MAKALAH
Dosen Pengampu: Dr. Suja’i, M.Ag. dan Dr. Zukhaira, S.S., M.Pd.
Disusun oleh:
PASCASARJANA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia pendidikan kita mengalami kemajuan yang begitu pesat beriringan dengan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dibidang pendidikan. Era globalisasi
pendidikan yang yang lebih menekankan pada kreativitas dan hubungan-hubungan antara
manusia yang bernilai ekonomi tinggi menjadi lebih menonjol daripada intelektualitas
dalam bidang matematika dan sains.
Fakta ini menunjukkan bahwa pendidikan bersifat dinamis yang mengikuti
perkembangan zaman, dan peranan pendidikan untuk memajukan bangsa Indonesia tertera
dalam Pembukaan UUD 1945, menyebutkan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan yang pelaksanaanya telah diatur dalam pasal 31. Oleh karena itu menjadi
seorang pendidik di era kekinian dituntut menciptakan proses pembelajaran yang menarik,
kreatif dan inovatif untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi.
Teknologi pembelajaran dirumuskan dengan berlandaskan bidang garapan bagi
teknologi pembelajaran yaitu desain, pengelolaan, penilaian, pengembangan, dan manfaat.
Kelima hal ini merupakan kawasan bidang teknologi pembelajaran. Tiap kawasan dari
bidang memberikan sumbangsih pada teori dan praktik yang menjadi landasan profesi.
Tiap kawasan tersebut berdiri sendiri walaupun saling berkaitan.
Masyarakat Indonesia saat ini dan masa yang akan mendatang merupakan
masyarakat yang berbudaya teknologi, yaitu bahwa perkembangan teknologi telah
berlangsung sedemikian rupa hingga tersebr luas dan mempengaruhi segenap bidang
kehidupan.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana pengertian teknologi pendidikan ?
b. Bagaimana klasifikasi kawasan pengembangan teknologi pendidikan?
c. Bagaimana implementasi pembelajaran bahasa Arab menurut perspektif kawasan
pengembangan teknologi pendidikan?
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian teknologi pendidikan.
1
b. Untuk mengetahui klasifikasi kawasan pengembangan teknologi pendidikan.
c. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran bahasa Arab menurut perspektif
kawasan pengembangan teknologi pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Barbara B. Seels & Rita C.Richey, 1994, Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya, Jakarta,
Unit Penerbitan Universitas Negeri Jakarta, 17
3
teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP, computer dan bagian
perangkat keras maupun lunak lainnya”.
“ teknologi Pendidikan merupakan usaha sistematik dalam merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu
tujuan pembelajaran khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses
belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunkan kombinasi sumber
manusia dan non manusia agar belajar dapat berlangsung efektif”.2
c. Definisi teknologi Pendidikan menurut Kenneth silber 1970
“teknologi pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi,
evaluasi, pemanfaatan) komponen system pembelajaran (pesan, orang,
bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan
(organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk
memecahkan masalah belajar”.
Definisi diatas menyebutkan istilah pengembangan yang memuat 2
pengertian, yaitu pengembangan potensi manusia dan pengembangan
teknologi pembelajaran itu sendiri, yang mencakup: perancangan, produksi,
penggunaan dan pemanfaatan dan penilaian teknologi untuk pembelajaran.3
d. Definisi MacKenzie dan Eraut 1971
“teknologi Pendidikan merupakan suatu studi yang sistematik mengenai
cara bagaimana tujuan Pendidikan dapat dicapai”.
Definisi ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat
keras, tetapi lebih berorientasi pada proses dalam mencapai tujuan
Pendidikan.4
e. Definisi AECT 1972
“teknologi Pendidikan adalah suatu bidang Garapan yang berkepentingan
dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam:
identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai
macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses
tersebut”.5
2
Bambang w, “Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran serta Perannya dalam
Pemecahan Masalah Pembelajaran”, Jurnal KWANGSAN, Vol 1, No 2, (Desember, 2013), 75
3
Bambang w, “Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran serta Perannya dalam
Pemecahan Masalah Pembelajaran”, 75
4
5
AECT, The Field of Educational Technology: A Statement of Definition dalam Audiovisual Instruction,
17 (1972), 36
4
Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-
visual sebagai suatu bidang studi, dan teknologi Pendidikan merupakan
suatu proses.
f. Definisi AECT 1977
“teknologi Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi
meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola
pe,ecahan masalah dalam segala aspek be;ajar pada manusia”.6
Dengan pengertian ini, AECT berusaha mengidentifikasi teknologi
Pendidikan sebagai teori, bidang dan profesi. Definisi sebelumnya tidak
menekankan teknologi Pendidikan sebagai suatu teori.7
g. Definisi AECT 1994
“instructional technology is the theory and practice of design, development,
utilization, management and evaluation of processes and resources for
learning (teknologi Pendidikan adalah teori dan praktek dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses
dan sumber untuk belajar)”.8
Meskipun sederhana dan singkat, namun definisi ini pada dasarnya
adalah definisi yang sangat penting dalam perkembangan teknologi
Pendidikan, karena menjadikan teknologi Pendidikan ini sebagai bidang
Garapan dan profesi yang perlu didukung oleh landasan teori dan praktik.
Selain itu definisi ini menyempurnakan Kawasan bidang kegiatan teknologi
pembelajaran melalui kajian teori dan penelitian, serta berusaha
menekankan adanya proses dan produk dalam aplikasi teknologi
Pendidikan.9 Definisi inilah yang akan dijadikan patokan dalam
memperluas pemahaman tentang teknologi Pendidikan nanti.
h. Definisi menurut anglin 1995
6
AECT, The Definition of Educational Technology, (Washington, AECT, 1977), 1
7
Barbara B. Seels & Rita C.Richey, Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya, penerj. Dewi s
prawiradilaga, raphael raaharjo, dan yusufhadi miarso, (Jakarta: ikatan profesi teknologi Pendidikan Indonesia
(IPTPI) dan lembaga pengembangan teknologi kinerja (LPTK) Universita9s Negeri Jakarta, 1994), 22
8
. Seels & Richey, Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya, penerj. Dewi s prawiradilaga,
raphael raaharjo, dan yusufhadi miarso 1
9
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
16
5
“teknologi Pendidikan adalah kombinasi dari pembelajaran, belajar,
pengembangan, pengelolaan, dan teknologi lain yang diterapkan untuk
memecahkan masalah Pendidikan”
Definisi ini memandang teknologi Pendidikan sebagai salah satu cabang dari
disiplin ilmu Pendidikan yang berkembang sejalan dengan perkembangan
teknologi. Sejak dimasukannya unsur teknologi ke dalam kajian dan praktek
pendisikan, semenjak itulah lahir disiplin ilmu teknologi Pendidikan.
i. Definisi menurut hackbarth 1996
Teknologi Pendidikan adalah konsep multidimensional yang meliputi: 1) suatu
proses sistematis yang melibatkan penerapan pengetahuan dalam upaya mencari
solusi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah-masalah belajar dan
pembelajaran, 2) produk seperti buku teks, program audio, program televisi,
softwere computer, dan lain-lain 3) suatu profesi yang terdiri dari berbagai
kategori pekerjaan, dan 4) suatu profesi yang terdiri dari berbagai kategori
pekerjaan, dan 4) meruoakan bagian spesifik dari Pendidikan.”
Berdasarkan definisi ini teknologi Pendidikan mempunyai dua bidang kajian
utama, yaitu a) mengkaji tentang teori belajar dan perilaku manusia lainnya (soft
technology) dan, b) mengkaji teknologi terapan yang diaplikasikan untuk
memecahkan masalah pembelajaran (hard technology). Focus dari teknologi
pendidikan bukan pada proses psikologis bagaimana peserta didik belajar,
melainkan pada prosesbagaimana teknologi perangkat lunak dan keras digunakan
mengkomunikasikan pengetahuan, keterampilan, atau sikap kepada peserta didik
sehingga peserta didik mengalami perubahan perilaku seperti yang di harapkan.
j. Definisi menurut AECT 2004
“educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning
and improving performance by creating, using, and managing appropriate
technology processes and resources”
Definisi terbaru teknologi Pendidikan adalah studi dan etika praktek dalam
upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara
menciptakan, menggunakan atau memanfaatkan dan mengelola proses sumber-
sumber teknologi yang tepat.10 Tujuannya masih tetap untuk memfasilitasi
pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan menarik serta mampu meningkatkan
kinerja. Selain itu, ada sebuah sentuhan etika dalam menggunakan teknologi
10
Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 17
6
dalam praktik Pendidikan dalam upaya untuk memfasilitasi proses Pendidikan dan
meningkatkan kinerja Pendidikan.
Selai itu, dari pengertian teknologi Pendidikan menurut AECT 2004 ini, ada
beberapa unsur yang sangat penting dari definisi tersebut, pertama, elemen studi,
yaitu penelitian dan praktik reflektif. Kedua, elemen praktik etis yang ada di
dalamnya sehingga dalam praktik ada kode etik tertentu yang harus dijalankan.
Ketiga, elemen fasilitasi, yaitu bagaimana memberikan kemudahan dalam proses
belajar. Keempat, elemen pembelajaran yang mengandung makna bahwa objek
formal yang menjadi pokok permasalahan yang harus dipecahkan melalui
teknologi Pendidikan. Kelima, perbaikan kinerja yang berarti bahwa harus ada hal
bermanfaat yang bisa diyawarkan, harus ad acara-cara terbaik dalam mencapai
tujuan, dan harus ada proses perbaikan yang mengarah pada kualitas hasil/produk
yang dapat diprediksi. Keenam, elemen kinerja (performance), yang mengundang
makna bahwa kinerja adalah kamampuan pembelajar untuk menggunakan dan
menerapkan kemampuan baru yang diperolehnya, dan tidak hanya meningkatkan
kemampuan untuk dapat diterapkan dalam dunia nyata. Ketujuh, elemen
menciptakan (to create), yang berkaitan dengan penelitian, teori dan praktik dalam
menciptakan lingkungan belajar dalam latar yang berbeda-beda. Kede;apan,
elemen penggunaan (using) berkaitan dengan teori dan praktik untuk membawa
pembelajar berhubungan dengan kondisi belajar untuk sumber-sumber belajar.
Kesembilan, pengaturan (managing) yang mengatur dan merencanakan dan
mengevaluasi serta mengontrol dan menjamin kualitas dari jalnnya setiap profram
pembelajaran.11
11
Teknologi Pendidikan: definisi ICT 2004, Definisi ICT 2004,
http://www.teknologipendidikan.net/2011/08/13/teknologi-pendidikan-definisi-ict-2004. Diakses pada 01 maret
2023.
7
masalah dan memecahkan masalah yang bersumber dengan segala aspek belajar
manusia.12
a. Kawasan Desain
Yang dimaksud dengan desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar
dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk dari pembelajaran. 14 Definisi ini
sesuai dengan definisi desain terbaru sekarang ini yang berorientasi pada penentuan
spesifikasi. Berbeda dengan definisi sebelumnya yang berfokus pada komponen-
komponen dalam suatu sistem pembelajaran, definisi di atas lebih menekankan pada
ranah kondisi belajar. Maka, ruang lingkupnya pun diperluas dari sumber belajar atau
sistem komponen individual ke pertimbangan maupun lingkungan yang sistematis.15
12
Haryanto, Teknologi Pendidikan, (YOGYAKARTA: UNY Press, 2015), 18
13
Bambang Warsita, “Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran serta Perannya
dalam Pemecahan Masalah Pembelajaran,” Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan 1 Nomor 2 (2013): 79.
14
Salekun, “Teknologi Pendidikan: Ruang Lingkup dan Telaah dalam Perspektif Pendidikan Islam,” An-
Nafah: Jurnal Pendidikan dan Keislaman 1 Nomor 2 (2021): 74.
15
Haryanto, Teknologi Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2015), 58-59.
8
(verbal behavior) sebagai instrumen untuk mempercepat dan meningkatkan
pembelajaran dalam pendidikan konvensional.16
Dari konsep wilayah desain di atas, lahirlah empat cakupan utama dalam teori
dan praktiknya, yaitu: (1) desain sistem pembelajaran; (2) desain pesan; (3) desain
strategi pembelajaran; (4) desain karakteristik peserta didik.17
2) Desain Pesan
Desain pesan adalah perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan
agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima pesan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap.19 Maka, desain pesan juga
berarti sebuah proses untuk bisa menghadirkan sebuah pesan dalam bentuk fisiknya
sehingga bisa dipahami dan dimengerti oleh penerima pesan dengan baik dan
mudah.20
9
menemukan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan
sejumlah informasi yang tersedia dan berkaitan dengan masalah yang timbul dalam
pembelajaran secara umum. Dengan demikian, suatu desain muncul karena adanya
faktor kebutuhan dari manusia untuk memecahkan suatu persoalan.
3) Strategi Pembelajaran
22
Seels & Richey, Teknologi Pembelajaran, 34.
23
Warsita, “Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran,” 81.
24
M. Alwi Suparman, Desain Instruksional, (Jakarta: PAU Universitas Terbuka, 2004), 206.
25
Warsita, Teknologi Pembelajaran, 25.
10
yang perlu mendapat perhatian dari karakteristik peserta didik adalah aspek yang
berkaitan dengan kemampuannya, baik yang bersifat potensional maupun kecakapan
nyata dan kepribadiannya seperti sikap, emosi, motivasi, serta aspek-aspek
kepribadian lainnya.26
b. Kawasan Pengembangan
26
Warsita, “Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran,” 81.
27
Haryanto, Teknologi Pendidikan, 69.
28
Abdulhak & Darmawan, Teknologi Pendidikan, 183.
29
Warsita, “Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran,” 82.
11
atau multimedia.30 Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan kita bahas keempat kategori
tersebut:
1) Teknologi Cetak
Dua komponen dalam teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual.
Sedangkan pengembangan kedua jenis bahan pembelajaran tersebut sangat
bergantung pada teori persepsi visual, teori membaca, pengolahan informasi oleh
manusia, dan teori belajar. Secara khusus, teknologi cetak atau visual mempunyai
karakterisktik sebagai berikut:
2) Teknologi Audiovisual
30
Seels & Richey, Teknologi Pembelajaran, 39.
31
Haryanto, Teknologi Pendidikan, 71-72.
32
Warsita, Teknologi Pembelajaran, 28.
12
mudah karena menggunakan peralatan keras di dalam proses pembelajaran.
Peralatan audiovisual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, pemutaran
kembali suara, dan penanyangan visual yang berukuran besar. Pembelajaran
audiovisual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan belajar yang
berkaitan dengan pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara
eksklusif tidak selalu bergantung pada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol
yang sejenis lainnya.33
Oleh karena itu, teknologi audiovisual atau sering disebut dengan media video
mempunyai potensi tinggi dalam penyampaian pesan maupun kemampuannya dalam
menarik minat dan perhatian peserta didik. Video sendiri merupakan teknologi
penangkapan, perekaman, pengolahan, penyimpanan, pemindahan, dan
perekonstruksian urutan gambar diam dengan menyajikan adegan-adegan dalam
gerak elektronik. Video menyediakan sumber daya yang kaya dan hidup bagi
aplikasi multimedia. Video merupakan gabungan dari gambar-gambar yang bergerak
atau disebut dengan frame.35
a) Bersifat linier,
b) Menampilkan visual yang dinamis,
c) Secara khas digunakan cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer atau
pengembang,
d) Cenderung merupakan representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak,
e) Dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif,
33
Seels & Richey, Teknologi Pembelajaran, 41.
34
Haryanto, Teknologi Pendidikan, 74.
35
Munir, Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), 289-290.
13
f) Sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaksi dengan peserta
didik.36
36
Seels & Richey, Teknologi Pembelajaran, 42.
37
Seels & Richey, Teknologi Pembelajaran, 42-43.
38
Haryanto, Teknologi Pendidikan, 79.
14
e) Pembelajaran dapat berpusat atau berfokus pada peserta didik dengan tingkat
interaksinya yang tinggi.39
4) Teknologi Terpadu atau Multimedia
c. Kawasan Pemanfaatan
39
Warsita, “Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran,” 83-84.
40
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Guru
Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2012), 128.
41
Haryanto, Teknologi Pendidikan, 82.
42
Warsita, “Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran,” 84.
15
Pemanfaatan adalah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar.
Sedangkan proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan
berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Prinsip-prinsip pemanfaatan juga
dikaitkan dengan karakteristik peserta didik. Seseorang yang belajar mungkin
memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan
dari praktik atau sumber belajar.43
Dalam kawasan pemanfaatan ini, ada beberapa kategori yang relevan, yaitu: (1)
pemanfaatan media; (2) difusi inovasi; (3) implementasi dan institusionalisasi; dan (4)
kebijakan dan regulasi yang akan dijabarkan di bawah ini:
1) Pemanfaatan Media
43
Richard E. Mayer, Multimedia Learning: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi, terj. Teguh Wahyu Utomo,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan ITS Press, 2009), 32.
44
Warsita, “Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran,” 85.
45
Abdulhak & Darmawan, Teknologi Pendidikan, 192.
46
Haryanto, Teknologi Pendidikan, 86.
16
a) Tidak ada satu media terbaik dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran karena
masing-masing media pasti memiliki kelebihan dan kekurangan,
b) Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai,
c) Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan
karakteristik materi pelajaran,
d) Penggunaan media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan,
e) Penggunaan media harus disertai dengan persiapan yang cukup seperti
mempreview media yang akan digunakan, mempersiapkan berbagai peralatan
yang dibutuhkan di ruang kelas sebelum pelajaran dimulai dan sebelum peserta
didik masuk,
f) Peserta didik perlu dipersiapkan sebelum media pembelajaran digunakan agar
mereka dapat mengarahkan perhatian pada hal-hal yang penting selama presentasi
materi dengan media berlangsung,
g) Penggunaan media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif
dari peserta didik.47
2) Difusi Inovasi
Melalui proses difusi tersebut, suatu inovasi akan bisa diketahui oleh banyak
orang dan bisa dikomunikasikan sehingga tersebar luas dan akhirnya digunakan di
masyarakat. Proses difusi biasanya terjadi karena ada pihak-pihak yang
menginginkannya, atau secara sengaja merencanakan dan mengupayakannya. Dalam
proses difusi, terjadi interaksi antar empat elemen, yaitu karakteristik, inovasi itu
sendiri, bagaimana informasi tentang inovasi dikomunikasikan, waktu, dan sifat
sistem sosial di mana inovasi diperkenalkan.49
47
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media bekerja
sama dengan Pustekkom Diknas, 2013), 67.
48
Seels & Richey, Teknologi Pembelajaran, 51.
49
Warsita, Teknologi Pembelajaran, 48.
17
Menurut Rogers, langkah-langkah difusi yaitu pengetahuan, persuasi atau
bujukan, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Secara khusus, proses tersebut
mengikuti model komunikasi yang menggunakan alur multi-langkah termasuk
komunikasi yang menggunakan penjaga arus informasi (gatekeepers), misalnya,
sekretaris, perantara, dan opinion leaders atau tokoh panutan.50
18
Dengan langkah-langkah di atas, diharapkan bahwa tujuan pembelajaran akan
semakin bisa diwujudkan dengan baik sehingga akan ada peningkatan pemahaman,
kemampuan, dan keterampilan dalam diri peserta didik dalam mempelajari suatu
ilmu pengetahuan. Yang lebih penting adalah bagaimana membuat peserta didik
merasa nyaman, mudah, terbantukan, menyenangkan, dan memahami dengan lebih
cepat dengan bantuan media pembelajaran.53
Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan yang mempengaruhi difusi
dan pemanfaatan teknologi pembelajaran. Kebijakan dan peraturan pemerintah
mempengaruhi pemanfaatan teknologi. Kebijakan dan regulasi biasanya dihambat
oleh permasalahan etika dan ekonomi. Misalnya, hukum hak cipta yang dikenakan
pada pengguna teknologi, baik untuk teknologi cetak, teknologi audio-visual,
teknologi berbasis komputer, maupun teknologi terpadu.54
Keduanya timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan oleh individu
atau kelompok dalam maupun luar. Dampak pengaruh tersebut lebih pada praktek
daripada teori, seperti pada bidang tentang televisi pembelajaran dan televisi
masyarakat, hukum hak cipta, standar peralatan dan program, serta pembentukan
unit administrasi yang mendukung teknologi pembelajaran.55
d. Kawasan Pengelolaan
19
Teknik atau cara pengelolaan proyek-proyek terus dikembangkan, dengan meminjam
dari bidang lain. Tiap perkembangan baru memerlukan cara pengelolaan baru pula.57
Keberhasilan sistem pembelajaran jarak jauh bergantung pada pengelolaannya,
karena lokasi yang menyebar. Dengan lahirnya teknologi baru, dimungkinkan
tersedianya cara baru untuk mendapatkan informasi. Akibatnya, pengetahuan tentang
pengelolaan informasi menjadi sangat potensial. Dasar teoretis pengelolaan informasi
berasal dari disiplin ilmu informasi. Pengelolaan informasi membuka banyak
kemungkinan untuk desain pembelajaran, khususnya dalam pengembangan dan
implementasi kurikulum dan pembelajaran yang dirancang sendiri.58
Dalam kawasan pengelolaan ini, ada empat kategori garapan, yaitu: (1)
pengelolaan proyek; (2) pengelolaan sumber; (3) pengelolaan sistem penyampaian; dan
(4) pengelolaan informasi yang akan dijabarkan berikut ini:
1) Pengelolaan Proyek
2) Pengelolaan Sumber
20
pembelajaran mencakup semua teknologi yang telah dijelaskan pada kawasan
pengembangan. Efektivitas biaya dan justifikasi belajar yang efektif merupakan dua
karakteristik penting dari pengelolaan sumber.61
4) Pengelolaan Informasi
61
Seels & Richey, Teknologi Pembelajaran, 55-56.
62
Haryanto, Teknologi Pendidikan, 94.
63
Warsita, “Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran,” 88.
64
H. Ellington & D. Harris, Dictionary of Instructional Technology, (London: Kogan Page, 1986), 47.
21
penyimpanan informasi untuk tujuan pembelajaran tetap akan menjadi komponen
penting dari teknologi pembelajaran.65
e. Kawasan Penilaian
65
Seels & Richey, Teknologi Pembelajaran, 56-57.
66
Moh. Sholeh Hamid, Standar Mutu Penilaian dalam Kelas: Sebuah Panduan Lengkap dan Praktis,
(Yogyakarta: Diva Press, 2011), 15-16.
67
Seels & Richey, Teknologi Pembelajaran, 58.
22
a) Waktu terbatas. Peserta didik menyelesaikan dan menjawab soal tes dalam waktu
yang telah ditentukan.
b) Tanpa bantuan dari buku, orang lain atau sumber-sumber yang lain, kecuali jika res
merupakan open book test.
c) Pengawasan. Hal ini dilakukan agar tes dapat berjalan dengan tertib dan
mendapatkan hasil yang otentik.68
1) Analisis Masalah
68
Haryanto, Teknologi Pendidikan, 97.
69
Hamid, Standar Mutu Penilaian dalam Kelas, 17-19.
23
anjuran orang, program yang diarahkan pada tujuan yang tidak atau kurang dapat
diterima akan dinilai gagal memenuhi kebutuhan.70
Dengan demikian, analisis masalah ini sangat penting untuk dilakukan pada
saat melakukan perumusan dan perencanaan suatu program. Jadi, penilian sudah bisa
dilakukaan saat suatu kegiatan masih dalam tahap perumusan dan perencanaan,
sehingga akan bisa dilihat cara, upaya, dan tujuan apa yang ingin dicapai yang
dianalisis sedemikian rupa sehingga akan mampu memberikan gambaran tentang
apa yang akan dilakukan, bagaimana mengupayakannya, dan apa yang akan
dihasilkan.71
Yang dilakukan dalam analisis masalah ini adalah berusaha mengidentifikasi
kebutuhan, menentukan sejauh mana masalah dapat diklasifikasikan sebagai
pembelajaran, mengidentifikasi berbagai tantangan dan hambatan serta sumber dan
karakteristik pembelajaran dan bagaimana menentukan tujuan dan prioritas.72
70
Seels & Richey, Teknologi Pembelajaran, 61.
71
Haryanto, Teknologi Pendidikan, 99.
72
Warsita, Teknologi Pembelajaran, 55.
73
Seels & Richey, Teknologi Pembelajaran, 61-62.
24
untuk bisa mengukur apakah peserta didik sudah mencapai prasyarat yang telah
ditentukan atau belum.74
25
pendidikan memanfaatkannya untuk menjadikan pembelajaran semakin mangkus dan
sangkil. Manfaat pengembangan teknologi pendidikan ini pun turut dirasakan oleh para
pengajar dan pembelajar bahasa Arab.
Inovasi dan kreativitas dalam menghadirkan pembelajaran yang efektif memiliki
andil besar dalam tercapainya tujuan dari pendidikan secara umum. Yang mulanya,
pembelajaran bahasa Arab di dalam kelas didominasi oleh metode langsung yang
mengandalkan kekuatan orasi dan retorika pengajarnya dan metode gramatikal terjemah
yang fokusnya hanya pada penerjemahan tata bahasa Arab yang disajikan oleh guru baik
secara lisan maupun tulisan, kini peserta didik dapat merasakan variasi dari metode dan
strategi pembelajaran bahasa Arab dengan media-media pembelajaran yang bermacam-
macam. Mulai dari penggunaan metode audio lingual dengan media pembelajaran berbasis
rekaman penutur asli Arab, penggunaan metode audio visual yang menampilkan gambar
bergerak atau video berbahasa Arab, dan metode dan media pembelajaran bahasa Arab
lainnya yang lebih menyenangkan dan membuat peserta didik nyaman dalam belajar.
Berikut ini, kami sajikan beberapa terobosan baru dalam ranah pembelajaran bahasa
Arab untuk didiskusikan bersama yang didasarkan pada perspektif kawasan
pengembangan teknologi pendidikan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya.
WhatsApp merupakan salah satu media sosial yang paling banyak penggunanya
karena fitur yang terdapat di dalamnya mudah untuk dijalankan dan sangat memenuhi
kebutuhan komunikasi masyarakat saat semuanya telah terdigitalisasi. Ada tiga fitur
utama yang menjadi alasan masyarakat memilih WhatsApp sebagai aplikasi utama,
yaitu fitur chat untuk berkirim pesan tulisan dan visual, fitur voice note untuk berkirim
pesan lisan atau suara, dan fitur video call untuk melakukan panggilan dengan video
untuk bisa saling menatap satu sama lain.
Ketiga fitur tersebut, selain bisa dijadikan sebagai alternatif alat komunikasi
kekinian, juga bisa digunakan sebagai media dalam pembelajaran bahasa Arab. Dalam
fitur chat, kita bisa saling bertukar informasi menggunakan bahasa Arab dengan
mengubah jenis setelan keyboard dari huruf abjad menjadi huruf hijaiyyah. Sangat
dimungkinkan untuk kita dapat melakukan praktik dan improvisasi dalam berbahasa
Arab menggunakan fitur ini dengan mengubah bahasa keseharian menjadi bahasa Arab.
26
Selanjutnya, pada fitur voice note kita dapat meningkatkan kemahiran berbicara
berbahasa Arab dengan mengirim pesan suara dan dapat kita perdengarkan kembali
apakah bahasa Arab yang kita gunakan sudah sesuai dengan kaidah gramatikal Arab
atau belum, khususnya pada aspek lahjah ‘arabiyyah kita. Kita juga akan
mendengarkan pesan suara dari lawan bicara kita pada fitur ini dan terjadilah
komunikasi berbahasa Arab transaksional berbasis kiriman penggalan suara, karena
pada fitur ini suara yang dihasilkan atau dikirimkan cenderung singkat dan padat. Juga
karena voice note ini adalah alternatif lain pengganti fitur chat yang memudahkan kita
apabila sedang kesulitan mengetik pesan pada fitu chat dan mentransformasikannya ke
dalam pesan suara singkat.
Kemudian pada fitur video call, selain kita bisa bertatap muka langsung dengan
lawan bicara, kita juga bisa melihat ekspresi lawan bicara kita saat berkomunikasi
dengan bahasa Arab. Transaksi komunikasi pada fitur ini bisa langsung dirasakan tanpa
menunggu jeda lawan bicara untuk mengirim pesan suara. Inilah yang menjadi
perbedaan fitur video call dengan fitur voice note. Pada dasarnya, fitur video call ini
merupakan bentuk komunikasi langsung namun dilakukan secara virtual yang
memungkinkan kita melakukan komunikasi dua arah dari bahkan tempat yang
berjauhan.
27
kita adopsi cara kerjanya dan kita terapkan dalam pendidikan. Walaupun terkesan
ringan, namun dalam aspek teknologi audiovisual dan multimedia, WhatsApp sangat
berguna dalam peningkatan penguasaan bahasa Arab bagi kita sebagai pendamping
belajar dan bagi peserta didik yang kiranya akan lebih antusias untuk belajar bahasa
Arab dengan catatan, kita sebagai guru harus selalu mencontohkan apa yang kita
wajibkan kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai.
3) Dari aspek kawasan pemanfaatan, penggunaan WhatsApp merupakan manifestasi
dari pemanfaatan media dan difusi inovasi. Seperti yang telah kita sepakati bersama
bahwa WhatsApp merupakan media sosial, maka penggunaannya pun tidak akan
terlepas dari pemanfataannya sebagai salah satu media beinteraksi secara virtual.
Adopsi cara kerjanya pun turut menegaskan adanya difusi inovasi pada
pembelajaran yang dilakukan menggunakan WhatsApp. Selebihnya, kita kembalikan
pada diri kita sendiri sebagai guru apakah ingin menyambut pemanfaatan tersebut
atau tidak, karena di era yang serba digital ini kita dituntut untuk terus melakukan
inovasi demi terciptanya lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
4) Dari aspek kawasan pengelolaan, penggunaan WhatsApp mengisyaratkan terjadinya
hubungan antara pemanfaatan media dengan pengelolaan sistem penyampaian dan
informasi. Penyampaian informasi dapat kita rancang sedemikian rupa melalui
penggunaan WhatsApp dalam pembelajaran. Pada fitur chat, saat ini kita dapat
menyampaikan informasi kepada peserta didik baik berupa bahan ajar maupun
instrumen pembelajaran lainnya yang bisa berbentuk file gambar, word, pdf, dan lain
sebagainya. Segala bentuk informasi cetak dapat kita distribusikan kepada peserta
didik dengan mengubahkan ke dalam bentuk virtual sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran.
5) Dari aspek kawasan penilaian, setelah kita menggunakan WhatsApp sebagai media
pembelajaran, kita dapat melakukan penilaian formatif berupa kecukupan informasi
yang kita berikan kepada peserta didik dan capaian apa yang akan diterima oleh
masing-masing peserta didik. Kita juga dapar menganalisis masalah yang terjadi
pada saat penggunaan WhatsApp sebagai media pembelajaran bahasa Arab. Masalah
yang dianalisis yaitu dari segi pemahaman peserta didik tentang informasi yang
diberikan melalui WhatsApp. Sejauh mana antusias peserta didik dalam menerima
informasi dan peningkatan penguasaan bahasa Arab mereka yang ditinjau minimal
dari empat aspek keterampilan bahasa Arab. Penilaian ini bersifat persuasif agar
28
peserta didik dapat mengekspresikan kesulitan mereka dalam pembelajaran bahasa
Arab menggunakan WhatsApp.
29
Setelah kita evaluasi lahjah ‘arabiyyah yang kita rekam, lalu kita buka aplikasi
YMusic untuk mendengarkan suara kita dengan versi yang berbeda. Dalam hal ini,
pitch atau nada dasar suara kita dapat kita ubah dengan menurunkannya agar nada
dasarnya lebih rendah. Hal ini untuk menguji kefasihan lahjah ‘arabiyyah kita.
Setelah kita dengarkan hasilnya, lalu kita dapat membandingkannya dengan
lahjah asli orang Arab dalam berbicara melalui YMusic. YMusic sendiri adalah
aplikasi seperti YouTube yang bisa memutar video dalam bentuk audio saja tanpa
diperlihatkan visualisasinya. Aplikasi ini hadir untuk kita yang ingin mendengarkan
konten di YouTube namun hanya audionya saja. Di fitur pencariannya pun akan
langsung terhubung dengan mesin pencarian yang persis seperti yang ada pada
YouTube.
30
Gambar 3 dan 4: Aplikasi YMusic.
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi pembelajaran baik sebagai disiplin ilmu, program studi maupun profesi
terus mengalami perkembangan yang pesat. Rumusan tentang pengertian teknologi
pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan sejarah dan
perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Teknologi Pembelajaran adalah
teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi
tentang proses dan sumber untuk belajar. Berikut dikemukakan beberapa definisi tentang
teknologi Pendidikan yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan teknologi
Pendidikan.
32
rekaman penutur asli Arab, penggunaan metode audio visual yang menampilkan gambar
bergerak atau video berbahasa Arab, dan metode dan media pembelajaran bahasa Arab
lainnya yang lebih menyenangkan dan membuat peserta didik nyaman dalam belajar.
WhatsApp merupakan salah satu media sosial yang paling banyak penggunanya
karena fitur yang terdapat di dalamnya mudah untuk dijalankan dan sangat memenuhi
kebutuhan komunikasi masyarakat saat semuanya telah terdigitalisasi. Ada tiga fitur utama
yang menjadi alasan masyarakat memilih WhatsApp sebagai aplikasi utama, yaitu fitur
chat untuk berkirim pesan tulisan dan visual, fitur voice note untuk berkirim pesan lisan
atau suara, dan fitur video call untuk melakukan panggilan dengan video untuk bisa saling
menatap satu sama lain.
Selain itu, aplikasi perekam suara pada setiap gawai kita juga bisa menjadi alternatif
lain yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran bahasa Arab yang dikombinasikan
dengan aplikasi YMusic yang merupakan aplikasi pemutar audio dari tayangan video yang
terdapat pada entri pencarian di aplikasi YouTube.
33
DAFTAR PUSTAKA
34