Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN OBSERVASI

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN BERBASIS TEKNOLOGI KINERJA DALAM


TEKNOLOGI PENDIDIKAN

KELOMPOK 3
1. ARSILAWATI FAKHRULLIAH
2. EKA TRISNA JUNIAR
3. LILI DISMIANI
4. NOVA ANISNA DESVITA
5. SRI WIDIARTI
6. WENNY OKTA HARYANI

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Menurut Association for Educational Communications and Technology atau

disingkat AECT (2004), Teknologi Pendidikan (TP) didefinisikan sebagai “the study

and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating,

using, and managing appropriate technological processes and resources.” Ini adalah

definisi terbaru yang menyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah studi dan

praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja

dengan cara menciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan

sumber-sumber teknologi yang tepat

Teknologi adalah penerapan dari ilmu dalambidang-bidang tertentu untuk

membantu memecahkan masalah. Teknologi juga dapat diartikan sebagai suatu alat-

ataupun komponen-komponen yang dapat mempermudah segala aktifitas manusia.

Namun dalam hal ini juga teknologi tidak selalu berupa alat, namun dapat berupa

gagasan inovatif, cara, dan lain-lain yang dapat memberikan keefisiendan keefektifan

bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Dalam teknologi pendidikan improving performance atau diterjemahkan

sebagai meningkatkan kinerja lebih sering merujuk pada suatu pernyataan mengenai

keefektifan; bisa merupakan cara-cara yang diharapkan membawa hasil yang

berkualitas, produk yang diharapkan dapat menciptakan proses belajar yang efektif,

dan perubahan-perubahan kompetensi yang dapat diterapkan di dunia nyata. Makna

belajar merupakan suatu rangkaian proses interpretasi berdasarkan pengalaman

2
yang telah ada, interpretasi tersebut kemudian dicocokan pengalaman-pengalaman

baru.

Efektif sering kali berdampak pada efisiensi, yaitu hasil yang dicapai dengan

penggunaan waktu, tenaga, dan biaya seminim mungkin. Namun apa yang dimaksud

dengan efisien sangatlah tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Efisiensi

dalam gerakan pengembangan instruksional sistematis didefinisikan sebagai

menolong peserta didik mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

yang diukur dengan evaluasi terstruktur (tes, ulangan, dsb).  Oleh sebab itu proses

kegiatan belajar dilakukan dengan tahapan-tahapan yang sistematis. Pandangan ini

berbeda dengan pendekatan cara belajar konstruktivis. Cara pandang konstruktivis

menekankan pada posisi peserta didiklah yang menentukan tujuan mereka sendiri

dan bagian apa yang hendak dipelajari. Belajar yang benar dan berhasil adalah

apabila ilmu pengetahuan dapat dipahami secara mendalam, dialami, dan diterapkan

untuk mengatasi masalah-masalah di dunia nyata, bukan berdasar hasil ujian atau

ulangan. Konstruktivisme cenderung mempersoalkan perancangan lingkungan

belajar daripada pentahapan kegiatan pembelajaran. Lingkungan belajar ini

merupakan konsteks yang kaya, baik dari landasan pengetahuan, masalah yang

otentik, dan perangkat yang digunakan untuk memecahkan masalah. Itulah

sebabnya efisiensi tergantung pada apa tujuan yang hendak dicapai dalam proses

belajar.

Teknologi pendidikan merupakan salah satu bidang yang punya kemampuan

untuk meningkatkan produktifitas pada level individu yaitu peserta didik dan tenaga

pendidik hingga level organisasi.Melalui pembelajaran individual peserta didik

langsung mengalami apa yang dipelajarinya, membangun sebuah pemahaman

3
dengan model self-discovery sehingga penghayatan akan makna pelajaran menjadi

lebih dalam tertanam. Dalam tulisan Molenda dan Pershing makna peningkatan

performa atau kinerja dibatasi pada keterlibatan teknologi dalam bidang pendidikan

semata. Artinya bahwa teknologi dapat meningkatkan peran pendidikan untuk

memperbaiki kinerja dan kualitas manusia.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul evaluasi

program pendidikan berbasis tekonologi kinerja dalam teknologi pendidikan di MAN 1

Lahat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil observasi kinerja MAN 1 Lahat ?

2. Bagaimana hasil observasi kinerja MAN 1 Lahat dalam hubungannya dengan

teknologi pendidikan ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui hasil observasi kinerja MAN 1 Lahat

2. Untuk mengetahui hasil observasi kinerja MAN 1 Lahat dalam hubungannya

dengan teknologi pendidikan.

D. Manfaat

1. Manfat Teoritis

a. Menjadi bahan acuan untuk program kerja sekolah kedepan sehingga dapat

meningkatkan kualitas dunia pendidikan terutama di MAN 1 Lahat

4
b. Hasil observasi ini dapat memberikan kontribusi mengenai teknologi di

bidang pendidikn untuk meningkatkan kinerja pendidikan didunia pendidikn

2. Manfaat Praktis

Peneliti memperoleh pengalaman dalam menerapkam teknologi di dunia

pendidikan MAN 1 lahat.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teknologi Kinerja

1. TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PERANNYA DALAM PEMBELAJARAN

a. Pendidikan

Pendidikan salah satunya dapat dimaknai sebagai kumpulan segala

macam proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-

bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai positif di masyarakat tempat dia

tinggal. (Good, 1973). Sementara menurut Undang-undang no. 20 tahun 2003,

tentang Sitem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan adalah

usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Dari definisi tersebut nampak bahwa pendidikan merupakan suatu

konsep yang sangat luas, mencakup berbagai dimensi dan sudut pandang. Dari

segi prosesnya, pendidikan dapat didefinisikan sebagai perubahan dalam

memahami dunia luar, dirinya sendiri, dan hubungannya dengan orang lain dan

objek-objek yang ada di lingkungannya. Perubahan-perubahan tersebut

membantu seseorang untuk menginterpretasikan pengalaman dan

memungkinkan peningkatan cara-cara berperilaku yang efektif untuk

mengontrol unsur-unsur lingkungan yang berhubungan dengan dirinya.

b. Teknologi Pendidikan
6
1. Definisi Teknologi Pendidikan Menurut AECT 1977

Definisi yang sangat terkenal tentang Teknologi Pendidikan adalah

definisi yang dikeluarkan oleh AECT 1977, yang menyebutkan: Educational

Technology is a complex, integrated process involving people, procedures,

ideas, devices, and organization, for analyzing problems and devising,

implementing, evaluating, and managing solutions to those problems,

involved, in all aspects of human learning.( AECT, 1977: 1).

Artinya: Teknologi Pendidikan diartikan sebagai suatu proses yang

kompleks dan terpadu, yang menyangkut orang, prosedur, ide, alat, dan

organisasi untuk menganalisis masalah-masalah yang berkaitan dengan

segala aspek belajar manusia, merancang, melaksanakan, mengevaluasi,

serta mengelola pemecahan tersebut.

Adapun domain Teknologi Pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh


AECT (1977:2) adalah seperti tertera pada skema berikut:

Educational Educational Learning Learner


Development Resources
Management
Functions
Functions
Research
Organization Theory Message
Design
Management Production People
Personel Evaluation
Selection Materials
Management Logisticts Devices
Utilization
(Utilization/ Techniques
Dissemination)
Settings

2. Definisi Teknologi Pendidikan dari AECT Tahun 2008

7
Sedangkan definisi terbaru tentang Teknologi Pendidikan adalah

definisi tahun 2008 sebagaihasil pengembangan dari kawasan sebelumnya.

Definisi 2008 sudah lebih spesifik karena menekankan pada studi dan

praktik. Definisi Teknologi Pendidikan dari AECT Tahun 2008 adalah:

“Educational Technology is the study and ethical practice of facilitating

learning and improving performance by creating, using, and managing

appropriate technological process and resources”. Artinya Teknologi

Pendidikan adalah studi dan etika praktik dalam rangka memfasilitasi belajar

dan peningkatan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan

proses dan sumber-sumber secara memadai. (Januszewski &

Molenda,2008: 1).

Dari definisi di atas, maka dapat diidentifikasi kawasan Teknologi

Pendidikanyang terdiri terdiri atas:

a. Studi,

b. Etis,

c. Fasilitasi Belajar/Pembelajaran

d. Peningkatan Kinerja,

e. Penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan proses pembelajaran

dengan teknologis yang memadai, dan

f. Penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan proses dalam Sumber-

sumber belajar dengan teknologis yang memadai.

c. Kajian Teknologi

8
Finn (1960), “Selain diartikan sebagai mesin, teknologi bisa mencakup

proses, sistem, manajemen, dan mekanisme pantauan, baik manusia itu

sendiri atau bukan”. Simon (1983), “Teknologi sebagai disiplin rasional,

dirancang untuk meyakinkan manusia akan keahliannya mengahadapi alam

fisik atau lingkungan melalui penerapan hukum atau aturan ilmiah yang telah

ditentukan”.

Saettler mengemukakan bahwa teknologi asal katanya techne, berasal

dari bahasa Yunani, yang artinya seni, kerajinan tangan, atau keahlian.

Teknologi bagi bangsa Yunani kuno diakui sebagai kegiatan khusus, dan

sebagai pengetahuan.

Menurut Sumitro Djojohadikusumo teknologi maju yaitu upaya

peningkatan kemampuan nasional di bidang penelitian dan teknologi terkait

dengan sumber energi, mineral, nuklir, dan beberapa aspek pokok di bidang

teknologi angkasa luar.

Teknologi adaptif adalah teknologi yang bersumber pada penelitian dan

pengembangan di negara maju, harus digarap dan disesuaikan dengan

perkembangan masyarakat. Teknologi protektif, yaitu teknologi yang

dipersiapkan untuk memelihara, melindungi, dan mengamankan teknologi

serta lingkungan hidup bagi masa depan.

Sedangkan menurut Quraish Shihab teknologi merupakan

perpanjangan fungsi organ manusia. Teknologi diciptakan untuk membantu

manusia dalam menyelesaikan pekerjaan. Teknologi yang diciptakan manusia

tidak memiliki organ tubuh yang dapat melaksanakan tugas tersebut. Maka

teknologi jenis ini dapat mengambi alih pekerjaan manusia. Teknologi

9
diciptakan berdasarkan temuan teknologi sebelumnya, atau memperbaiki dan

meningkatkan mutu teknologi yang sudah ada agar kemampuannya berlipat

ganda.

2. TEKNOLOGI KINERJA

Association for Educational Communications and Technology atau

disingkat AECT (2004) mendefinisikan Teknologi Pendidikan (TP) sebagai “the

study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by

creating, using, and managing appropriate technological processes and

resources.” Ini adalah definisi terbaru yang menyatakan bahwa teknologi

pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi

pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan,

menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber

teknologi yang tepat. Jelas, tujuan utamanya yaitu untuk:

1. Memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran agar efektif,

efisien dan menarik;

2. Meningkatkan kinerja.

Sehingga, fungsi seorang teknolog pendidikan tidak hanya sebagai

seorang ahli yang bertanggung jawab akan berjalannya sebuah proses

pembelajaran namun juga sebagai ahli dibidang peningkatan kinerja (Human

Performance Technology).

a. Pengertian Teknologi Kinerja (Human Performance Technology)

10
Pengertian kata performance diawali oleh Nickols (1977, p. 14) yang

mengatakan bahwa kata performance sebagai hasil sebuah tingkah laku”.

Sedangkan Gilbert (1974) Menyamakan kinerja dengan prestasi-prestasi yang

dicapai. Sehingga teknologi kinerja lebih mempertimbangkan pencapaian

keberhasilan bekerja dan organisasi, sifatnya sistemik dan sistematik, memiliki

tujuan untuk memenuhi permintaan, peningkatan, management keahlian dll.

Berikut ini definisi Human Performance Technology dari beberapa pakar :

● Menurut National Society Of Performance And Instruction Citied In

Rosenberg. Teknologi kinerja adalah sekumpulan metode dan proses

untuk menyelesaikan masalah atau memberdayakan kesempatan yang

berhubungan dengan kinerja seseorang. lni dapat digunakan pada

individu, kelompok keoil, atau organisasi besar.

● Benefit dan Tate (1990)

Teknologi kinerja [manusia] adalah proses sistematis dalam

mengidentifikasikan kesempatan pengembangan kinerja, standar

peraturan kinerja, strategi pengidentifikasian pengembangan kinerja,

analisa|Keuntungan dalam berkinerja.

● Jacobs (1998)

Teknologi kinerja manusia menghadirkan manfaat dari pendekatan sistem

dalam sejumlah bentuk yang berbeda tergantung pada masalah yang

dihadapi dan aktifitas profesional yang dibutuhkan. Setelah adanya

beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa teknologi kinerja identifikasi

dan pemecahan masalah perilaku yang terjadi dalam individu dan

11
organisasi yang mencakup metode, prosedur dan strategi yang sistematis

untuk meningkatkan kualitas kinerja manusia.

Sedangkan Pershing sendiri (2006, p.6) di dalam buku Handbook

of Human Performance Technology edisi ketiga mendefinisikan “Human

performance technology is the study and ethical practice of improving

productivity in organizations by designing and developing effective

interventions that are results-oriented, comprehensive, and systemic”.

Pershing mengartikan teknologi kinerja sebagai sebuah studi dan praktek

untuk meningkatkan produktivitas di dalam organisasi yang dirancang dan

dikembangkan secara efektif dengan berorientasi pada hasil,

komprehensif dan sistematis. Berdasarkan dari definisi tersebut, maka

karakteristik dari teknologi kinerja adalah sebagai berikut:

1. Teknologi kinerja adalah suatu disiplin ilmu atau bidang garapan

2. Tujuan utama dari teknologi kinerja adalah meningkatkan kinerja

3. Di dalam teknologi kinerja terdapat istilah organisasi, organisasi

tersebut tidak hanya

4. Peningkatan produktivitas dilakukan melalui sebuah intervensi yang

dirancang dikembangkan secara efektif.

5. Teknologi kinerja berorientasi pada hasil, bersifat menyeluruh

(komprehensif) dan sistematis.

b. Tujuan Penilaian Kinerja

Syafarudin Alwi (2001:187) menyatakan menurut teorinya tujuan

penilaian kinerja bisa dikategorikan sebagai sebuah sifat evaluasi dan

pengembangan. Yang sifatnya avaluasi harus diselesaikan.

12
● Hasil penilaian dipakai sebagai dasar untuk memberikan kompensasi

● Hasil penilaian dipakai sebagai staffing decision

● Hasil penilaian dipakai sebagai dasar melakukan evaluasi sistem seleksi

Yang sifatnya pengembangan penilai harus diselesaikan

● Prestasi nyata yang diraih individu

● Kelemahan-kelemahan individu yang menjadi penghambat kinerja

● Prestasi-prestasi yang dikembangkan

c. Manfaat Penilaian Kinerja

Kontribusi hasil penilaian adalah sesuatu yang sangaat berguna untuk

merencanakan kebijakan organisasi adapun dengan terperinci penilaian

kinerja untuk organisasi yaitu:

1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi

2. Memperbaiki kinerja

3. Keperluan latihan dan pengembangan

4. Mengambil keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi pemecatan,

pemberhentian dan merencanakan tenaga kerja

5. Untuk keperluan penilitian karyawan

6. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai

d. Karakteristik Kinerja

Karakteristik orang yang memiliki kinerja tinggi menurut Mangkunegara

(2002:68) yaitu berikut ini:

1. Mempunyai tanggung jawab pribadi yang tinggi

13
2. Berani melakukan pengambilan dan pertanggung jawaban risiko yang

dihadapi

3. Mempunyai tujuan yang nyata

4. Mempunyai rencana kerja yang secara keseluruhan dan berjuan untuk

mewujudkan tujuannya

5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang nyata dalam semua aktivitas

kerja yang dijalankannya.

6. Mencari kesempatan untuk mewujudkan rencana yang sudah

diprogramkan

e. Kinerja dan Proses Belajar

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan

bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu

dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan

sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran

adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Kurikulum yang dikembangkan sekolah saat ini menuntut perubahan

pendekatan pembelajaran yang mulanya berpusat pada guru (teacher

centered learning) menjadi pendekatan yang berpusat pada siswa (student-

centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan masa depan anak yang

harus memiliki keterampilan berpikir dan belajar (thinking and learning skils),

seperti keterampilan memecahkan masalah (problem solving), keterampilan

berpikir kritis (critical thinking), kolaborasi, dan keterampilan berkomunikasi.

Berbagai keterampilan yang diharapkan bisa dimiliki siswa dapat terwujud jika
14
guru mampu mengembangkan rencana pembelajaran yang mendorong siswa

untuk bekerja sama dan yang menantang siswa untuk berpikir kritis.

Selain pendekatan pembelajaran, siswa harus diberi kesempatan untuk

mengembangkan kemampuan menguasai teknologi informasi dan

komunikasi. Kemajuan teknologi informasi canggih khususnya yang berbasis

elektronik untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi perlu dimanfaatkan

secara optimal. Pemanfaatan teknologi informasi untuk pengelolaan

pengetahuan dalam konteks organisasi belajar dan pengembangannya dapat

dilakukan antara lain dengan cara sebagai berikut:

1) Membangun e-literacy untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman

akan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Aplikasi teknologi informasi sebaiknya dimanfaatkan dalam berbagai

aktivitas, khususnya dalam pembelajaran melalui e-learning atau e-

training, aplikasi teknologi informasi secara online system dengan

menggunakan intranet yang memberikan kemudahan untuk berbagi

informasi,

2) Membangun website pada setiap unit kerja yang

3) Kebijakan manajemen yang menerapkan teknologi informasi untuk

komunikasi perlu disosialisasikan kepada seluruh karyawan, misalnya

penggunaan e-mail.

Dalam pembelajaran, guru dituntut untuk menyiapkan unit plan. Di

dalam unit plan, guru seyogianya mengarahkan rencana pembelajaran dalam

sebuah kerangka pertanyaan berdasarkan standar kompetensi (SK) dan

kompetensi dasar (KD) yang ada dalam kurikulum. Curriculum frame Question

15
(CFQ) adalah sebagai alat untuk mengarahkan siswa dalam mengerjakan

tugas-tugas sehingga sesuai dengan tujuan yang direncanakan.

Dalam rencana pembelajaran, guru pun perlu memberikan kesempatan

pada siswa untuk melaporkan hasil kajiannya dalam berbagai bentuk, bisa

dalam bentuk blog, wiki, poster, newsletter atau laporan. Kegiatan yang

memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi (high order thinking) harus dirancang dalam rencana

pembelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan analisis, sintesis,

dan evaluasi melalui kajian yang mereka kerjakan.

Teknologi kinerja mempunyai pengaruh besar dalam instruksional,

terutama dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam bidang

instruksional. Teknologi kinerja dan proses belajar tidak dapat dipisahkan,

keduanya berkaitan erat. Dalam teknologi kinerja proses belajar dilakukan

secara terus menerus demi tercapainya kinerja manusia yang lebih tinggi.

B. TEKNOLOGI KINERJA DALAM PENDIDIKAN

a. Peningkatan Kinerja Peserta Didik Sebagai Pribadi

Pembelajaran dewasa ini menghadapi dua tantangan. Tantangan pertama,

adanya perubahan persepsi tentang belajar itu sendiri dan tantangan kedua  adanya

teknologi  informasi dan telekomunikasi yang memperlihatkan perkembangan yang

sangat luar biasa. Dalam kerangka pembelajaran individual, teknologi pendidikan

sebagai sebuah studi berupaya untuk meningkatan kinerja atau performa peserta

didik melalui beberapa cara yaitu:

16
1. Memberi pengalaman belajar bernilai lebih dengan difokuskan pada tujuan

yang hendak dicapai, bukan sekedar keberhasilan melewati serangkaian test

terstruktur.

2. Alih-alih menghafal pelajaran, melalui pemanfaatan teknologi pengalaman-

pengalaman belajar yang didapat diharapkan dapat membawa pada tingkat

pemahaman yang lebih dalam. Jika proses belajar ini dibuat lebih bernilai

dengan mendesainnya sedemikian rupa, maka pengetahuan dan kompetensi

yang baru dapat tertransfer lebih baik lagi.

b. Peran Teknologi Pendidikan dalam peningkatan kinerja

Antara teknologi pendidikan dan teknologi kinerja memiliki hubungan yang

sangaterat. Teknologi Kinerja Manusia atau Human Performance Technology

merupakan bidang kajian dan profesi baru dalam bidang teknologi pendidikan. 

Human performance technology didefinisikan sebagai, “pendekatan rekayasa untuk

mencapai hasil yang diharapkan oleh orang dalam suatu organisasi sebagai

performer”. Upaya untuk merekayasa ini bersifat sitematis, sistemik, dan ilmiah

(scientific-based). Intinya, teknologi kinerja mengkaji tentangupaya-upaya untuk

meningkatkan kinerja dalam suatu organisasi melalui pendekatan yang sistematis

dan ilmiah. Permasalahan dianalisis dan diidentifikasi untuk

kemudian berbagai solusi pemecahan masalah dirancang dan dikembangkan sedem

ikian rupa secarasistemik (holistik) untuk diimplementasikan, dievaluasi dan

diperbaiki atau mungkindimodifikasi dan bahkan diupdate/diganti secara terus

menerus.

Para teknolog kinerja cenderung mengidentifikasi kebutuhan bisnis dan

tujuanorganisasinya daripada tujuan belajar. Teknologi kinerja sebagai suatu


17
pendekatan pemecahanmasalah adalah suatu produk dari berbagai pengaruh teori

seperti cybernetic, ilmu menajemen,dan ilmu kognitif (Geis, 1986). Para teknolog

kinerja tidak selalu merancang intervensi pembelajaran sebagai suatu solusi dalam

memecahkan masalah. Teknologi kinerja akan cenderung memperhatikan

peningkatan insentif, desain pekerjaan, pemilihan personil,

umpan balik atau alokasi sumber sebagai intervensi. 

Kekuatan teknologi pembelajaran memang terletak pada teknologi itu sendiri.

Kemajuan dalam teknologi akan banyak merubah

hakekat praktek dalam bidang teknologi pembelajaran. Teknologi telah memberikan

prospek munculnya stimulus yang realistik, memberikan akses terhadap sejumlah

besar informasidalam waktu yang cepat, menghubungkan informasi dan media

dengan cepat, dan dapatmenghilangkan jarak antara pengajar dan pembelajar

(Hannfin, 1992).

C. TEKNOLOGI KINERJA DALAM PEMBELAJARAN

● Kawasan Teknologi Pendidikan

Terdapat 5 kawasan dalam teknologi pembelajaran, yaitu:

1. Kawasan Desain Rancangan

Sub kawasan rancangan berkaitan dengan penyusunan spesifikasi

kondisi belajar. Kawasan desain merupakan hasil penerapan teori dan konsep

sebagai suatu perencanaan lingkungan belajar yang baik. Arus perkembangan

sub kawasan ini dipengaruhi oleh ilmu komunikasi, psikologi atau teori belajar.

Rancangan adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain

adalah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro, seperti

program dan kurikulum dan pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul.
18
Kawasan rancangan meliputi studi mengenai desain sistem pembelajaran,

desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar.

2. Kawasan Pengembangan

Sub kawasan pengembangan merupakan proses menterjemahkan atau

mewujudkan subkawasan desain/rancangan ke dalam bentuk fisik. Teknologi

cetak, audio visual, teknologi berbasis komputer serta komputer terpadu

mendominasi pekerjaan kawasan ini. Pengembangan adalah proses

penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan ini mencakup

banyak variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Kawasan ini

dapat diorganisasikan dalam empat katagori: teknologi cetak, teknologi audio

visual, teknologi berasaskan komputer, dan teknologi terpadu.

3. Kawasan Pemanfaatan

Pemanfaatan media yaitu penggunaan media instruksional dan

sumber-sumber belajar secara sistematis untuk belajar. Difusi inovasi yaitu

proses mengkomunikasikan ide belajar dan pendidikan serta usaha untuk

menyelenggarakan proses sosialisasi dan strategi tadi. Kawasan pemanfaatan

merupakan kawasan teknologi pembelajaran yang tertua, karena penggunaan

bahan audivisual secara teratur mendahului meluasnya perhatian terhadap

desain dan produksi media pembelajaran yang sistematis.

4. Kawasan Pengelolaan

Sub kawasan pengelolaan menyangkut pemantauan teknologi

pendidikan melalui perencanaan, pengaturan, koordinasi, dan pengawasan

secara terpadu. Sub kawasan pengelolaan berlandaskan konsep pengelolaan


19
proyek, pengelolaan sumber dan nara sumber, pengelolaan sistem

penyampaian, serta pengelolaan informasi. Kawasan pengelolaan merupakan

bagian integral dalam bidang teknologi pembelajaran dan dari peran

kebanyakan para teknologi pembelajaran. Kawasan pengelolaan semula

berasal dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan media.

Pembauran perpustakaan dengan program media membuahkan pusat dan

ahli perpustakaan media sekolah.

5. Kawasan Penilaian

Sub kawasan evaluasi menggarap proses yang menentukan ketepatan

instruksional dan belajar dengan melaksanakan analisis terhadap seluruh

komponen instruksional. Evaluasi dilakukan atas pekerjaan berjangka waktu

singkat atau sementara, berkaitan dengan kurikulum dan belajar sehari-hari

(proses), serta faktor fisik dari kurikulum. Sub kawasan evaluasi

membutuhkan konsep analisis masalah, pengukuran kriteria, evaluasi formatif

dan evaluasi sumatif.

C. Kajian Teknologi Kinerja

1. Kajian Stolovich & Keeps

Stolovich & Keeps mengartikan teknologi kinerja sebagai suatu terapan

atau praktek sebagai hasil evolusi dari pengalaman, refleksi, perumusan

konsep para praktisi teknologi pendidikan untuk meningkatkan mutu kinerja

seseorang di tempat ia bekerja. Teknologi kinerja menuntut studi yang

sistematis dan objektif dari masalah-masalah kinerja. Teknologi Kinerja

berusaha memperbaiki kinerja seseorang apabila kinerja tersebut sudah mulai

20
menurun dan berusaha memotivasinya. Tugas Teknologi Kinerja yakni

mencari permasalahan mengapa kinerja seseorang tersebut bisa menurun

dan berusaha untuk mencari solusinya. Pada saat Teknologi Kinerja

mendiagnosis, disitulah Teknolog Kinerja mencari permasalahan dengan

menganalisis penyebab yang memungkinkan terjadinya hal tersebut. Setelah

menganalisis kemudian memotivasi dan mengevaluasi.

Bidang cakupan Teknologi Kinerja tidak hanya di dalam pembelajaran

saja (hanya mencakup peserta didik dalam suatu pembelajaran) namun di

berbagai bidang. Misal di suatu perusahaan dan bisa juga pada bagian si

pendidik itu sendiri. Teknologi Kinerja terdapat pada individu, tim kecil maupun

organisasi (lembaga). Tujuan utama dari Teknologi Kinerja pada suatu

lembaga menurut Stolovich & Keeps adalah memperkenalkan teknologi

kinerja sebagai arti dari pemakaian penerapan dimana tujuannya adalah

memberikan penghargaan kinerja yang bernilai kepada seseorang di tempat ia

bekerja. Teknologi Kinerja diperkenalkan sebagai bidang aplikasi yang

signifikan yang mengarah kepada nilai prestasi kinerja di tempat kerja.

Teknologi kinerja bersifat sistemik, sistematis, berdasarkan ilmu pengetahuan

dan pengalaman yang telah teruji, dapat menggunakan berbagai cara, metode

dan media serta fokus pada hasil kinerja seseorang dan sistem nilai.

Sifat-sifat teknologi kinerja menurut Stolovich & Keeps, yaitu :

a. Sistematik

Yaitu teknologi kinerja adalah suatu pengaturan, keras, dan

dilaksanakan dalam cara-cara yang metodik. Cara-cara itu ada dari ijin para

praktisi untuk mengidentifikasikan celah kinerja (masalah dan kesempatan).

21
Penggolongan ini berdasarkan pengukuran dan langkah-langkah yang terlihat,

menganalisis masalah, memilih intervensi-intervensi yang pantas,

memakainya dalam suatu cara yang diawasi dan diterima.

b. Sistemik

Yaitu memahami pengenalan celah-celah kinerja seseorang sebagai

elemen sebuah sistem. Yang mana membalik keterkaitan elemen dengan

sistem yang lainnya. Teknologi kinerja dapat menolak atau menerima sebab-

sebab yang nyata dan solusi, juga tanpa memeriksa segi-segi lainnya dari

sistem-sistem. Kinerja adalah melihat sebagai hasil-hasil dari jumlah yang

dapat mempengaruhi faktor tak tetap yaitu pilihan, pelatihan, umpan balik,

sumber penghasilan dan pengaturan yang mendukung. Dari semuanya yang

mana harus dianalisa sebelum tepat biaya intervensi yang efektis dan efisien

adalah dipilih dan disebarkan.

c. Terbuka untuk semua makna, metode, dan media

Yaitu teknologi kinerja tidak terbatas dan kumpulan dari sumber

penghasilan atau teknologi yang dapat dipakai. Teknologi adalah sesuatu

yang dengan tetapnya untuk mencari cara yang paling efektif dan efisien

untuk memperoleh hasil-hasil pada biaya yang paling sedikit.

2. Kajian Main Piskurich

Piskurich menjabarkan pengertian teknologi kinerja sebagai suatu

sistem yang dilihat dari kinerja seseorang dengan menggunakan analisis

sistematik untuk kedua celah kinerja (masalah dan kesempatan) dan sistem

kinerja. Hal ini penting untuk memilih dan mendesain biaya intervensi secara

efektif dan efisien dengan strategi yang diluruskan untuk mendukung sasaran
22
dan nilai pengembangan organisasi. Piskurich telah membandingkan dua inti

teknologi, yaitu teknologi kinerja dan teknologi pembelajaran. Bisa diperiksa

bagaimana menggunakan teknologi yang bisa mendukung untuk

mempengaruhi hasil kinerja dan memperbaiki kepuasan pelanggan untuk

bertahan di masa depan yang harus berubah dari aturan tradisional dari ahli

teknologi pembelajaran dan ahli teknologi kinerja. Serta fokus dalam menjadi

ahli pembelajaran yang baik.

Teknologi pembelajaran merupakan teknologi pertama yang

menggunakan intervensi dalam penyampaian pembelajaran. Teknologi kinerja

berintervensi juga terhadap pembelajaran. Yang mana apabila kinerja seorang

pendidik menurun, maka seorang teknolog kinerja berusaha untuk memotivasi

kembali kinerja tersebut sampai mendapat hasil yang maksimal.

Kinerja seseorang berpengaruh terhadap proses dalam belajar. Jika

kinerja seseorang dalam proses belajar tidak maksimal maka hasil yang

didapat pun tidak akan maksimal. Disinilah para teknolog kinerja berperan

untuk mengidentifikasi permasalahan yang sedang terjadi. Hingga pada

akhirnya didapat solusinya dan proses belajar kembali maksimal dengan hasil

akhir yang maksimal pula. Dalam hal ini Teknologi Kinerja dan proses belajar

erat kaitannya karena tujuannya sama yakni peningkatan terhadap hasil yang

akan dicapai.

23
BAB III

HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH

A. Deskripsi Hasil Observasi

B. Pembahasan Hasil observasi dan mengawinkan dengan teori dan pendapat

pakar mengenai teknologi kinerja dalam teknologi pendidikan.

C.

24
25
https://www.academia.edu/30693458/Teknologi_Kinerja

26

Anda mungkin juga menyukai