kita berharap dan berdoa, mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat bagi umat manusia dan mendapat berkah dari Allah
SWT. Aamiin.

Tangerang Selatan, 10 Maret 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Akhlak merupakan salah satu hal yang terpenting dalam ajaran Islam.
Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan aqidah dan
syariah. Ibarat bangunan, akhlak merupakan kesempurnaan dari bangunan
tersebut setelah fondasi dan bangunannya yang kuat. Jadi, tidak mungkin
akhlak ini akan terwujud pada diri seseorang jika dia tidak memiliki aqidah
dan syariah yang baik. Akhir-akhir ini istilah akhlak lebih didominasi istilah
karakter yang sebenarnya memiliki esensi yang sama, yakni sikap dan
perilaku seseorang.

Seiring berjalannya waktu banyak makna kata yang disama artikan


atau disamakan tingkatannya, contohnya makna antara etika, moral dan
akhlak. Serta memaknai makna tersebut tidak sepenuhnya memaknai karena
banyak anak zaman sekarang yang akhlaknya jauh dari alquran dan mengikuti
zaman, megakibatkan hubungan antara dia dengan Allah, manusia serta
alampun tidak baik.

Akhlak yang baik adalah akhlak yang merujuk kepada Al-qur’an dan
sunnahNya, dengan akhlak yang baik maka akan terciptanya karakter yang
baik dan karakter yang baik akan menciptakan kebiasaan yang baik. Maka,
dari kebiasaan itu akan muncul sikap tidak nyaman jika berbuat yang tiidak
baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ta’rif Akhlak ?
2. Apa fungsi dan tujuan Akhlak ?
3. Apa saja Ruang Lingkup Akhlak ?
4. Apa saja persamaan dan perbedaan Akhlak dengan etika, moral, susila dan
budi pekerti ?
C. Tujuan
1. Mengetahui maksud Ta’rif Akhlak.
2. Mengetahui fungsi dan tujuan Akhlak.
3. Mengetahui Ruang Lingkup Akhlak.
4. Mengetahui persamaan dan perbedaan Akhlak dengan etika, moral, susila dan
budi pekerti.
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Akhlak

Secara bahasa (etimologi) Akhlak berasal dari bahasa Arab (bentuk


dari isim mashdar = infinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan yang
berarti perangai, ta’biat, kebiasaan, dan peradaban yang baik.1

Sedangkan dalam al-Quran hanya ditemukan bentuk tunggal dari


akhlaq yaitu khuluq (QS. al-Qalam (68): 4).

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Khuluq adalah ibarat dari kelakuan manusia yang membedakan baik


dan buruk, lalu disenangi dan dipilih yang baik untuk dipraktekkan dalam
perbuatan, sedang yang buruk di benci dan dihilangkan.2

Namun ada pendapat bahwa kata akhlaqa dari bentuk infinitif ini
kurang tepat karena isim masshdar dari akhlaqa adalah iklaqan bukan
akhlaqan. Sehingga muncul pendapat baru yang menyatakan bahwa akhlak
tergolong dalam isim jamid (bentuk isim yang tidak memiliki asal kata). Jadi,
kata akhlak tidak berasal dari kata lain melainkan kata yang sudah ada.3

Ar-Raqib menyatakan “pada dasarnya, kata al-khalqu, al-khulqu dan


al-khuluqu memiliki kata yang sama, al-khulqu lebih dikhususkan untuk
bentuk yang dapat dilacak panca indra, sedangkan al-khuluqu dikhususkan
untuk kekuatan dan tabiat yang bisa ditangkap oleh mata hati.

Secara terminology salah satu dari tokoh muslim Al-Jahizh


mengatakan kata akhlaq jiwa seseorang yang selalu mewarnai setiap tindakan
dan perbuatannya tanpa adanya pertimbangan atau keinginan.

1
Achmad Gholib, 2017, Pendidikan Akhlak dalam Tatanan Masyarakat Islami, Jakarta:Berkah FC,
hlm.,1
2
Marzuki, Konsep Akhlak Islami, diambil dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/
(diakses pada tanggal 11 Maret 2017 pukul 04.46 WIB)
3
Achmad Gholib, 2017, Pendidikan Akhlak dalam Tatanan Masyarakat Islami, Jakarta:Berkah FC,
hlm.,1-3
Jadi, kata akhlaq menurut istilah dapat dikategorikan menjadi 5 ciri
perbuatan akhlak :

1. Perbuatan yang sudah tertanam kuat dalam jiwa seseorang


sehingga telah menjadi kepribadian.
2. Perbuatan yang dilakukan dengan spontan tanpa memerluka
pemikiran.
3. Timbul dari diri seseorang tanpa ada paksaan dan tekanan dari
luar.
4. Perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh bukan karena
sandiwara.
5. Perbuatan atas dasar karena Allah SWT atau ikhlas semata-mata
karena Allah SWT.

Jadi, banyak pandangan mengenai etimologi akhlak. Tetapi yang harus


kita ketahui bahwa akhlak adalah tingkah laku, meskipun tidak disebutkan
secara eksplisit, selain bentuk tunggalnya khuluq.

Akhlak merujuk pada alqur’an dan hadist, bukan akal pikiran atau
pandangan masyarakat. Melalui kedua sumber ajaran Islam itulah dapat
dipahami bahwa sifat-sifat sabar, tawakkal, syukur, pemaaf, dan pemurah
termasuk sifat-sifat yang baik dan mulia. Sebaliknya, dipahami juga bahwa
sifat-sifat syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat
tercela. Jika kedua sumber itu tidak menegaskan mengenai nilai dari sifat-sifat
tersebut, akal manusia mungkin akan memberikan penilaian yang berbeda-
beda.
Dalam konsep akhlak segala sesuatu dinilai baik buruknya. Al-qur’an
dan hadist sebagai pedoman hidup umat islam yang menjelaskan baik
buruknya suatu perbuatan. Akhlak merupakan perpaduaan antara hasil proses
latihan dengan kemauan keras seseorang misalnya sifat dermawan, adil dan
lainnya.

B. Tujuan Akhlak
Akhlak memang disebut juga naluri manusia namun akhlak juga bisa
dipelajari bahkan bisa dididik agar seseorang mempunyai akhlak yang baik.
Karena bagaimanapun manusia layaknya kertas putih tanpa coretan.
Adapun tujuan pendidikan akhlak secara umum yang dikemukakan
oleh para pakar pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1. Menurut Ahmad Amin yang dikutip oleh Abudin Nata dalam
bukunya Akhlak tasawuf : Tujuan memperlajari ilmu akhlak dan
permasalahannya menyebabkan kita dapat menetapkan sebagian
perbuatan lainnya, sebagian yang baik dan sebagian perbuatan
lainnya sebagian yang buruk bersikap adil termasuk baik,
sedangkan perbuatan dzalim termasuk perbuatan buruk, membayar
hutang kepada pemiliknya termasuk perbuatan baik, sedangkan
mengingkari hutang termasuk perbuatan buruk. (Abudin Nata,
Akhlak Tasawuf, 2006:13)
2. Menurut M. Athiyah al Abrasyi : Tujuan pendidikan budi pekerti
adalah membentuk manusia yang berakhlak (baik laki-laki maupun
perempuan) agar mempunyai kehendak yang kuat, erbuatan-
perbuatan yang baik, meresepkan fadhilah (kedalam jiwa) dengan
merespkan cinta kepada fadhilah (jiwanya) dengan perassaan cinta
kepada fadhilah dan menjauhi kekejian (dengan keyakinan bahwa
perbuatan itu benar-benar keji). (M. Athiyah Al Abrasy, Dasar-
dasar pokok pendidikan Islam, 1987 :103).
3. Menurut Hery Noer Aly : Berusaha mendidik individu mukmin
agar tunduk, bertaqwa dan beribadah dengan baik kepada Allah
sehingga memperoleh kebahagiaan di dunia dan diakhirat. (Hery
Noer Aly, Watak Pendidikan Islam, 2008 III:142) .4

Inti dari tujuan pendidikan akhlak adalah untuk menciptakan manusia


sebagai makhluk yang tertinggi dan sempurna yang memiliki tingkah laku
baik dengan menciptakan suasana baik dengan hubunggan kesesama, Allah
dana lam serta pada diri sendiri.

C. Fungsi Akhlak
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan pada tiga hubungan
yang mengharuskannya untuk berbuat sesuatu. Yaitu hubungan manusia
dengan Allah SWT ( ibadah ), hubungan manusia dengan sesama manusia (
muamalah dan uqubat ) dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri (
akhlak, makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain ). Ketiga hubungan tadi
mengharuskan kita untuk menentukan sikap yang harus diambil sesuai dengan
pemikirannya.
Jadi fungsi akhlak :

4
Achmad Gholib, Op.,Cit hlm. 6
1. Akhlak merupakan pemenuhan terhadap perintah Allah atau
menjauhi larangan-Nya, bukan karena akhlak ini membawa
manfaat atau madlarat dalam kehidupan.5
2. Sebagai pembimbing manusia untuk bertingkah laku, karena
sebagai tolak ukur baik buruknya seseorang dan suri tauladan yang
baik adalah Rasulullah SAW.
3. Menajuhi keburukan dan berupaya untuk mengejar kebaikan.6

D. Ruang Lingkup Akhlak


Dalam perkembangan selanjutnya akhlak tumbuh menjadi suatu ilmu
yang berdiri sendiri, yaitu ilmu yang memiliki lingkup pokok bahasan, tujuan,
rujukan, aliran dan para tokoh yang mengembangkannya. Kesemua aspek
yang terkandung dalam akhlak ini kemudian membentuk satu kesatuan yang
saling berhubungan dan membentuk suatu ilmu7.
Akhlak dalam agama tidak dapat disamakan dengan etika. Etika
dibatasi oleh sopan santun pada lingkungan sosial tertentu dan hal ni belum
tentu terjadi pada lingkungan masyarakat yang lain. Etika juga hanya
menyangkut perilaku hubungan lahiriah. Misalnya, etika berbicara antara
orang pesisir, orang pegunungan dan orang keraton akan berbeda, dan
sebagainya. Akhlak mempunyai makna yang lebih luas, karena akhlak tidak
hanya bersangkutan dengan lahiriah akan tetapi juga berkaitan dengan sikap
batin maupun pikiran. Akhlak menyangkut berbagai aspek diantaranya adalah
hubungan manusia terhadap Allah dan hubungan manusia dengan sesama
makhluk ( manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda-benda bernyawa dan
tidak bernyawa )8.
Berikut upaya pemaparan sekilas tentang ruang lingkup akhlak adalah:
1. Akhlak terhadap Allah
Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran
bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Adapun perilaku yang
dikerjakan adalah:
a) Bersyukur Kepada Allah

5
Geby Saputra, Akhlak dalam pandangan Islam, diambil dari
http://hati.unit.itb.ac.id/2012/02/29/325/ (diakses pada tanggal 12 Maret 2017, pukul 05/56 WIB)

6
Yusuf al-uqshari, Menuju Puncak Prestasi Tanpa Batas, Jakarta:Gema Insani Press,2006, hal., 58
7
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. 7.
8
Achmad Gholib, Pendidikan Akhlak, Berkah FC, Ciputat, 2017, hal. 7.
Manusia diperintahkan untuk memuji dan bersyukur kepada
Allah karena orang yang bersyukur akan mendapat tambahan
nikmat sedangkan orang yang ingkar akan mendapat siksa.
b) Meyakini kesempurnaan Allah
Meyakini bahwa Allah mempunyai sifat kesempurnaan. Setiap
yang dilakukan adalah suatu yang baik dan terpuji.
c) Taat terhadap perintah-Nya
d) Tugas manusia di muka bumi ini adalah untuk beribadah
karena itu taat terhadap aturan-Nya merupakan bagian dari
perbuatan baik.
2. Akhlak terhadap sesama Manusia
Banyak sekali rincian tentang perlakuan terhadap sesama manusia.
Petunjuk mengenai hal itu tidak hanya berbentuk larangan
melakukan hal-hal yang negatif seperti membunuh, menyakiti
badan, atau mengambil harta dan tanpa alas an yang benar,
melainkan juga menyakiti hati dangan jalan menceritakan aib
sesama. Di sisi lain, manusia juga didudukan secara wajar. Karena
nabi dinyatakan sebagai manusia seperti manusia lain, namun
dinyatakan pula beliau adalah Rasul yang memperoleh wahyu
Illahi. Atas dasar itu beliau memperoleh penghormatan melebihi
manusia lainnya.
3. Akhlak terhadap lingkungan
Yang dimaksud lingkungan disini adalah segala sesuatu yang
berada disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan
maupun benda-benda tak bernyawa. Dasar yang digunakan sebagai
pedoman akhlak akhlak terhadap lingkungan adalah tugas
kekalifahannya di bumi yang mengandung arti pengayoman,
pemeliharaan serta pembimbingan agar setiap makhluk mencapai
tujuan pencitraannya9.

Menurut Rohison Anwar dalam Buku Akhlak tasawuf, mengenai


ruang lingkup akhlak, Abdullah Darraz dalam buku Dustur al-Akhlaq fi Al-
Quran, membagi ruang lingkup akhlak atas lima bagian:
1) Akhlak Pribadi
a) yang diperintahkan (al-awamir)
b) yang dilarang ( al-nawahi)
c) yang diperbolehkan ( al-mubahat), dan
d) akhlak dalam keadaan darurat (al-mukhalafah bi al-idhthirar).
9
Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, Mizan, Bandung, 2000, hal. 261-270.
2) Akhlak berkeluarga
a) kewajiban orang tua dan anak (wajibat nahwa ushul wa al-furu)
b) kewajiban suami & isteri ( wajibat baina al-azwaj)
c) kewajiban terhadap karib dekat (wajibat nahwa al-aqarib).

3) Akhlak bermasyarakat,
a) yang dilarang (al-makhdzurat)
b) yang diperintahkan (al-awamir), dan
c) kaidah-kaidah adab (qawa’id al-adab).

4) Akhlak bernegara
a) hubungan antara pemimpin dan rakyat (al-‘alaqah baina al-rais wa al-
sya’b)
b) hubungan luar negeri (al-alaqah al-kharijiyyah).

5) Akhlak beragama;
a) kewajiban terhadap Allah SWT
b) kewajiban terhadap Rasul10

D. Perbedaan dan Persamaan Akhlak, Etika dan Moral


Sebelum dibahas perbedaan antara akhlak, etika, dan moral akan
dijelaskan apa itu etika dan moral sebagai berikut :
Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam
bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang
rumput, kandang, habitat; kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, sikap, cara
berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah: adat kebiasaan. Dari
arti terakhir inilah yang menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah
“etika” yang oleh filsuf yunani besar Artistoteles (322-384 SM) sudah dipakai
oleh menunjukan filsafat moral. Jadi, jika kita membatasi diri pada asal-usul
kata ini, maka “etika” berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan. Dengan memakai istilah modern, dapat dikatakun juga
bahwa etika membahas “konfensi-konfensi sosial” yang ditentukan dalam
masyarakat.

10
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia, Bandung, 2010, hal.34-35.
Definisi tentang etika dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis definisi,
yaitu:
1. Etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan
tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
2. Etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik
buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama.
3. Etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normative dan
evaluative yang hanya memberikan nilai baik dan buruknya11

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Etika adalah ilmu


tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Nilai mengenai
yang benar dan salah yang dianut masyarakat.
Etika terbagi atas dua yaitu: (1) Etika umum ialah etika yang membahas
tentang kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia itu secara etis, etika inilah
yang dijadikan dasar dan pegangan manusia untuk bertindak dan digunakan
sebagai tolak ukur penilaian baik atau buruknya suatu tindakan. (2) Etika
khusus ialah penerapan moral dasar dalam bidang pendidikan yang khusus
misalnya olahraga, bisnis, atau profesi tertentu. Dari sinilah aka nada etika
bisnis dan etika profesi (K. Bertens, 2005 : 3)
Macam-macam Etika :
Ada dua macam etika yang harus dipahami bersama dalam menentukan
baik dan buruknya prilaku manusia :
1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis
dan rasional sikap dan rilaku manusia dan aoa yang dikejar oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
Deskriptif ini memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap
dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam
hidup ini sebagai sesuatu yang berniali. Etika normative memberi
penilaian sekaligus memberi norma sebgai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.

Etika yang menjadi ukuran baik dan buruk adalah berdasarkan


penilaian akal semata-mata. Sehingga yang menjadi ukuran untuk menilai
baik buruknya tindakan seseorang itu, akan dinilai oleh akal manusia dengan
melihat tujuan suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Jika tujuan
11
Achmad Gholib, Op.,Cit hlm. 10.
dari tindakannya didasarkan pada nafsu dan untuk kepentingan diri sendiri
tanpa memperhatikan kepentingan orang lain, atau dengan perbuatannya
akan merugikan orang lain, maka perbuatan itu dikatakan jelek atau buruk.
Tapi bila tindakannya untuk kepentingan umat manusia dan bermanfaat
untuk orang banyak, maka dikatakanlah perbuatannya itu sebagai perbuatan
baik12

Sedangkan moral. Menurut bahasa adalah bahasa Latin mores ( jamak


dari kara mos) yang berarti adat kebiasaan. Dalam KBBI bahwa perkataan
moral adalah penentuan baik dan buruk terhadap berbuatan dan kelakuan.
Secara istilah moral merupakan istilah yang hendak digunakan untuk
memetukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak atau perbuatan yang
secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik dan buruk. Dalam buku The
Avanced learner’s Dictiory current of English moral mengandung pengertian :
a. prinsip-prinsip yang berkenaan benar dan salah baik dan buruk. b.
kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah. c. ajaran atau
gambaran tingkah laku baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka moral dapat dipahami sebagai istilah


yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan
nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. jika dalam kehidupan
sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang
dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.

Persamaan antara Akhlak, etika dan moral adalah yang menjadi obyek
pembahasannya sama, yaitu manusia dan sebagai obyek formalnya adalah
perbuatan manusia yang kemudian ditentukan perbuatan manusia itu baik dan
buruk, benar atau salah. dari segi fungsinya sama, yaitu menentukan hukum
bahwa perbuatan yang dilakukan manusia itu baik atau buruk dan benar atau
salah, dari segi tujuannya sama-sama ingin menghendaki keadaan masyarakat
yang baik, aman, damai, teratur dan tentram sehingga sejahtera secara batiniah
maupun lahiriah.

Adapun perbedaan antara akhlak, etika dan moral adalah akhlak dalam
menentukan perbuatan manusia itu baik atau buruk dan benar atau salah yang
menjadi dasar, tolok ukur dan indikatornya adalah Al-Qur’an dan Al-Hadist,
sedang etika yang menjadi dasar, tolok ukur dam indikatornya adalah akal
atau rasio. Adapun moral yang menjadi dasar, tolok ukur dam indikatornya

12
S.Djajadihardja, Ethika, Soerongan, Jakarta, 1956, hlm.5.
adalah perbuatan manusia baik atau buruk dan benar atau salah adalah norma-
norma yang tumbuh dan berkembang serta berlangsung dalam masyarakat
(adat istiadat). Lebih lanjut dalam hal ini etika lebih bersifat filosofis dan
berada dalam daratan konsep-konsep (bersifat teoritis), sedang moral berada
dalam daratan realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang
dalam masyarakat (bersifat praktis). Etika dipakai untuk pengkajian sistem
nilai yang ada, sedangkan moral untuk perbuatan yang sedang diniali. Etika
memandang tingkah laku secara umum, tapi moral lenih bersifat lokal dan
individual. Adapun akhlak berdasar pada Al-Qur’an dan Al-Hadist bersifat
mutlak, absolute dan tidak bisa dirubah. Sementara etika dan moral berdasar
pada sesuatu dari manusia, maka bersifat terbatas dan dapat berubah sesuai
dengan tuntutan jaman13.

13
Achmad Gholib, Op.,Cit hlm.12.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Secara bahasa (etimologi) Akhlak berasal dari bahasa Arab (bentuk
dari isim mashdar = infinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan
yang berarti perangai, ta’biat, kebiasaan, dan peradaban yang baik,
secara istilah jiwa seseorang yang selalu mewarnai setiap tindakan
dan perbuatannya tanpa adanya pertimbangan atau keinginan.
2. Tujuan pendidikan akhlak :
- Menurut Ahmad Amin yang dikutip oleh Abudin Nata dalam
bukunya Akhlak tasawuf : Tujuan memperlajari ilmu akhlak dan
permasalahannya menyebabkan kita dapat menetapkan sebagian
perbuatan lainnya, sebagian yang baik dan sebagian perbuatan
lainnya sebagian yang buruk bersikap adil termasuk baik,
sedangkan perbuatan dzalim termasuk perbuatan buruk,
membayar hutang kepada pemiliknya termasuk perbuatan baik,
sedangkan mengingkari hutang termasuk perbuatan buruk.
(Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, 2006:13)
- Menurut M. Athiyah al Abrasyi : Tujuan pendidikan budi pekerti
adalah membentuk manusia yang berakhlak (baik laki-laki
maupun perempuan) agar mempunyai kehendak yang kuat,
erbuatan-perbuatan yang baik, meresepkan fadhilah (kedalam
jiwa) dengan merespkan cinta kepada fadhilah (jiwanya) dengan
perassaan cinta kepada fadhilah dan menjauhi kekejian (dengan
keyakinan bahwa perbuatan itu benar-benar keji).
- Menurut Hery Noer Aly : Berusaha mendidik individu mukmin
agar tunduk, bertaqwa dan beribadah dengan baik kepada Allah
sehingga memperoleh kebahagiaan di dunia dan diakhirat.
3. Fungsi akhlak :
- Akhlak merupakan pemenuhan terhadap perintah Allah atau
menjauhi larangan-Nya, bukan karena akhlak ini membawa
manfaat atau madlarat dalam kehidupan
- Sebagai pembimbing manusia untuk bertingkah laku, karena
sebagai tolak ukur baik buruknya seseorang dan suri tauladan
yang baik adalah Rasulullah SAW
- Menajuhi keburukan dan berupaya untuk mengejar kebaikan.
4. Ruang lingkup akhlak adalah:
a. Akhlak terhadap Allah
1) Bersyukur Kepada Allah
2) Meyakini kesempurnaan Allah
3) Taat terhadap perintah-Nya
b. Akhlak terhadap sesama Manusia
1) larangan membunuh
2) larangan menyakiti badan
3) larangan mengambil harta dan tanpa alasan yang benar
4) larangan menyakiti hati
c. Akhlak terhadap lingkungan
1) Melindungi binatang
2) tumbuh-tumbuhan, maupun
3) benda-benda tak bernyawa
5. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak
dan kewajiban moral.
6. Ada dua macam etika dalam menentukan baik dan buruknya prilaku
manusia : Etika Desktiptif dan Etika Normatif.
7. Moral adalah penentuan baik dan buruk terhadap berbuatan dan
kelakuan.
8. Persamaan antara Akhlak, etika dan moral adalah manusia sebagai
obyek pembahasannya dan sebagai obyek formalnya adalah perbuatan
manusia.
9. Adapun perbedaan antara akhlak, etika dan moral adalah tolak ukur
dan indikator akhlak berasal dari Al-Qur’an dan Al-Hadist. Etika
yang menjadi tolak ukur dam indikatornya adalah akal atau rasio.
Moral yang menjadi tolok ukur dan indikatornya adalah perbuatan
manusia baik atau buruk dan benar atau salah.

B. Saran
1. Dalam penyusunan makalah akan lebih baik lagi apabila acuan
penyusunannya adalah silabus mata kuliah sehingga penyusunan lebih
obyektif dan tepat.
2. Buku acuan yang digunakan sangat baik dan mudah dipahami.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.

Geby Saputra, Akhlak dalam pandangan Islam, diambil dari


http://hati.unit.itb.ac.id/2012/02/29/325/ (diakses pada tanggal 12 Maret 2017,
pukul 05/56 WIB)

Gholib, Achmad. 2017. Pendidikan Akhlak. Ciputat: Berkah FC.

Marzuki, Konsep Akhlak Islami, diambil dari


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/ (diakses pada tanggal 11 Maret
2017 pukul 04.46 WIB)

Nata, Abuddin. 2011. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Shihab, Quraish. 2000. Wawasan al-Qur’an. Bandung: Mizan.

S.Djajadihardja. 1956. Ethika. Jakarta: Soerongan.

Marzuki, Konsep Akhlak Islami, diambil dari


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/ (diakses pada tanggal 11 Maret
2017 pukul 04.46 WIB)

Yusuf al-uqshari, Menuju Puncak Prestasi Tanpa Batas, Jakarta:Gema Insani


Press,2006, hal., 58

Anda mungkin juga menyukai