Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

DOSEN PEMBIMBING:

LA ADI. S.PD.I., M.PD.I

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1

 SUPRIK LA NIA ( 1831036 )


 LITA LUTHFIA ( 1831021 )
 DITA AYU EKA SAPUTRI ( 1831008 )
 IRWIN SRI LESTARI ( 1831014 )

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

SYARIF MUHAMMAD RAHA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hidayahnya sehingga penyusunan MAKALAH ILMU
PENDIDIKAN ISLAM bisa diselesaikan baik dari sisi bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana.

Ucapan terima kasih juga kepada dosen pembimbing yang tidak pernah
henti mengajarkan ilmu ini dan terus mendidik agar penyusunan makalah ini bisa
berjalan dengan baik dan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca untuk menyelami ilmu pendidikan
Islam tersebut.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
A. Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam ................................................................ 3
B. Fungsi Kurikulum Pendidikan Islam ...................................................................... 6
C. Asas-Asas Kurikulum Pendidikan Islam ................................................................ 7
D. Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Islam ................................................................... 8
E. Prinsip-Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam ....................................................... 10
F. Syarat-Syarat Kurikulum Pendidikan Islam.......................................................... 12
BAB III ............................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
B. Kritik dan Saran ..................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Islam merupakan suatu pola pendidikan di mana seluruh


komponen atau aspeknya didasarkan pada ajaran Islam. Visi, misi, tujuan, proses
belajar mengajar, pendidik, peserta didik, hubungan pendidik dan peserta didik,
kurikulum, bahan ajar dan komponen pendidikan lainnya harus didasarkan pada
ajaran Islam.
Salah satu komponen penting dan harus diperhatikan dalam pendidikan
yaitu kurikulum, yang merupakan suatu rancangan yang memuat semua
pengalaman belajar yang disediakan untuk siswa dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditentukan. Sehingga dalam proses perancangan kurikulum
pendidikan Islam sudah tentu harus memperhatikan aspek-aspek yang
bersangkutan dan sesuai dengan ajaran Islam.

Orientasi kurikulum dalam pendidikan Islam tidak hanya diarahkan untuk


mencapai kebahagiaan hidup di dunia saja, tetapi juga untuk kebahagiaan hidup di
akhirat. Tidak hanya mengembangkan segi-segi wawasan intelektual dan
keterampilan jasmani, melainkan juga pencerahan keimanan, spiritual, moral dan
akhlak mulia secara seimbang.

Mengingat pentingnya peran kurikulum dalam dunia pendidikan


khususnya dalam Pendidikan Islam, kali ini akan dibahas mengenai Kurikulum
Pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kurikulum pendidikan Islam?


2. Apa fungsi dari kurikulum pendidikan Islam?
3. Apa saja asas-asas yang terdapat dalam kurikulum pendidikan Islam?
4. Bagaimana ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam?

1
5. Apa saja prinsip-prinsip dalam kurikulum pendidikan Islam?
6. Apa syarat-syarat dalam pendidikan Islam?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum pendidikan Islam,


2. Untuk mengidentifikasi fungsi dari kurikulum pendidikan Islam,
3. Untuk mengenali asas-asas dalam kurikulum pendidikan Islam,
4. Untuk mencari tahu ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam,
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam, dan
6. Untuk mengetahui syarat-syarat dalam kurikulum pendidikan Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam


Kurikulum berasal dari bahasa latin yaitu curriculum yang berarti bahan
pengajaran, dan adapula yang mengatakan berasal dari bahasa Perancis courier
yang berarti berlari.1 Adapun dalam bahasa Arab, yaitu al-manhaj yang bermakna
jalan yang terang atau jalan terang yang dilalui manusia pada berbagai bidang
kehidupan.2

Kata kurikulum mulai dikenal sebagai istilah dalam dunia pendidikan


sejak kurang lebih satu abad yang lalu. Istilah kurikulum muncul untuk pertama
kalinya dalam Kamus Webster tahun 1856. Pada tahun tersebut, kurikulum
digunakan dalam bidang olahraga, yakni suatu alat yang membawa orang dari star
sampai ke finis. Barulah pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam
pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran di suatu perguruan.3

Selanjutnya terdapat pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para


ahli pendidikan, yang secara umum dapat dibedakan ke dalam pengertian yang
sempit dan luas.4

1. Menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibani, kurikulum adalah jalan


terang yang dilalui oleh pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang
dididik dan dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap mereka.
2. Menurut Crow and Crow, kurikulum merupakan rancangan pengajaran
yang isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis,
sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu.

1
S. Nasution, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, (Bandung: Citra Adirya Bakti, 1991),
hlm. 9.
2
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 121.
3
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), hlm. 53.
4
Abuddin Nata, Op, Cit., hlm. 122.

3
3. Menurut Abdurrahman Abdullah, kurikulum adalah sejumlah mata
pelajaran yang disiapkan berdasarkan rancangan yang sistematik dan
koordinatif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
4. Menurut Muhammad Ali Khalil, kurikulum adalah seperangkat
perencanaan dan media untuk mengantar lembaga pendidikan dalam
mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan.

Pengertian kurikulum dapat dijumpai dalam ajaran Islam, baik pada


dataran normatif maupun historis filosofis. Secara normatif, di dalam Al Quran
terdapat ayat-ayat yang menyuruh manusia agar mempelajari segala sesuatu baik
yang bersifat tertulis maupun tidak tertulis, baik benda-benda yang ada di bumi,
maupun yang ada di langit, baik kehidupan umat di masa sekarang, silam maupun
yang akan datang.
Demikian pula di dalam hadisnya Rasulullah SAW menyuruh pengikutnya
agar mempelajari ilmu yang berkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan.
Dalam hubungan kurikulum dengan Al Quran dapat dipahami dari ayat-ayat Al
Quran yaitu surat Al-‘Alaq ayat 5, surat Al-Baqarah ayat 31 dan surat Luqman
ayat 12.
Adapun keterangan mengenai kurikulum dalam hadis Rasulullah Saw,
sebagai berikut:

1. Hadis pertama yang artinya: “Ajarilah anakmu sekalian tentang tiga


perkara yaitu mencintai Nabinya, mencintai keluarganya, dan membaca
Al Quran, karena sesungguhnya orang yang membaca (hafal) Al Quran
akan berada di bawah perlindungan-Nya, pada hari yang tidak ada
perlindungan lain kecuali perlindungan-Nya bersama para nabi dan
orang-orang yang dicintai-Nya.” (HR. Al-Dailami dari Ali)
2. Hadis kedua yang artinya: “Kewajiban orang tua terhadap anaknya yaitu
memberikan nama dan sopan santun yang baik, mengajarkan menulis,
berenang dan menunggang kuda, tidak memberikan nafkah kepadanya
kecuali yang baik, dan menikahkannya apabila sudah sampai usia
baligh.” (HR. Hakim)

4
Selain bersifat normatif, penyusunan dan pembinaan kurikulum dalam
pendidikan Islam juga dapat merujuk pendapat para ulama Islam tentang ilmu
pengetahuan dan hukum mempelajarinya. Dalam hubungan ini tercatat sejumlah
ulama yang membahas tentang ilmu pengetahuan dan kewajiban mengajarkannya,
yaitu sebagai berikut:

1. Imam Al-Ghazali mengemukakan bahwa setiap muslim wajib menuntut


ilmu pengetahuan. Imam Al-Ghazali membagi ilmu ini kepada dua jenis,
yaitu ilmu yang fardhu ‘ain dan ilmu yang fadhu kifayah. Ilmu yang
termasuk fardhu ain yaitu ilmu-ilmu agama. Adapun yang termasuk ilmu
fardhu kifayah yaitu setiap ilmu yang dibutuhkan demi tegaknya urusan
duniawi.
2. Ibnu Khaldun membagi ilmu ke dalam empat bagian, yaitu:
a) Ilmu keagamaan dan syar’iyyah seperti Al Quran, sunah, fiqih, tafsir
dan hadis.
b) Ilmu ‘aqliyyah seperti fisika dan ketuhanan.
c) Ilmu alat yang membantu ilmu-ilmu syar’iyyah seperti ilmu bahasa,
ilmu nahwu dan balaghah.
d) Ilmu alat bantu ilmu ‘aqliyyah seperti ilmu mantik.5

Dilihat dari segi rumusannya, kurikulum pendidikan Islam bisa


digolongkan sederhana atau tradisional karena yang dibacarakan hanya mengenai
ilmu pengetahuan yang akan diberikan. Namun, jika dilihat dari segi ilmu yang
diajarkan, maka kurikulum pendidikan Islam dapat dikatakan luas dan modern,
karena bukan hanya mencakup ilmu agama saja, melainkan juga ilmu yang terkait
dengan perkembangan intelektual, keterampilan, emosional, sosial dan
sebagainya.

Dari pemaparan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kurikulum


pendidikan Islam merupakan suatu rancangan dan konsep yang dijadikan

5
Abuddin Natam Op, Cit., hlm. 127-128.

5
pedoman dalam proses pendidikan serta pembelajaran untuk mencapai tujuan
dalam pendidikan Islam.

B. Fungsi Kurikulum Pendidikan Islam

Keberadaan kurikulum sangat penting bagi keberlangsungan proses


pendidikan. Peran dan orientasi dari kurikulum tersebut terbagi dalam lima
macam, yaitu:
1. Kurikulum berfungsi memberikan pengalaman kepada setiap pribadi
secara memuaskan. Kurikulum merupakan proses yang memberikan
kebutuhan pertumbuhan dan integritas pribadi seseorang secara bebas dan
bertanggung jawab.
2. Kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi perubahan sosial
dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat.
3. Kurikulum berfungsi sebagai proses teknologi untuk mewujudkan tujuan
yang dikehendaki oleh pembuat kebijaksanaan.
4. Kurikulum berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan intelektual atau
kecakapan berpikir, dengan cara memperkenalkan para siswa terhadap
berbagai macam pelajaran yang terorganisir dengan baik.6
5. Kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mendidik generasi muda dengan
baik dan mendorong mereka untuk membuka dan mengembangkan
kesediaan-kesediaan, bakat-bakat, dan keterampilan serta menyiapkan
mereka dengan baik untuk melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di
muka bumi.7

Selain itu, Zakiah Darajat mengemukakan bahwa untuk sekolah yang


bersangkutan sekurang-kurangnya memiliki dua fungsi yaitu:

1. Sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan.

6
S. Nasution, Op, Cit., hlm. 5.
7
Abuddin Nata, Op, Cit., hlm. 130.

6
2. Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan sehari-hari.8

Adapun fungsi kurikulum dalam pendidikan Islam menurut Bukhari Umar


adalah:

1. Alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan.
2. Pedoman dan program yang harus dilakukan oleh subjek dan objek
pendidikan.
3. Fungsi kesinambungan untuk persiapan pada jenjang sekolah berikutnya
dan penyiapan tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan.
4. Standarisasi dalam penilaian kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan
atau sebagai batasan dari program kegiatan yang akan dijalankan pada
caturwulan, semester, maupun pada tingkat pendidikan tertentu.9

C. Asas-Asas Kurikulum Pendidikan Islam

Sesuai dengan karakter ajaran Islam, yaitu suatu ajaran yang terbuka
terhadap berbagai masukan dan pengaruh dari luar, maka kurikulum pendidikan
Islam juga menerima masukan dan pengaruh dari luar. Oleh karena itu S.
Nasution menyebutkan 4 asas kurikulum pendidikan Islam, yaitu:
1. Asas filosofis, berperan sebagai penentuan tujuan umum pendidikan.
2. Asas sosiologis, berperan memberikan dasar untuk menentukan apa saja
yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyaraakat, kebudayaan,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Asas organisatoris, berfungsi memberikan dasar-dasar dalam penyusunan
mata pelajaran, penentuan luas dan sempitnya uraian serta urutan dan
susunan mata pelajaran tersebut.
4. Asas psikologis, berperan memberikan berbagai prinsip tentang
perkembangan anak didik dalam berbagai aspeknya, serta cara
8
Zakiah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam Cet., ke III, (Jakarta: Bumi aksara, 1996) hlm.
122.
9
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010) hlm. 162.

7
menyampaikan bahan pelajaran agar dapat dicerna dan dikuasai oleh anak
didik sesuai dengan tahap perkembangannya.10

Asas-asas ini menjadi bagian yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan


dengan cermat dalam menyusun kurikulum pendidikan Islam. Penggunaan
berbagai asas tersebut dalam kurikulum pendidikan Islam harus disesuaikan atau
diselaraskan dengan ajaran Islam, karena di dalam berbagai disiplin ilmu tersebut
tidak selamanya sejalan dengan ajaran islam, mengingat dasar ontologis,
epistimologis dan aksiologisnya berbeda.

Berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang di Barat pada umumnya


berdasarkan pada pandangan yang rasionalis, empiris, dan objektif belaka.
Adapun di dalam Islam, selain berdasarkan pada pandangan tersebut, juga harus
berdasarkan pada pandangan tauhid dan akhlak mulia, yaitu bahwa semua ilmu
tersebut diyakini sebagai pemberian dan tanda kekuasaan Tuhan dan harus
digunakan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat. Inilah yang
selanjutnya dikenal sebagai orientasi humanisme teo-centris, yakni bahwa seluruh
kegiatan dilakukan hanya tujuan ikhlas karena Allah, namun manfaat dari
kegiatan tersebut untuk perbaikan kehidupan manusia.

D. Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Islam

Omar Mohammad al-Taomi al-Syaibani menyebutkan bahwa ciri


kurikulum pendidikan Islam itu ada lima, yaitu:
1. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuannya.
Kandungan, metode, alat, dan tekhniknya bercorak agama.
2. Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya, yaitu kurikulum yang
betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran yang
menyeluruh. Di samping itu, ia juga luas dalam perhatiannya. Ia

10
S. Nasution, Op, Cit., hlm. 11-14.

8
memperhatikan bimbingan dan pengembangan terhadap segala aspek
pribadi pelajar dari segi intelektual, psikologis, sosial, dan spiritual.
3. Bersikap seimbang di antara berbagai ilmu yang dikandung dalam
kurikulum yang akan digunakan. Selain itu, individual dan pengembangan
sosial.
4. Bersifat menyeluruh dan menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan
oleh anak didik.
5. Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan dengan minat dan bahkan anak
didik.11

Adapun ciri-ciri khusus kurikulum pendidikan Islam, yaitu:

1. Dalam kurikulum pendidikan Islam, tujuan utamanya adalah pembinaan


anak didik untuk bertauhid. Oleh karena itu, semua sumber yang dirunut
berasal dari ajaran Islam.
2. Kurikulum harus disesuaikan dengan fitrah manusia sebagai makhluk yang
memiliki keyakinan kepada Tuhan.
3. Kurikulum yang disajikan merupakan hasil pengujian materi dengan
landasan Al Quran dan hadis.
4. Mengarahkan minat dan bakat serta meningkatkan kemampuan aqliyah
peserta didik serta keterampilan yang akan diterapkan dalam kehidupan
nyata.
5. Pembinaan akhlak peserta didik sehingga pergaulannya tidak keluar dari
tuntunan Islam.
6. Tidak ada kadaluarsa kurikulum, karena ciri khas kurikulum Islam
senantiasa relevan dengan perkembangan zaman bahkan menjadi filter
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya di dalam
kehidupan masyarakat.12

11
Abuddin Nata, Op, Cit.,hlm. 133.
12
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam Jilid II, (bandung: Pustaka
Setia, 2010) hlm. 182.

9
E. Prinsip-Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam

Kurikulum dalam pendidikan Islam berdasarkan pada tujuh prinsip sebagai


berikut:
1. Prinsip pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan nilai-
nilai. Setiap bagian yang terdapat dalam kurikulum, mulai dari tujuan,
kandungan, metode mengajar, cara-cara perlakuan, dan sebagainya harus
berdasar pada agama dan akhlak Islam, yakni harus terkait dengan jiwa
agama Islam, keutamaan, cita-cita, dan kemauan yang baik sesuai dengan
ajaran Islam.
2. Prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan-tujuan dan kandungan-
kandungan kurikulum, yakni mencangkup tujuan pembinaan akidah, akal
dan jasmaninya, dan hal lain yang bermanfaat bagi masyarakat dalam
perkembangan spiritual, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, termasuk
ilmu agama, bahasa, kemanusiaan, fisik, praktis, profesional, seni rupa,
dan sebagainya.
3. Prinsip keseimbangan yang relatif sama antara tujuan dan kandungan
kurikulum.
4. Prinsip keterkaitan antara bakat, minat, kemampuan, dan kebutuhan
pelajar, begitu juga dengan alam sekitar, baik yang bersifat fisik maupun
sosial di mana pelajar itu hidup dan berinteraksi.
5. Prinsip pemeliharaan perbedaan individual di antara para pelajar, baik dari
segi minat maupun bakatnya.
6. Prinsip menerima perkembangan dan perubahan sesuai dengan
perkembangan zaman dan tempat.
7. Prinsip keterkaitan antara berbagai mata pelajaran dan pengalaman dan
aktivitas yang terkandung dalam kurikulum.13

Selain yang telah dipaparkan di atas, Moh. Roqib mengemukakan bahwa


kurikulum hendaknya mengacu pada prinsip-prinsip pendidikan Islam, di
antaranya sebagai berikut:

13
Abuddin Nata, Op, Cit., hlm. 133-134.

10
1. Prinsip Integrasi
Integrasi merupakan sebuah prinsip yang memandang adanya wujud
kesatuan kehidupan dunia akhirat. Kehidupan di dua alam ini dipandang
sebagai satu perjalanan yang tiada terputus. Hal tersebut diletakkan
sebagai jembatan menuju alam akhirat yang abadi.
2. Prinsip Keseimbangan
Proses penentuan materi atau kebijakan kependidikan tidak lepas dari
perbedaan individualitas dan kolektivitas subjek didik. Oleh karena itu,
diperlukan keseimbangan di dalam menyusun kurikulum dan menetapkan
materi ajar. Keseimbangan yang dimaksud yaitu seimbang berdasarkan
porsi yang diberikan pada suatu hal secara proporsional.
3. Prinsip Persamaan dan Pembebasan
Prinsip ini berdasarkan dari adanya keyakinan bahwa manusia diciptakan
oleh Tuhan yang sama dan juga dari asal yang sama. Sedangkan prinsip
pembebasan merupakan sebuah proses menuju ke arah kemerdekaan, yaitu
ia mampu menyuarakan apa yang ada di dalam benaknya.
4. Prinsip Pendidikan Kontinue
Prinsip ini disebut juga dengan prinsip pendidikan seumur hidup. Proses
pendidikan Islam harus terus berjalan seiring dengan perkembangan
zaman.
5. Prinsip Kemaslahatan dan Keutamaan
Merupakan sebuah prinsip yang mengharuskan pendidikan membawa
manusia ke arah yang baik dan bermanfaat serta menuju ke arah yang lebih
utama, karena pendidikan merupakan sebuah proses yang agung guna
mengembalikan dan meningkatkan potensi-potensi dan moral utama
manusia.14

14
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,
Keluarga, dan Masyarakat, (Yogyakarta: LkiSYogyakarta, 2009) hlm. 84-87.

11
F. Syarat-Syarat Kurikulum Pendidikan Islam

Khusus yang berkaitan dengan isi kurikulum, terdapat persyaratan yang


harus diperhatikan sebagai berikut:
1. Tidak menyalahi fitrah manusia.
2. Sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, yaitu sebagai upaya mendekatkan
diri dan beribadah kepada Allah SWT dengan penuh ketakwaan dan
keikhlasan.
3. Sesuai dengan tingkat perkembangan dan usia peserta didik.
4. Memberikan pengalaman empiris, praktik langsung bagi peserta didik,
serta memiliki fungsi pragmatis, sehingga mereka mempunyai
keterampilan yang riil.
5. Bersifat integral, terorganisasi, serta tidak saling bertentangan antara
materi yang satu dengan yang lainnya.
6. Memiliki relevansi dengan masalah-masalah yang mutakhir, sedang terjadi
dan tujuan negara setempat.
7. Metode yang digunakan mampu mengantarkan pada tercapainya materi
pelajaran dengan memperhatikan perbedaan yang terdapat pada setiap
individu anak didik.
8. Memiliki relevansi dengan tingkat perkembangan peserta didik.
9. Memperhatikan aspek-aspek sosial seperti dakwah Islam.
10. Memiliki pengaruh yang positif terhadap jiwa peserta didik, sehingga
menjadi sempurna jiwanya.
11. Sesuai dengan pembawaan dan fitrah manusia, seperti memberikan waktu
istirahat dan refreshing untuk menikmati kesenian.
12. Memuat ilmu-ilmu alat untuk mempelajari ilmu lain.15

15
Abuddin Nata, Op, Cit., hlm. 134.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum pendidikan Islam merupakan suatu rancangan dan konsep yang


dijadikan pedoman dalam proses pendidikan serta pembelajaran untuk mencapai
tujuan dalam pendidikan Islam yang telah ditentukan.

Kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mendidik generasi muda dengan


baik dan mendorong mereka untuk membuka dan mengembangkan kesediaan-
kesediaan, bakat-bakat, dan keterampilan serta menyiapkan mereka dengan baik
untuk melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi.

Asas-Asas kurikulum pendidikan Islam yaitu asas filosofis yang berperan


sebagai penentuan tujuan umum pendidikan, asas sosiologis yang berperan
memberikan dasar untuk menentukan apa saja yang akan dipelajari sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, asas organisatoris yang berfungsi memberikan dasar-dasar
dalam penyusunan mata pelajaran, penentuan luas dan sempitnya uraian serta
urutan dan susunan mata pelajaran tersebut, dan asas psikologis yang berperan
memberikan berbagai prinsip tentang perkembangan anak didik dalam berbagai
aspeknya.

Ciri kurikulum pendidikan Islam itu ada lima, yaitu menonjolkan tujuan
agama dan akhlak pada berbagai tujuannya, meluas cakupannya dan menyeluruh
kandungannya, bersikap seimbang di antara berbagai ilmu yang dikandung dalam
kurikulum yang akan digunakan, bersifat menyeluruh dan menata seluruh mata
pelajaran yang diperlukan oleh anak didik.

13
Kurikulum dalam pendidikan Islam berdasarkan pada tujuh prinsip, yaitu
prinsip pertautan yang sempurna dengan agama termasuk ajaran dan nilai-nilai,
prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan-tujuan dan kandungan kandungan
kurikulum, prinsip keseimbangan yang relatif sama antara tujuan dan kandungan
kurikulum, prinsip keterkaitan antara bakat, minat, kemampuan, dan kebutuhan
pelajar, prinsip pemeliharaan perbedaan individual di antara para pelajar, baik dari
segi minat maupun bakatnya, prinsip menerima perkembangan dan perubahan
sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat, dan prinsip keterkaitan antara
berbagai mata pelajaran dan pengalaman dan aktivitas yang terkandung dalam
kurikulum.

Syarat-syarat kurikulum pendidikan Islam yaitu tidak menyalahi fitrah


manusia, sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, sesuai dengan tingkat
perkembangan dan usia peserta didik, memberikan pengalaman empiris, bersifat
integral, terorganisasi, memiliki relevansi dengan masalah-masalah yang
mutakhir, metode yang di gunakan mampu mengantarkan pada tercapainya materi
pelajaran dengan memperhatikan perbedaan yang terdapat pada setiap individu
anak didik, memperhatikan aspek-aspek sosial, seperti dakwah Islam, dan
memiliki pengaruh yang positif terhadap jiwa peserta didik sehingga menjadi
sempurna jiwanya.

B. Kritik dan Saran

Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan karya ilmiah


(makalah) ini, baik itu dari kesalahan tanda baca, bahasa dan sebagainya. Maka,
atas dasar kekurangan itu diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun,
sehingga makalah ini bisa menjadi lebih baik dan menuju kepada kesempurnaan
sehingga bisa dijadikan rujukan oleh para pembaca yang ingin memahami mata
kuliah ini.

14

Anda mungkin juga menyukai