Anda di halaman 1dari 18

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan


Islam

Dosen Pengampu; Siti Suwaibatul Aslamiyah, S.Ag., M.Pd

Disusun Oleh:

1. Fadilah Himma Soraya (012210015)


2. Mohammad Alfian Nur Abdillah (012210023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2022

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah yang tidak terkira kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, dengan limpahan karunia, taufik serta hidayahnya, makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Rasulullah SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Sehingga kami
telah menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kurikulum Pendidikan Islam”

Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari
berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulis makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga
dapat bermanfaat bagi siapa pun.

Lamongan, 2 Oktober 2022

Penyusun

ii
Daftar Isi

Cover ........................................................................................................................ i

Kata pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar isi ................................................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan ...................................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................1

Bab II Pembahasan ...................................................................................................2

A. Pengertian Kurikulum ..................................................................................2


B. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum ......................................................2
C. Konsep Pengembangan Kurikulum .............................................................6

Bab III Penutup ......................................................................................................13

A. Kesimpulan ................................................................................................13

Daftar Pustaka ......................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu sistem
pendidikan, baik sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan maupun
sebagai pedoman cara mengajar pada semua jenjang dan jenis pendidikan.
Kurikulum, yang akan menggambarkan bagaimana upaya yang dilakukan
untuk membantu peserta didik mengembangkan potensi dirinya baik berupa
fisik, intelektual, emosional, sosial keagamaan, dan sebagainya. Setiap
pendidik harus memahami pengembangan kurikulum.
Guru dapat memilih dan menyeleksi yang sesuai dan tepat tujuan
pembelajaran, media pengajaran, alat evaluasi pengajaran dengan memahami
kurikulum. Oleh karena itu, ketika melakukan studi tentang keberhasilan
sistem pendidikan, semua pihak sepakat bahwa, baik fasilitas dan organisasi,
intensitas kerja realistis tingkat tinggi, dan kurikulum yang sesuai sangat
penting. Akibatnya, mereka yang bekerja di pendidikan Islam akan memiliki
pemahaman tentang kurikulum dan akan berusaha mengembangkannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kurikulum?
2. Apa dasar pengembangan kurikulum?
3. Apa konsep pengembangan kurikulum?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang
artinya berlari dan curere yang berarti tempat berpacu.1 Sedangkan dalam
bahasa prancis, kurikulum dikaitkan dengan kata courier yang artinya to run,
berlari. Kemudian, istilah itu digunakan untuk sejumlah courses atau mata
pelajaran yang harus ditempuh guna mencapai suatu gelar atau ijazah.2 Adapun
menurut Oemar Hamalik, kurikulum adalah program pendidikan yang
disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi peserta didik.
Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata manhaj yang
memiliki arti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik dan peserta didik
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan serta sikap.3 Imam Al-
Ghazali tidak disebutkan secara langsung apa yang dimaksud dengan
kurikulum pendidikan Islam itu sendiri, tetapi secara maksud Imam Al-Ghazali
menjelaskan bahwa kurikulum itu didasarkan kepada dua kecenderungan yaitu
kecenderungan agama dan tasawuf yang dimana ilmu-ilmu agama itu di atas
segalanya sebagai alat menyucikan diri dari pengaruh kehidupan di dunia.
Kemudian kecenderungan pragmatis yang berarti ilmu memiliki manfaat bagi
manusia baik di dunia dan akhirat. Maka dari itu, kurikulum yang disusun harus
berisi ilmu yang memberikan manfaat yang dapat dipahami, dan disampaikan
secara berurutan.4
B. Dasar Pengembangan Kurikulum
Dasar merupakan landasan awal yang harus diperhatikan dalam
menyusun perencanaan dan pelaksanaan kurikulum di dalam proses
pembelajaran. Menurut Syafruddin Nurdin ada tiga hal pokok yang menjadi

1
Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
2 S.Nasution. 2003.Pengembangan Kurikulum. Citra Aditya Bakti: Bandung.
3 Subhi, Tb. Asep. 2016. “KONSEP DASAR, KOMPONEN DAN FILOSOFI KURIKULUM PAI Oleh: Tb. Asep Subhi Abstrak.” Qathruna 3 (1): 117–34.
4 Nisrokha. 2017. “KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM (Studi Komparatif Pemikiran Al-Ghozali Dan Ibnu Miskawaih).” Jurnal Madaniyah 1: 154–
73

2
dasar dalam pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan kurikulum, yaitu:
dasar filosofis, sosial budaya dan psikologis.5
Sedangkan menurut Armai Arief, yang menjadi dasar-dasar kurikulum
Pendidikan Agama Islam antara lain adalah dasar agama, dasar falsafah,
psikologi dan dasar sosial.6
Adapun penjelasan dari dasar-dasar kurikulum Pendidikan Agama Islam
adalah sebagai berikut:
1. Dasar Agama
Dasar dalam pendidikan Islam adalah Al-Qur’an Hadits, sebagai
sumber utamanya, maka tentunya menjadikan al-Qur’an sebagai sumber
utama penyusunan kurikulum Pendidikan Agama Islam. Di dalam Al-
Qur’an dan Hadits ditemukan kerangka dasar yang dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam.7
Kerangka dasar tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama tauhid, sesuai dengan al-Qur’an bahwa yang menjadi
kurikulum inti (Intra Curiculer) Pendidikan Agama Islam adalah ‘Tauhid’
dan harus dimantapkan sebagai unsur pokok yang tidak dapat dirubah. Sifat
Tauhid ini, Allah jelaskan Dalam Al-Qur’an Surat Al-Ikhlas. Artinya:
“Dialah Allah Yang Esa, Allah tempat memohon, Dialah tak berputra, tak
beribu Bapak, dan tiada satu punmenyamai-Nya’ (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
Kedua Iqra’: kurikulum inti (Intra Curiculer) selanjutnya adalah
perintah‘membaca’ ayat-ayat Allah yang meliputi 3 macam ayat, yaitu: ayat
Allah yang berdasarkan wahyu, ayat Allah yang ada pada diri manusia dan
ayat Allah yang terdapat di dalam semesta di luar diri manusia. Ketiga ayat
tersebut terdapat dalam Qur’an Surat Al-‘Alaq ayat 1-5. Artinya: “Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia

5 Syafruddin Nurdin, Guru Profesinal & Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching), hlm. 33
6 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I, hlm. 33
7 Eneng Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2010), hlm. 76

3
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS: Al-‘Alaq: 1-
5).
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwasannya dasar agama
di dalam meyusun kurikulum PAI harus sangat diperhatikan oleh guru PAI.
Dengan memahami Dasar Agama pada saat mengembangkan kurikulum
PAI, diharapkan dapat menolong siswa, membina dan membentuk iman
siswa yang kuat, teguh terhadap ajaran agama Islam, berakhlak mulia,
melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat.
2. Dasar Filsafah
Makna filsafat mengandung pengertian yang sangat beragam
maknanya dan tergantung dari sudut pandang orang yang
membicarakannya. Para filosof melalui karya filsafatnya, berusaha
menggali ide-ide baru. Bahkan berbagai aliran-aliran yang terdapat dalam
filsafat akan membahas seluruhnya tentang manusia, dunianya, dan
tujuannya. Hal ini tentunya juga akan memberikan dampak terciptanya
teori-teori pendidikan yang beragam yang akan sangat bermanfaat
ketika guru akan menyusun atau mengembangkan kurikulum
pembelajarannya.
Para pelaksana kurikulum, termasuk guru harus memiliki filsafat
yang jelas. Filsafat yang kabur akan menimbulkan kurikulum yang tidak
menentu arahnya. Sekolah tanpa filsafat laksana kapal tanpa nahkoda,
maka dengan demikian filsafat sangat penting bagi pendidikan dan sangat
besar manfaatnya bagi kurikulum.8
3. Dasar Sosial Budaya
Pendidikan sebagai proses budaya adalah upaya membina dan
mengembangkan daya cipta, karya dan karsa manusia menuju keperadaban
manusia yang lebih luas dan tinggi yaitu manusia yang berbudaya.
Semakin meningkatnya perkembangan sosial budaya manusia akibat
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang merupakan

8 Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 28

4
bagian dari budaya tersebut maka akan menjadi tuntutan hidup manusia
yang semakin tinggi pula. Untuk itu diperlukan kesiapan sekolah atau
lembaga pendidikan dalam menjawab segala tantangan akibat
perkembangan budaya tersebut.
Pendidikan harus dapat mengantisipasinya dengan jalan
menyiapkan anak didik (siswanya) untuk hidup secara wajar sesuai
dengan perkembangan sosial budaya masyarakatnya. Dalam hal ini
diperlukan pengembangan-pengembangan yang menyangkut dengan
perencanaan-perencanaan dan pelaksanaan dalam pendidikan. Mendidik
siswa dengan baik hanya dapat dilakukan guru, jika memahami masyarakat
tempat peserta didik hidup, untuk itu sangat penting melakukan penyesuaian
kurikulum (secara berkala) dengan perkembangan dan perubahan yang
terjadi dalam masyarakat.9
Kurikulum Pendidikan Agama Islam harus dan sepatutnya pula
disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dimana peserta didik
tinggal dan berinteraksi di dalamnya, bahkan harus dapat mengantisipasi
kondisi-kondisi yang bakal terjadi. Dengan demikian maka guru dituntut
untuk dapat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum PAI sesuai
dengan kondisi budaya yang terdapat di sekitar anak didik, agar apa yang
diberikan pada anak didiknya berguna dan relavan dengan kehidupan di
dalam masyarakat.
4. Dasar Psikologi
Pada dasarnya pendidikan tidak terlepas kaitannya dengan unsur-
unsur psikologi, sebab pendidikan adalah menyangkut prilaku manusia
itu sendiri, dan mendidik berarti merubah tingkah laku anak menuju
kedewasaan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tertuju
pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan
proses belajar. Dalam pendidikan, proses perkembangan manusia harus

9 Tedjo Narsoyo Reksoatmodjo, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Bandung: Refika
Aditama, 2010), hlm. 7.

5
dapat dipahami oleh semua elemen perancang, perencana dan pelaksana
pendidikan. Karena kajian tersebut, dapat membantu semua tenaga
pendidikan dan orang-orang telibat pendidikan, agar dapat merumuskan
pendidikan sesuai dengan perkembangan peserta didik, yang sebagaimana
diketahui peserta didik merupakan, manusia individual yang memiliki
ciri khas tersendiri dan perkembangan fase-fase dalam kehidupan.
Dalam proses pembelajaran selalu dikaitkan dengan teori-teori
perubahan tingkah laku anak. perubahan-perubahan yang terjadi pada
anak menuntut perlakuan sesuai dengan sifat perkembangannya.
Perkembangan anak: fisik, emosional, sosial dan mental serta intelektual
merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam
pendidikan.
Kurikulum yang baik dan bermakna adalah kurikulum yang
didasarkan pada keadaan psikologi peserta didik. Guru sebagai
pelaksana kurikulum pendidikan harus dapat mengembangkan kurikulum
sesuai dengan psikologi anak. Guru harus memiliki kesadaran yang penuh,
bahwasannya dirinya memiliki peranan sebagai pengembang kurikulum.
Karena sebagaimana diketahui dalam pengembangan kurikulum dibutuhkan
kreativitas dan kegiatan guru yang tentunya disesuaikan dengan keadaan
peserta didik yang bersifat individual.
C. Konsep Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan separangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan pembelajaran dengan disertai cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan
tertentu. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan memiliki
komponen-komponen yang saling berkaitan, berinteraksi dalam rangka
dukungannya untuk mencapai tujuan itu.
1. Tujuan Kurikulum
Secara sederhana, tujuan menurut Daradjat sering dimaknai sebagai
sesuatu yang diharapkan bisa tercapai setelah melakukan serangkaian
proses kegiatan. Tujuan sangat penting dalam usaha, karena dengan adanya

6
tujuan akan menentukan arah dan target apa yang hendak dicapai. Dengan
rumusan dan gambaran tujuan yang jelas, maka hasil yang akan dicapai itu
dapat diupayakan dengan maksimal untuk mencapainya.10
Oleh karena itu, merumuskan kurikulum harus mempertimbangkan
beberapa hal seperti: didasari oleh perkembangan tuntutan, kebutuhan dan
kondisi masyarakat, didasari oleh pemikiran-pemikiran dan terarah pada
pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah negara atau yang
mendasari suatu pendidikan tersebut.11
Nana Syaodih Sukmadinata memberikan gambaran spesifikasi dari
tujuan yang ingin dicapai pada tujuan pembelajaran, yakni12:
a. Menggambarkan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh peserta
didik, dengan : (1) menggunakan kata-kata kerja yang
menunjukkan perilaku yang dapat diamati; (2) menunjukkan
stimulus yang membangkitkan perilaku peserta didik; dan (3)
memberikan pengkhususan tentang sumber-sumber yang dapat
digunakan peserta didik dan orang-orang yang dapat diajak bekerja
sama.
b. Menunjukkan perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta
didik, dalam bentuk: (1) ketepatan atau ketelitian respons; (2)
kecepatan, panjangnya dan frekuensi respons.
c. Menggambarkan kondisi-kondisi atau lingkungan yang menunjang
perilaku peserta didik berupa : (1) kondisi atau lingkungan fisik;
dan (2) kondisi atau lingkungan psikologis.
2. Isi Program Kurikulum Atau Bahan Ajar

10
Ifit Novita Sari, “Kepemimpinan Moral-Spiritual Guru Dalam Pembentukan Karakter Peserta
Didik.(Studi Multikasus Di Sekolah Dasar Plus Al Kautsar, Sekolah Dasar Negeri Kauman I, Dan
Sekolah Dasar Katolik Santa Maria II Di Kota Malang),” DISERTASI dan TESIS Program
Pascasarjana UM (2017).
11
Jill Sperandio and Peggy A Kong, “Forging Professional Learning Communities: The Role of
External Agency,” International Journal of Leadership in Education 21, no. 1 (2018): 80–94.
12
Nana Syaodih, “Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek,” Bandung: Remaja Rosdakarya
(1997).

7
Isi program kurikulum atau bahan ajar adalah segala sesuatu yang
ditawarkan kepada siswa sebagai pemelajar dalam kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi mata-mata pelajaran yang
harus dipelajari siswa dan isi program masing-masing mata pelajaran
tersebut. Jenis-jenis mata pelajaran ditentukan atas dasar tujuan institusional
atau tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
(sekolah/madrasah/pondok pesantren dan lembaga pendidikan lain yang
bersangkutan).
Isi/materi kurikulum pada hakekatnya adalah semua kegiatan dan
pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Logika, yaitu pengetahuan tentang benar-salah, berdasarkan prosedur
keilmuan.
b. Etika, yaitu pengetahuan tentang baik-buruk, nilai, dan moral.
c. Estetika, yaitu pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seni.

Berdasarkan pengetahuan isi kurikulum tersebut, maka


pengembangan isi kurikulum harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut: (a) mengandung bahan kajian atau topik-topik yang dapat
dipelajari peserta didik dalam proses pembelajaran. (b) berorientasi pada
standar kompetensi lulusan, standar kompetensi mata pelajaran, dan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan.13
3. Strategi pembelajaran
Metode atau strategi pembelajaran, menempati fungsi yang penting
dalam kurikulum, karena di dalamnya memuat tugas-tugas yang perlu
dikerjakan oleh siswa dan guru. Karena itu, penyusunannya hendaknya
berdasarkan analisis tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan

13
Veithzal Rivai Zainal and Fauzi Bahar, Islamic Education Management: Dari Teori Ke Praktek
(Jakarta: Rajawali Press, 2013).

8
berdasarkan perilaku siswa. Dalam hubungan ini, ada tiga alternatif
pendekatan yang dapat digunakan, yakni:
a. Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran, di mana materi
pembelajaran terutama bersumber dari mata ajaran. Penyampaiannya
dilakukan melalui komunikasi antara guru dan siswa. Guru sebagai
penyampai pesan atau komunikator, siswa sebagai penerima pesan,
bahan pelajaran adalah pesan itu sendiri. Dalam rangkaian komunikasi
tersebut dapat digunakan berbagai metode mengajar.
b. Pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan, minat dan kemampuan siswa. Dalam
pendekatan ini lebih banyak digunakan metode dalam rangka
individualisasi pembelajaran. Seperti belajar mandiri.
c. Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat. Pendekatan
ini bertujuan mengintegrasikan sekolah dan masyarakat dan juga untuk
memperbaiki kehidupan masyarakat. Prosedur yang ditempuh ialah
dengan mengundang masyarakat ke sekolah atau siswa berkunjung ke
masyarakat. Metode yang digunakan terdiri dari karyawisata,
narasumber, kerja pengalaman, survei, pelayanan masyarakat.

Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam


mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Metode mengajar adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran
yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar
semakin berhasillah pencapai tujuan, artinya apabila guru dapat memilih
metode yang tepat yang disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid,
situasi kondisi, media pengajaran maka semakin berhasillah tujuan
pengajaran yang ingin di capai.

4. Organisasi Kurikulum

9
Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum
memunculkan terjadinya keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum.
Setidaknya terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu14:
a. Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari
sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-
sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Masing-
masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan
minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi
diberikan sama
b. Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk
mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata
pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-
pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta didik
memahami pelajaran tertentu.
c. Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa
pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-
ciri yang sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang
pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan “core subject”,
dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.

d. Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program


kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik,
bukan pada mata pelajaran.
e. Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit
masalah, dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran
tertentu, dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-
kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya. Mata
pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan
secara terintegrasi.

14
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran (Teori & Praktek KTSP) (Kencana, 2008).

10
f. Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan
antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan
peserta didik.
5. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi termasuk dalam komponen kurikulum, karena kurikulum
merupakan program penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dengan
adanya evaluasi, maka akan mempermudah informasi tentang keberhasilan
kurikulum terhadap program penyelenggaraan pendidikan dan belajar
peserta didik. Berdasarkan informasi dari evaluasi juga dapat dibuat
keputusan mengenai rencana kurikulum yang akan diterapkan selanjutnya.15
Untuk melakukan evaluasi tersebut perlu disandarkan pada prinsip
yang jelas, realisme, ekologi, operasional, kalifikasi, keseimbangan antara
kurikulum nyata dan ideal, dan hubungan keseimbangan.
Dalam rangka menerapakan prinsip keadilan, keobjektifan, dan
keikhlasan evaluasi pendidikan bertujaun untuk mengetahui atau
mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang
diperoleh oleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan dalam kurikulum.
a. Mengetahui prestasi hasil belajar peserta didik guna menetapkan
keputusan apakah bahan pembelajaran perlu di ulang atau dilanjut.
b. Mengetahui efektifitas cara belajar dan mengajar apakah yang telah
dilakukan guru benar-benar tepat atau tidak, baik yang berkenaan
dengan sikap guru maupun sikap peserta didik.
c. Mengetahui kelembagaan guna menetapkan keputusan yang tepat
mewujudkan pesaingan sehat, dalam rangka berpacu dalam prestasi.
d. Mengetahui sejauhmana kurikulum tersebut telah dipenuhi dalam
proses kegiatan pembelajaran di sekolah atau madrasah.
e. Mengetahui pembiayaan yang dibutuhkan dalam berbagai kebutuhan,
baik secara fisik maupun kebutuhan psikis.

15
Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran.

11
Dengan beberapa tujuan tersebut evaluasi kurikulum akan befungsi
sebagai umpan balik terhadap kegiatan pendidikan. Umpan balik ini
berguna untuk:

a. Perbaikan, yaitu perbaikan terhadap semua komponen-komponen


pendidikan.
b. Penyucian, yaitu penyucian terhadap semua komponen-komponen
pendidikan. Artinya melihat kembali program-program pendidikan
yang dilakukan.
c. Pembaruan, yaitu memodernisasi semua kegiatan pendidikan.
d. Masukan, yaitu masukan sebaga laporan bagi orang tuan peserta didik.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata manhaj yang
memiliki arti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik dan peserta didik
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan serta sikap
2. Adapun penjelasan dari dasar-dasar kurikulum Pendidikan Agama Islam
adalah sebagai berikut:
a. Dasar Agama
b. Dasar Filsafah
c. Dasar Sosial Budaya
d. Dasar Psikologi
3. Konsep pengembangan kurikulum memiliki komponen-komponen
sebagai berikut:
a. Tujuan Kurikulum
b. Isi Pengembangan Kurikulum/Bahan Ajar
c. Strategi Kurikulum
d. Organisasi Kurikulum
e. Evaluasi Kurikulum

13
DAFTAR PUSTAKA

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), Cet I, hlm. 33
Eneng Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2010), hlm. 761
Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran.

Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik. Yogyakarta:


Ar-Ruzz Media.
Ifit Novita Sari, “Kepemimpinan Moral-Spiritual Guru Dalam Pembentukan
Karakter Peserta Didik.(Studi Multikasus Di Sekolah Dasar Plus Al
Kautsar, Sekolah Dasar Negeri Kauman I, Dan Sekolah Dasar Katolik
Santa Maria II Di Kota Malang),” DISERTASI dan TESIS Program
Pascasarjana UM (2017).
Jill Sperandio and Peggy A Kong, “Forging Professional Learning Communities:
The Role of External Agency,” International Journal of Leadership in
Education 21, no. 1 (2018): 80–94.
Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 28
S.Nasution. 2003.Pengembangan Kurikulum. Citra Aditya Bakti: Bandung.
Subhi, Tb. Asep. 2016. “KONSEP DASAR, KOMPONEN DAN FILOSOFI
KURIKULUM PAI Oleh: Tb. Asep Subhi Abstrak.” Qathruna 3 (1): 117–
34.
Syafruddin Nurdin, Guru Profesinal & Implementasi Kurikulum, (Jakarta:
Quantum Teaching), hlm. 33
Nisrokha. 2017. “KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM (Studi
Komparatif Pemikiran Al-Ghozali Dan Ibnu Miskawaih).” Jurnal
Madaniyah 1: 154–731
Tedjo Narsoyo Reksoatmodjo, Pengembangan Kurikulum PendidikanTeknologi
dan Kejuruan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hlm. 7.
Nana Syaodih, “Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek,” Bandung: Remaja
Rosdakarya (1997).

14
Veithzal Rivai Zainal and Fauzi Bahar, Islamic Education Management: Dari Teori
Ke Praktek (Jakarta: Rajawali Press, 2013).

15

Anda mungkin juga menyukai