Anda di halaman 1dari 17

UJIAN SEMESTER TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

SOAL UJIAN SEMESTER

MATAKULIAH TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEKNOLOGI PENDIDIKAN PPS UNIMED

2013/2014

KERJAKAN SOAL BERIKUT INI:

1. Ciri teknologi pendidikan yaitu berorientasi pada belajar individu, belajar dengan aneka sumber dan
menggunakan pendekatan system. Jelaskan maksud dari ketiga ciri terebut!

2. Istilah Teknologi Pendidikan mengalami pergeseran dari Teknologi Pendidikan (Educational


Technology), Teknologi Kinerja (Performance Technologi) dan Teknologi Pembelajaran (Instructional
Technology):Apa perbedaan makna dari ketiga istilah tersebut

3. Kawasan (Domain) Teknologi Pendidikan/Teknolgi Pembelajaran adalah merujuk pada teori tahun
1994:Komponen apa sajakan yang terdapat pada teori tersebut. Apa makna Teori dan Praktek dalam
teori tersebut

4. Kawasan desain meliputi desain pesan, system pembelajaran, strategi pembelajaran, dan
karakteristik peserta didik. Jelaskan oleh anda implementasi dari kawasan desain tersebut dalam
pendidikan!

5. Proses dan sumber yang dirancang, dikembangkan maupun dikelolal dalam teknologi pembelajaran
adalah untuk kepentingan “belajar” peserta didik:Pendekatan apa saja yang digunakan dalam teknologi
pembelajaran untuk membantu memecahkan masalah-masalah belajar?

6. Bagaimana upaya teknologi pembelajaran dalam memberdayakan sumber-sumber belajar agar


dapat membantu memecahkan masalah belajar yang dihadapi peseta didik?

7. Teknologi pendidikan/pembelajaran memiliki sejarah yang panjang baik sebagai gerakan, praktek,
bidang maupun sebagai profesi. Coba saudara uraikan secara singkat sejarah perkembangan teknologi
pendidikan/pembelajaran.

8. Teknologi pendidikan/pembelajaran telah diakui sebagai disiplin yang otonom. Jelaskan apa yang
menjadi ontologi, epistemologi dan aksiologi teknologi pendidikan/pembelajaran.
9. Teknologi pendidikan/pembelajaran sebagai disiplin yang terbuka dan membutuhkan sumbangan
dari disiplin ilmu pengetahuan lain. Jelaskan kontribusi teori/ilmu psikologi belajar, komunikasi,
teknologi informasi dan manajemen terhadap teknologi pendidikan/pembelajaran.

10. Pendidikan nasional masih menghadapi sejumlah permasalahan antara lain: pemerataan, mutu,
relevansi, efektivitas dan efesiensi pendidikan. Jelaskan kontribusi teknologi pendidikan/pembelajaran
dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan tersebut sesuai dengan kawasan teknologi
pembelajaran.

Catatan:

- Jawaban dikirim melalui email mursid_tp@yahoo.com

- Jawaban dalam hardcopy dikumpulkan melalui ketua/komisaris

- Jawaban dikumpulkan satu minggu setelah mendapatkan soal ini

- Usahakan jawaban tidak boleh sama, apabila diketahui jawaban sama, maka akan diambil kebijakan
pengurangan nilai, atau mahasiswa tersebut dipanggil untuk mempertanggungjawabkan jawaban
mereka tersebut.

- SELAMAT MENGERJAKAN

1. Ciri teknologi pendidikan yaitu berorientasi pada belajar individu, belajar dengan aneka sumber dan
menggunakan pendekatan system. Jelaskan maksud dari ketiga ciri terebut!

Jawab :

Terdapat tiga ciri dalam teknologi pendidikan yaitu pendekatan sistem,berorientasi pada belajar individu,
dan pemanfaatan aneka sumber belajar. Maksud dari ketiga ciri tersebut adalah pendekatan sistem
berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu didesain dengan menggunakan
pendekatan sistem. Dalam merancang pembelajaran diperlukan langkah-langkah prosedural : identifikasi
masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan
media evaluasi pembelajaran. Upaya mengembangkan prosedur merancang pembelajaran amat penting
dilakukan. Esensi rancangan adalah merancang seperangkat tindakan yang bertujuan untuk mengubah
situasi yang ada ke situasi yang diinginkan. Fungsi merancang pembelajaran merupakan fungsi yang
sangat esensial karena pengelolaan dan evaluasi pembelajaran pada hakikatnya tergantung kepada
rancangan pembelajaran yang telah dibuat guru.

Ciri berorientasi pada siswa berarti pembelajaran yaitu memusatkan perhatiannya pada peserta didik
dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari siswa. Karena hasil belajar yang nantinya akan
diperoleh juga dipengaruhi oleh berbagai faktor dan tidak semuanya berhubungan dengan dosen.
Kemampuan dan motivasi misalnya, sangat berhubungan dengan apa yang dicapai mahasiswa. Sehingga
teknologi pendidikan merasa penting untuk mempertimbangkan hal diatas yaitu ciri yang berorientasi
pada siswa

Selanjutnya cirri pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran hendaknya dapat
memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Keberhasilan pembelajaran diukur dari bagaimana mahasiswa dapat belajar, dengan cara meng-
identifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar.
Dengan demikian upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan dilakukan dengan
mendayagunakan sumber belajar

Dengan demikian ciri dari teknologi pendidikan tersebut sangat berkaitan dimulai dari membuat
perancangan melalui pendekatan system, selanjutnya memperhatiakan karakteristik siswa yang
termasuk dalam ciri pembelajaran individu atau orientasi pada siswa dan belajar dengan memanfaatkan
berbagai sumber belajar. Semua ciri yang termasuk dalam teknologi pendidikan adalah guna untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2. Istilah Teknologi Pendidikan mengalami pergeseran dari Teknologi Pendidikan (Educational


Technology), Teknologi Kinerja (Performance Technologi) dan Teknologi Pembelajaran (Instructional
Technology):Apa perbedaan makna dari ketiga istilah tersebut

Jawab :

Perbedaan dari ketiga makna tersebut di atas adalah :

1. Teknologi pendidikan adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangangan, pemanfaatan,
pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber, dan sistem untuk belajar yang mengandung
pengertian adanya empat komponen dalm teknologi pembelajaran, yaitu adanya teori dan praktik,
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian, proses, sumber dan sistem
untuk belajar (Yusufhadi Miarso, 2009).

2. Teknologi pembelajaran merupakan penelitian dan aplikasi ilmu prilaku dan teori belajar dengan
pendekatan system untuk melakukan analisis, desain, dan pengembangan, implemetasi, evaluasi dan
pengaolahan penggunaan teknologi untuk membantu memcahkan masalah belajar dan kinerja. Tujuan
utamanya adalah pemanfaatan teknologi (soft-technology dan hard technology) untuk membantu
memecahkan masalah belajar dan kinerja manusia. (Tom Cuthall,1999). Teknologi pembelajaran adalah
suatu cara atau jalan untuk membuat belajar lebih efisien.
3. Teknologi kinerja adalah sekumpulan metode dan proses untuk menyelesaikan masalah atau
memberdayakan kesempatan yang berhubungan dengan kinerja seseorang. Ini dapat digunakan pada
individu, kelompok kecil, atau organisasi besar ( National Society Of Performance And Instruction Citied
In Rosenberg, 1990, p.46).

Adanya perbedaan istilah yang digunakan memang sering menimbulkan persoalan berbagai kalangan.
Penggunaan istilah pendidikan dan pembelajaran oleh masing-masing kalangan memiliki alasan
tersendiri. Teknologi pendidikan lebih luas cakupannya dibandingkan dengan teknologi pembelajaran.
Teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan
manusia.

Teknologi pembelajaran lebih berkonotasi pada lingkungan belajar untuk masing-masing objeknya.
Teknologi pembelajaran mencakup banyaknya lingkungan pemanfaatan yang mengambarkan fungsi dari
Teknologi dalam pendidikan secara lebih tepat; dapat merujuk baik pada belajar maupun pembelajaran;
dan pemecahan masalah belajar/fasilitas pembelajaran, teknologi pembelajaran merupakan suatu
bidang inovasi dalam bidang pendidikan.

Sedangkan teknologi kinerja lebih kepada cara yang digunakan dalam memberdayakan kerja seseorang
baik individu dan kelompok. Proses belajar tanpa henti yang ada pada diri seseorang dalam menghadapi
perubahan-perubahan dan perkembangan sistem yang semakin maju dalam rangka senantiasa
meningkatkan prestasi dan kualitas. Teknologi kinerja merupakan tanggung jawab semua sistem terkait
dalam suatu lembaga, organisasi maupun perusahaan.

3. Kawasan (Domain) Teknologi Pendidikan/Teknolgi Pembelajaran adalah merujuk pada teori tahun
1994:Komponen apa sajakan yang terdapat pada teori tersebut. Apa makna Teori dan Praktek dalam
teori tersebut

Jawab :

Teknologi pendidikan (AECT, 1994) adalah teori dan praktek dalam desain pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar.

Dalam definisi ini dijelaskan bahwa teknologi pendidikan terbagi dalam lima kawasan, yaitu: desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan evaluasi. Tiap kawasan dari bidang memberikan
sumbangan pada teori dan praktek yang menjadi landasan profesi. Tiap kawasan berdiri sendiri
meskipun salin berkaitan. Antara kawasan tersebut tidak terdapat hubungan yang linier. Hubungan
tersebut meliputi, teori dan praktek, Pengembangan, Desain, Pemanfaatan, penilaian dan pengolaan

Teori dan praktek


Suatu profesi harus mempunyai landasan pengetahuan yang menunjang praktek. Tiap kawasan “
teknologi pembelajaran “ mengandung kerangka pengetahuan yang didasarkan pada hasil penelitian dan
pengalaman. Hubungan antara teori dan praktek ini menjadi semakin mantap dengan matangnya bidang.
Teori terdiri dari konsep, bangunan (konstruk), prinsip, dan proposisi yang member sumbangan
terhadap khasanah pengetahuan. Sedangkan praktek merupakan penerapan pengetahuan tersebut
dalam memecahkan permasalahan. Praktek juga dapat memberi kontribusi kepada pengetahuan melalui
informasi dari pengalaman. Dalam teknologi pembelajaran, baik teori maupun praktek banyak
menggunakan model. Model procedural, yang menguraikan cara pelaksanaan tugas, membantu
menghubungkan teori dan praktek. Teori juga dapat menghasilkan model untuk memvisualisasikan
hubungan; model ini disebut model konseptual (Richey, 1986).

4. Kawasan desain meliputi desain pesan, system pembelajaran, strategi pembelajaran, dan
karakteristik peserta didik. Jelaskan oleh anda implementasi dari kawasan desain tersebut dalam
pendidikan!

Jawab :

Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain ialah untuk menciptakan strategi
dan produk pada tingkat makro, seperti progam dan kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti pelajaran
dan modul. Jadi, ruang lingkup desain pembelajaran telah diperluas dari sumber belajar atau komponen
individual system ke pertimbangan maupun lingkungan yang sistemik. Implementasi dari kawasan desain
adalah untuk membantu dalam pemecahan masalah belajar siswa

Kawasan desain meliputi studi mengenai :

· Desain sistem pembelajaran

Desain sistem pembelajaran adalah proses yang terorganisasi yang meliputi langkah – langkah
penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian,dan penilaian pembelajaran. Dalam desain
system pembelajaran, proses sama pentingnya dengan produk sebab kepercayaan atas produk
berlandaskan pada proses.

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum,
model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi
sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar.

Implementasi desain pembelajaran adalah dengan variasi model yang dihasilkan oleh desain
pembelajaran dapat memberi beberapa keuntungan itu antara lain adalah dapat memilih dan
menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang dihadapi di
lapangan, selain itu juga, dapat dikembangkan dan dibuat model turunan dari model-model yang telah
ada, ataupun juga dapat diteliti dan dikembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan
diperbaiki.

· Desain pesan

Desain pesan meliputi “perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan”(Grabowski,1991:206).
Prinsip – prinsip desain pesan akan berbeda tergantung pada apakah medianya bersifat statis, dinamis
atau kombinasi dari keduanya (misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer).

· Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau
kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.

Teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen belajar/mengajar. Seorang
desainer yang menggunakan teori atau komponen strategi pembelajaran dapat mengaplikasikan suatu
strategi pembelajaran bergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar yang dikehendaki.

· Karakteristik pebelajar

Karakteristik pebelajar adalah segi – segi latar belakang pengalaman pebelajar yang berpengaruh
terhadap efektivitas proses belajarnya.

Kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan desain berpusat pada penggunaan desain system
pembelajaran yang tradisional, aplikasi teori belajar dalam desain, dan pengaruh teknologi baru pada
proses penyusunan desain.

Implementasi dari karakteristik peserta didik akan mempengaruhi efektivitas proses belajarnya. Analisis
karakteristik pembelajar merupakan titik awal dalam mempreskripsikan strategi pembelajaran. Analisis
karakteristik pembelajar merupakan suatu pendekatan psikologis dalam rangka menggambarkan
keadaan pembelajar. Bila tidak, maka teori-teori dan prinsip pembelajaran yang dikembangkan sama
sekali tidak akan ada gunakanya bagi pelaksanaan pembelajaran (Degeng, 1991 dalam Bambang warsito
2008). Oleh karena itu, karakteristik peserta didik sebagai satu fariabel yang paling berpengaruh dalam
pengembangan strategi pembelajaran (Reigeluth, 1983 dalam bambang Warsito 2008).

5. Proses dan sumber yang dirancang, dikembangkan maupun dikelolal dalam teknologi pembelajaran
adalah untuk kepentingan “belajar” peserta didik:Pendekatan apa saja yang digunakan dalam teknologi
pembelajaran untuk membantu memecahkan masalah-masalah belajar?

Jawab :

Teknologi pendidikan berpegangan pada enam pendekatan dalam menjalankan fungsinya, yaitu : 1)
Pendekatan isomeristik berupa penggabungan berbagai kajian/bidang keilmuan (teori sistem, psikologi,
komunikasi, informatika, ekonomi, manajemen, rekayasa teknik dsb.) ke dalam suatu kebulatan
tersendiri; 2) Pendekatan bersistem dan mensistem, dengan memandang sesuatu secara menyeluruh
serta berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan persoalan; 3) Pendekatan sinergistik yang
menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan kegiatan dibandingkan dengan bila kegiatan itu
dijalankan sendiri sendiri. 4) Pendekatan efektivitas dan efisiensi dengan jalan mendayagunakan
sumber yang sengaja dikembangkan dan sumber yang tersedia. 5) Pendekatan produktivitas dengan
memberikan masukan tambahan atau masukan baru menggantikan yang lama dengan hasil yang
meningkat 6) Pendekatan inovatif dengan mengkaji permasalahan secara holistik dan kemudian mencari
jawaban baru yang belum ada sebelumnya. Berdasarkan pendekatan itu maka teknologi pendidikan
dapat membantu dalam memecahkan masalah belajar

6. Bagaimana upaya teknologi pembelajaran dalam memberdayakan sumber-sumber belajar agar


dapat membantu memecahkan masalah belajar yang dihadapi peseta didik?

Jawab :

Keberhasilan pembelajaran diukur dari bagaimana mahasiswa dapat belajar, dengan cara meng
identifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar.
Dengan demikian upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan dilakukan dengan
mendayagunakan sumber belajar (Barbara, 1994)

Pembelajaran atau pengajaran ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya adalah “upaya untuk
membelajarkan siswa (pebelajar)”. Dalam batasan ini secara implicit terlihat bahwa dalam pembelajaran
ada kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran
yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi
pembelajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti perencanaan (design) pembelajaran.
Dalam belajar, pebelajar tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar yang
mungkin dipakai untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pembelajaran menaruh perhatian pada
“bagaimana membelajarkan siswa, bukan apa yang dipelajari siswa”. Pembelajaran lebih menekankan
pada cara-cara untuk mencapai tujuan ini, yaitu berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasi isi
pembelajaran, menyampaikan isi pembelajaran, dan mengelola pembelajaran. Itulah sebabnya dapat
dikatakan bahwa kajian inti dari pembelajaran adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal
untuk mencapai tujuan.

Dalam upaya mewujudkan masyarakat belajar sepanjang hayat dan untuk menghadapi era informasi dan
pasar bebas tersebut, para guru/dosen harus berupaya menciptakan kondisi yang memungkinkan
pebelajar memiliki pengalaman belajar dari berbagai sumber, baik sumber belajar yang dirancang
maupun sumber belajar yang dimanfaatkan.
Oleh karena itu, guru sebagai perancang pembelajaran dalam merancang pembelajaran salah satu
komponen yang perlu diperhatikan adalah menganalisis sumber-sumber belajar apa yang tersedia dan
dapat digunakan untuk menyampaikan isi pembelajaran. Perencanaan pembelajaran aneka sumber perlu
dilakukan disebabkan: (1) dengan belajar berbasis aneka sumber, pebelajar dapat melakukan kegiatan
belajar sesuai dengan gaya be;lajar yang dimilikinya, misalnya dengan jalan mendengarkan rekaman
audio, siaran radio, dan melihat TV, video dan computer assisted instruction (CIA), dan lain-lain, (2)
Kesempatan belajar karena hal ini sifatnya individual, maka seorang pebelajar dapat saja mengatur
kapan waktu yang cocok buat mereka belajar, (3) Kemauan atau motivasi untuk belajar. Tanpa motivasi
yang tinggi prestasi belajar akan sulit dicapai, walau bagaimanapun tersedianya berbagai aneka sumber
belajar. Beberapa manfaat yang dapat diambil dari belajar berbasis aneka sumber antara lain, (a)
seseorang dapat belajar sesuai dengan kondisinya dan waktu belajar, (b) menimbulkan pemahaman yang
lebih mendalam, (c) mendorong terjadinya pemusatan perhatian terhadap topic sehinggga pebelajar
menggali lebih banyak informasi dan menghasilkan produk belajar yang lebih bermutu, (d) meningkatkan
pembentukan ketrampilan berpikir seperti ketrampilan memecahkan masalah, memberikan
pertimbangan-pertimbangan, (e) meningkatkan motivasi belajar, (f) mengurangi ketergantungan pada
guru, (g) menumbuhkan kesempatan belajar yang baru, dan (h) menumbuhkan rasa percaya diri

7. Teknologi pendidikan/pembelajaran memiliki sejarah yang panjang baik sebagai gerakan, praktek,
bidang maupun sebagai profesi. Coba saudara uraikan secara singkat sejarah perkembangan teknologi
pendidikan/pembelajaran.

Jawab :

Teknologi pendidikan merupakan usaha yang sungguh-sungguh ntuk memperbaiki metode mengajar
dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah yang membuktikan keberhasilan dalam bidang pendidikan.
Teknologi pendidikan dapat ditafsirkan sebagai media yang lahir dari perkembangan alat komunikasi
yang digunakan untuk tujuan pendidikan. maka dapat disimpulkan :

a. Sejarah perkembangan teknologi pendidikan dapat ditelisik melalui perkembangan defenisi teknologi
pendidikan yang terus mengalami perubahan dan perkembangan dari masa kemasa.

Defenisi Teknologi pendidikan pada tahun 1960an ada beberapa defenisi teknologi pendidikan yang
mewarnai sejarah teknologi pendidikan. Tahun 1960, teknologi pendidikan dipandang sebagai suatu cara
untuk melihat masalah pendidikan dan menguji kemungkinan-kemungkinan solusi dari permasalahan
dalam dunia pendidikan. Pada 1963 teknologi pendidikan didefenisikan sebagai pemanfaatan tiap
metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi belajar (orang
yang belajar secara maksimal.(Ely dalam Barbara,1994).

Pada tahun 1970 an beberapa defenisi teknologi pendidikan mulai banyak bermunculan, ini diawali oleh
defenisi komisi teknologi pendidikan (1970) yang mendefenisikan teknologi pendidikan dalam pengertian
umum yaitu media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran disamping guru, buku teks, dan papan tulis… bagian yang membentuk teknologi
pembelajaran adalah televisi, film, ohp, komputer, dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya.
Secara khusus defenisi komisi teknologi pendidikan mendefenisikan teknologi pembelajaran merupakan
usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar dan
mengajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan
komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan non manusia agar belajar
dapat berlangsung efektif. (Commission on Instructional Technology, 1970 dalam Barbara,1994)

Defenisi Silber mewarnai kemunculan defenisi-defenisi teknologi pendidikan pada tahun 1970 an, silber
mengungkapkan bahwa teknologi pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi,
dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen system pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan,
teknik, dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personil) secara sistematik,
dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar (dalam Barbara,1994).

Defenisi silber diatas memiliki perbedaan dengan defenisi tahun 1963. Penggunaan kata pengembangan
berbeda artinya dengan apa yang ada pada defenisi sebelumnya. Dalam defenisi semula pengertian
“pengembangan” menunjukkan pada pengembangan potensi manusia, gagasan ini mengandung arti
lebih penting dari pendekatan tradisional psikologi pendidikan. Dalam defenisi silber, istilah
“pengembangan” digunakan secara inklusif meliputi perancangan, produksi, penggunaan, dan penilaian
teknologi untuk pembelajaran. Defenisi tahun 1970an mengikuti defenisi terdahulu dengan
mengidentifikasikan peran yang dilakukan oleh teknolog pembelajaran. Perbedaannya ialah bahwa
dalam cakupan teknologi pendidikan ada komponen tambahan (yaitu misalnya teknik dan latar).

Defenisi teknologi pendidikan pada tahun 1971, kembali dikeluarkan oleh Ely. Adapun defenisi teknologi
pendidikan pada tahun 1971 adalah merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan
pendidikan dapat dicapai (dalam Barabara, hal 20). Pada tahun 1972, AECT mengeluarkan defenisi
teknologi pendidikan sebagai suatu bidang yang berkepentingan dengan menfasilitasi belajar pada
manusia melalui usaha sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan
pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses
tersebut.

Defenisi Teknologi Pendidikan terus dikembangkan oleh AECT, pada tahun 1977. AECT kembali
mengeluarkan defenisi Teknologi Pendidikan, dan AECT mendefenisikan teknologi pendidikan sebagai
proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk
menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah
dalam segala aspek belajar pada manusia (AECT,1977 dalam Barbara).

Perkembangan Teknologi pendidikan di Indonesia sudah ada sejak tahun 1951. Perkembangan teknologi
pendidikan di Indonesia dapat dikatakan mengikuti perkembangan yang ada di Amerika (Miarso, 2011
hal 142). Defenisi teknologi pendidikan pada tahun 1987 dikembang nasution dimana defenisi teknologi
pendidikan sebagai pengembangan, penerapan, dan penilaian system-sistem, teknik dan alat bantu
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia (Nasution,2008).
Defenisi teknologi pendidikan pada tahun 1990an semakin ramai dibicarakan. Seatler (1990)
berpendapat teknologi sebagai upaya yang lebih terpusat pada peningkatan keterampilan dan organisasi
kerja dibandingkan mesin dan peralatan. Sementara Molenda dan Russel (1993) mendefenisikan
teknologi pembelajaran sebagai penerapan pengetahuan ilmiah tentang proses belajar pada manusia
dalam tugas praktis belajar dan mengajar (dalam Barabara, hal 6). Barbara (1994) mendefenisikan
teknologi pembelajaran sebagai teori dan praktek pada disain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, dan evauasi terhadap proses dan sumber untuk belajar (Barbara, 1994).

AECT (2004) kembali mengeluarkan defenisi teknologi pendidikan sebagai studi dan etika praktek untuk
menfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan
proses dan sumber daya teknologi (briyan permana, 24 desember 2010
http://bitungsibryan.blogspot.com/2010/12/definisi-teknologi-pendidikan-tahun.html). Defenisi AECT
2004 dengan defenisi sebelumnya tentang teknologi pendidikan memilikki perbedaan yang jelas. Pada
defenisi sebelumnya AECT lebih menfokuskan kajian teknologi pendidikan sebagai usaha yang
memudahkan pendidik untuk dapat memecahkan masalah-masalah dalam proses pembelajaran, serta
pendidik dapat melaksanakan proses pembelajaran sesuai bidang garapan teknologi pendidikan yaitu
dengan identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai macam sumber
belajar serta pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut. Dapat disimpulkan defenisi AECT ini,
menfokuskan pembelajaran pada guru (Teacher center learning). Defenisi 2004, AECT tidak hanya
menfokuskan kajian teknologi pendidikan pada pendidik (guru saja) namun segala aspek yang terkait
dalam pendidikan juga diikut sertakan, seperti peserta didik misalnya. Dimana defenisi AECT 2004
menerangkan pembelajaran dipusatkan pada siswa (student center learning), guru berfungsi sebagai
fasilitator dan motivator dalam meningkatkan proses belajar siswa, hal ini sesuai dengan defenisi
teknologi pendidikan sebagai studi dan etika praktek untuk menfasilitasi pembelajaran dan
meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya
teknologi.

Defenisi Teknologi pendidikan yang terbaru dikemukakan oleh Alan Januszewski (2008), yang
mendefenisikan teknologi pendidikan sebagai “ studi dan praktek etis menfasilitasi pembelajaran dan
meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi yang tepat
dan sumber daya (Alan Januszewski ,2008). Defenisi Alan ini menisyaratkan bahwa dalam dunia
pendidikan kontribusi teknologi pendidikan tidak hanya bersifat teori namun juga di aplikasikan berupa
praktek pelaksanaan dari teori-teori yang lahir sebagai pemecah masalah dalam proses pembelajaran.

b. Kemunculan teknologi pendidikan diawali dengan lahirnya teknologi audio visual yang membawa
pembaruan dalam dunia pendidikan pada masanya.

c. Kontribusi pertama pendidikan dalam dunia pendidikan yaitu lahirnya pergerakan media pendidikan.

8. Teknologi pendidikan/pembelajaran telah diakui sebagai disiplin yang otonom. Jelaskan apa yang
menjadi ontologi, epistemologi dan aksiologi teknologi pendidikan/pembelajaran.
Jawab :

Awalnya teknologi pendidikan dianggap sebagai bidang garapan yang terlibat dalam penyiapan
fasilitas belajar manusia melalui penelusuran , pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan sistematis
seluruh sumber-sumber belajar dan melalui pengelolaan seluruh proses (AECT 1972). Dan pada akhirnya
diartikan sebagai studi dan praktek etis dalam memfasilitasi proses pembelajaran dan meningkatkan
kinerja dengan mencipatakan, menggunakan, dan mengatur proses teknologi dan sumber daya yang
cocok (AECT, 2004).

Filsafat dalam pendidikan merupakan teori umum dari pendidikan, landasan dari semua pemikiran
mengenai pendidikan, atau dapat dikatakan sebagai teori yang dipakai dasar bagaimana ”pendidikan itu
dilaksanakan” sehingga mencapai tujuan (Dewey, 1946) dalam Jujun. Oleh karena itu, sebagai sebuah
ilmu teknologi pendidikan juga memiliki landasan. Salah satunya adalah landasan filosofis yang dapat
dikaji melalui tiga kajian filsafat.

Ontologi teknologi pendidikan

Ontologi merupakan azas dalam menetapkan ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahan, serta
penafsiran tentang hakikat realitas dari objek tersebut, dimana menjelaskan bidang kajian ilmu itu apa,
jika teknologi pendidikan sebagai ilmu maka bidang kajiannya itu apa. Obyek filsafat ialah segala sesuatu,
meliputi kesemestaan. Objek material teknologi pendidikan adalah manusia. Maka objek formal dari
filsafat pendidikan ini di batasi pada manusia dalam fenomena pendidikan

Ontologi bertolak atas penyelidikan tentang hakekat ada (existence and being). Pandangan ontologi ini
secara praktis akan menjadi masalah utama di dalam pendidikan. Sebab, siswa (peserta didik) bergaul
dengan dunia lingkungan dan mempunyai dorongan yang kuat untuk mengerti sesuatu. Oleh karena itu
teknologi pendidikan dalam posisi ini sebagai bagian pengembangan untuk memudahkan hubungan
siswa atau peserta didik dengan dunia lingkungannya. Peserta didik, baik di masyarakat atau di sekolah
selalu menghadapi realita dan obyek pengalaman. Melalui realita (ontologi), peserta didik secara
sistematis dibina potensi berpikir kritis untuk mengerti kebenaran.Implikasi pandangan ontology di
dalam pendidikan ialah bahwa dunia pengalaman manusia yang harus memperkaya kepribadian
bukanlah hanya alam raya dan isisnya dalam arti sebagai pengalaman sehari-hari; melainkan sebagai
suatu yang tak terbatas, realitas fisik, spiritual, yang tetap dan yang berubah-ubah (dinamis).

Dalam revolusi dunia pendidikan, hal itu terjadi karena adanya masalah utama yaitu “belajar” dapat
disederhanakan yaitu pada awalnya guru menghadapi anak didiknya dengan bertatap muka langsung
dan guru bertindak sebagai satu-satunya sumber untuk belajar. Perkembangan berikutnya guru
menggunakan sumber lain berupa buku yang ditulis oleh orang lain, atau dapat dikatakan bahwa guru
membagi perannya dalam menyajikan ajaran kepada sejawat lain yang menyajikan pesan melalui buku.
Dalam keadaan ini guru masih mungkin melaksanakan tugasnya menyeleksi buku dan mengawasi
kegiatan belajar secara ketat. Dalam perkembangan selanjutnya media komunikasi mampu menyalurkan
pesan yang dirancang oleh suatu tim yang terpisah dari guru, langsung kepada anak didik tanpa dapat
dikendalikan oleh guru. Dapat disimpulkan dari perkembangan revolusi yang terjadi bahwa tujuan
pendidikanlah yang harus menentukan sarana apa saja yang dipergunakan atau dengan kata lain media
komunikasi menentukan pesan (dan karena itu tujuan) yang perlu dikuasai. Dengan ilustrasi diatas dapat
disimpulkan bahwa adanya masalah-masalah baru yaitu:

1. Adanya berbagai macam sumber untuk belajar termasuk orang (penulis buku, prodoser media dan
sebagainya) pesan (yang tertulis dalam buku atau tersaji lewat media), media (buku, program televisi,
radio, dan sebagainya), alat (jaringan televisi, radio), cara-cara tertentu dalam mengolah/menyajikan
pesan, serta lingkungan dimana proses pendidikan itu berlangsung

2. Perlunya sumber-sumber tersebut dikembangkan, baik seccara konseptual maupun secara faktual.

3. Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan, maupun sumber-sumber untuk

belajar itu agar dapat digunakan seoptimal mungkin guna keperluan belajar.

Ketiga poin diatas itulah yang merupakan ruang lingkup wujud obyek penelaahan (ontology) Teknologi
Pembelajaran. Suatu obyek yang bukan merupakan lingkup bidang pengetahuan lain.

Epistemologi teknologi pendidikan

Epistemologi merupakan azas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun
menjadi suatu tubuh pengetahuan, dimana dibutuhkan suatu pendekatan yang digunakan dalam suatu
ilmu. Epistomologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan,
pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai
pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal
dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode
positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis. Sedemikian luas dan jauh, dunia pendidikan
dianggap sebagai proses penyerahan kebudayaan pada umumnya, khususnya ilmu pengetahuan.

Pandangan epistemologi tentang pendidikan akan membahas banyak persoalan-persoalan pendidikan,


seperti kurikulum, teori belajar, strategi pembelajaran, bahan atau sarana-prasarana yang mengantarkan
terjadinya proses pendidikan, dan cara menentukan hasil pendidikan.

Epistimologi (bagaimana) yaitu merupakan asas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan
diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan. Ada 3 isi dari landasan

epistimologi teknologi pendidikan yaitu :

1. Keseluruhan masalah belajar dan upaya pemecahannya ditelaah secara simultan. Semua situasi yang
ada diperhatikan dan dikaji saling kaitannya dan bukannya dikaji secara terpisah-pisah.

2. Unsur-unsur yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara sistematik
yaitu dirancang, dikembangkan, dinilai dan dikelola sebagai suatu kesatuan, dan ditujukan untuk
memecahkan masalah.
3. Penggabungan ke dalam proses yang kompleks dan perhatian atas gejala secara menyeluruh, harus
mengandung daya lipat atau sinergisme, berbeda dengan hal dimana masing-masing fungsi berjalan
sendiri-sendiri.

Sedangkan menurut Abdul Gafur (2007) untuk mendapatkan teknoogi pendidikan adalah dengan cara:

1. Telaah secara simultan keseluruhan masalah-masalah belajar

2. Pengintegrasiansecara sistemik kegiatan pengembangan, produksi, pemanfaatan, pengelolaan, dan


evaluasi.

3. Mengupayakan sinergisme atau interaksi terhadap seluruh proses pengembangan dan pemanfaatan
sumber belajar.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa landasan epistemology dalam teknologi adalah bagaimana suatu materi
itu di peroleh yakni dengan pengumpulan semua masalah dalam belajar kemudian mengkaji dan
melakukan proses pengembangan secara keseluruhan

Aksiologi teknologi pendidikan

Aksiologi merupakan azas dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam
tubuh pengetahuan dengan menelaah tentang nilai guna, baik secara umum maupun secara khusus, baik
secara kasad mata maupun secara abstrak.

Aksiologi harus membatasi kenetralan tanpa batas terhadap ilmu pengetahuan, dalam arti bahwa
kenetralan ilmu pengetahuan hanya sebatas metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaannya
haruslah berlandaskan pada nilai-nilai moral atau etika dan nilai seni dan keindahan atau estetika.
Berdasarkan pandangan tersebut diperlukan prisip tertentu apakah dianggap baik atau tidak isi dari
pengetahuan tersebut, maka epistemology memerlukan pandanghan aksiologi. Aksiologi (axiology),
suatu bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value). Brameld (1955) membedakan tiga bagian, yaitu:

1. Moral conduct, tidak moral; bidang ini melahirkan disiplin khusus yakni etika.

2. Esthetic expression, ekspresi keindahan, yang melahirkan estetika.

3. Socio-political life, kehidupan sosio-politik; bidang ini melahirkan filsafat sosiopolitik.

fungsi atau kegunaan teknologi pendidikan menurut Presidential Commission on Instruksional


Technology yang debentuk oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Amerika Serikat pada tahun 1969
adalah:

1. Meningkatkan produktifitas pendidikan, dengan jalan:

a. Memperlaju pemahaman belajar

b. Membantu guru untuk mengggunakan waktunya secara lebih baik


c. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih benyak membina
dan mengembangkan kegairahan belajar anak

2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual

a. Mengurangi control guru yang kaku dan tradisional

b. Memberikan kesempatan anak berkembang sesuai kemampuannya

3. Memberikan dasar pengjaran yang lebih ilmiah

a. Perencanaan program pengajaran yang lebih sistematik

b. Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi penelitian tentang perilaku

4. Lebih memantapkan pengajaran

a. Meningkatkan kapasitas manusia dengan dengan berbagai media komunikasi

b. Penyajian informasi yadan data secara lebih kongkret

5. Memungkinkan belajar secara lebih akrab

a. Mengurangi jumlah pemisah antara pelajaran di dalam dan diluar sekolah

b. Memberikan pengetahuan tangan pertama

6. Memungkinkannya penyajian pendidikan lebih luas dan merata terutama dengan jalan:

a. Pemanfaatan bersama tenaga atau kejadian yang langka secaera lebih luas.

b. Penyajian informasi menembus batas geografi

Komisi presiden itu selanjutnya mengajukan rekomendasi agar Amerika Serikat mengajukan investasi
yang lebih besar lagi dalam teknologi pembelajaran, guna memperluas wawasan dan meningkatkan
kualitas pendidikan, yang pada akhirnya memberikan keuntungan kepada masyarakat dan anggota
masyarakat pribadi (Trikton dalam Miarso (2004).

Selanjutnya menurut Wijaya Kusumah dalam kajian aksiologi, yaitu apa nilai / manfaat pengkajian
teknologi pendidikan bisa diaplikasikan dalam beberapa hal, diantaranya

1. Peningkatan mutu pendidikan (menarik, efektif, efisien, relevan)

2. Penyempurnaan system Pendidikan

3. Meluas dan meratnya kesempatan serta akses pendidikan

4. Penyesuaian dengan kondisi pembelajaran


5. Penyelarasan dengan perkembangan lingkungan

6. Peningkatan partisipasi masyarakat

Sedangkan M. Arif menyatakan bahwa Aksiologi (untuk apa) yaitu merupakan asas dalam menggunakan
pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut. Landasan
pembenaran atau landasan aksiologis teknologi pendidikan perlu dipikirkan dan dibahas terus menerus
karena adanya kebutuhan riil yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Menurutnya,
landasan aksiologis teknologi pendidikan saat ini adalah:

1. Tekad mengadakan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.

2. Keharusan meningkatkan mutu pendidikan berupa

9. Teknologi pendidikan/pembelajaran sebagai disiplin yang terbuka dan membutuhkan sumbangan


dari disiplin ilmu pengetahuan lain. Jelaskan kontribusi teori/ilmu psikologi belajar, komunikasi,
teknologi informasi dan manajemen terhadap teknologi pendidikan/pembelajaran.

Jawab :

Kontribusi Teori/Ilmu Psikologi Belajar, Komunikasi, Teknologi Informasi Dan Manajemen Terhadap
Teknologi Pembelajaran.

ILMU PSIKOLOGI

Aplikasi Psikologi Pendidikan dalam Teknologi Pendidikan adalah yang menyangkut dengan aspek-aspek
perilaku dalam ruang lingkup belajar mengajar. Secara psikologis, manusia adalah mahluk individual
namun juga sebagai makhluk social dengan kata lain manusia itu sebagai makhluk yang unik. Maka dari
itu kajian psikologi pendidikan dalam Teknologi pendidikan seharusnya memperhatikan keunikan yang
dimiliki oleh setiap individu baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi,
perasaan serta karakteristik-karakteristik individu lainnya. Dan strategi belajar seperti itu terdapat dalam
kajian ilmu Teknologi Pendidikan. Di dalam Teknologi Pendidikan diajarkan tentang berbagai teori seperti
behavioristik dan kognitif. behavioristik sendiri untuk mengetahui sejauh mana respon atau rangsang
yang di alami oleh objek. Maka dari pada itu rangsangan awal tidak boleh hilang, dan harus diteruskan
dengan rangsangan yang dapat membuat si objek merespon. Untuk merangsang si objek agar mau
belajar, maka dibutuhkanlah ilmu psikologi pendidikan. Begitu juga Dengan adanya teori kognitif, kita
dapat mengetahui keadaan psikis si objek, perasaan objek yang mempengaruhi bagaimana dan apa yang
ia pelajari. Karena pada dasarnya, teori kognitif lebih memfokuskan pada proses belajar untuk mengerti
dunia yang membutuhkan psikologi yang kuat.
Intinya bahwa pengaplikasian psikologi pendidikan terhadap teknologi pendidikan sangat erat karena
dalam membuat strategi belajar dan untuk mengetahui tehnik belajar yang baik maka terlabih dahulu
kita harus mengerti ilmu jiwa, dalam hal ini adalah psikologi pendidikan.

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Pengaruh dari Teknologi informasi dan komunikasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses
pembelajaran. Sebagai media pendidikan komunikasi dilakukan dengan menggunakan media-media
transfer informasi. Dengan adanya teknologi informasi sekarang ini guru dapat memberikan layanan
tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi
dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan
menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang
disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan
menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model
pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.

MENEJEMEN

Seperti halnya manajemen secara umum, manajemen pendidikan juga meliputi empat hal pokok, yaitu,
perencanaan, pengorganisasian, penerapan atau pelaksanaan, dan pengendalian atau pengawasan
pendidikan.

Sejalan dengan pendapat di atas, manajemen merupakan suatu proses untuk mengendalikan atau
mengontrol praktek teknologi pendidikan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan
supervisi.

Sumber daya manusia yang mengelola pendidikan harus memilki kemampuan yang handal untuk
mengembangkan dan/atau menerapkan teknologi pendidikan agar penyelenggaraan pendidikan menjadi
lebih berkualitas, efektif, efisien dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.

Memanfaatkan berbagai kemudahan dari teknologi pendidikan hanya mungkin terjadi jika dikelola
dengan baik. Telah dipahami bahwa pengelolaan merupakan suatu permasalahan manajemen, dan oleh
sebab itu memanfaatkan ilmu manejemen merupakan sebuah keharusan dalam penerapan teknologi
pendidikan untuk memecahkan masalah belajar dan pembelajaran dalam berbagai situasi pendidikan.

10. Pendidikan nasional masih menghadapi sejumlah permasalahan antara lain: pemerataan, mutu,
relevansi, efektivitas dan efesiensi pendidikan. Jelaskan kontribusi teknologi pendidikan/pembelajaran
dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan tersebut sesuai dengan kawasan teknologi
pembelajaran.
Jawaban:

Kontribusi teknologi pendidikan pada pemecahan masalah untuk pembaharuan sistem pendidikan dan
pembelajaran dapat dibedakan dalam lima kategori yaitu: 1) Penyediaan tenaga profesi yang kompeten
untuk memecahkan masalah belajar. 2) Pengintegrasian konsep, prinsip dan prosedur dalam sistem
pendidikan. 3) Pengembangan sistem belajar pembelajaran yang inovatif. 4)Penggunaan teknologi
komunikasi dan informasi dalam proses belajar dan pembelajaran. 5) Peningkatan kinerja organisasi dan
sumber daya manusia agar lebih produktif.

Perkembangan masyarakat manusia semakin menegaskan peran teknologi pendidikan dalam


peningkatan mutu pendidikan di semua level pendidikan. Pada level makro, teknologi pendidikan
berperan dalam mendesain konsep dan pelaksanaan pendidikan secara nasional. Akses pendidikan bagi
semua tidak dapat didekati secara konvensional, butuh sentuhan teknologi yang bisa menjamin semua
warga negara menikmati pembelajaran yang menjadi haknya sebagai warga negara. Pada level mikro,
teknologi pendidikan berperan serta dalam

pencapaian mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran indikatornya harus terukur. Jaminan pencapaian
indicator. indikator itu hanya bisa didekati melalui pendekatan teknologi dalam pengertian sebenarnya,
tidak terbatas pada pembelajaran semata, tetapi terintegrasi secara sistemik dan pemanpaatan sumber
belajar yang bervariasi

Anda mungkin juga menyukai