Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

PENDIDIKAN AKIDAH H.BURDJANI A.S

MAKALAH
“ METODE PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK PADA ANAK ”

Di Susun Oleh :
Fika Sulistyana : 210101070831

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula saya kirimkan shalawat serta salam kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh
umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Pendidikan Akidah yang
berjudul Metode Pendidikan Akidah Pada Anak, penyusunan makalah semaksimal mungkin kami
upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka
selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan saya dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relavan pada makalah-makalah selanjutnya.

Banjarmasin, 27 Oktober 2021

Fika Sulistyana
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II

A. Pengertian Pendidikan Akidah......................................................................3

B. Metode Pendidikan Akidah Pada Anak........................................................5

BAB III

A. Kesimpulan.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tujuan pembelajaran yang utama untuk membekali Siswa adalah dengan kemampuan. Atas dasar ini
diperlukan metode pembelajaran yang sesuai pada setiap pokok bahasan. Yang lebih penting lagi
adalah agar Siswa dalam proses pembelajaran Agama Islam terutama mata pelajaran Aqidah Akhlak
dapat merasa asyik, senang, dan menikmatinya.
Dalam proses belajar mengajar sebagai seorang guru khususnya Aqidah Akhlak dalam mendidik
siswanya agar mencapai tujuan yang diharapkan tidaklah mudah. Oleh karena itu, guru dituntut bisa
mencari metode belajar aktif yakni sebuah kesatuan sumber pembelajaran yang komprehensif.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan
Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya
enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan,
sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan
santunnya, motorik dan gaya hidupnya.
Dalam pengertian lain, metode pembelajran  merupakan cara-cara yang digunakan guru untuk
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan mengajar
makin tepat metode yang digunakan maka makin efektif dan efisien kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru dan siswa pada akhirnya akan menunjang dan mengantarkan keberhasilan belajar
siswa dan keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, guru harus memilih
metode pembelajaran yang tepat dalam mengajar terutama dalam menyampaikan materi mata
pelajaran Akidah Akhlak agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
A. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah yang perlu dibahas
dalam penulisan skripsi ini, yaitu;
1. Apa yang dimaksud dengan metode pendidikan aqidah?
2. Apa saja metode pendidikan aqidah?

B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya yaitu;
1. Memahami maksud dari pendekatan pendidikan aqidah.
2. Mengetahui bentuk-bentuk pendekatan pendidikan aqidah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Aqidah Akhlak


1. Definisi Pendidikan Aqidah Akhlak

Sebelum menjelaskan pengertian pendidikan aqidah akhlak terlebih dahulu diketahui pengertian
aqidah akhlak terdiri dari dua kata, yaitu aqidah dan akhlak.
a. Pengertian Aqidah
Aqidah adalah bentuk masdar dari kata ‘aqoda, ya’qidu, ’aqdan- ‘aqidatan yang berarti simpulan,
ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Sedang secara teknis aqidah berarti iman, kepercayaan dan
keyakinan. Dan tumbuhnya kepercayaan tentunya di dalam hati, sehingga yang dimaksud aqidah
adalah kepercayaan yang menghujam atau tersimpul di dalam hati. Sedangkan menurut istilah aqidah
adalah hal-hal yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa merasa tentram kepadanya, sehingga menjadi
keyakinan kukuh yang tidak tercampur oleh keraguan.Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan
aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa arab) ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat
di dalam lubuk jiwa dan tak dapat beralih dari padanya.
b. Pengertian Akhlak
Sedang pengertian akhlak secara etimologi berasal dari kata Khuluq dan jama’nya Akhlaq, yang
berarti budi pekerti, etika, moral. Demikian pula kata Khuluq mempunyai kesesuaian dengan Khilqun,
hanya saja khuluq merupakan perangai manusia dari dalam diri (ruhaniah) sedang khilqun merupakan
perangai manusia dari luar (jasmani). Selanjutnya Ibnu Maskawaih mendefinisikan akhlak dengan
keadaan gerak jika yang mendorong ke arah melakukan perbuatan dengan tidak memerlukan pikiran.
Akhlak adalah sikap hati yang mudah mendorong anggota tubuh untuk berbuat sesuatu.
Dengan demikian pendidikan aqidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan
merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Qur’an dan
Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi
tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dan hubungannya dengan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa
B. Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak
Metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti "melalui" dan hodos berarti
"jalan" atau "cara." metode merupakan alat atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dengan
menerapkan rencana yang telah disusun secara sistematis. Metode merupakan komponen dari
kurikulum yang amat penting selain tujuan, materi bahan ajar, dan evaluasi. Karena itu, semakin baik
atau tepat metode yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran maka akan
semakin efektif dalam memperoleh tujuan yang ingin dicapai. Ketika proses belajar mengajar
berlangsung maka akan terdapat dua kegiatan yaitu kegiatan guru berupa mengajar sedangkan murid
melakukan aktifitas belajar. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar peserta
didik bersemangat ketika proses pembelajaran berlangsung. Pada saat mengajar terjadi penerapan
seperangkat teori dan pengalaman yang guru gunakan dalam mempersiapkan program pengajaran
yang sistematis. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang efektif amat diperlukan bagi guru dan
peserta didik.
Metode memiliki kaitan erat dengan pendidikan Islam, sehingga mengandung arti sebagai jalan untuk
menanamkan pengetahuan agama  pada diri seseorang agar menjadi pribadi yang Islami. Karena itu
metode dalam pendidikan Islam diartikan sebagai suatu cara untuk memahami, menggali, dan
mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Dalam al-Qur'an metode indentik dengan Thariqah yang terdiri dari objek, fungsi, sifat, akibat dan
sebagainya. 
Dalam rangka mencapai hasil yang diharapkan, sebelum menerapkan suatu metode tertentu sebaiknya
guru terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi yang paling tepat metode apa yang cocok digunakan
agar proses pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan pendidikan. Ada berbagai macam metode
yang dapat dipilih guru dalam kegiatan mengajar tetapi tidak semua metode dapat dikatakan baik juga
sebaliknya. Jadi, ketepatan memilih suatu metode sesuai dengan tuntutan pembelajaran sangat
menentukan kebaikan suatu metode.
Adapun metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran aqidah
akhlak diantaranya:

1.     Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode dalam pendidikan dimana cara penyampaian materi kepada
anak didik dengan jalan penerapan penuturan secara lisan untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat
menggunakan alat-alat bantu mengajar yang lain, misalnya gambar-gambar, peta, denah atau alat
peraga lainnya. Kelebihannya: Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan bahan sebanyak-
banyaknya, guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah walaupun jumlah murid cukup
banyak, dapat menghemat waktu, semua siswa mempunyai kesempatan yang sama dalam mendengar
dan keterangan atau konsep yang disampaikan guru dapat berurutan
Adapun kekurangannya: Siswa menjadi pasif karena mereka tidak mempunyai kesempatan
untuk menemukan sendiri, guru sukar untuk mengetahui pemahaman anak terhadap bahan-bahan
yang diberikan, materi yang diceramahkan mudah dilupakan siswa, menimbulkan rasa bosan pada
siswa dan tidak jarang beberapa siswa cenderung mengantuk dan tidak fokus saat proses
pembelajaran.
2.     Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian pelajaran bentuk pertanyaan yang perlu
dijawab oleh siswa, penggunaan metode tanya jawab bermaksud memotivasi siswa untuk bertanya.
Metode ini pun ada kelebihan dan kekurangannya. Adapun kelebihan metode tanya jawab
adalah:  situasi kelas akan lebih hidup karena anak didik aktif menyampaikan pemikirannya, melatih
agar siswa berani mengemukakan murid pendapat secara teratur dan guru dapat mengontrol
pemahaman murid pada masalah yang dibicarakan. Adapun kekurangannya: apabila terjadi perbedaan
pendapat akan banyak memakan waktu untuk menyelesaikannya, kemungkinan terjadi penyimpangan
perhatian anak didik terutama apabila terdapat jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya, tetapi
bukan sasaran yang dituju dan kurang dapat secara cepat merangkum bahan-bahan yang dipelajari.
Metode tanya jawab cocok digunakan untuk mengajar bidang studi Akidah Akhlak dimana ada siswa
yang tidak fokus terhadap pelajaran, karena pelajaran Akidah Akhlak ini biasanya diberikan pada
akhir jam pelajaran dengan sendirinya siswa jenuh dengan pelajaran lain dan siswa sering mengantuk,
dengan metode ini dapat merangsang kepada apa yang sedang dibicarakan proses belajar mengajar
berjalan guru yang bertanya (mengajukan pertanyaan dan siswa yang menjawab) sehingga dapat
terangsang perhatiannya pada masalah yang sedang dibicarakan.
3.     Metode Pemberian Tugas
Pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus siswa selesaikan tanpa terikat dengan tempat
pemberian tugas belajar, biasanya dikaitkan dengan resitasi adalah suatu persoalan yang berhubungan
dengan masalah pelaporan siswa sesudah setelah mereka selesai mengerjakan suatu tugas. [12] Ada
kelebihan dan kekurangannya metode ini. Kelebihannya adalah: baik sekali untuk mengisi waktu
luang, memupuk rasa tanggung jawab pada apa yang telah dikerjakan dan melatih anak didik kepada
norma-norma disiplin
Adapun kekurangannya adalah: guru tidak dapat mengawasi pelaksanaan tugas ini sehingga
kemungkinan siswa mengantuk, siswa yang tidak mampu mengerjakan tugasnya akan berusaha
menghindari pelajaran tersebut dengan berbagai alasan dan jika semua pelajaran diberikan tugas,
menyebabkan kesukaran bagi anak didik dalam membagi waktu untuk semua tugasnya.
4.     Metode Diskusi
Diskusi adalah memberikan alternative jawaban untuk membantu menyelesaikan masalah dan metode
ini merupakan bagian yang terpenting dalam menjelaskan sesuatu masalah. Serta membantu siswa
untuk berpikir dan mengeluarkan pendapat sendiri. Metode ini juga memiliki kelebihan dan
kekurangannya. Adapun kelebihannya: kemungkinan anak didik yang tidak ikut aktif, sehingga bagi
anak ini, diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab, siswa yang
peduli akan mendominasi dalam diskusi dan memerlukan waktu yang banyak.
Berdiskusi adalah kegiatan manusia yang alamiah, sesuatu kegiatan yang menarik kreatif dan
mengasikkan. Dalam suatu diskusi para peserta berfikir bersama dan mengungkapkan fikirannya,
sehingga menimbulkan pengertian pada dirinya sendiri, pada kawan-kawan diskusi dan juga pada
masalah yang di diskusikan. Dan dapat menimbulkan pemahaman yang lebih kongkrit oleh karena itu
metode ini merupakan salah satu metode yang ampuh dan menarik. Namun disamping itu kelemahan
dari metode ini ada beberapa siswa yang tidak mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan
pendapatmya dalam suatu kelompok karena beberapa faktor.
Untuk dapat melaksanakan program pengajaran dapat digunakan beberapa pendekatan, antara lain:

a. Pendekatan emosional, yaitu pendekatan untuk menggugah emosi siswa dalam memahami dan
meyakin aqidah Islam serta memberi motivasi agar siswa ikhlash mengamalkan ajaran Islam
khususnya yang berkaitan dengan akhlaqul karimah.Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam
diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan.

Emosi atau perasaan adalah sesuatu yang peka. Emosi akan memberi tanggapan (respon) bila ada
rangsangan (stimulus) dari luar diri seseorang. Baik rangsangan verbal maupun rangsangan non
verbal, mempengaruhi kadar emosi seseorang. Rangsangan verbal ini misalnya ceramah, cerita,
sindiran, pujian, ejekan, berita, dialog, anjuran, perintah dan sebagainya. Sedangkan rangsangan non
verbal dalam bentuk prilaku berupa sikap dan perbuatan.

b.  Pendekatan rasional, yaitu usaha memberikan peranan rasio (akal) dalam memahami dan menerima
kebenaran ajaran Islam.
Di sekolah anak didik dididik dengan berbagai ilmu pengetahuan. Perkembangan berfikir anak
dibimbing ke arah yang lebih baik, sesuai dengan tingkat usia anak. Perkembangan berfikir anak
mulai dari yang abstrak sampai yang kongkrit. Maka pembuktian sesuatu kebenaran, dalil, prinsip,
atau hukum menghendaki dari hal-hal yang sangat sederhana menuju ke kompleks. Pembuktian
tentang sesuatu yang berhubungan dengan masalah keagamaan harus sesuai dengan tingkat berfikir
anak. Kesalahan pembuktian akan berakibat fatal bagi perkembangan jiwa anak. Usaha yang
terpenting bagi guru adalah bagaimana memberikan peranan kepada akal (rasio) dalam memahami
dan menerima kebenaran ajaran agama, termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi ajaran
agama.

c. Pendekatan fungsional, yaitu usaha untuk menyajikan ajaran Islam dengan menekankan pada segi
kemanfaatannya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Pelajaran agama yang diberikan di kelas bukan hanya untuk memberantas kebodohan dan pengisian
kekosongan intelektual, tetapi untuk diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang
demikian itulah yang pada akhirnya hendak dicapai oleh tujuan pendidikan agama di sekolah dalam
berbagai jenis dan tingkatan. Karena itu, kurikulum pun disusun sesuai dengan kebutuhan siswa dan
masyarakat.

Pendekatan fungsional yang diterapkan di sekolah diharapkan dapat menjembatani harapan tersebut.
Untuk memperlicin jalan ke arah itu, tentu saja diperlukan penggunaan metode mengajar. Dalam hal
ini ada beberapa metode mengajar yang perlu dipertimbangkan, antara lain adalah metode latihan,
pemberian tugas, ceramah, Tanya jawab, dan demonstrasi.  
d. Pendekatan keteladanan, yaitu menyuguhkan keteladan, baik yang langsung melalui penciptaan
kondisi pergaulan yang akrab antara personal sekolah, prilaku pendidik, dan tenaga kependidikan lain
yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung melakui suguhan ilustrasi berupa
kisah-kisah keteladanan.

Pendidikan dengan menggunakan pendekatan keteladanan berarti pendidikan dengan memberi


contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berfikir, dan sebagainya. Banyak ahli pendidikan yang
berpendapat bahwa pendidikan dengan menggunakan pendekatan keteladanan merupakan metode
yang paling berhasil guna. Hal itu karena, orang dalam belajar, pada umumnya lebih mudah
menangkap yang kongkrit ketimbang yang abstrak
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

pendidikan aqidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku
akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Qur’an dan Hadits melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk
menghormati penganut agama lain dan hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Metode merupakan komponen dari
kurikulum yang amat penting selain tujuan, materi bahan ajar, dan evaluasi. Karena itu, semakin baik
atau tepat metode yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran maka akan
semakin efektif dalam memperoleh tujuan yang ingin dicapai. Adapun metode pembelajaran yang
biasa digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran aqidah akhlak diantaranya : Metode
ceramah,metode tanya jawab,metode diskusi,metode pemberian tugas.
DAFTAR PUSTAKA

Imamsyah Ali Pandie, Didakdik Metodik Pendidikan Umum, (Surabaya: Usaha


Nasional, t.t.), hal. 79.

Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), hal. 62.

Didakdik Metodik Kurikulum FKIP Surabaya, Pengantar Didakdik Metodik


Kurikulum Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1981), hal. 48.

Anda mungkin juga menyukai