Kami menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan do`a, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terseleaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Dan akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi dunia Pendidikan.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
Apa yang di maksud dengan pembinaan akhlak?
Apa tujuan pembinaan akhlak dalam pendidikan islam?
Apa saja metode pembinaan akhlak dalam pendidikan islam?
Apa saja ruang lingkup pembinaan akhlak dalam pendidikan islam?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa itu pembinaan akhlak!
Untuk mengetahui tujuan pembinaan akhlak dalam pendidikan islam!
Untuk mengetahui apa saja metode pembinaan akhlak dalam pendidikan
islam!
Untuk mengetahui ruang lingkup pembinaan akhlak dalam pendidikan
islam!
D.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembinaan menurut KBBI berasal dari kata dasar “bina” yang mendapatkan
awalan “pe” dan akhiran “an” yang memiliki arti perbuatan, atau cara. Jadi,
pembinaan adalah kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk
memperoleh hasil yang lebih baik, yang dalam hal ini kaitannya dengan akhlak.
Akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-
karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa.
Karakteristik-karakteristik ini membentuk kerangka psikologis seseorang dan
membuatnya berperilaku sesuai dan dinilai yang cocok dengan dirinya dalam
kondisi yang berbeda-beda. Dalam hal ini Ibnu Maskawih sebagaimana yang
dikutip oleh Nasharuddin mendefinisikan akhlak sebagai “suatu hal atau situasi
kejiwaan seseorang yang mendorong seseorang melakukan sesuatu perbuatan
dengan senang, tanpa berpikir dan perencanaan”. Ali Mas’ud juga mengutip
pendapat Ahmad Amin mengenai akhlak yaitu “membiasakan kehendak,
maksudnya adalah membiasakan kehendak jiwa manusia yang menimbulkan
perbuatan dengan mudah karena kebiasaan tanpa memerlukan pertimbangan
terlebih dahulu.”1
1
http://etheses.iainkediri.ac.id/139/3/BAB%20II.pdf hal 1, di akses pukul 9:00 WIB, 24 juni 2023
perbuatan yang baik lagi terpuji secara akal dan syara’, maka itu disebut
sebagai akhlak yang baik. Sedangkan apabila sesuatu perbutan-perbuatan
yang mencul dari kondisi dimaksud adalah sesuatu yang berdampak buruk,
maka keadaan yang menjadi tempat munculnya perbuatan-perbuatan itu
disebut sebagai akhlak yang buruk.2
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah sifat yang
tertancap dalam jiwa seseorang yang nantinya akan memunculkan perbuatan-
perbuatan yang muncul secara spontan, jika yang dimunculkan adalah perbuatan
yang baik, maka disebut akhlak yang baik dan jika perbuatan yang muncul
adalah perbuatan buruk, maka disebut akhlak yang buruk. Oleh karenanya yang
disebut akhlak adalah perbuatan yang secara spontan dimunculkan oleh
seseorang yang mewakili dari sifat orang tersebut.
Jadi pembinaan akhlak merupakan suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang
dilakukan melalui usaha sendiri dalam rangka mengembangkan akhlak para anak
didik agar mereka mempunyai akhlak yang mulia, dan memiliki kebiasaan yang
terpuji atau dengan kata lain anak didik diharapkan bisa menjadi pribadi yang
berakhalakul karimah.
2
Imam Al-Ghazali, Ihya‟ „Ulumuddin Menghidupkan Kembali Ilmu-Ilmu Agama Juz 4, Terj. Ibnu
Ibrahim Ba’adillah (Jakarta: Republika Penerbit, 2012), 188.
bangsa, negara serta agama. Proses itu berlangsung sepanjang sejarah hidup
manusia (Armai Arief, 2002 : 3).
Tujuan utama pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia barada
dalam kebenaran dan senantiasa berada dijalan yang lurus, jalan yang telah
digariskan oleh Allah Subhanahu wata`ala. Akhlak mulia merupakan tujuan
pokok dalam pendidikan akhlak Islam. Akhlak seseorang akan dianggap mulia
jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur‟an.
Sehingga hal inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di
dunia dan di akhirat (Ali Abdul Halim Mahmud, 2004 : 159).
Ibnu Miskawaih (w. 421 H), pengarang kitab Tahdzib al-Akhlaq
menyebutkan ilmu ini (akhlak) ketika menyinggung menulis kitab tersebut. Ia
mengatakan “tujuan kami menyusun kitab ini adalah agar diri kita memperoleh
moralitas (khuluq) yang membuat seluruh perbuatan kita terpuji sehingga
menjadikan diri kita pribadi yang mudah, tanpa beban dan kesulitan”
(Muhammad Fauqi Hajjaj, 2012 : 224).
Ibnu Sina dalam pendidikan akhlak menyatakan bahwa tugas Ibu Bapak atau
Guru adalah memberi penekanan kepada Pendidikan Agama kepada anak-anak,
karena hal itu bertujuan untuk membentuk adab dan akhlak yang baik. Ibnu Sina
juga mengatakan bahwa kehidupan itu adalah akhlak, tiada kehidupan tanpa
akhlak (perilaku individu). Penekanan ini juga sudah ada semenjak zaman
Yunani demi memberi kebaikan kepada pembentukan suatu bangsa (Abd.
Rachman Assegaf, 2013 : 96-97).3
3
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214121110055.pdf hal 4, di akses pukul 11:03,
24 juni 2023
yang lazim digunakan mencakup semua cara bagaimana agar akhlak seseorang
menjadi baik, Ada beberapa metode pembinaan ahklak yang dapat di lakukan
sesuai dengan perspektif islam yaitu sebagai berikut:
ة ِّلَم ن َك اَن َيۡر ُجوْا ٱَهَّلل َو ٱۡل َيۡو َم ٱٓأۡلِخَر َو َذ َك َر ٱَهَّللَّٞلَقۡد َك اَن َلُك ۡم ِفي َر ُسوِل ٱِهَّلل ُأۡس َو ٌة َحَس َن
٢١ َك ِثيٗر ا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Jadi sikap dan perilaku yang harus dicontoh adalah sikap dan perilaku
Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam., karena sudah teruji dan diakui oleh
Allah Subhanahu wata`ala di dalam Al Qur`an. Aplikasi metode teladan,
diantaranya adalah tidak menjelek-jelekkan seseorang. Melainkan
menghormati orang lain, membantu orang yang membutuhkan pertolongan,
berpakaian yang sopan, tidak berbohong, tidak berjanji lalu mengingkari,
dan lain-lain. Yang paling penting orang yang diteladani, harus berusaha
berprestasi dalam bidang tugasnya.
“ seorang anak adalah amanah (titipan) bagi orang tuanya hatinya sangat
bersih bagaikan mutiara, jika dibiasakan dan diajarkan sesuatu kebaikan,
maka ia akan tumbuh dewasa dengan tetap melakukan kebaikan tersebut,
sehingga ia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.”
Yaitu kata mai’izah berasal dari kata wa’zhu, yang berarti nasehat yang
terpuji, memotivasi untuk melaksanakannya dengan perkataan yang lembut.
Allah berfirma dalam surah Al-Baqarah 232:
... ۗ َٰذ ِلَك ُيوَع ُظ ِبِهۦ َم ن َك اَن ِم نُك ۡم ُيۡؤ ِم ُن ِبٱِهَّلل َو ٱۡل َيۡو ِم ٱٓأۡلِخ ِۗر
Sebagi contoh metode nasehat yang baik yaitu; nasehat dengan argumen
logika, nasehat tentang keuniversalan islam, nasehat yang berwibawa,
nasehat dari aspek hukum, nasehat tentang “amar ma’ruf nahi mungkar,”
nasehat tentang amal ibadah, dan lain-lain. Namun paling penting lagi,
pemberi nasehat harus mengamalkan terlebih dahulu apa yang di nasehatkan
tersebut, kalau tidak demikian nasehat akan hanya akan menjadi lips-service.
4. Metode Qishash (criteria)
Ruang lingkup ajaran akhlak adalah sama dengan ruang lingkup ajaran Islam
itu sendiri khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak dalam Islam
mencakup berbagai aspek, seperti:
4
http://duniakampus7.blogspot.com/2015/03/metode-pembinaan-akhlak-dalam.html di akses pukul
13:43, 24 juni 2023
Alim menyebutkan beberapa alasan mengapa manusia perlu berakhlak
kepada Allah, diantaranya yaitu:
6
Aminuddin, et.al., Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum (Bogor: Ghalia Indonesia,
2014), hal 153-154.
pemilik rumah, saling mengucapkan salam jika bertemu, dan
ucapan yang dikeluarkan adalah ucapan yang baik, benar, tidak
memanggil atau menyapa dengan sebutan yang buruk, pandai
mengendalikan nafsu amarah, mendahulukan kepentingan
bersama diatas kepentingan sendiri, menghormati nilai dan norma
yang berlaku dalam masyarakat.
7
http://etheses.iainkediri.ac.id/139/3/BAB%20II.pdf hal 15 – 19, di akses pukul 14:02, 24 juni 2023
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan yang dapat di ambil dari penjelasan di atas ialah:
1. pembinaan adalah kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien
untuk memperoleh hasil yang lebih baik, yang dalam hal ini kaitannya
dengan akhlak. Akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri
dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat
seseorang menjadi istimewa. Jadi pembinaan akhlak merupakan suatu
usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan melalui usaha sendiri
dalam rangka mengembangkan akhlak para anak didik agar mereka
mempunyai akhlak yang mulia, dan memiliki kebiasaan yang terpuji
atau dengan kata lain anak didik diharapkan bisa menjadi pribadi yang
berakhalakul karimah.
2. Tujuan utama pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia
barada dalam kebenaran dan senantiasa berada dijalan yang lurus, jalan
yang telah digariskan oleh Allah Subhanahu wata`ala.
3. Metode pembinaan akhlak terbagi atas enam bagian yaitu: Metode
Uswah, metode ta`widiyah, metode mau`izah, metode Qishash, metode
Amtsal, dan yang terakhir metode Tsawab. Dalam metode Tsawab
pemberian sanksi diusahakan tidak mendahulukan sanksi bersifat fisik,
kalau pun terpaksa hendaknya menghindari bagian muka dan bagian lain
yang membahayakan anak didik, kemudian pukulan dilaksanakan hanya
sekedarnya saja, tidak bermaksud balas dendam atau motif lain.
4. Ruang lingkup pembinaan ada tiga aspek, yaitu: Akhlak kepada Allah
subhanahu wata`ala, akhlak kepada sesama manusia, akhlak kepada
sesama manusia mencangkup akhlak kepada Rasulullah, orang tua, diri
sendiri, keluarga, karib kerabat, tetangga dan masyarakat.
B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai Kami menyadari banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan sebagai referensi dan
evaluasi kami dalam penulisan makalah kedepan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan menambah pengetahuan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://etheses.iainkediri.ac.id/139/3/BAB%20II.pdf
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214121110055.pdf
http://duniakampus7.blogspot.com/2015/03/metode-pembinaan-akhlak-dalam.html
2011)