Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Studi Akidah dan Akhlak

Dosen Pengampu : Dra. ENOK ROHAYATI, M.Pd.I

Disusun Oleh ;
MUHAMMAD FADIL (2230204093)
ABDUL BASITH RIDLO (2230204106)

FAKULTAS TARBIYAH & ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih, yang telah melimpahkan
rahmat, inayah, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini . Semoga makalah ini dapat bermanfaat, bagi kita semua.

Besar harapan kami agar makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
bermanfaat bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini agar dapat lebih baik. Kami mengakui bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan.

Oleh karena itu kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. 

Palembang,04 November 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

1.1. Latar belakang..................................................................................1

1.2. Rumus masalah ...............................................................................2

1.3. Tujuan...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3

2.1. Pengertian Akidah dan Akhlak.........................................................3

2.2. Metode Pencapaian Akidah dan Akhlak..........................................4

2.3. Prinsip=prinsip Akidah dan Akhlak...................................................6

BAB III PENUTUP......................................................................................9

3.1. Simpulan...........................................................................................9

3.2. Saran.................................................................................................9

3.3. Daftar Pustaka..................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Nilai suatu ilmu ditentukan oleh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar nilai
manfaatnya, semakin penting ilmu tersebut untuk dipelajari. Ilmu yang paling
utama adalah ilmu yang mengenalkan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta.
Sehingga orang yang tidak kenal Allah SWT adalah orang yang bodoh, karena
tidak ada orang yang lebih bodoh dari pada orang yang tidak mengenal
penciptanya.

Makalah AqidahAllah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan


selengkap- lengkapnya bentuk dibanding dengan makhluk/ciptaan yang lain.
Kemudian Allah bimbing mereka dengan mengutus para Rasul semuanya
menyerukan kepada tauhid agar mereka berjalan sesuai dengan kehendak Sang
Pencipta melalui wahyu yang dibawa oleh Sang Rasul. Orang yang menerima
disebut mukmin, orang yang menolaknya disebut kafir serta orang yang ragu-ragu
disebut munafik yang merupakan bagian dari kekafiran.

Aqidah dalam tubuh manusia ibarat kepalanya. Maka apabila suatu umat sudah
rusak, bagian yang harus direhabilitasi adalah aqidahnya terlebih dahulu. Di
sinilah pentingnya aqidah ini, apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan
keberhasilan dunia dan akhirat. Sebagai dasar, tauhid memiliki implikasi terhadap
seluruh aspek kehidupan keagamaan seorang Muslim, baik ideologi, politik,
sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya.

iv
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Akidah dan Akhlak
2. Apa saja yang harus diimpelementasikan metode pencapaian Akidah dan
Akhlak
3. Bagaimana cara menerapkan prinsip=prinsip Akidah dan Akhlak

C. Tujuan Makalah
1.Untuk mengetahui implementasi metode pembelajaran Akidah dan Akhlak
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran mahasiswa

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akidah dan Akhlak


Akidah adalah bentuk masdar dari kata “aqada, ya’qidu ‘aqdan-‘aqidatan” yang
berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian, dan kokoh. Sedang secara teknik akidah
berarti iman, kepercayaaan , dan keyakinan. Dan tumbuhnya kepercayaan yang
menhujam atau simpul didalam hati.
Ibnu Taimiyah dalam bukunya “Akidah al-Wasithiyah” menerangkan makna akidah
dengan suatu perkara yang harus dibenarkan dalam hati, dengannya jiwa menjadi
tenang sehingga jiwa itu menjadi yakin serta mantap tidak dipengaruhi oleh keraguan
dan juga tidak dipengaruhi oleh syakwasangka.

Syaikh Abu Bakar Al-Jaziri menyatakan bahwa akidah adalah kumpulan dari hukum-
hukum kebenaran yang jelas yang dapat diterima oleh akal, pendengaran dan perasaan
yang diyakini oleh hati manusia dan dipujinya, dipastikan kebenarannya, ditetapkan
keshalehannya dan tidak melihat ada yang menyalahinya dan bahwa itu benar serta
berlaku selamanya. Seperti keyakinan manusia akan adanya Sang Pencipta,
keyakinan akan ilmu kekuasaan-Nya, keyakinan manusia akan kewajiban ketaatan
kepada-Nya dan menyempurnakan akhlak-yang dimaksud aqidah dalam bahasa Arab
(dalam bahasa Indonesia ditulis akidah). Kata akhlak secara etimologi berasal dari
bahasa Arab, bentuk
jamak kata khuluq atau al-khulq yang secara bahasa antara lain berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku, atau tabiat. Pengertian Akidah akhlak.

Berdasarkan pengertian- pengertian akidah akhlak di atas dapat dirumuskan bahwa


aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang
bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber
keyakinan yang mengikat.
Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [‫ ]خلق‬jamaknya  [
‫]أخالق‬ yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam

vi
Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi,
akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan
diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut
pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah,
atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-
perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.

B. Metode pencapaian Akidah dan Akhlak

Secara fitri manusia memerlukan akidah guna menopong hidup budayanya,


suatu kehidupan tak akan bermakna jika dalam jiwa manusia tak sedikit pun
tertanam rasa akidah yang kuat, kehidupan manusia tidak hanya membutuhkan
materi, tetapi ia juga membutuhksn kepuasan rohani. Seseorang yang telah
mencapai puncak kejayaan materi tentunya ia tidak dapat mempertahankan
kebahagiaan hidupnya, sebab kejayaan sudah status tidak berkembang dan disaat
inilah seseorang berkecendrungan mencari makna hidup, dan islam hadir dengan
menawarkan konsep keyakinan (akidah) sebagai lambang hidup yang abadi.

Selanjutnya penulis akan menjelaskan macam-macam metode yang


digunakan dalam pendidikan aqidah akhlak menurut beberapa para ahli, yaitu
sebagai berikut:

Menurut Tadjab, Muhaemin, dan Abd. Mujib metode


pencapaian aqidah dapat dilakukan dengan empat cara yaitu:

a. Doktriner yang bersumber dari wahyu Illahi yang disampaikan


melalui Rasul-Nya dan pesan Tuhan tersebut telah diabadikan
dalam suatu kitab al-Qur‟an yang secara rasional dijelaskan oleh Nabi-Nya.
b. Melalui hikmah (filosofik) dimana tuhan mengarahkan
kebijaksanaan dan kecerdasan berfikir pada manusia untuk mengenal adanya
Tuhan dengan cara memperhatikan fenomen yang diambil sebagai bukti-bukti
adanya Tuhan melalui perenungan (kontemflase)yang mendalam.

vii
c. Melalui metodeilmiah dengan memperhatikan fenomena alam
sebagai bukti adanyaAllah SWT.
d. Irfani yaitu metode yang menekankan intuisi dan perasaan hati
seseorang setelah melalui upayah suluk(perbuatan yang biasa
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu).

Sedangkan metode yang digunakandalam pendidikan akhlak


terdapat tiga cara yaitu:
a. Takholli, yakni mengkosongkan diri dari sifat-sifat yang tercela
dan maksiat lahir batin.
b. Metode tahalli, yaitu mengisi diri dengan sifat-sifat mahmudah
(tepuji) secara lahir/batin.
c. Metode tajalli, yaitu merasa akan keagungan Allah SWT.

Untuk pendidikan moral dan akhlak dalam islam


terdapatbberapa metode atau cara, antara lain sebagai berikut:

a. Pendidikan akhlak secara langsung, yaitu dengan cara


mempergunakan petunjuk, tuntunan, nasehat, menyebutkan
beberapa manfaat dan bahaya-bahayanya sesuatu, dimana pada
siswadijelaskan hal-halyang bermanfaat dan yang tidak, menuntun
kepada amal-amal baik, mendorong mereka berbudi pekerti yang
tinggi dan menghindari hal-hal yang tercela.
b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan jalan seperti
menditekan sajak-sajak yang mengandung hikmah kepada anakanak dengan
memberikan nasehat-nasehatdan berita berbahaya,
mencegah mereka membaca sajak-sajakkosong termasuk yang
menggugah soal-soal cinta dan pelakon-pelakonnya.
c. Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anakanak dalam
rangka pandidikan akhlak.

viii
C. Prinsip-prinsip Akidah dan Akhlak

Dalam islam akidah merupakan masalah asasi yang merupakan misi pokok yang dibantu
oleh para Nabi, baik tidaknya seseorang ditentukan dari akidahnya, mengingat amal saleh
merupakan pancaran dari akidah yang sempurna karena akidah merupakan masalah asasi,
maka dalam kehidupan manusia perlu ditetapkan prinsip-prinsip dasar akidah islamiah
agar dapat menyelamatkan kehidupan manusia didunia dan akhirat.

Prinsip akidah yang dimaksud adalah

1) Akidah Didasarkan Atas Tauhid Yakni Mengesakan Allah dari Segala Dominasi
yang Lain
2) Akidah harus dipelajari terus-menerus dan diamalkan sampai akhir hayat
kemudian Selanjutnya diturunkan atau diajarkan kepada yang lain
3) scope pembahasan akidah tentang tuhan dibatasi dengan larangan
memperbincangkan atau memperdebatkan tentang eksistensi dzat
tuhan,sebab dalam satu hal ini manusia tidak akan mampu menguasainya
4) Akal dipergunakan manusia untuk memperkuat akidah bukan untuk mencari
akidah, karena akidah islamiyah sudah jelas tertuangdalam Al-Quran dan Al-
Sunnah.

Ada 3 prinsip dalam akidah seorang muslim

1. Prinsip pertama: Berserah diri pada Allah dengan bertauhid


Maksud prinsip ini adalah beribadah murni kepada Allah semata, tidak pada yang
lainnya. Siapa yang tidak berserah diri kepada Allah, maka ia termasuk orang-
orang yang sombong. Begitu pula orang yang berserah diri pada Allah juga pada
selain-Nya (artinya: Allah itu diduakan dalam ibadah), maka ia disebut musyrik.
Yang berserah diri pada Allah semata, itulah yang disebut muwahhid (ahli tauhid).
Tauhid adalah mengesakan Allah dalam ibadah. Sesembahan itu beraneka ragam,
orang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan.
Allah Ta’ala berfirman,

َ‫َو َما ُأ ِمرُوا ِإاَّل لِيَ ْعبُ ُدوا ِإلَهًا َوا ِحدًا اَل ِإلَهَ ِإاَّل هُ َو ُسب َْحانَهُ َع َّما يُ ْش ِر ُكون‬
“Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan.” (QS. At Taubah: 31).
Begitu pula Allah Ta’ala berfirman,

ix
َ‫صاَل ةَ َويُْؤ تُوا ال َّز َكاة‬
َّ ‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ ُحنَفَا َء َويُقِي ُموا ال‬ ِ ِ‫َو َما ُأ ِمرُوا ِإاَّل لِيَ ْعبُ ُدوا هَّللا َ ُم ْخل‬
‫ين ْالقَيِّ َمة‬
ُ ‫َو َذلِكَ ِد‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ibadah kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5).

Dalam ayat lain, Allah menyebutkan mengenai Islam sebagai agama yang
lurus,
ِ َّ‫ِّين ْالقَيِّ ُم َولَ ِك َّن َأ ْكثَ َر الن‬
َ‫اس اَل يَ ْعلَ ُمون‬ ُ ‫ِإ ِن ْال ُح ْك ُم ِإاَّل هَّلِل ِ َأ َم َر َأاَّل تَ ْعبُ ُدوا ِإاَّل ِإيَّاهُ َذلِكَ الد‬
“Hukum itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu
tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.” (QS. Yusuf: 40). Inilah yang disebut Islam.
Sedangkan yang berbuat syirik dan inginnya melestarikan syirik atas nama tradisi,
tentu saja tidak berprinsip seperti ajaran Islam yang dituntunkan.

2. Prinsip kedua: Taat kepada Allah dengan melakukan ketaatan


Orang yang bertauhid berarti berprinsip pula menjalankan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya. Ketaatan berarti menjalankan perintah dan menjauhi
larangan. Jadi tidak cukup menjadi seorang muwahhid (meyakini Allah itu
diesakan dalam ibadah) tanpa ada amal.

3. Prinsip ketiga: Berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik


Tidak cukup seseorang berprinsip dengan dua prinsip di atas. Tidak cukup ia
hanya beribadah kepada Allah saja, ia juga harus berlepas diri dari syirik dan
pelaku syirik. Jadi prinsip seorang muslim adalah ia meyakini batilnya kesyirikan
dan ia pun mengkafirkan orang-orang musyrik. Seorang muslim harus membenci
dan memusuhi mereka karena Allah. Karena prinsip seorang muslim adalah
mencintai apa dan siapa yang Allah cintai dan membenci apa dan siapa yang
Allah benci.

Demikianlah dicontohkan oleh Ibrahim ‘alaihis salam di mana beliau dan orang-


orang yang bersama beliau[1] berlepas diri dari orang-orang musyrik. Saksikan
pada ayat,

‫َت لَ ُك ْم ُأس َْوةٌ َح َسنَةٌ فِي ِإب َْرا ِهي َم َوالَّ ِذينَ َم َعهُ ِإ ْذ قَالُوا لِقَوْ ِم ِه ْم ِإنَّا بُ َرَآ ُء ِم ْن ُك ْم‬
ْ ‫قَ ْد َكان‬
ِ ‫ون هَّللا‬
ِ ‫َو ِم َّما تَ ْعبُ ُدونَ ِم ْن ُد‬

x
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan“
orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum
mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa
yang kamu sembah selain Allah.” (QS. Al Mumtahanah: 4). Ibrahim berlepas diri
dari orang musyrik dan sesembahan mereka

ُ‫ضا ُء َأبَدًا َحتَّى تُْؤ ِمنُوا بِاهَّلل ِ َوحْ َده‬


َ ‫َكفَرْ نَا بِ ُك ْم َوبَدَا بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ُم ْال َعدَا َوةُ َو ْالبَ ْغ‬
“Kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan
dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.”
(QS. Al Mumtahanah: 4).

BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

xi
Menurut Etimologi (Bahasa) Aqidah dapat diartikan sebagaikepercayaan
dasar atau keyakinan pokok. Dan menurut Terminologi(Istilah) Aqidah bisa
dikatakan sebagai keimanan yang terdapat di dalam jiwa. Keberadaannya terikat
dan sangat kokoh. Dan apabila terdapatkeraguan atau prasangka, maka tidak dapat
dikatakan sebagai aqidah.Pada hakikatnya aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an
dan Sunnah.

Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepadamanusia


untuk mengenalkan adanya Allah SWT dengan memperhatikanalam sebagai bukti
hasil perbuatan kekuasaan-Nya. Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat
diibaratkan sebagai pondasi. Dimanaseluruh ajaran Islam berada di atasnya.
Aqidah merupakan beberapa prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah
seseorang termotivasi untukmenunaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Karena
sifatnya keyakinanmaka materi aqidah sepenuhnya adalah informasi yang
disampaikan olehAllah SWT melalui wahyu kepada Nabi-Nya, Muhammad Saw.
Semogaapa yang kita sampaikan dapat diterima dan bermanfaat, semoga berguna
bagi kehidupan kita sekarang dan di masa yang akan datang.

SARAN

Dalam penyusunan makalah ini tentu masih banyak salah dankurangnya.


Untuk itu demi kemajuan dan perbaikan kedepan penulismengharap saran dan
kritiknya.

DAFTAR PUSTAKA

xii
https://www.slideshare.net/Karellagaemgyu/makalah-aqidah-akhlak

Sumber https://rumaysho.com/2778-3-prinsip-akidah-seorang-muslim.html

Prof. Dr.Muhaimin, MA,, et al,

Studi islam dalam ragam dimensi dan pendekatan

Jakarta Kencana, 2012

Ed. 1 cet . 3; xit, 370 hlm; 23 cm

1.Islam 1. Judul

xiii

Anda mungkin juga menyukai