Anda di halaman 1dari 13

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Ustadz Ayok Ariyanto, M.Pd.I

Disusun oleh :

Idharul Haq Jaya D (21112388)


Fiardi Hanggoro (21112349)
Firda Kurnia Fitriyani (21112357)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas limpahan
rahmat serta karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula
kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan nabi kita nabi agung Rasulullah
Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam.

Kami selaku penyusun, menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kami memohon maaf jika pembaca menemukan kesalahan dalam makalah
ini. Kami juga mengharap kritik dan sarannya, untuk menyempurnakan makalah ini. Kami
harap makalah ini bisa mencapai tujuan dan memberi manfaat bagi yang membaca.

Ponorogo, 23 Januari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................2
A. Dasar kurikulum pendidikan islam..........................................................................2
B. Prinsip kurikulum pendidikan islam........................................................................4
C. Orientasi kurikulum pendidikan islam....................................................................5
D. Ciri khas kurilulum pendidikan islam.....................................................................7
BAB III................................................................................................................................8
PENUTUP...........................................................................................................................8
A. Kesimpulan .............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam suatu
sistem pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan
sekaligus sebagai pedoman dalam proses pengajaran dalam sistem pendidikan. Satu
hal yang paling penting dalam masalah pendidikan formal adalah pengaturan
kurikulum. Karena kurikulumlah yang dijadikan sebagai acuan bagi berjalannya
proses pendidikan. Bahkan termasuk sebagai acuan bagi evaluasi berhasil atau
tidaknya proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau
sekolah.
Sebagai seorang pendidik, guru harus memahami kurikulum yang berlaku. Dengan
memahami kurikulum , pendidik dapat menentukan tujuan pembelajaran , metode,
teknik,, media pembelajaran dan alat evaluasi yang tepat.
Kurikulum pendidikan Islam tidak terbatas mempelajari mata pelajaran
pengetahuan agama Islam saja sebagaimana kefahaman kebanyakan masyarakat.
Tetapi pendidikan Islam itu sebenarnya mempunyai jangkauan yang lebih luas
meliputi semua cabang ilmu pengetahuan yang dibenarkan oleh agama Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar kurikulum pendidikan islam ?
2. Bagaimana prinsip kurikulum pendidikan islam ?
3. Bagaimana orientasi kurikulum pendidikan islam ?
4. Bagaimana ciri khas kurilulum pendidikan islam ?

C. Tujuan
1. Mengetahui dasar kurikulum pendidikan islam
2. Mengetahui prinsip kurikulum pendidikan islam
3. Mengetahui orientasi kurikulum pendidikan islam
4. Mengetahui ciri khas kurilulum pendidikan islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Kurikulum Pendidikan Islam


Dasar merupakan landasan awal yang harus diperhatikan dalam menyusun
perencanaan dan pelaksanaan kurikulum dalam proses pembelajaran. Menurut menurut
Armai Arief, yang menjadi dasar-dasar kurikulum Pendidikan Agama Islam antara lain
adalah dasar agama, dasar falsafah, psikologi dan dasar sosial. Kurikulum Pendidikan
Agama Islam (PAI) hendaknya didasari pada dasar agama karena kurikulum PAI
adalah berasal dari ajaran pokok Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits.

a. Dasar Agama
Dasar dalam pendidikan Islam adalah Al-Qur’an Hadits, sebagai sumber
utamanya, maka tentunya menjadikan al-Qur’an sebagai sumber
utamapenyusunan kurikulum Pendidikan Agama Islam. Di dalam Al-Qur’an dan
Hadits ditemukan kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
penyusunan kurikulum Pendidikan Islam. Kerangka dasar tersebut adalah sebagai
berikut: Pertama tauhid: sesuai dengan al-Qur’an bahwa yang menjadi kurikulum
inti (Intra Curiculer) Pendidikan Agama Islam adalah ‘Tauhid’ dan harus
dimantapkan sebagai unsur pokok yang tidak dapat dirubah. Allah befirman
dalam surat Al-Ikhlas ayat 1 – 4.
Kedua Iqra’: kurikulum inti (Intra Curiculer) selanjutnya adalah
perintah‘membaca’ ayat-ayat Allah yang meliputi 3 macam ayat, yaitu: ayat
Allah yang berdasarkan wahyu, ayat Allah yang ada pada diri manusia dan ayat
Allah yang terdapat di dalam semesta di luar diri manusia. Ketiga ayat tersebut
terdapat dalam Qur’an Surat Al-‘Alaq ayat 1-5.

b. Dasar Falsafah
Makna filsafat mengandung pengertian yang sangat beragam maknanya
dan tergantung dari sudut pandang orang yang membicarakannya. Salah satu
kajian filsafat adalah tentang hakikat manusia, apa sebenarnya manusia itu, apa
hakikat hidup manusia itu, apa tujuan hidupnya dan sebagainya. Tahap
berikutnya filsafat mempersoalkan tentang hidup dan eksistensi manusia,
pandangan hidup manusia sebagai makhluk beragama, makhluk yang
berbudaya.
Kurikulum berkaitan dengan dasar filsafat adalah berkenaan dengan
makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah
pokok seperti: apakah pendidikan? mengapa pendidikan diperlukan? Apa
yang harus menjadi tujuan pendidikan dan sebagainya.
Para pelaksana kurikulum, termasuk guru harus memiliki filsafat yang jelas.
Filsafat yang kabur akan menimbulkan kurikulum yang tidak menentu
arahnya. Sekolah tanpa filsafat laksana kapal tanpa nahkoda, maka dengan
demikian filsafat sangat penting bagi pendidikan dan sangat besar manfaatnya
bagi kurikulum. Dengan makna yang lain, kearah mana pendidikan akan
dibawa, untuk itu perlu adanya kejelasan mengenai pandangan hidup manusia

2
atau suatu bangsa. Setiap bangsa atau negara mempunyai tatanan dan
padangan hidup masing-masing yang berbeda sesuai dengan ideologi yang
dianut. Bagi bangsa Indonesia, sudah barang tentu menganut azaz falsafah
bangsa kita, yaitu falsafah Pancasila yang menjadi dasar dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara termasuk di dalamnya pada saat menentukan arah
tujuan pendidikan.

c. Dasar Sosial Dan Budaya


Pendidikan sebagai proses budaya adalah upaya membina dan
mengembangkan daya cipta, karya dan karsa manusia menuju keperadaban
manusia yang lebih luas dan tinggi yaitu manusia yang berbudaya. Semakin
meningkatnya perkembangan sosial budaya manusia akibat majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang merupakan bagian dari budaya
tersebut maka akan menjadi tuntutan hidup manusia yang semakin tinggi
pula. Untuk itu diperlukan kesiapan sekolah atau lembaga pendidikan
dalam menjawab segala tantangan akibat perkembangan budaya tersebut . Oleh
karena itu peserta didik dihadpkan pada budaya masyarakatnya, dikembangkan
sesuai dengan nilai budayanya dan mengarahkan kemampuan diri anak
tersebut kearah manusia yang berbudaya.
Kurikulum Pendidikan Agama Islam harus dan sepatutnya pula
disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dimana peserta didik
tinggal dan berinteraksi di dalamnya, bahkan harus dapat mengantisipasi
kondisi-kondisi yang bakal terjadi. Dengan demikian maka guru dituntut
untuk dapat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum PAI sesuai dengan
kondisi budaya yang terdapat di sekitar anak didik, agar apa yang diberikan
pada anak didiknya berguna dan relavan dengan kehidupan di dalam
masyarakat.

d. Dasar Psikologis
Pendidikan tidak terlepas kaitannya dengan unsur-unsur psikologi, sebab
pendidikan adalah menyangkut prilaku manusia itu sendiri, dan mendidik
berarti merubah tingkah laku anak menuju kedewasaan. Pada umumnya
landasan psikologis dari pendidikan tertuju pada pemahaman manusia,
khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar.
Perkembangan manusia dari usia bayi sampai usia dewasa akhir
merupakan fase-fese yang penting dalam pendidikan. Pembahasan
perkembangan tersebut, yang diawali dngan fase pekembangan awal sampai
fase usia anak, adalah agar pihak pelaksana pendidikan dapat mengetahui
hal-hal yang dibutuhkan anak dalam perkembangan selanjutnya, sehingga
dapat mempersiapkan program-program pendidikan, yang dirancang tentunya
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di fase-fase kehidupan peserta
didik berikutnya.
Dalam proses pembelajaran selalu dikaitkan dengan teori-teori
perubahan tingkah laku anak. perubahan-perubahan yang terjadi pada anak
menuntut perlakuan sesuai dengan sifat perkembangannya. Perkembangan
anak: fisik, emosional, sosial dan mental serta intelektual merupakan faktor
yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pendidikan. Kurikulum yang
baik dan bermakna adalah kurikulum yang didasarkan pada keadaan

3
psikologi peserta didik. Guru sebagai pelaksana kurikulum pendidikan
harus dapat mengembangkan kurikulum sesuai dengan psikologi anak. Guru
harus memiliki kesadaran yang penuh, bahwasannya dirinya memiliki
peranan sebagai pengembang kurikulum. Karena sebagaimana diketahui dalam
pengembangan kurikulum dibutuhkan kreativitas dan kegiatan guru yang
tentunya disesuaikan dengan keadaan peserta didik yang bersifat individual.

B. Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam


Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang
berbagai hal yang harus dijadikan sebagai patokan dalam menentukan berbagai hal
yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan
kurikulum. Agar pengembangan kurikulum dapat terlaksana dengan baik,
maka harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
Prinsip-prinsip tersebut berbeda-beda menurut analisis para pakar kemudian ditambah
dan disesuaikan dengan esensi kurikulum pendidikan Islam. Prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Prinsip berasaskan Islam termasuk ajaran dan nilai-nilainya. Maka setiap yang
berkaitan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan-tujuan,
kandungankandungan, metode mengajar, cara-cara perlakuan dan hubungan-
hubungan yang berlaku dalam lembaga-lembaga pendidikan harus berdasarkan
pada agama dan akhlak Islam.
b. Prinsip mengarah kepada tujuan adalah seluruh aktifitas dalam kurikulum
diarahkan untuk mencapai tujuan yang dirumuskan sebelumnya.
c. , pengalaman-pengalaman dan aktifitas yang terkandung di dalam kurikulum,
begitu pula dengan pertautan antara kandungan kurikulum dengan kebutuhan
peserta didik juga kebutuhan masyarakat.
d. Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup
peserta didik, relevansi dengan kehidupan masa sekarang dan akan datang,
relevansi dengan tuntutan pekerjaan.
e. Prinsip fleksibilitas adalah terdapat ruang gerak yang memberikan sedikit
kebebasan dalam bertindak, baik yang berorientasi pada fleksibilitas pemilihan
program pendidikan maupun dalam mengembangkan program pengajaran.
f. Prinsip integritas adalah kurikulum tersebut dapat menghasilkan manusia
seutuhnya, manusia yang mampu mengintegrasikan antara fakultas dzikir dan
fakultas pikir, serta manusia yang dapat menyelaraskan struktur kehidupan dunia
dan struktur kehidupan akhirat.
g. Prinsip efisiensi adalah agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga,
dana, dan sumber lain secara cermat, tepat, memadai dan dapat memenuhi
harapan.
h. Prinsip kontinuitas dan kemitraan adalah bagaimana susunan kurikulum yang
terdiri dari bagian yang berkelanjutan dengan kaitan-kaitan kurikulum lainnya,
baik secara vertikal (penjenjangan, tahapan) maupun secara horizontal.
i. Prinsip individualitas adalah bagaimana kurikulum memperhatikan perbedaan
pembawaan dan lingkungan anak pada umumnya yang meliputi seluruh aspek

4
pribadi peserta didik, seperti perbedaan jasmani, watak, intelegensi, bakat serta
kelebihan dan kekurangannya.
j. Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan, dan demokratis adalah bagaimana
kurikulum dapat memberdayakan semua peserta didik dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat diutamakan. Seluruh peserta didik
dari berbagai kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi
dan sosial yang memerlukan bantuan khusus, berbakat dan unggul berhak
menerima pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.
k. Prinsip kedinamisan adalah agar kurikulum itu tidak statis, tetapi dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan sosial.
l. Prinsip keseimbangan adalah bagaimana kurikulum dapat mengembangkan sikap
potensi peserta didik secara harmonis.
m. Prinsip efektifitas adalah agar kurikulum dapat menunjang efektiftas pendidik
yang mengajar dan peserta didik yang belajar.

C. Orientasi Kurikulum Pendidikan Islam


a. Orientasi pelestarian nilai-nilai.
Dalam pandangan Islam, nilai terbagi atas dua macam, yaitu nilai yang turun dari
Allah SWT, yang disebut nilai ilahiyah, dan nilai yang tumbuh dan berkembang
dari peradaban manusia sendiri yang disebut dengan nilai insaniyah. Kedua nilai
tersebut selanjutnya membentuk norma-norma atau kaidah-kaidah kehidupan yang
dianut dan melembaga pada masyarakat yang mendukungnya. Tugas kurikulum
selanjutnya adalah menciptakan situasi-situasi dan program tertentu untuk
melestarikan kedua nilai tersebut.

b. Orientasi pada kebutuhan sosial (social demand).


Orientasi yang kedua ini memberi implikasi pada pemberian kontribusi
positif pendidikan pada kehidupan sosial bermasyarakat. Untuk mewujudkan hal
ini, harus dirumuskan pola pengaturan kehidupan sosial yang dapat dijadikan
pedoman bagi pendidikan Islam.
Al-Maududi mengemukakan ada tujuh pola prinsip umum pengaturan kehidupan
sosial :
1) Saling menolong dalam berbuat kebajikan dan tidak tolong menolong dalam
tindak kejahatan
2) Persahabatan dan permusuhan harus dengan tujuan mendapat ridha Allah
Swt;
3) Manusia adalah umat terbaik yang mengajak manusia lainnya kepada
kebaikan dan melarang kepada kejahatan.
4) Menjauhi sikap saling berburuk sangka, saling benci dan mempererat
persaudaraan.
5) Janganlah membantu orang jahat kalau sudah diketahui ia akan berbuat jahat
(al-hadits)
6) Mendukung masyarakat yang salah sama halnya dengan orang yang jatuh ke
sumur sambil memegang ekor unta yang hampir jatuh ke sumur (al Hadits)

5
7) Sayangilah orang lain sebagaimana kamu menyayangi dirimu sendiri (al
Hadits).

c. Orientasi pada tenaga kerja.


Manusia hidup di dunia memerlukan kebutuhan kebutuhan lahiriyah,
seperti sandang pangan dan papan. Manusia sebagai makhluk biologis mempunyai
unsur mekanisme jasmani yang membutuhkan kebutuhan-kebutuhan lahiriah,
misalnya makan minum, bertempat tinggal yang layak, dan kebutuhan biologis
lainnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut harus terpenuhi secara layak, dan salah satu
di antara persiapan untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan yang layak adalah
melalui pendidikan. Dengan pendidikan, pengalaman dan pengetahuan seseorang
bertambah dan dapat menentukan kualitas dan kuantitas kerja seseorang. Hal ini
karena dunia kerja dewasa ini semakin banyak saingan, dan jumlah perkembangan
penduduk jauh lebih pesat dari penyediaan lapangan kerja. Sebagai
konsekuensinya, kurikulum pendidikan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
kerja.
Hal ini ditujukan setelah keluar dari lembaga sekolah, peserta didik
mempunyai kemampuan dan keterampilan yang profesional, berproduktif dan
kreatif, mampu mendayagunakan sumber daya alam, sumber daya diri dan sumber
daya situasi yang mempengaruhinya. Tetapi dalam kurikulum pendidikan Islam,
orientasi ini tidak boleh berjalan sendiri, ia harus diiringi dengan moralitas yang
tepat. Sebab kenyataannya, output yang siap pakai tidak serta merta memberi
perubahan yang positif. Terutama karena tidak terbinanya sikap mental sebagai
“manusia yang baik”. Pada masa Yunani Kuno, pendidikan memang diadakan
bukan untuk menyiapkan tenaga kerja. Pendidikan diadakan dengan tujuan untuk
lebih memanusiakan manusia, agar derajat manusia menjadi lebih tinggi sekurang-
kurangnya lebih tinggi daripada binatang.

d. Orientasi pada peserta didik.


Orientasi ini memberikan kompas pada kurikulum untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik yang disesuaikan dengan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya,
serta kebutuhan peserta didik. Orientasi ini diarahkan kepada pembinaan tiga
dimensi peserta didiknya.

e. Orientasi pada masa depan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.


Kemajuan ilmu pengetahuan merupakan keniscayaan dari kemajuan
peradaban. Dan dalam agama Islam pun dianjurkan untuk senantiasa menuntut
ilmu dan melakukan inovasi untuk kemajuan. Allah Swt. Menjanjikan derajat yang
tinggi bagi orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan.

D. Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Islam


Menurut Al-Syaibann, kurikulum pendidikan Islam seharusnya mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:

6
1. Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan
akhlak. Agama dan akhlak itu harus diambil dri Al-Qur’an dan Hadist serta
contoh-contoh dari tokoh terdahulu yang saleh.
2. Kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan pengembangan
menyeluruh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal dan ruhani. Untuk
pengembangan menyeluruh ini kurikulum harus bersisi mata pelajaran yang
banyak, sesuai dengan tujuan pembinaan setiap aspek itu. Oleh karena itu, di
perguruan tinggi diajarkan mata pelajaran seperti ilmu-ilmu Al- Qur’an
termasuk tafsir, dan qira’ah; ilmu-ilmu hadis termasuk musthalah al
hadist; ilmu fiqh termasuk ushulfiqh; tauhid, filsafat, akhlak, nahwu, sharf,
‘arudl, linguistik termasuk fonologi, dialek, balaghah, bayan, dan kritik sastra;
sejarah islam riwayat tokoh, ilmu alam, kimia, obat-obatan, pengobatan,
pembedahan, menggambar, ketrampilan dan sebagainya. Sebagai akibatnya,
bidang studi yang seharusnya masuk kurikulum pendidikan islam sangat
banyak. Banyaknya bidang studi ini, ditambah dengan adanya kebebasan
ilmiah, melahirkan banyak sarjana ensiklopedis yang terkenal karena luasmya
pengetahuan mereka seperti Al kindi, Al-farabi, ibn Sina, ibn Rusd, Al-
Ghazali, dan Ibn Khaldun.
3. Kurikulum pendidikan islam memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan
masyarakat, dunia dan akhirat; jasmani, akal dan ruhani manusia.
Keseimbangan itu tentulah bersifat relatif karena tidak dapat diukur secara
objektif.
4. Kurikulum pendidikan islam memperhatikan juga seni halus, yaitu ukir, pahat,
tulis indah, gambar dan sejenisnya. Selain itu memperhatikan juga pendidikan
jasmani, latihan militer, teknik, ketrampilan, dan bahasa asing sekalipun
semuanya ini diberikan kepada perseorangan secara efektif berdasar bakat,
minat dan kebutuhan.
5. Kurikulum pendidikan islam mempertimbangkan perebdaan-perbedaan
kebudayaan yang sering teradapat di tengah manusia karena perbedaan tempat
dan juga perbedaan zaman.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kurikulum pendidikan islam merupakan komponen pendidikan islam yang
berupa pengetahuan, pengalaman dan juga kegiatan yang sengaja diberikan kepada
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan islam. Atau bisa juga diartikan
kurikulum pendidikan merupakan kegiatan yang telah disusun dalam bentuk kegiatan
atau aktivitas yang disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik.Tujuan yang
diharapkan dalam pendidikan islam yaitu menjadi insan yang bertaqwa kepada Allah
SWT.
Dalam penyusunan kurikulum harus memperhatikan dasar dasar dan juga
prinsip-prinsip penyusunannya. Adapun yang menjadi dasar-dasar kurikulum
pendidikan islam ialah dasar agama yaitu yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-
Sunnah, falsafah, sosial budaya dan psikologi. Sedangkan prinsip-prinsip yang juga
harus diperhatikan yaitu : berasaskan islam,mengarah pada tujuan, intergritas antar
mata pelajaran, relevansi, fleksibilitas, efisiensi,individualitas, ksamaan memperoleh
kesempatan, kedinamisan, keseimbangan dan evektivitas.
Orientasi kurikulum pendidikan ada 5, yaitu : orientasi pada pelestarian nilai-
nilai, orientasai pada kebutuhan sosial, orientasi pada tenaga kerja, orientasi pada
peserta didik dan juga orientasi pada masa depan dan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/kurikulum-pendidikan-islam.html

http://aanminannur.blogspot.com/2012/07/ciri-dan-prinsip-kurikulum-pendidikan.html?m=1
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung:2007
Tedjo Narsoyo ReksoatmojoPengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
Bandung: Refika Aditama, 2010
Nasution, Asas asas Kurikulum, Jakarta: Bumi aksara, 2014
Hamdani Hmaid, Pengembangan Kurikulum Pendidikan , Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Omar Mohammad al-Toumy Al-Saybani terjemah Hasan Langgulung, Falsafah Pendidikan
Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2009.

9
10

Anda mungkin juga menyukai