DOSEN PENGAMPU :
Drs. H. Ach. Hasan, M.Pd.
Ra
TAMBAKBERAS JOMBANG
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Taufik,
dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tanpa
hambatan yang berarti. Semoga apa yang ada dalam makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu pertimbangan bagi para pembaca. Oleh karena itu, penulis dengan
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis menerima dengan
tangan terbuka saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun. Makalah ini
tidak mungkin terwujud tanpa dukungan berbagai pihak yang telah memberikan bantuan
serta inspirasi. Kami berharap makalah ini akan menjadi landasan awal yang bermanfaat
dalam menggali pengetahuan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN.........................................................................................3
BAB III
PENUTUP.................................................................................................10
Kesimpulan................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena tanpa melalui pendidikan
pencapaiannya harus melalui proses pendidikan yang ilmiah pula. Yaitu melalui
metodologi dan kerangka keilmuan yang teruji. Karena tanpa melalui proses ini
sesuatu yang terjadi di alam raya ini. Membaca, menelaah, meneliti hanya bisa
dilakukan oleh manusia, karena hanya manusia makhluk yang memiliki akal dan hati.
Selanjutnya dengan kelebihan akal dan hati, manusia mampu memahami fenomena-
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
Fatoni, TAFSIR TARBAWI Menyingkap Tabir Ayat-ayat Pendidika (Lombok Tengah: Forum Pemuda Aswaja,
2020), IV.
1
BAB II
2
PEMBAHASAN
ditempuh guna pencapaian tujuan. Sebagai hal yang terprogram, kurikulum berisi
perencanaan yang ingin dicapai, tujuan, bahan yang akan diajarkan, pembelajaran,
Kurikulum dapat dianggap baik untuk suatu masyarakat dan pada masa tertentu
pelajaran, isi atau konten, proses belajar mengajar, metode, pengelolaan waktu
Aspek tersebut meliputi kurikulum, peserta didik, dan tenaga pendidik. Kurikulum
kesadaran murni dari para peserta didik. Penerapan ini tidak hanya melibatkan
aktivitas fisik dan emosional baik di dalam maupun di luar kelas. Sebagai contoh,
para peserta didik tidak hanya diajarkan pentingnya menolong atau berempati
pada orang lain, tetapi para peserta didik juga diajak langsung melakukan aktivitas
ini di lapangan. Mereka diajak untuk memberikan bantuan dan solusi bagi krisis
2
Ramadani Sagala, PENDIDIKAN SPIRITUAL KEAGAMAAN (Dalam Teori Dan Praktik) (Yogyakarta:
SUKA-Press, 2018), 47–48.
3
spiritual. Dari aktivitas fisik ini akan timbul sebuah pengalaman emosional dan
atas masalah iman, ibadah, sosial, dan ilmu pengetahuan. Sebagai bantahan
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
akibatnya”
kepada Allah SWT dengan kata berarti mengamalkan perintah dengan sebaik
baiknya dan tidak membantah sedikitpun, kata perintah disini menunjukkan Fi’lul
Amr wajib penyampaian kalimat ini disebut Attholabu bis sigotit talbiyah, yaitu
bentuk Fi’lul Amr yang menghasilkan hukum wajib. Jadi mentaati Allah adalah
Kata taatilah Rasul yakni Muhammad SAW. Yang berfungsi sebagai juru
penjelas al-Qur’an dan Rosul menerangkan maksud Allah SWT di dalam al-
kalimat ini sama dengan kalimat diatas bahwa mentaati Rosul adalah wajib bagi
3
Fatoni, TAFSIR TARBAWI Menyingkap Tabir Ayat-ayat Pendidika, 103.
4
Dilanjutkan dengan kata Ulil amri berarti pemimpin atau orang yang
memegang kekuasaan diantara kamu maka pemimpin disini ialah orang mukmin,
bila diperhatikan perintah untuk taat kepada Allah dan Rasulnya, ini menunjukkan
bahwa perintah mentaati Allah dan Rasulnya adalah mutlak wajib diikuti akan
tetapi mentaati pemimpin tidak mutlak wajib untuk diikuti. Yang berarti wajib
Allah dan Rasulnya, akan tetapi bila bertentangan maka wajib pula untuk tidak
Islam, tentu saja masih memberikan penafsiran dan penjabaran lebih lanjut
terhadap al-Qur’an dan Hadits, berupa ijma’ para Ulil Amri, qiyas itihad dan
sebagainya yang sering pula dianggap sebagai dasar pendidikan Islam. Akan
tetapi Islam konsekuen bahwa dasar adalah tempat berpijak yang paling mendasar,
maka dasar pendidikan Islam hanyalah al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad
Saw
Islam, tentu saja masih memberikan penafsiran dan penjabaran lebih lanjut
terhadap al-Qur’an dan Hadits, berupa ijma’ para Ulil Amri, qiyas itihad dan
sebagainya yang sering pula dianggap sebagai dasar pendidikan Islam. Akan
tetapi Islam konsekuen bahwa dasar adalah tempat berpijak yang paling mendasar,
maka dasar pendidikan Islam hanyalah al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad
Saw
5
Motivasi dalam mengkaji, memberikan pemahaman dan menanamkan nilai-
nilai pendidikan Islam berbasis kearifan lokal sebagai upaya untuk menjaga
eksistensi kearifan lokal, tradisi dan budaya luhur warisan nenek moyang yang
mulai tergeser oleh budaya-budaya modern menjadi sesuatu yang penting dan
atau akulturasi dan transformasi yang sudah berlangsung, masih berlangsung, dan
akan berlanjut sebagai hal yang tidak bisa dibendung di era digital saat ini. Era
derasnya arus informasi yang mudah diakses memicu terjadinya banyak benturan
antara antara nilai kearifan lokal dengan tuntutan perubahan zaman. Kondisi ini
pedoman dasar bagi individu dan masyarakat dalam menentukan baik buruk suatu
gagasan dan tindakan. Nilai menjadi bagian dari kepribadian individu yang
mempengaruhi cara pandang, cara memilih dan cara menentukan tujuan sebuah
dalam kehidupan. Nilai menjadi motivasi hidup yang memberikan makna pada
tindakan seseorang. Oleh karena itu, nilai dapat mewarnai kepribadian individu
ajaran Islam pada intinya dapat dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu nilai-nilai
aqidah, ibadah, dan akhlak. Nilai-nilai aqidah mengajarkan peserta didik untuk
dan berusaha untuk selalu menjalankan perintahnya serta merasakan bahwa Allah
ibadah mengajarkan pada peserta didik agar dalam setiap perbuatannya senantiasa
6
dilandasi hati yang ikhlas untuk mencapai rida Allah SWT. Pengamalan nilai-nilai
manusia seperti adil, jujur, dan suka menolong sesame. Aspek nilai pendidikan
Islam yang ketiga adalah nilai-nilai akhlak. Nilai nilai akhlak mengajarkan kepada
peserta didik untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma atau adab yang
benar dan baik, sehingga akan membawanya kepada kehidupan yang tentram,
didik setelah mengalami proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan
individu hidup, selain sebagai arah atau petunjuk dalam pelaksanaan pendidikan,
pendidikan.
akhlak menekankan pada sikap, tabiat dan perilaku yang meggambarkan nilai-
nilai kebaikan yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan anak didik dalam
untuk memperhatikan budi pekerti anak dengan baik, karena akhlak ini
merupakan implikasi dan cerminan dari kedalaman tauhid kepada Allah SWT.
7
Kecerdaasan spiritual adalah kesadaran manusia adanya hubungan dengan
membuat manusia dapat hidup lebih positif dengan penuh makna, damai dan
al-Qur’an (ayat qawliyyah) dan alam (ayat kawniyyah). Dengan membaca al-
berasal dari alam, karena kedua-duanya berasal dari Dzat yang satu, yang Maha
Benar dan Maha Suci. Dengan ini Munir ingin mengatakan bahwa tidak ada
4
Burkhardt Characteristics of spirituality in the lives of women in a rural Appalachian
community, Journal Of Transcultural Nursing, vol. 4, 1993, hlm.12.
8
menetralisir kesalahpahaman tersebut. Dengan upaya tersebut, peserta didik tidak
nilai-nilai al- Qur’an menjadi sangat penting. Karena tanpa aktualisasi kitab suci
ini, umat Islam akan menghadapi kendala dalam upaya internalisasi nilai- nilai
berakhlak mulia, cerdas, maju dan mandiri. Secara normatif, tujuan yang ingin
dicapai dalam proses aktualisasi nilai-nilai al- Qur’an dalam pendidikan meliputi
tiga dimensi atau aspek kehidupan yang harus dibina dan di kembangkan oleh
pendidikan. Pertama, dimensi spritual, yaitu iman, takwa dan akhlak mulia (yang
tercermin dalam ibadah dan mu’amalah). Dimensi spritual ini tersimpul dalam
satu kata yaitu akhlak. Akhlak merupakan alat kontrol psikis dan social bagi
individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, manusia akan berada dengan kumpulan
hewan dan binatang yang tidak memiliki tata nilai dalam kehidupannya.
Rasulullah Saw merupakan sumber akhlak yang hendaknya diteladani oleh orang
BAB III
PENUTUP
5
Cucu Surahman, TAFSIR TARBAWI DI INDONESIA, 2019th ed. (Bandung: Maghza Pustaka, n.d.), 172.
9
Kesimpulan
Istilah tafsir telah lazim digunakan untuk memahami Alquran dengan berbagai corak
dan jenisnya. Namun setelah sekian lama ilmu dan metode tersebut digunakan dan telah
menghasilkan berbagai karya, ternyata masih terfokus pada corak dan ragam tertentu, seperti
bahasa, hukum, tasawuf dan lain lain. Dalam dunia pendidikan Islam, tafsir tidak pernah
luput dari pengajarannya. Namun ada pertanyaan mendasar, mengapa dalam pendidikan
Islam yang mengajarkan tafsir tidak ada yang membahas tafsir Alquran berbasis pada
konstruks teori pendidikan. Dari pertanyaan ini, muncul tawaran pendekatan dalam
DAFTAR PUSTAKA
10
Burkhardt Characteristics of spirituality in the lives of women in a rural Appalachian
Fatoni. TAFSIR TARBAWI Menyingkap Tabir Ayat-ayat Pendidika. Lombok Tengah: Forum
Pemuda Aswaja, 2020.
Sagala, Ramadani. PENDIDIKAN SPIRITUAL KEAGAMAAN (Dalam Teori Dan Praktik).
Yogyakarta: SUKA-Press, 2018.
Surahman, Cucu. TAFSIR TARBAWI DI INDONESIA. 2019th ed. Bandung: Maghza Pustaka,
n.d.
11