Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AKHLAK DAN TASAWUF

“PENGERTIAN AKHLAK DAN CIRI-CIRI AKHLAK , PERBEDAAN


ETIKA MORAL”

Dosen Pengampu : Muhammad Amin, S.Pd.I.,M.Pd.I

Di Susun Oleh :

Kelompok 1

1. Sagita Jayusri NIM : T.MPI.1.2020.050

2. Sulton Hayanudin NIM : T.MPI.1.2020.015

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SYEKH MAULANA QORI (SMQ) BANGKO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebehagiaan yang ingin dicapai dengan
menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik.
Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang
dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan
yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk
tercapainya kebahagiaan tersebut.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah
pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila adalah
pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap
perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya
hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang
kesadaran itu.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana
manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk.
Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh
dilakukan, meskipun dia bisa melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi. Dalam
dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya
manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek
menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah
pekerjaan itu dilakukan. Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia
bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Akhlak ?
b. Apa ciri – ciri Akhlak ?
c. Apa perbedaan etika moral ?

2
C. Tujuan
a. Apa pengertian Akhlak ?
b. Apa ciri – ciri Akhlak ?
c. Apa perbedaan etika moral ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian  Akhlak
Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlak, yang merupakan
bentuk jamak dari kata khuluq atau al-khaliq yang berarti:
a. Tabiat, budi pekerti,
b. Kebiasaan atau adat,
c. Keperwiraan, kesatriaan, kejantanan
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak,
yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan),dan pendekatanterminologik (peristilahan). 
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim
mashdar (bentuk infinitive).dari kata-kata al-akhlaqa, yukkliqu, ikhlaqan, sesuai
timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai),
at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-
maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).1
Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya
kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak. Berkenaan
dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara bahasa, akhlak
merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata,
melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya.
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk
kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030
M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu
misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Sedangkan pengertian secara istilah, akhlak adalah suatu keadaan yang melekat
pada jiwa manusia, yang melahirkan perbuatan-perbuatan yang mudah, tanpa melalui
proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan (hal) tersebut melahirkan

1
Daud Ali, Muhammad, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.2002. Hal 21-
22.

4
perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan hukum Islam, disebut
akhlak yang baik. Jika perbuatan-perbuatan yang timbul itu tidak baik, dinamakan
akhlak yang buruk. Sebagian ulama’ memberi defnisi mengenai akhlak, yaitu:
“Akhlak adalah sifat manusia yang terdidik ”Karena akhlak merupakan suatu keadaan
yang melekat di dalam jiwa, maka perbuatan baru disebut akhlak kalau terpenuhi
beberapa syarat, yaitu:2
a. Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang. Kalau perbuatan itu dilakukan hanya
sesekali saja, maka tidak dapat disebut akhlak. Misalnya, pada suatu saat, orang
yang jarang berderma tiba-tiba memberikan uang kepada orang lain karena alasan
tertentu. Tindakan seperti ini tidak bisa disebut murah hati berakhlak dermawan
karena hal itu tidak melekat di dalam jiwanya.
b. Perbuatan itu timbul mudah tanpa dipikirkan atau diteliti terlebih dahulu sehingga
benar-benar merupakan suatu kebiasaan. Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa
atau setelah dipikirkan dan dipertimbangkan secara matang tidak disebut akhlak.

Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap aspek
dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang
mulia, yang disebut al-akhlak al-karimah. Hal ini tercantum antara lain dalam sabda
Rasulullah saw;

Rasulullah bersabda:“ Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan


akhlak yang mulia” (HR. Al-Hakim)

Akhlak  terdiri  dari  berbagai  macam,  yaitu  :
a. Akhlak  kepada  Allah
a) Mentauhidkan Allah (QS. Al-Ihlas: 1-4)
b) Tidak berbuat musyrik pada Allah (QS. Luqman: 13)
c) Bertaqwa pada allah (QS. An Nisa’: 1)
d) Banyak berdzikir pada Allah (QS. Al-Ahzab: 41-44)
e) Bertawakkal hanya pada Allah (QS. Ali Imron: 159)
b. Akhlak  kepada  diri  sendiri
2
Daud Ali, Muhammad, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.2002. Hal 45.

5
a) Sikap sabar (QS. Al Baqarah: 153)
b) Sikap syukur (QS. Ibrahim: 7)
c) Sikap amanah atau jujur (QS. Al Ahzab: 72)
d) Sikap tawadlu’ (rendah hati) (QS. Luqman: 18)
e) Cepat bertobat jika berbuat khilaf (QS. Ali Imron: 135)
c. Akhlak  kepada  keluarga3
d. Akhlak  kepada  sesama  manusia
a) Merajut ukhuwah atau persaudaraan (QS. Al Hujurat: 10)
b) Suka memaafkan kesalahan orang lain (QS. Ali Imron: 134 & 159)
c) Menepati janji (QS. At Taubah: 111).

B. Ciri-Ciri Akhlak
Adapun ciri-ciri akhlak ialah:
a. Bersifat mutlak dan menyeluruh:
Akhlak Islamiyyah bersifat mutlak, tidak bolehdipinda atau diubahsuai,
dikenakan kepada seluruh individu tanpa mengiraketurunan, warna kulit, pangkat,
tempat, dan masa.
b. Melengkapkan dan menyempurnakan tuntutan:
Ditinjau dari sudut kejadianmanusia yang dibekalkan dengan pelbagai naluri,
akhlak Islamiyyah adalahmerangkumi semuaaspek kemanusiaan rohaniyyah,
jasmaniyyah danaqliyyah,sesuai dengan semua tuntutan naluri dalam usaha
mengawal sifat-sifat yang tercela (sifat-sifat mazmumah) untuk kesempurnaan
insan, bukan untuk mengawalkebebasan peribadi seseorang.
c. Bersifat sederhana dan seimbang:
Tuntutan akhlak dalam Islam adalah sederhana,tidak membebankan sehingga
menjadi pasif dan tidak pula membiarkan sehinggamenimbulkan bahaya dan
kerosakan.

d. Mencakupi suruhan dan larangan:

3
Djatnika, Rahmat. Sistem Ethika Islami, Jakarta: Pustaka Panjimas. 1996. Hal 63.

6
Bagi kebaikan manusia, perlaksanakanakhlak Islamiyyah meliputi suruhan dan
larangan dengan tidak bolehmengutamakan atau mengabaikan mana-mana aspek
tersebut.4
e. Bersih dalam perlaksanaan:
Untuk mencapai kebaikan, akhlak Islmaiyyah memerintah supaya cara dan
metod perlaksanaan sesuatu perbuatan dan tindakan itu hendaklah dengan cara yang
baik dan saluran yang benar yang telah ditetapkan oleh akhlak Islamiyyah. Ertinya untuk
mencapai suatu matlamat, cara perlaksanaannya mestilah bersih menurut tata cara
Islam.
f.  Matlamat tidak menghalalkan cara Keseimbangan:
Akhlak dalam Islam membawa kesinambungan bagi tuntutanrealiti hidup antara
rohaniyyah dan jasmaniyyah serta aqliyyah, dan antara kehidupan dunia dan akhirat
sesuai dengan tabii manusia itu sendiri.

C. Perbedaan Antara Etika dan Moral


Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit
perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai,
sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada.
Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa
asing disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut
dengan qalb, fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal, yaitu:
a. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.
b. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan
yang secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal yang objektif dan
dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat disetujui berlaku pada setiap
waktu dan tempat bagi setiap orang yang berada dalam situasi yang sejenis.
c. Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa
moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau
diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat
sebagai yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman.
4
Hamka, Tasawuf Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas.1987. Hal 82.

7
Nilai-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum
dan kebebasan. Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang,
maka akan membentuk kesadaran moralnya sendiri.5 Orang yang demikian akan dengan
mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada dorongan atau paksaan dari
luar.

BAB III
PENUTUP

5
Hamka, Tasawuf Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas.1987. Hal 56.

8
A. Kesimpulan
Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara
spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur
paksaan. ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang berguna untuk
memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia, bagaimana cara berbuat kebaikan dan
menghindarkan keburukan Akhlak pun memiliki kaitan erat dengan etika, dan moral.
Perbedaan antara etika dan moral dengan ahklak terletak pada sumber yang
dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika penilaian baik
buruk berdasarkan pendapat akal pikiran dan pada moral berdasarkan kebiasaan yang
berlaku umum di masyarakat yang baik, maka pada akhlak ukuran untuk menentukan
baik-buruk itu adalah Al-Qur’an dan Al-Hadis.

DAFTAR PUSTAKA

Daud Ali, Muhammad, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.2002.

9
Djatnika, Rahmat. Sistem Ethika Islami, Jakarta: Pustaka Panjimas. 1996.
Hamka, Tasawuf Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas.1987.

10

Anda mungkin juga menyukai