DISUSUN OLEH :
1.IRWAN HAJI KARIM
2. BAHIRAH ATIKAH
3 .NOVRIYANTI
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat, taufik,
hidayah serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah dengan
judul Metode-Metode Untuk Pengajaran Aqidah Akhlak
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Metode pengajaran agama pada
program studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Ibnu Sina Batam.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak yang telah memberikan bimbingan dapat menyelesaikan makalah ini ,Terutama kepada
ibu Dr.Hj.Nur’aini,S.Ag.,M.Ag ,selaku dosen Pengampu mata kuliah Metode pengajaan
agama dan rekan-rekan mahasiswa sekalian.
Terlepas dari semua itu,penulis meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis,
pembaca, dan semua pihak.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................................2
Rumusan Masalah................................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN..................................................................................................................4
BAB III
KESIMPULAN...................................................................................................................11
Saran....................................................................................................................................12
Daftar Pustaka......................................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pembelajaran aqidah akhlak sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas
siswa, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT,
cerdas terampil, memiliki etos kerja yang tinggi berbudi pekerti luhur, mandiri dan
bertanggung jawab terhadap dirinya,bangsa, dan negara serta agama. Pendidikan sebagai
bagian integral dari kehidupan masyarakat di era global harus dapat memberikan dan
memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal.
Pendidikan harus menumbuhkan berbagai potensi peserta didik, keterampilan intelektual,
sosialdan personal tidak hanya dengan landasan rasio dan logika saja tetapi juga inspirasi,
kreativitas, moral, emosi dan spiritual. (Suprijono, 2011 : 12)
Salah satu materi Pendidikan Agama Islam yang harusdiajarkan kepada peserta didik
yaitu pendidikan akhlak. Tujuan dari pendidikan akhlak yaitu membentuk diri yang religius
dan berakar pada hati nurani, sikap yang religius akan memisahkan anak dari kebiasaan buruk
dan sifat negatif. Akan tetapi tujuan tersebut akan sulit dicapai manakala dalam proses
pembelajaran kurang memperhatikan metode. Menurut Wina Sanjaya metode adalah “cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dalam pandangan filosofis
pendidikan, metode merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuanpendidikan.
(Sanjaya, 2011 : 147
4
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PEMBAHASAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
Secara bahasa aqidah berasal dari kata berarti ikatan dua utas tali dalam satu buku
sehingga menjadi tersambung. Sehinggga aqidah menurut “ikatan” atau kata aqad juga berarti
janji, kesepakatan 2 orang yang mengadakan perjanjian.
Sedangkan menurut istilah aqidah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati
dan diterima dengan rsa puas tertanam kuat dalam benak jiwa yang tidak dapat diguncangkan
oleh keraguan. Secara harfiah Islam berarti berserah diri atau selamat. Artinya terserah diri
untuk patuh dan taat kepada segala aturan Allah (melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan-Nya).
Ada banyak keyakinan (agama) yang dianut manusia. Adapun hanya satu, Islamlah agama
yang pantas dijadikan pedoman/peraturan dasar kehidupan kita, sebagaimana firman Allah
QS. Ali Imran: 19 yang artinya
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”. (QS. Ali
Imran: 19)
Pada ayat ini Allah menerangkan agamanya yang diakui-Nya di sisi-Nya adalah Islam,
yaitu agama tauhid, agama yang menegaskan Allah Swt. Esa pada Dzat-Nya, sifat-Nya dan
afal-Nya (segala perbuatan-Nya). Sebagaimana agama yang dibawa para nabi terdahulu
intinya adalah satu ialah Islam. Aqidah Islamiyah selalu berkaitan dengan Iman, seperti: Iman
kepada Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Akhir
(Hari kiamat-Pembalasan).
Adapun langkah-langkah yang perlu diambil dalam mengajar Aqidah antara lain:
1.Dengan pendekatan dogmatis yaitu pendekatan berdasarkan dogma yaitu sesuatu yang
harus diterima dengan yakin sebagai suatu kebenaran.
6
2. Pendekatan normatif yaitu pendekatan berdasarkan norma yaitu ukuran atau ketentuan
berlaku.
3. Pendekatan rasional yaitu pendekatan dengan akal pikiran yang dapat diterimanya.
4.Pendekatan praktis atau keteladanan ialah pendekatan berdasarkan kenyataan dalam praktik
yang dapat diteladani.
2. Sumber-sumber Aqidah
Apabila diperhatikan dengan seksama bahwa sumber atau dasar akidah berupa Al-Qur’an
dan dan As-Sunnah dan selain itu adalah fitrah tauhid yang dimiliki setiap manusia karena
hidayah taufiqiyah dari Allah Swt, melalui akal pikirannya akan menyadari bahwa dirinya itu
makhluk dan dan hamba Allah Swt dan manusia dengan qalb lebih dalam lagi seperti kaum
sufi dalam meletakkan landasan Aqidahnya
Setiap pengajaran diperlukan metode-metode agar tujuan pendidikan dapat dicapai dengan
baik. Dalam hal ini metode pengajaran aqidah akhlak kami bagi menjadi dua bagian. Metode
pengajaran akidah itu banyak, antara lain :Metode ceramah
a) Metode cerita
b) Metode tanya jawab
c) Metode widya wisata
d) Metode bermain peran
e) Metode demonstrasi
f) Metode latihan sosio drama
g) Metode diskusi
Metode-metode tersebut yang paling banyak dipakai dalam pengajaran akidah antara lain,
metode cerita, ceramah, dan tanya jawab, disamping metode sosio drama, demonstrasi, dan
metode bermain peran.
a) Metode bercerita dicantumkan sebagai alternative pada hampir semua pokok bahasan,
karena selain aspek kognitif tujuan bidang studi ini adalah aspek afektif yang secara garis
besar berupa tertanamnya akidah islam dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari
yang memiliki nilai-nilai akhlak yang mulia. Seperti contoh: kisah Luqman al Hakim dengan
putranya, dimana seorang ayah mengajarkan akidah kepada putranya dengan bersyukur
7
kepada Allah Swt, jangan syirik (menyekutukan) Allah Swt dan bersyukur kepada ayah dan
ibu dengan berbakti atau tawadlu’ kepada kedua orang tuanya.
Metode Tanya jawab bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan berfikir dan dapat
mengembangkan pengetahuan yang berpangkal pada kecerdasan otak dan intelektualitas. Ini
merupakan tujuan dalam aspek kognitif. Didalam pengajaran aqidah dapat dicontohkan,
seperti: dialog atau tanya jawab antara Nabi Ibrahin as dengan umatnya. Dengan cara seperti
itu akan menghasilkan nilai-nilai yang berhubungan tingkah laku. Dengan partisifasi aktif
seseorang akan dapat menilai yang baik dan yang buruk dan kemudian dapat mengambil
manfaat didalam kehidupan sehari-hari yang dapat mendatangkan kebaikan atau kebahagiaan.
Metode Tanya jawab atau dialogis ini, mencerminkan dan melahirkan sikap saling
keterbukaan antara guru dan siswa dalam penerapan metode ini pikiran, kemauan, perasaan
dan ingatan serta pengamatan terbuka terhadap ide – ide baru yang ditimbulkan dalam
pembelajaran tersebut.
- Kisah siti Mashitoh, Abu bakar Assidiq, Umar bin khatab, Bilal bin Rabbah dan lain
sebagainya.
e) Metode demonstrasi adalah penyajian bahan pelajaran oleh guru atau instruktur kepada
siswa dengan menunjukkan urutan prosedur pembuatan sesuatu untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode demonstrasi dipergunakan dalam pokok bahasan:
8
- Akhlak terpuji, akhlak tercela dan sebagainya.
B. Pengertian Akhlak
ٌ َخ ْلyang berarti
Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun ق
kejadian, yang juga erat hubungannya dengan خَ الِقyang berarti pencipta, demikian pula dengan
makhluqun yang berarti yang diciptakan.
Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai adanya hubungan baik antara Khaliq dengan
makhluk dan antara makhluk dengan makhluk.
Menurut Barmawi Umary (1984) bahwa tujuan pengajaran akhlak secara umum meliputi:
a. Supaya dapat terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, terpuji serta menghindari yang buruk,
jelek, hina, tercela.
b. Supaya perhubungan kita dengan Allah SWT dan sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik
dan harmonis.
Sedangkan menurut Prof. DR. Hamka (1976) mengungkapkan bahwa yang menjadi tujuan dalam
pengajaran akhlak adalah ingin mencapai setinggi-tinggi budi pekerti dan akhlak. Menurut Ali Hasan
1988 bahwa tujuan pokok akhlak agar setiap orang berbudi (berakhlak), bertingkah laku (tabiat),
berangai atau beristiadat yang baik/yang sesuai dengan ajaran Islam.
3. Ciri-ciri Akhlak
9
Islam menjamin kebaikan mutlak karena telah menciptkan akhlak yang luhur. Ia menjamin kebaikan
yang murni baik untuk perorangan atau masyarakat pada setiap keadaan dan waktu.
Akhlak Islam menjamin kebaikan untuk seluruh umat manusia, tidak mengandung kesulitan dan
memberatkan Islam menciptakan akhlak yang mulia sehingga dapat dirasakan sesuai dengan jiwa
manusia dan dapat diterima akal yang sehat.
c. Kemantapan
Akhlak islam bersifat tetap, langsung dan mantap sebab Allah selalu memeliharanya dengan
kebaikan yang mutlak
Akhlak islam wajib ditaati manusia, karena mempunyai daya kekuatan yang tinggi, menguasai lahir
batin dan sebagai perangsang untuk berbuat kebaikan yang diiringi dengan pahala dan mencegah
perbuatan jahat karena takut akan siksaan Allah Swt.
Agama islam adalah pengawas hati nurani dan akal sehat. Segala perbuatan dan tingkah laku
manusia harus sesuai dengan ajaran akhlak islam.
a. Metode alami
Metode alami ini adalah suatu metode dimana akhlak yang baik diperoleh bukan melalui
didikan, pengalaman, atau latihan, tetapi diperoleh melalui instink atau naluri yang dimilikinya
secara alami. Meskipun demikian metode ini tidak dapat diharapkan secara pasti tanpa adanya
metode atau faktor lain yang mendukung seperti pendidikan, pengalaman, latihan dan lain
sebagainya. Tetapi, paling tidak metode alam ini jika dipelihara dan dipertahankan akan melakukan
akhlak yang baik sesuai fitroh dan suara hati manusia. Metode ini cukup efektif untuk menanamkan
kebaikan kepada anak karena pada dasarnya manusia mempunyai potensi untuk berbuat kabaikan
tinggal bagaimana memelihara dan menjaganya.
10
b. Metode mujahadah dan riadhoh.
Orang yang ingin dirinya jadi penyantun maka jalannya dengan membiasakan bersedekah
sehingga menjadi tabiat yang mudah mengerjakannya dan tidak merasa berat lagi. Mujahadah atau
perjuangan yang dilakukan guru menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik memang pada awalnya
cukup berat, namun apabila manusia berniat sungguh-sungguh pasti menjadi suatu kebiasaan.
Metode ini sangat tepat untuk mengajarkan tingkah laku dan berbuat baik lainnya, agar anak didik
mempunyai kebiasaan berbuat baik sehingga menjadi akhlak baginya, walaupun dengan usaha yang
keras dan melalui perjuangan dan usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, guru harus
memberikan bimbingan yang continu kepada anak didiknya, agar tujuan pengajaran akhlak ini dapat
tercapai secara optimal dengan melaksanakan program-program pengajaran yang telah ditetapkan.
c Metode teladan.
Metode teladan yaitu mengambil contoh atau meniru orang yang dekat dengannya. Oleh karena itu,
dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang berbudi baik. Pergaulan sebagai salah satu
bentuk komunikasi manusia, memang sangat berpengaruh dan akan memberikan pengalaman-
pengalaman yang bermacam-macam. Metode teladan ini memberikan kesan atau pengaruh atas
tingkah laku perbuatan manusia. Sebagaimana dikatakan Hamka (1984) bahwa: “alat dakwah yang
sangat utama adalah akhlaki”. Budi yang nyata dapat dilihat pada tingkah laku sehari-hari. Maka,
meneladani Nabi adalah cita-cita tertinggi dalam kehidupan Muslim. Metode ini sangat efektif untuk
mengajarkan akhlak, maka seyogyanya guru menjadi ikutan utama bagi murid-murid dalam segala
hal. Misalnya, kelembutan dan kasih saying, banyak senyum dan ceria, lemah lembut dalam bertutur
kata, disiplin ibadah dan menghias diri dengan tingkah laku sesuai misi yang diembannya. Jadi,
metode ini harus diterapkan seorang guru jika tujuan pengajaran hendak dicapai. Tanpa guru yang
memberi contoh, tujuan pengajaran sangat sulit dicapai.
11
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
metodologi pembelajaran Akidah Akhlak merupakan suatu hal yang sangat penting yang
harus diketahui dan dikuasai oleh seorang guru. Letak keberhasilan dari proses belajar
mengajar berada pada seorang guru yang kreatif dan berkualitas menggunakan metode
pembelajaran yang direncanakan. Dalam memilih metode pembelajaran Akidah Akhlak
haruslah sesuai kebutuhan peserta didik sehingga dapat memahami bidang studi Akidah
Akhlak. Adapun metode pembelajaran Akidah Akhlak antara lain m
1. Metode alami ini adalah suatu metode dimana akhlak yang baik diperoleh bukan
melalui didikan, pengalaman, atau latihan, tetapi diperoleh melalui instink atau naluri
yang dimilikinya secara alami.
2. Metode Mujahadah adalah metode ini sangat tepat untuk mengajarkan tingkah laku
dan berbuat baik lainnya, agar anak didik mempunyai kebiasaan berbuat baik sehingga
menjadi akhlak baginya, walaupun dengan usaha yang keras dan melalui perjuangan dan
usaha yang sungguh-sungguh.
3. Metode teladan yaitu mengambil contoh atau meniru orang yang dekat dengannya.
Oleh karena itu, dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang berbudi baik.
B.SARAN
Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan makalah ini.Dalam hal ini penulis
menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi tulisan ini,maka saran dan kritik dari
pembaca adalah penutup dari semua kekurangan penulis dan menjadikan semua itu
sebagai bahan acuan untuk memotivasi dan menyempurnakan makalah ini
12
DAFTAR PUSTAKA
Muhammah Ali Sunan, Metodologi Pembelajaran Aqidah, Kajian Iman kepada Nabi.htm
diunduh pada 13 November 2014
13