Tentang:
Disusun oleh:
Intan Tridinta
212210617
Dosen Pembimbing:
FAKULTAS GIZI
1443 H / 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karana atas limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya lah penulis bisa menyelesaikan penyusunan makalah
mata kuliah Pendidikan Agama yang berjudul “Aktualisasi Akhlak Dalam
Kehidupan”.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Yondri Mulyadi, S. HI,
MA selaku pembimbing mata kuliah “pendidikan agama” yang telah memberikan
arahan kepada penyusun.
Makalah ini belum sesempurna yang diharapkan maka dari itu penulis mohon
kritik dan saran pada semua pihak agar membantu menyempurnakan makalah ini
jauh lebih baik dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Pengertian .........................................................................2
B. Macam-macam akhlak ......................................................4
C. Akhlak rasulullah ..............................................................4
D. Ukhuwah Islamiah ............................................................6
A. Kesimpulan .......................................................................10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era yang sudah maju ini perubahan moral dan akhlak memang sangat
tergantung dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, kebiasaan dan dari
pergaulan kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang tidak mengaktualisasikan
akhlak yang diajarkan islam yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an dalam
kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang menilai akhlak hanya dilakukan pada
orang yang sudah tua atau memberi hormat kepada orang yang sudah tua,
padahal akhlak merupakan perilaku yang mencerminkan diri kita dan Nabi
Muhammad Saw pun menjadi suri tauladan yang baik bagi kaum muslimin
karena akhlak ul karimah.
Islam menuntun untuk kita sebagai seorang muslim untuk merubah akhlak
yang buruk menjadi akhlak yang baik. Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan
bagaimana menjadi orang yang berakhlak yang baik. Apa saja yang menjadi
factor penentu orang memiliki akhlak yang baik. Akhlak tidak menjadi
pelajaran yang harus kita pelajari melainkan juga harus kita aktualisasikan
dalam kehidupan kita agar menjadi pribadi yang berakhlak baik.
B. Rumusan Masalah
3. Akhlak rasulullah
4. Ukhuwah Islamiah
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Pengertian akhlak
Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat. Sedangkan secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat
seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut
benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatanperbuatan
dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi.
1. Ibnu Maskawaih, mengatakan bahwa akhlak adalah suatu keadaan bagi jiwa
yang mendorong untuk melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa
melalui pikiran dan pertimbangan. Keadaan ini terbagi menjadi dua: ada yang
berasal dari tabiat aslinya, adapula yang diperoleh dari kebiasaan yang
berulang-ulang.
3. Abdul Karim Zaidan mengatakan bahwa akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-
sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya
seseorang dapat menilai perbuatan baik atau buruk, untuk kemudian memilih
melakukan atau meninggalkannya.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam diri manusia, sehingga akhlak tersebut akan muncul dengan
2
sendirinya, tanpa adanya pemikiran atau pertimbangan terlebih dulu, serta atas
kemauan sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain.
1. Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang
sehingga menjadi kepribadian.
3. Akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa adanya paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak
adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan, dan keputusan
yang bersangkutan.
2. Pengertian Moral
MORAL Kata moral berasal dari kata latin yaitu kata mos atau mores yang
berarti kebiasaan, Yusan (1977) mengungkapkan bahwa moral adalah kebiasaan
atau aturan yang harus dipatuhi seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.
Dalam arti, moral merupakan seperangkat aturan yang menyangkut baik atau
buruk, pantas atau tidak pantas, benar atau salah yang harus dilakukan atau
yang harus dihindari dalam menjalankan hidup. Al-Ghazali menyebut moral
Islam sebagai tingkah laku seseorang yang muncul secara otomatis berdasarkan
kepatuhan dan kepasrahan pada pesan (ketentuan) Allah Yang Mahauniversal.
3
2. Mendekatkan manusia kepada Allah.
3. Pengertian Etika
Etika secara entimologi berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berarti watak
kesusilaan atau adab. Sedang menurut bahasa etika manusia adalah aturan atau
pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia dan merupakan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang
dilakukan manusia untuk dikatakan baik dan buruk. Penilaian baik buruk tersebut
berdasarkan pendapat akal pikiran. Dalam ajaran islam etika bersifat “teosentrik”
yaitu berkisar sekitar tuhan dalam etika islam yaitu perbuatan selalu dihubungkan
dengan amal soleh dan dosa, dengan pahala atau siksa, dengan surga atau neraka.
B. Macam-Macam Akhlak
MACAM-MACAM AKHLAK
1. Akhlak kepada Allah, Akhlak yang baik kepada Allah berucap dan
bertingkah laku yang terpuji terhadap Allah SWT.
2. Akhlak kepada Manusia, Akhlak kepada manusia meliputi akhlak kepada diri
sendiri dan sesama manusia. Akhlak kepada diri sendiri adalah dengan menjaga
diri dari perbuatan buruk.
C. Akhlak Rasulullah
1. Ikhlas
Rasulullah SAW terkenal dengan keikhlasannya, terutama dalam beribadah. Al-
Kafawi mendefinisikan ikhlas sebagai meniatkan ibadah sehingga hanya Allah
semata yang disembah. Pendapat lain menyebutkan, ikhlas adalah membersihkan
hati, ucapan, dan amal.
4
Ada 3 hal yang harus dilakukan untuk bisa berbuat ikhlas. Pertama, buanglah sifat
tamak. Kedua, jauhi sanjungan dan pujian. Ketiga, lakukan dengan teguh. Setelah
ketiga hal tersebut dilakukan, maka akan keikhlasan akan muncul.
Sebagai umat Islam, sudah sepatutnya mencontoh keikhlasan yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits hasan, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal selain apa yang dilakukan secara
ikhlas dan mengharap ridha-Nya." (HR. An-Nasa'i).
3. Jujur
Nabi Muhammad SAW memiliki sifat shidiq (jujur). Kejujuran beliau sudah diasah
sejak kecil, saat ikut berdagang bersama pamannya, Abu Thalib. Kejujuran adalah
salah satu bukti keimanan seseorang. Kejujuran akan mengantarkan hidup menuju
ketenangan.
Dalam sebuah hadits yang berasal dari Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi
Thalib meriwayatkan, "Aku menghafalkan sabda Rasulullah SAW, "Tinggalkanlah
apa yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya
kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta menggelisahkannya." (HR.
At-Tirmidzi dan Ahmad)
4. Amanah
Amanah adalah akhlak Rasulullah SAW yang paling menonjol. Beliau dikenal
sebagai sosok yang jujur dan amanah (terpercaya), baik sebelum diutus menjadi
rasul maupun setelahnya. Hal itulah yang menjadikan masyarakat Arab memilih
beliau untuk menjaga barang titipan mereka.
Sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan amanah sebagai sifat yang melekat
pada setiap nabi. Dalam surat Al-An'am ayat 90 Allah berfirman:
ٰٰۤ ُ
ولىِٕكَ الَّ ِذيْنَ َهدَى ه
ّْٰللاُ فَبِ ُه ٰدى ُه ُم ا ْقت َ ِده ا
Artinya: "Mereka itulah (para nabi) yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka
ikutilah petunjuk mereka." (QS. Al-An'am: 90)
5
Merujuk pada ayat di atas, Allah SWT telah memerintahkan kepada seluruh
manusia untuk mengikuti jejak para nabi. Untuk itu, sebagai umat Islam, sudah
sepatutnya bersungguh-sungguh dalam menunaikan amanah yang telah dititipkan
Allah dan mengikhlaskan niat karena Allah semata.
Orang yang memiliki senyuman hangat, berkata baik, dan selalu ceria adalah orang
yang akan selalu dirindukan dan sangat dicintai.
Adapun, buah dari bermuka ceria adalah menumbuhkan kecintaan terhadap sesama
kaum muslimin, menumbuhkan kenyamanan saat bertemu sesama muslim,
mendapat ridha dari Allah SWT, dan mengikuti Rasulullah SAW.
D. Ukhuwah Islamiah
a. Pengertian
Ukhuwah secara bahasa berasal dari kata ( أخakhun) yang artinya saudara.
bukan hanya terbatas pada saudara yang masih punya hubungan darah, melainkan
saudara seiman. Sehingga dalam ukhuwah Islamiyah tidak hanya terbatas oleh
suku, bangsa dan lain sebagainya. Adapun secara istilah ukhuwah islamiyah adalah
kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allaah kepada hamba-Nya yang
6
b. Hakikat Ukhuwah Islamiyah
warna kulit, suku, ras, golongan, bangsa dan lain sebagainya. Namun hal tersebut
bukanlah menjadi pemicu yang dapat digunakan untuk memecah belah persatuan
yang ada. Dengan adanya Ukhuwah Islamiyah maka akan tercipta kekuatan iman
dan spiritual yang dikaruniakan Allah SWT kepada hamba-Nya yang beriman dan
kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah. Adapun Hakikat
a. Fanatisme buta dan bangga diri, menganggap kelompuknya paling benar dan
c. Kurangnya silaturrahim
7
e. Membuktikan iman yang lemah. Karena kurangnya iman mengakibatkan
Islamiyah, yaitu:
Dengan adanya interaksi satu dengan yang lain akan dapat lebih mengenal karakter
memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku. Setiap manusia tentunya
Ukhuwah Islamiyah akan terganggu apabila tidak mengenal karakter kejiwaan ini.
Dalam hal ini, dimana yang kuat menolong yang lemah dan yang mempunyai
maka kerjasama akan tercipta dengan baik dan saling menguntungkan sesuai
8
4. Takaful (saling menanggung/senasib sepenanggungan/ saling memberi
jaminan)
Dengan adanya tafakul akan menumbuhkan rasa aman, tidak ada rasa khawatir dan
muslim tentu tidak akan tinggal diam ketika saudara muslim lainya sedang dalam
kesusahan.
Dengan empat sendi persaudaraan tesebut umat islam akan saling mencintai
dan bahu membahu serta tolong menolong dalam menjalani dan menghadapi
tantangan kehidupan, bahkan mereka sudah seperti satu batang tubuh yang masing-
masing bagian tubuh akan ikut merasakan penderitaan bagian tubuh lainnya.
bermasyarakat yang lebih harmonis, karena perbedaan yang ada tidak akan
kita semakin indah. Selain itu, tingkat kesenjangan sosial yang ada di dalam
masyarakat juga akan terkikis dengan sendirinya. Hal ini karena adanya semangat
9
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Perbedaan Akhlak dengan Moral dan Etika Perbedaan antara akhlak dengan
moral dan etika dapat dilihat dari dasar penentuan atau standar ukuran baik dan
buruk yang digunakannya. Baik buruk akhlak didasarkan pada sumber nilai, yaitu
Al-qur’an dan Sunnah Rasul. Moral, adat istiadat masyarakat menjadi penentu
standar dalam baik dan buruknya suatu perbuatan Etika lebih banyak dikaitkan
dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruknya
adalah akal manusia Dengan demikian standar nilai moral dan etika bersifat lokal
dan temporal, sedang standar akhlak bersifat universal dan abadi.
Akhlak tidak menjadi pelajaran yang harus kita pelajari melainkan juga harus kita
aktualisasikan dalam kehidupan kita agar menjadi pribadi yang berakhlak baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11612906/AKTUALISASI_AKHLAK_DALAM_KEH
IDUPAN_MUSLM
http://etheses.iainponorogo.ac.id/6352/3/BAB%20II.pdf
https://www.slideshare.net/azura003/kelompok-12-31119922
https://news.detik.com/berita/d-5624524/akhlak-rasulullah-yang-mulia-patut-jadi-
teladan-umat-islam
https://id.scribd.com/document/343231676/Makalah-Ukhuwah-Islamiyah
11