Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KURIKULUM DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah
Filsafat Pendidikan Islam

Disusun oleh :
Kelompok 6
Diana Putri (2118.083)
M Afdhal lizikri (2118.102)
Novsa’diyah Zahara (2118.103)
Resvi Anisa (2118.111)
PAI-4C
Dosen pembimbing:
Dr. Iswantir, M.Ag
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan karunian-nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “ Kurikulum dalam Filsafat Pendidikan Islam ’’ dalam
mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Sholawat serta salam tidak lupa kami ucapkan
kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah kezaman
Islamiah seperti saat ini.

Dalam pembuatan makalah ini kami mendapat dukungan dan bimbingan dari
Dr. Iswantir, M.Ag yang sekaligus sebagai dosen dalam mata kuliah Filsafat
Pendidikan Islam. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun dari pembaca.

Sekian dari kami dan apabila terdapat kesalahan baik dalam penulisan atau
pun dalam pengunaan bahasa dalam penulisan kami mohon maaf, Akhir kata kami
ucapkan terimakasih.

Bukittinggi, 20 April 2020

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................3

BAB I

PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar belakang....................................................................4

B. Rumusan masalah..............................................................4

C. Tujuan penulisan................................................................4

BAB II

PEMBAHASAN.........................................................................................5

A. Hakikat kurikulum dalam filsafat pendidikan islam.........5


B. Corak dan karakteristik kurikulum dalam filsafat pendidikan islam
..........................................................................................7
C. Analisis filosofis kurikulum permasalahan kurikulum pendidikan
islam..................................................................................9

BAB III

PENUTUP ................................................................................................12

A. Kesimpulan ......................................................................12
B. Kritik dan saran.................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di antara pendidikan yang paling penting bagi setiap manusia ialah


pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih kepekaan
(sensibility) para peserta didik sedemikian rupa sehingga sikap hidup dan perilaku,
juga keputusan dan pendekatannya kepada semua jenis pengetahuan dikuasai oleh
perasaan mendalam nilai-nilai etik dan spiritual Islam. Dalam pendidikan islam yang
memerlukan sistematisasi yang bagus harus menggunakan konsep kurikulum yang
matang untuk merencanakan dan mempersiapkan pengajaran  pendidikan agama
islam. Kurikulum Pendidikan Islam merupakan konsep kurikulum yang mempunyai
dasar dan landasan filosofis sesuai dengan agama islam. kurikulum pendidikan islam
pada hakekatnya hampir sama dengan kurikulum pada umumnya cuma dalam
kurikulum Pendidikan Agama Islam, tentunya mempunyai landasan yang lebih
religius, yaitu berdasarkan Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Hakikat kurikulum dalam filsafat pendidikan islam?


2. Apa Corak dan karakteristik kurikulum dalam filsafat pendidikan islam?
3. Apa filosofis kurikulum permasalahan kurikulum pendidikan islam?

C. Tujuan Penulisan

1. Mangetahui Hakikat kurikulum dalam filsafat pendidikan islam.


2. Mengetahui Corak dan karakteristik kurikulum dalam filsafat pendidikan
islam.
3. Mengetahui filosofis kurikulum permasalahan kurikulum pendidikan
islam.

4
BAB II
PEMBAHASAN
KURIKULUM DALAM FISAFAT PENDIDIKAN ISLAM
A. Hakikat Kurikulum Dalam Filsafat Pendidikan Islam

Secara harfiah, kurikulum berasal dari bahasa latin, “curriculum”, yang


berarti bahan pengajaran, ada pula yang mengatakan berasal dari bahasa Prancis,
“courie” yang artinya berlari. Istilah ini pada mulanya digunakan didunia olah raga
yang berarti suatu jarak yang harus ditempuh dalam pertandingan olahraga.
Berdasarkan pengertian ini, dalam konteks dunia pendidikan, kurikulum berarti
“circle of instruction” yaitu uatu lingkaran pembelajaran dimana guru dan peserta
didik terlibat didalamnya, adapula yang mengatakan bahwa kurikulum adalah arena
pertandngan, tempat pelajar bertanding untuk menguasai pelajaran untuk mencapai
garis penamat berupan diploma, ijazah ataun gelar kesarjanaan.

Dalam kosa kata bahasa Arab, istilah kurikulum dikenal dengan


istilah,”Manhaj” yang berarti jalan yang terang atau jalan terang yang dilalui
manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Apabila pengertian ini dikaitkan dengang
pendidikan maka “Manhaj” atau kurikulum adalah jalan terang yang dilalui pendidik
dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mereka.1

Menurut istilah, kurikulum adalah suatu program penddikan yang


direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum adalah landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta
didik kearah tujuan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental, hal ini berarti
bahwa proses kependidikan islam bukanlah suatu proses yang dilakukan secara
serampangan, tetapi hendaklah mengacu pada koseptualisasi manusia melalui

1
“Kurikulum dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam” dikses dari
http://googleweblight.//subianotoromakalah.//blogspot.com 18 April 2020 pukul 21.27 WIB.

5
transformasi sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang harus
tersusun dalam kurikulum pendidikan islam. Disinilah peran filsafat pendidikan islam
dalam memberikan pandangan filosofis tentang hakekat pengetahuan. Keterampilan,
dan sikap mental yang dapat dijadikan pedoman dalam pembentukan manusia.

jika dikaitkan dengan filsafat pendidikan yang dikembangkan pada


pendidikan Islam tentu semua akan menyatu dan terpadu dengan ajaran Islam itu
sendiri. Pendidikan yang merupakan suatu proses memanusiaan manusia pada
hakekatnya adalah sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas manusia. Oleh karena
itu, setiap proses pendidikan akan berusaha mengembangkan seluas-luasnya potensi
individu sebagai sebuah elemen penting untuk mengembangkan dan mengubah
masyarakat (agent of change). Dalam upaya itu, setiap proses pendidikan
membutuhkan seperangkat sistem yang mampu mentransformasi pengetahuan,
pemahaman, dan perilaku peserta didik. Dan salah satu komponen operasional
pendidikan sebagai sistem adalah kurikulum, dimana ketika kata itu dikatakan, maka
akan mengandung pengertian bahwa materi yang diajarkan atau dididikkan telah
tersusun secara sistematik dengan tujuan yang hendak dicapai.2
Dari uraian di atas, dapat dimengerti bahwa empat aspek utama kurikulum,
yaitu (1) tujuan pendidikan, (2) materi yang akan diberikan, (3) metode dan cara
mengajarkannya, dan (4) penilaian, dapat dikaitkan dengan filsafat pendidikan Islam
sehingga aspek- aspek kurikulum tersebut harus mengandung nilai-nilai Islam yang
bersumber dari Alquran dan hadits serta memperhatikan semua sisi kepribadian
manusia yaitu jasmani, akal dan rohani dan perbedaan individu tentang bakat dan
minat para siswa.3

2
Subiantoro, Kurikulum dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam, diakses dari
http://subiantoromakalah.blogspot.com/ pada 18 April 2020 pukul 20.00 WIB.
3
Nuryanti, Filsafat Pendidikan Islam Tentang Kurikulum, diaskes dari
https://www.researchgate.net/publication/317609455_FILSAFAT_PENDIDIKAN_ISLAM_TENTAN
G_KURIKULUM pada 19 April 2020 pukul 08.00 WIB.

6
B. Corak dan Karakteristik Kurikulum Filsafat Pendidikan Islam
1. Corak kurikulum
Guna mencapai tujuan pendidikan, dibutuhkan kurikulum yang selaras dengan
tujuan yang akan dicapai. Kurikulum yang diperlukan pun harus bersifat dinamis
tidak kaku. Adapun bentuk-bentuk kurikulum menurut Abdurrahman an-Nahlawi
terbagi kedalam empat bentuk yaitu:

a) Separate-subject Curriculum

Bentuk kurikulum ini berwujud tentang pemisahan antara mata pelajaran satu
dengan yang lainnya. Antar mata pelajaran tidak perlu dihubungkan, mereka berdiri
sendiri. Materi dan pengetahuan terpisah dari perangkat pengetahuan yang lain.

b) Correlated Curriculum

Kurikulum ini menyajikan pengetahuan yang seakan bersifat kesinambungan,


berantai dengan perangkat pengetahuan yang lain. Setiap mata rantai yang harus
terhubung dengan mata rantai sebelumnya. Sehingga setiap pelajaran akan dimulai,
sebelumnya diulas atau dibahas materi lalu untuk dijadikan landasan materi
selanjutnya. Terkadang materi pada setiap semester bertalian dengan meteri yang
pernah dipelajarinya.

c) Integrated Curiculum

Bentuk kurikulum yang paling bertalian dan terkoordinasi antar bagian-


bagiannya dan materi pelajaran-pelajarannya. Seluruh materi pelajaran dan
pengetahuan yang akan diajarkan kepada peserta didik harus bertalian dengan subyek
yang menjadi pusat perhatian para peserta didik. Karena setiap kurikulum itu harus
ada pusat perhatian dari semua yang terlibat dalam pendidikan.

7
d) Activity Curriculum

Kurikulum koordinasi serangkaian aktivitas, yang diangkat dari kehidupan


para peserta didik, atau dari kehidupan masyarakat mereka. Aktivitas ini dipandang
dapaat mengembangkan pengetahuan serta pengalaman peserta didik, disamping
dapat merealisasikan berbagai tujuan umat dan tujuan pendidikan serta pengajaran
bagi mereka.

2. Karakteristik kurikulum

Karakteristik kurikulum pendidikan islam Menurut al-Shaibani sebagaimana


yang dikutip oleh Anin Nurhayati, dalam bukunya “Kurikulum Inovasi , dapat
dijabarkan sebagai berikut:

a. Kurikulum pendidikan islam harus mewujudkan tujuan pendidikannya, materi


pelajarannya.  Untuk pelajaran agama dan akhlak harus diambil dari al-qur’an
dan Hadist serta  contoh-contoh suri tauladan dari tokoh-tokoh terdahulu yang
baik.
b. Kurikulum pendidikan islam sangat memperhatikan pengembangan
menyeluruh tentang aspek pribadi siswa, yaitu dari itelektual, psikologis,
sosila dan spitritual. Untuk pengembangan menyeluruh ini, kurikulum harus
degnan tujuan pembinaan pada setiap aspek tersebut. Untuk para peserta didik
harus diajarkan berbagai ilmu pengetahua.
c. Kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan keseimbangan antara
pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat, jasmani, akal dan rohani manusia.
Keseimbangan itu tentunya bersifat relatif karena tidak dapat di ukur secara
obyektif
d. Kurikulum pndidikan islam juga memperhatikan seni halus, yaiut seni ukir,
pahat, tulis indah, gambar dan sejenisnya. Selain itu harua memperharikan
pendidikan jasmani, lahtihan militer, teknik ketrampilan, latihan kejuruan,
pertukangan dan bahaa asing. Semuanya berdasarkan bakat dan minat.

8
e. Kurikulum islam juga memperhatikan perbedaan-perbedaan kebudayaan di
tengah masyarakat, baik itu kaitannya dengan kebutuhan dan masalah-
masalah yang dihadapi masyarakat, keluwesan, seta emneria perkembangan
dan perubahan. Kurikulum  pendidikan islam juga memiliki keserasian
dengan kdsesuaian perubahan zaman.4

Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa sebagai inti dari ciri-ciri kurikulum
pendidikan Islam adalah kurikulum yang dapat memotivasi siswa untuk berakhlak
atau berbudi pekerti luhur, baik terhadap Tuhan, terhadap diri dan lingkungan
sekitarnya.

C. Analisis Filosofis Permasalahan Kurikulum Pendidikan Islam

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat membawa


dampak terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk terjadinya pergeseran fungsi
sekolah sebagai institusi pendidikan. Seiring dengan tumbuhnya berbagai macam
kebutuhan kehidupan, beban sekolah semakin berat dan kompleks. Sekolah tidak saja
dituntut untuk dapat membekali berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat cepat
berkembang, akan tetapi juga dituntut untuk dapat mengembangkan minat dan bakat,
membentuk moral dan kepribadian, bahkan dituntut agar anak didik dapat menguasai
berbagai macam ketrampilan yang dibutuhkan untuk memenuhi dunia pekerjaan.
Perubahan cepat ini memberikan beban kepada pengembangan kurikulum, karena
harus memiliki dan memutuskan “apa” yang harus diajarkan kepada “siapa”

Salah satu prinsip kurikulum adalah relevansi, yang dimaknai dengan


kerelevansian (kesesuaian) kurikulum dengan perkembangan zaman. Kurikulum
pendidikan Islam juga perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang secara langsung akan mengubah sistem dan

4
Husnurrofiq, Kurikulum Pendidikan Islam, diakses dari
http://masoviq.blogspot.com/2012/09/kurikulum-pendidikan-islam.html pada 19 April 2020, pukul
20.37 WIB.

9
pandangan hidup manusia, baik yang berkaitan dengan masalah duniawi dan masalah
akhirat.

Dengan demikian pendidikan Islam harus lebih membumi, disesuaikan


dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat akan perlunya agama, tanpa harus
mengubah ajaran yang bersifat esensial dalam Islam. Fenomena merosotnya moral
anak bangsa Indonesia sekarang dan krisis multidimensi yang sedang dihadapi, dari
hasil kajian berbagai disiplin dan pendekatan, tampaknya ada kesamaan pandangan
bahwa segala macam krisis berpangkal dari krisis akhlak atau moral. Krisis ini oleh
sementara pihak di karenakan kegagalan pendidikan agama (Islam).

Dipandang dari sudut keberhasilan pendidikan agama ada tiga indikasi pokok,
pertama, keberhasilan mentransfer ilmu, kedua pentransferan nilai, ketiga
pentransferan ketrampilan. Bagian pertama terkait dengan pengetahuan koginitf.
Bagian kedua terkait dengan nilai baik dan buruk, peserta didik diarahkan mencintai
nilai-nilai kebaikan dan membenci nilai-nilai kejahatan, bagian ketiga terkait dengan
perbuatan nyata. Munculnya kesenjangan antara seharusnya keberhasilan pendidikan
Islam dengan kenyataan fakta lapangan menunjukkan adanya problematika atau
permasalahan dengan pendidikan Islam.

Adapun Problem yang dihadapi antara lain:

a. Pendekatan kurikulum pendidikan Islam masih cenderung bersifat normatif.


Dalam arti pendidikan Islam menyajikan norma-norma yang seringkali tanpa
ilustrasi konteks sosial budaya sehingga peserta didik kurang menghayati
nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian.
b. Lebih menekankan pada aspek kognisi dari pada afeksi dan psikomotor.
c. Kurang berorientasi pada kebutuhan peserta didik dan masa depan Dalam
kenyataan proses pendidikan Islam kurang menarik dari sisi materi dan
metode penyampaian yang digunakan. Desain kurikulum pendidikan Islam
sangat didominasi oleh masalah-masalah yang bersifat normatif, ritual, dan

10
eskatologis, dan materi pendidikan disampaikan dengan semangat ortodoksi
keagamaan dalam pelajaran agama yang diidentikkan dengan iman, bukan
ortopraksis yaitu bagaimana mewujudkan iman dalam tindakan nyata
operasional.5

Dapat ditarik kesimpulan bahwa, munculnya degradasi moral indonesia


sekarang ini ditengarai karena kegagalan pendidikan Islam dalam mentransfer,
menanamkan nilai, dan pentransferan ketrampilan nilai pendidikan Islam. Dari
penelitian di lapangan ditemukan beberapa problematika kurikulum pendidikan
Islam, antara lain; padatnya materi tetapi minim nilai, dominasi aspek kognitif, dan
kurang memperhatikan perkembangan peserta didik, serta dominasi pendekatan
normatif dalam pengembangan isi kurikulum.

5
Majibur Rahman, Problematika Kurikulum Pendidikan Islam, diakses dari Jurnal Madaniyah
Edisi VIII, Januari 2015 ISSN 2086-3462 Mujibur Rohman, Problematika Kurikulum Pendidikan
Islam hal. 9-13.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat dimengerti bahwa empat aspek utama kurikulum, yaitu (1) tujuan
pendidikan, (2) materi yang akan diberikan, (3) metode dan cara mengajarkannya,
dan (4) penilaian, dapat dikaitkan dengan filsafat pendidikan Islam sehingga aspek-
aspek kurikulum tersebut harus mengandung nilai-nilai Islam yang bersumber dari
Alquran dan hadits serta memperhatikan semua sisi kepribadian manusia yaitu
jasmani, akal dan rohani dan perbedaan individu tentang bakat dan minat para siswa.
Kurikulum pendidikan islam harus mewujudkan tujuan pendidikannya, materi
pelajarannya.  Untuk pelajaran agama dan akhlak harus diambil dari al-qur’an dan
Hadist serta  contoh-contoh suri tauladan dari tokoh-tokoh terdahulu yang baik.

Munculnya degradasi moral indonesia sekarang ini ditengarai karena


kegagalan pendidikan Islam dalam mentransfer, menanamkan nilai, dan pentransferan
ketrampilan nilai pendidikan Islam. Dari penelitian di lapangan ditemukan beberapa
problematika kurikulum pendidikan Islam, antara lain; padatnya materi tetapi minim
nilai, dominasi aspek kognitif, dan kurang memperhatikan perkembangan peserta
didik, serta dominasi pendekatan normatif dalam pengembangan isi kurikulum.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan di


dalam makalah ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik lagi kedepannya. Dan
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

“Kurikulum dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam” dikses dari


http://googleweblight.//subianotoromakalah.//blogspot.com 18 April 2020 pukul
21.27 WIB.

Subiantoro, Kurikulum dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam, diakses


dari http://subiantoromakalah.blogspot.com/ pada 18 April 2020 pukul 20.00 WIB.

Nuryanti, Filsafat Pendidikan Islam Tentang Kurikulum, diaskes dari


https://www.researchgate.net/publication/317609455_FILSAFAT_PENDIDIKAN_IS
LAM_TENTANG_KURIKULUM pada 19 April 2020 pukul 08.00 WIB.

Husnurrofiq, Kurikulum Pendidikan Islam, diakses dari


http://masoviq.blogspot.com/2012/09/kurikulum-pendidikan-islam.html pada 19
April 2020, pukul 20.37 WIB.

Majibur Rahman, Problematika Kurikulum Pendidikan Islam, diakses dari


Jurnal Madaniyah Edisi VIII, Januari 2015 ISSN 2086-3462 Mujibur Rohman,
Problematika Kurikulum Pendidikan Islam hal. 9-13.

13

Anda mungkin juga menyukai