Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASPEK PEMBINAAN AKHLAK


Disusun untuk memenuhi tugas:

MATA KULIAH: STUDI ISLAM

DOSEN PENGAMPU: ENDRA KASNIA LAILA YUDA S.Ag.,M.Si.

OLEH:

1. Muhammad Rafi Chaerul (11220860000132)


2. Nico Dimitri Wirakusuma (11220860000054)
3. Melani Putri Ardita (11220860000122)

KELAS C

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2022/2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji bagi Allah,penyusun mengucapkan puji dan syukur kehadirat
illahi robbi karna berkat rahmat dan karunia-nya penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ASPEK PEMBINAAN AKHLAK”ini.

Makalah ini dibuat mengetahui bagaimana islam dalam membentuk masyarakat


selain itu,untuk mengetahui bagaimana strategi islam membangun masyarakat.

Kami ucapkan terima kasih kepada bu ENDRA KASNI LAILA YUDA S.Ag.,
M.Si yang telah membimbing kami dalam proses pembuatan makalah ini dan juga
kepada sesama rekan kelompok kami yang kami banggakan.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sebagaipengetahuan sebagai aspek


kemasyarakatan.

Jakarta, 16 Oktober 2022

Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB 1 ................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................ 5
BAB II................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
B. Perhatian Islam dalam Pembinaan Akhlak ............................................................. 6
C. Karakteristik Akhlak ............................................................................................... 7
D. Hubungan Tasawuff Dengan Akhlak ...................................................................... 9
E. Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Sehari-hari ................................................ 10
BAB III ............................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................ 13
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 13

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sejarah agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang dicapai oleh syariat


agama hanya dapat dicapai melalui akhlak yang baik.Keyakinan berupa
mengetahui keesaan Tuhan, ibadah sebagai formalitas belaka, muamalah
yang hanya menjadi aturan dalam kitab, semuanya ini tidak menjamin
tercapainya kebahagiaan ini. Munculnya kesadaran moral dan kedudukan
manusia di hadapan-Nya merupakan landasan yang menentukan pola
kehidupan manusia. Moralitas atau akhlak atau akhlak adalah pola-pola
perbuatan yang didasarkan pada nilai kebaikan yang mutlak. Kehidupan
moral dan setiap tindakan moral adalah respons yang benar terhadap
kesadaran moral, sebaliknya, kehidupan yang tidak bermoral dan setiap
pelanggaran moralitas bertentangan dengan kesadaran ini. Kesadaran
moral adalah kesadaran diri seseorang di mana orang melihat atau merasa
bahwa mereka berbuat baik dan buruk. Di sana seseorang dapat
membedakan antara legal dan ilegal, benar dan salah dan tidak, meskipun
ia dapat melakukannya. Ini adalah hal khusus manusia. Di dunia binatang
tidak ada baik dan buruk dan tidak ada yang tidak pantas, karena hanya
manusia yang memahami dirinya sendiri, hanya manusia sebagai subjek
yang memahami tindakannya sebelum, selama dan setelah bekerja.
Sehingga ia dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya sebagai subjek
yang mengalami perbuatannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan akhlak?


2. Bagaimana perhatian islam terhadap pembinaan akhlak?
3. Apa perbedaan dan persamaan dari akhlak moral,etika,budi
pekerti,adat istiadat?
4. Apa strategi islam dalam pembinaan akhlak?
5. Bagaimana menerapkan akhlak dalam kehidupan sehari-hari?

4
C. Tujuan

1. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan akhlak,


2. Dapat mengetahui perhatian islam terhadap pembinaan akhlak,
3. Dapat mengetahui perbedaan dan persamaan dari akhlak
moral,etika,budi pekerti,adat istiadat,
4. Dapat mengetahui strategi islam dalam pembinaan akhlak.
5. Dapat menerapkan akhlak dalam kehidupan sehari-hari

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Ahklak
1. Pengertian Akhlak

Akhlak memiliki akar kata yang sama dengan khaliq yaitu


“khalaqa”yang berarti akhlak merupakan perantara yang saling
mengikat komunikasi antara khaliq (pencipta) dan maklauk (yang
diciptakan),yang kemudian disebut hablum minallah (vertikal) dan
hablum minanna (horizontal). Sementara itu, sebagian ulama yaitu
Ibnu Maskawih mendefinisikan akhlak menurut terminologi,
akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong melakukan
perbuatan tanpa berfikir terlebih dahulu.(Ibn Maskawih:25).
Demikian pula yang dijelaskan oleh Al-Ghazali bahwa Akhlak
adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang darinya timbul
perbuatan-perbuatan yang dengan mudah dilakukan tanpa harus
dipikirkan terlebih dahulu. begitupun dengan pendapat dari Ahmad
Amin yang berpendapat bahwa akhlak adalah perbuatan
kebiasaan.jika perbuatan itu sudah dilakukan berulang-ulang
sehingga mudah untuk melakukannya.

Dengan demikian, jelas bahwa akhlak adalah kekuatan jiwa,yang


bertindak secara sederhana dan spontan,dan tanpa berfikir.jika
perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka
perbuatan disebut akhlak al-karimah.sebaliknya, jika perbuatan
spontan itu buruk,maka disebut akhlak al-mazmumah.
1

B. Perhatian Islam dalam Pembinaan Akhlak


Kebaikan dalam akhlak yang bersumber dari wahyu begitu sempurna
dengan dijadikannya Nabi Muhammad SAW sebagai penutannya Nabi
Muhammad SAW menegaskan bahwa sesungguhnya “Aku diutus
hanya untuk menyempurnakan akhlak (budi pekerti)”,yang telah
rusak,menandakan bahwa orang –orang yang hidup sebelum

1
Nurhasanah Bakhtiar Marwan,Metodologi Islam,Cahaya Firdaus;Panam-Pekanbaru,2016,h.83.

6
kedatangan rasulullah bukan tidak berakhlak sama sekali melainkan
akhlaknya sudah dirusak oleh adat kebiasaan atau tradisi kaum jahiliah
karena mereka tidak berpedoman pada wahyu allah.mereka seperti
orang buta yang meraba-raba ditengah kegelapan malam, dimana tidak
ada cahaya dan sinar penerang. Kedatangan Nabi Muhammad
bagaikan bulan purnama atau matahari yang menyinari seluruh alam
semesta Sumber ajaran akhlak yang diberikan Nabi tidak lain adalah
Al-Quran. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat bahwa ketika istri
Nabi Aisyah ditanya tentang akhlak Nabi dia menjawab: "Akhlak Nabi
miliknya adalah Al-Quran”. Artinya semua akhlak Rasulullah adalah
semua nilai-nilai kebaikan yang terkandung dalam Al-
Quran.sedangkan Sedangkan Rasulullah sendiri merupakan model atau
percontohan tehadap nilai-nilai luhur dimaksud. Dengan kata lain,
perilaku nabi adalah pembentukan nilai-nilai Alquran. Penjelasan di
atas memberikan pemahaman bahwa konsep moralitas lebih tinggi dari
konsep-konsep lain yang digunakan dalam konsep perilaku atau tabiat
atau budi pekerti. Akhlak berasal dari ruh, sedangkan ruh adalah pusat
kendali kehidupan manusia, yang mampu menerima wahyu dan
petunjuk dari Allah SWT. Selain itu, munculnya moralitas merupakan
reaksi spontan tanpa perencanaan sebelumnyasehingga moralitas
mewakili sifat sejati jiwa, sementara konsep moralitas, etika, adat
istiadat dan moralitas berasal dari perbatasan yang berbeda dan orang.
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa akhlak pada hakikatnya (kondisi
hati) bisa baik atau bisa buruk yang tercermin jika hatinya baik,maka
akhlak baik yang akan tercermin, sebaliknya bila hati kotor tercermin
juga akhlak yang tidak baik.2

C. Karakteristik Akhlak
Islam memiliki beberapa karakteristik mengenai akhlak yaitu:
1. Al-qur‟an dan Hadits sebagai sumbernya
Jika etika menjadikan akal sebagai sumbernya dan moral
menjadikan adat istiadat sebagai sumbernya,maka akhlak dalam
islam menjadikan al-quran dan hadits sebagai sumbernya.Al quran
adalah firman Allah SWT yang kebenarannya bersifat
mutlak,bahkan tidak ada satu kata yang kebenarannya diragukan

2
Nurhasanah Bakhtiar Marwan,Metodologi Islam,Cahaya Firdaus;Panam-Pekanbaru,2016,h.85-
86.

7
Demikian hadis Rasullah juga merupakan sumber hukum Islam
yang kedua. Dengan demikian kebenaran aturan akhlak bersifat
mutlak.tetapi bukan berarti dalam dalam melaksanakan akhlak akal
tidak diperlukan, bahkan peran akal sangat penting untuk
membedakan antara yang baik dan yang jahat.namun, bimbingan
wahyu dibutuhkan agar dapat menemukan kebenaran yang
sesungguhnya.

2. Bersifat Umum dan Universal


Ajaran akhlak yang terkandung dalam Al-qur‟an bersifat umum
dan universal,yang artinya berlaku dimana-mana dan mengikuti
yang terkini.sebab,aturan yang berlaku Sebab, aturan yang berlaku
saat ini bersifat umum dan mendasar, termasuk yang menyangkut
keadilan, amal, melarang perbuatan jahat, kejahatan dan
permusuhan. (Q.S al-Nahl: 90), menyerukan untuk pemenuhan
janji dan pembagian yang benar dari harta anak yatim (Q.S Al-
Isra': 3). Dilarang pula saling mencela dengan saling memberi
gelar jelek (Q.S al-Hujarat), Demikian pula larangan sombong
dan sombong (Q.S Luqman: 18-19).

3. Bersifat Menyeluruh
Akhlak dalam islam berlaku untuk semua aspek kehidupan seorang
muslim,termasuk akhlak terhadap Allah, Rasul, sesama manusia
dan lingkungan.

4. Konsisten Dalam Cara dan Tujuan


Ada kesinambungan antara satu ajaran dengan ajaran lainnya. Jika
hal itu baik, ayat-ayat selanjutnya mengatakan itu baik. Dan
sebaliknya, jika sesuatu dikatakan buruk, itu tetap buruk.

5. Berpangkal pada Iman dan Taqwa Terhadap Allah SWT


seorang muslim dalam melaksanakan akhlak sesuai atas iman serta
taqwa pada Allah SWT. Iman yang kuat akan melahirkan akhlak
yang mulia. Kebobrokan akhlak yang terjadi adalah pertanda
kerapuhan iman

6. Akhlak Mulia Menjanjikan Balasan dari Allah SWT


sebab akhlak mulia dilandasi menggunakan keiman kepada Allah,
maka seluruh yang dilakukan akan mendapatkan balasan berasal

8
Allah. Kebaikan yang ditanam, akan membentuk kebaikan di sisi
Allah SWT.

7. Sesuai Dengan Fitrah yang Bersih


Akhlak yang terdapat dalam aturan-aturan Islam pada dasarkan
sesuai dengan fitrah manusia. Kecenderungan fitrah manusia untuk
mencari kebenaran memperkukuh aturan akhlak yang mengajarkan
kebaikan dan melarang keburukan.3

D. Hubungan Tasawuff Dengan Akhlak

Taswuf merupakan proses pendekatan diri pada tuhan (Allah)


menggunakan cara mensucikan hati. Hati yang suci bukan hanya dapat
dekat dengan tuhan malah dapat melihat yang kuasa (al-ma‟rifah).
dalam tasawuf disebutkan bahwa Allah yang Maha suci tidak bisa
didekati kecuali oleh hati yang suci. seperti yang sudah dijelaskan
bahwa akhlak merupakan ilustrasi hati (al-qalb) yang berasal padanya
muncul perbuatan-perbuatan. Bila hatinya suci serta bersih, maka yang
akan keluar merupakan perbuatanperbuatan yang baik (akhlak
mahmudah). sebaliknya Bila hatinya kotor serta penuh dosa, maka
yang akan ada merupakan perbuatan-perbuatan yang jelek (akhlak
mazmumah). Bila ilmu akhlak mengungkapkan mana nilai yang baik
serta mana yang jelek dan bagaimana mengubah akhlak jelek agar
menjadi baik secara zahiriyah, maka ilmu tasawuf menunjukan
bagaimana cara mensucikan hati (tasfiat al-qalb), supaya sesudah
hatinya bersih serta suci maka akan muncul prilaku serta akhlak yang
baik. perbaikan akhlak harus diawali menggunakan penyucian hati.

Bagaimana mensucikan hati pada taswuf? Berdasarkan pendapat para


sufi terdapat beberapa hal yang harus dilakukan:

a. ijtinab al-manhiyyat (menjauhi larangan tuhan),


b. terdapat‟ al-wajibat ( melaksanakan kewajiban),

3
Nurhasanah Bakhtiar Marwan,Metodologi Islam,Cahaya Firdaus;Panam-Pekanbaru,2016,h.87-
89.

9
c. terdapat‟ al-nafilat (melakukan hal hal yang sunat) serta
d. riyadhah (latihan spritual seperti yang diajarkan Rasul).

Kemaksiatan bisa menyebabkan hati menjadi kotor, kelam serta


berkarat sebagai akibatnya hati mejadi tidak berfungsi malah mati.
Pendapat para sufi, keadaan hati itu terdapat 3 macam:
a. hati yang mati yaitu hati orang kafir,
b. hati yang hidup yaitu hati orang beriman dan
c. hati orang yang kadang-kadang hidup serta kadang mati yaitu hati
orangorang fasiq serta munafiq.

Orang yang berakhlak mulia merupakan gambaran orang yang benar -


benar beriman pada Allah SWT. Akhlak ialah gambaran iman. sebab
akhlak bersumber dari hati, maka untuk membentuk akhlak yang baik,
terlebih dahulu hati harus dibersihkan. orang yang baik akhlaknya
menurut para sufi antara lain: mempunyai budaya malu, tidak
menyakiti orang lain, banyak kebaikannya, benar serta amanah dalam
ucapannya, tidak banyak bicara akan tetapi banyak bekerja, penyabar,
hatinya selalu bersama Allah, damai, senang berterima kasih, ridha
terhadap ketentuan tuhan, bijaksana, hati-hati dalam bertindak,
disenangi teman dan lawan, tidak pendendam, tidak suka mengadu
domba, sedikit makan serta tidur, tidak pelit serta hasad, cinta karena
Allah serta benci karena Allah. dengan demikian jelaslah bahwa
kondisi hati serta tingkat keimanan sangat menggambarkan cerminan
akhlak seseorang.4

E. Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Akhlak kepada Allah SWT


a. Beribadah pada menjadi bukti ketundukan serta kepatuhan
kepda-Nya.
b. Al- Hubb, menyayangi Allah melebihi cinta pada apapun

4
Nurhasanah Bakhtiar Marwan,Metodologi Islam,Cahaya Firdaus;Panam-Pekanbaru,2016,h.89-
90.

10
c. Berzikir, yaitu selalu mengingat Allah pada seluruh kondisi
dan situasi, baik diucapkan menggunakan lisan atau pada
dalam hati.
d. Berdo„a pada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah.
Do„a adalah inti ibadah serta ialah mengakuan akan
keterbatasan serta ketidakmampuan manusia.
e. Bertaubat, perilaku menyesali perbuatan jelek yang pernah
dilakukan.
f. Tawakkal kepada Allah, berserah diri sepenuhnya pada Allah
sehabis melakukan usahan secara maksimal .
g. Tawadhu„ kepada Allah, merasa rendah hati di hadapan Allah.
Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah
yang Maha Kuasa.
h. Bersyukur, berterimakasih kepada Allah atas segala nikmat
yang diberikannya menggunakan cara memanfaatkan nikmat
tersebut di jalan Allah dan meningkatkan ibadah kepada-Nya.
i. Ridha dan ikhlas terhadap segala keputusan Allah,
menjauhkan diri dari riya„.

2. Akhlak kepada Rasulullah


a. mencintai Rasulullah secara tulus serta mengikuti seluruh
sunnahnya
b. menjadikan Rasulullah menjadi idola, suri teladan didalam
kehidupan
c. Melakukan apa yang disuruhnya serta meninggalkan apa yang
dilarangnya.

3. Akhlak kepada Ibu dan Bapak


a. menyayangi serta mencintai ibu bapak
b. Bertutur kata sopan serta lemah lembut
c. Mentaati segala perintahnya selama tidak bertentangan dengan
ajaran agama.
d. Menyantuni mereka Jika sudah tua
e. Mendoakan keduanya, baik saat masih hidup apalagi sesudah
meninggal dunia.
f. Meneruskan silaturrahmi dengan kerabat ibu bapak.

4. Akhlak kepada Sesama Manusia

11
a. Saling hormat menghormati serta bersikap sopan santun
b. Saling Bantu menbantu
c. Saling nasehat menasehati
d. suka memaafkan
jika semua itu terwujud, maka akan tercipta suatu masyarakat yang
aman serta makmur

5. Akhlak kepada Diri-Sendiri


a. Menjaga kesucian diri serta tidak menzalimi diri sendiri
b. Menjaga kesehatan diri
c. Memperhatikan hak-hak diri baik secara fisik juga psikis
d. sabar dan pengendalian diri.

6. Akhlak terhadap Lingkungan


a. Memakmurkan bumi serta mengelola sumber daya alam
(Hud,11:16).
b. tidak membuat kerusakan di muka bumi (Alqashas, 28: 77).5
6

5
Dina Finiel”Akhtualisasi Akhlak Dalam Kehidupan Sehari-hari,”
https://www.kompasiana.com/bintangdewi/5fc7b832d541df740a13c962/aktualisasi-akhlak-
dalam-kehidupan-sehari-hari”, Diakses 5 Desember 2022.
6
Nurhasanah Bakhtiar Marwan,Metodologi Islam,Cahaya Firdaus;Panam-Pekanbaru,2016,h.90-
92.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan demikian, jelas bahwa akhlak adalah kekuatan jiwa,yang


bertindak secara sederhana dan spontan,dan tanpa berfikir.jika perbuatan
spontan itu baik menurut akal dan agama, maka perbuatan disebut akhlak
al-karimah.sebaliknya, jika perbuatan spontan itu buruk,maka disebut
akhlak al-mazmumah.

Kebaikan dalam akhlak yang bersumber dari wahyu begitu sempurna


dengan dijadikannya Nabi Muhammad SAW sebagai penutannya Nabi
Muhammad SAW menegaskan bahwa sesungguhnya “Aku diutus hanya
untuk menyempurnakan akhlak (budi pekerti)”,yang telah
rusak,menandakan bahwa orang –orang yang hidup sebelum kedatangan
rasulullah bukan tidak berakhlak sama sekali melainkan akhlaknya sudah
dirusak oleh adat kebiasaan atau tradisi kaum jahiliah karena mereka tidak
berpedoman pada wahyu allah.mereka seperti orang buta yang meraba-
raba ditengah kegelapan malam, dimana tidak ada cahaya dan sinar
penerang.

13
Al-qur‟an dan Hadits sebagai sumbernya Jika etika menjadikan akal
sebagai sumbernya dan moral menjadikan adat istiadat sebagai
sumbernya,maka akhlak dalam islam menjadikan al-quran dan hadits
sebagai sumbernya.Al quran adalah firman Allah SWT yang kebenarannya
bersifat mutlak,bahkan tidak ada satu kata yang kebenarannya diragukan
Demikian hadis Rasullah juga merupakan sumber hukum Islam yang
kedua.
Bila ilmu akhlak mengungkapkan mana nilai yang baik serta mana yang
jelek dan bagaimana mengubah akhlak jelek agar menjadi baik secara
zahiriyah, maka ilmu tasawuf menunjukan bagaimana cara mensucikan
hati (tasfiat al-qalb), supaya sesudah hatinya bersih serta suci maka akan
muncul prilaku serta akhlak yang baik.orang yang baik akhlaknya menurut
para sufi antara lain: mempunyai budaya malu, tidak menyakiti orang lain,
banyak kebaikannya, benar serta amanah dalam ucapannya, tidak banyak
bicara akan tetapi banyak bekerja, penyabar, hatinya selalu bersama Allah,
damai, senang berterima kasih, ridha terhadap ketentuan tuhan, bijaksana,
hati-hati dalam bertindak, disenangi teman dan lawan, tidak pendendam,
tidak suka mengadu domba, sedikit makan serta tidur, tidak pelit serta
hasad, cinta karena Allah serta benci karena Allah.

Akhlak kepada Rasulullah mencintai Rasulullah secara tulus serta


mengikuti seluruh sunnahnya,menjadikan Rasulullah menjadi idola, suri
teladan didalam kehidupan,Melakukan apa yang disuruhnya serta
meninggalkan apa yang dilarangnya.Akhlak kepada Ibu dan Bapak,
menyayangi serta mencintai ibu bapak,Bertutur kata sopan serta lemah
lembut ,Mentaati segala perintahnya selama tidak bertentangan dengan
ajaran agama.Akhlak kepada Sesama Manusia,Saling hormat menghormati
serta bersikap sopan santun,Saling Bantu menbantu,Saling nasehat
menasehati,suka memaafkan jika semua itu terwujud, maka akan tercipta
suatu masyarakat yang aman serta makmur Akhlak kepada Diri-Sendiri,
Menjaga kesucian diri serta tidak menzalimi diri sendiri b. Menjaga
kesehatan diri, Memperhatikan hak-hak diri baik secara fisik juga psikis,
sabar dan pengendalian diri.

14
DAFTAR PUSAKA

Bakhtiar,N.(2016).Metodologi Studi Islam Global.Kediri Press.

Finiel.D.From.14 Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/bintangdewi/5fc7b832d541df740a13
c962/aktualisasi-akhlak-dalam-kehidupan-sehari-hari

Hanan.S.(2017). Pembinaan Akhlak Mulia Melalui Keteladanan dan


Pembiasaan.Ta‟lim Vol. 15 No. 1

Saskia.N,Dkk.Strategi Pembinaan Akhlak Siswa di Madrasah Tsanawiyah


Negeri”,V.1

15

Anda mungkin juga menyukai