Anda di halaman 1dari 16

Sumber dan Dasar Pendidikan Islam

(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam)

Dosen Pengampu : Dr. Syukri Nawir, M.Ag

Disusun Oleh :

Eko supriyono (022111008)


Enita Rahma Yuliana (022111009)
Febriyanti (022111010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) FATTAHUL MULUK PAPUA

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Bismillhirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta telah memberikan kelancaran dan ke
mudahan yang luar biasa sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah ilmu pendidikan islam dari program studi
Pendidikan Agama Islam (PAI). Makalah ini dibuat bertujuan sebagai edukasi dal
am pembelajaran di kelas dan menambah wawasan dalam mata kulaih tersebut de
ngan materi yang akan samapaikan yaitu: “Sumber dan dasar pendidikan
islam”

Kami menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sem
purna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca gun
a menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah yang kami buat ini bisa menambah wawasan para pembaca
maupun pendengarnya, sekaligus memberikan manfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Jayapura, 30 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar belakang..................................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................1
C. Tujuan penulisan..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2

A. Sumber pendidikan islam..................................................................2


B. Macam-macam sumber pendidikan islam.........................................2
C. Dasar pendidikan islam.....................................................................8

BAB III PENUTUP............................................................................................11

A. Kesimpulan......................................................................................11
B. Saran................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Didalam islam sendiri menjunjung tinggi akan sebuah pendidikan, dimana
belajar merupakan kewajiban bagi ummat islam. Melihat pentingnya suatu
pendidikan, tak lepas dari suatu hal-hal yang mendukung adanya ilmu
pengetahuan. Dimana yang dimaksud ilmu pendidikan dengan ilmu pendidikan
islam terdapat perbedaan yang cukup signifikan. karna bukan hanya sekedar
maksud pendidikan yang bersifat global, melainkan ini perihal ilmu pendidikan
islam.
Untuk menunjang ilmu pendidikan islam, tak lepas dari sumber dan dasar
pendidikan islam itu sendiri. Sumber dan dasar itulah yang akan menjadi acuan
dalam proses menuntut ilmu dalam upaya meraih ilmu pengetahuan yang bukan
hanya manfaat dunia saja yang biasa didapatkan melainkan manfaatnya diakhirat
kelak. Sumber dan dasar pendidikan islam merupakan bahan yang dipakai untuk
dipelajari sekaligus landasan yang akurat dalam belajar. sumber dan dasar itulah
yang menjadikan orang tau akan ilmu sekaligus mengimplementasikanya didalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, setiap ummat muslim harus tau betapa
pentingnya akan sumber dan dasar yang mereka pakai dalam menuntut ilmu
didalam pendidikan islam.

B. Rumusan masalah
1. Apa maksud dari sumber pendidikan islam?
2. Apa macam-macam sumber pendidikan islam?
3. Apa saja dasar pendidikan islam?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui maksud sumber pendidikan islam
2. Agar mengetahui macam-macam sumber pendidikan islam
3. Untuk mengetahui dasar pendidikan islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumber Pendidikan Islam

Sumber pendidikam islam yang dimaksud di sini adalah semua acuan atau
rujukan yang darinya memancarkan ilmu pengetahuan dan nilai nilai yang akan
ditransinternalisasikan dalam pendidikan islam. Sumber ini tentunya telah
diyakini kebenaran dan kekuatannya dalam menghantar aktivitas pendidikan,dan
telah teruji dari waktu ke waktu. sumber pendidikan islam terkadang disebut
dengan dasar ideal pendidikan islam. Urgensi penentuan sumber di sini adalah
untuk:

1. Mengarahkan tujuan pendidikan islam yang ingin dicapai.


2. Membingkai seluruh kurikulum yang dilakukan dalam proses belajar
mengajar, yang didalamnya termasuk materi, metode, media, sarana
dan evaluasi
3. Menjadi standar dan tolok ukur dalam evaluasi, apakah kegiatan
pendidikan telah mencapai dan sesuai dengan apa yang diharapkan
atau belum

Menurut Sa’id Ismail Ali, sebagaimana yang dikutip oleh Hasan


Langgulung1, sumber pendidikan Islam terdiri atas enam macam, yaitu Al-Qur’an,
As-Sunnah, perkataan sahabat (mazhab shahabi), kemaslahatan umat/sosial
(mashalil al-mursalah), tradisi atau adat kebiasaan masyarakat (urf), dan hasil
pemikiran para ahli dalam Islam (ijtihad), rujukan pendidikan islam diawali
sumber utama Al-Qur’an dan sumber kedua yaitu As-sunnah. Dimana kedua
sumber tersebut menjadi pokok sumber pendidikan islam yang paling utama.
Namum seiring berkembangnya zaman, masuk sumber lain yang dijadikan
sebagai bahan belajar dalam pendidikan islam yang pada akhirnya dilanjutkan
pada sumber-sumber berikutnya secara berurutan.

1
Hasan Langgulung, Beberapa pemikiran tentang pendidikan islam, (Bandung: al-Ma’rif, 1980),
h.35

2
B. Macam-macam sumber pendiidkan islam
a. Al-Qur’an

Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari kata qara’a , yaqra’u, qira’atan,


atau qur’anan, yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-
dhammu) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian yang lain
secara teratur. Muhammad Salim Muhsin mendefinisikan Al-Qur’an
dengan: “Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
yang tertulis dalam mushaf-mushaf dan diriwayatkan kepada kita dengan
jalan yang mutawatir dan membacanya dipandang ibadah serta sebagai
penentang (bagi yang tidak percaya) walaupun surat terpendek . “ 2 Sedang
Muhammad Abduh mendefinisikannya dengan: “Kalam mulia yang
diturunkan oleh Allah kepada Nabi yang paling sempurna (Muhammad
SAW.), ajarannya mencangkup keseluruhan ilmu pengetahuan. Ia
merupakan sumber yang mulia yang esensinya tidak dimengerti kecuali bagi
orang yang berjiwa suci dan berakal cerdas.”3

Definisi pertama lebih melihat keadaan Al-Qur’an sebagai Firman Allah


SWT. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., diriwayatkan kepada
umat Islam secara mutawatir, membacanya sebagai ibadah, dan salah satu
fungsinya sebagai mukjizat atau melemahkan para lawan yang menentangnya.
Definisi kedua melengkapi isi Al-Qur’an yang mencangkup keseluruhan ilmu
pengetahuan, fungsinya sebagai sumber yang mulia,dan penggalian esensinya
hanya bisa dicapai oleh orang yang berjiwa suci dan cerdas. Al-Qur’an memuat
nilai normatif yang menjadi acuan dalam pendidikan Islam. Nilai yang dimaksud
terdiri atas tiga pilar utama, yaitu:

1. I’tiqadiyyah, yang berkaitan dengan pendidikan keiamanan, seperti


percaya kepada Allah, malaikat, rasul, kitab, hari akhir dan takdir yang
bertujuan untuk menata keprcayaan individu.

2
Muhammad Salim Muhsin, Tarikh Al-Qur’an al karim,(Iskandariyah:Muassasah Syabab al-
jamiyah, tt.), h.5
3
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, (Kairo: Dar al-Manar 1373 H), juz I, H. 17.

3
2. Khuhluqiyyah, yang berkaitan dengan pendidikan etika, yang bertujuan
untuk membersihkan diri dari perilaku rendah dan menghiasi diri dengan
perilaku terpuji.
3. Amaliyyah, yang berkaitan dengan pendidikan tingkah laku sehari-hari,
baik yang berhubungan dengan pendidikan ibadah yang berhubungan
antara manusia dengan tuhannya. Seperti shalat, puasa, zakat, haji.

b. As-Sunnah

As-sunnah didefinisikan sebagai sesuatu yang didapatkan dari Nabi


Muhammad s.a.w. yang terdiri dari ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat
fisik atau budi, atau biografi, baik pada masa sebelum kenabian ataupun
sesudahnya.

Dalam bahasa Arab, sunnah berarti “jalan lurus” perilaku sosial yang sudah
melembaga atau tradisi. Oleh karena itu, sunnah Rasul berarti praktik
kehidupan yang di lakukan dan berlangsung pada masa Rasul Muhammad
hidup. Sementara itu kata hadist berasal dari bahasa Arab yang berarti
“berita” atau “catatan”, khusunya tentang perbuatan, perkara, dan ketetapan
Rasul Muhammad dalam islamIsi kandungan dalam As sunnah sama dengan
Al-Qur’an, yaitu akidah, syarii’ah, serta petunjukan (pedoman) untuk
kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya.

Didalam dunia pendidikan, As-Sunnah memiliki dua manfaat pokok. Manfaat


pertama, As-sunnah mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan
islam sesuai dengan konsep Al-Qur;an. Kedua, As-Sunnah dapat menjadi contoh
yang tepat dalam penentuan metode pendidikan.
Nah, berikut ialah sumber-sumber lain yang dipakai seiring perkembangann
zaman ini untuk menunjang pendidikan islam selain Al-qur’an dan As-sunnah:
c. Perkataan sahabat (mazhab shahabi)

4
Yang dimaksud dengan mazhab sahabi ialah pendapat sahabat
Rasulullah SAW. Tentang suatu kasus dimana hukumnya tidak dijelaskan
secara tegas dalam Al-Qur’an dan As-sunnah Rasulullah.4
Contoh mazhab shahabi diantaranya:
1. Hukum shalat jumat bagi yang shalat I’d.
2. Status pernikahan masa iddah.
3. Hukum potong tangan bagi seorang pembantu yang mencuri.
Dalam mazhab sahahabi lebih mengarahkan kepada sumber hukum islam
yang dijadikan ummat muslim sebagai sumber bahan pendidikan islam
didalam kehidupan setelah Al-Qur’an dan As-sunnah.
d. Kemaslahatan umat/sosial (maslahah al-mursalah)
Kemaslahatan sendiri memiliki arti untuk memelihara agama, akal, jiwa,
dan keturunan atau kehormatan. Maslahah al-mursalah tersusun dari dua kata,
yaitu Maslahah dan mursalah. Maslahah secara bahasa berarti manfaat dan
mursalah secara bahasa berarti lepas. Menurut istilah maslahah mursalah
suatu kemaslahatan yang tidak mempunyai dasar dalil, tetapi disisi lain juga
tidak ada yang membatalkannya. Sesuatu tersebut dianggap sebagai
maslahah, tetapi tidak ada ketegasan hukum dan tidak ada ketentuan syariat,
yaitu tidak ada dalil yang mendukung dan tidak ada dalil yang menolaknya.
Kondisi seperti ini disebut sebagai maslahah mursalah (masalah yang
“lepas” dari dalil yang terperinci/spesifik). Kasus seperti ini dianggap sesuai
dengan hukum syara jika sesuai dengan prinsip “mencegah adanya mudharat
atau keburukan dan dapat ,mengambil manfaat atau memeliharanya”.
Manfaat dalam konteks ini ditentukan oleh pembuat hukum syara’ (Allah)
tidak lain adalah kemaslahatan untuk menjaga keselamatan agama, jiwa, akal,
keturunan, dan hartanya.
Contoh maslahah mursalah: pencatatan perkawinan surat resmi, tujuannya
agar menjadi maslahat untuk sahnya gugatan dalam perkawinan, pembagian
harta, nafkah dan lain sebagainya.
e. Tradisi atau adat kebiasaan masyarakat (urf)

4
Satria Effendi & M.Zaeni,Ushul fiqih, ed.1, cet.2, prenada media, Jakarta, 2008, hal 169

5
Secara etimologi ‘urf berasal dari kata ‘arafa-ya’rifu yang berarti: sesuatu
yang dikenal dan baik, sesuatu yang tertinggi, berurutan, pengakuan, dan kesa
baran.5 Secara terminologi, urf adalah keadaan yang sudah tetap dalam diri m
anusia, dibenarkan oleh akal dan diterima pula oleh tabiat yang sehat.6
Urf dalam hukum islam merupakan kebiasaan baik yang dilakukan secara
berulang-ulang oleh masyarakat. Tradisi (`Urf) Sebagai Pijakan dalam
Penetapan Hukum Islam. Pada kenyataannya Allah sebagai pembuat syari`at
dan hukum Islam menganggap keberadaan `urf sebagai pijakan hukum-
hukum yang ditetapkannya. Perdagangan, misalnya, menurut adat kebiasaan
dapat menyebabkan berkembangnya harta benda yang amat dibutuhkan oleh
umat manusia untuk melestarikan kehidupan. Lalu berangkat dari kebiasaan
ini, Allah memberikan panduan hukum-hukum perdagangan, termasuk
tuntunan transaksi yang diperbolehkan dan yang diharamkan.
Macam-macam urf ada dua yaitu urf qauli, yaitu kebiasaan yang berlaku
dalam penggunaan kata-kata atau ucapan. Urf fi’li, yaitu kebiasaan yang
berlaku dalam perbuatan. Contoh urf dalam kehidupan sehai-hari:
1. Pada urf qauli seperti bila seorang muslim menyebut kata “daging”maka
maksudnya daging sapi, kambing atau ayam
2. Pada urf fi’li misal jasa calon atau perantara jual beli. Bila seorang
menjadi perantara atas transaksi bisnis, maka berhak memperoleh
imbalan. Misal jual beli tanah.

f. Hasil pemikiran para ahli dalam islam (ijtihad)


Menurut Al-Amidi, Ijtihad adalah pencurahan segala kemampuan secara
maksimal agar memperoleh suatu hukum syara’ yang amali melalui
penggunaan sumber syara’ yang diakui dalam Islam.

5
Wahbah al-Zuhailiy, Us}ûl al-Fiqh al-Islâmiy, Vol. II, (Damaskus: Dâr al-Fikr, Cetakan 16, 2008), 10
6
Ungkapan al-‘urf sudah banyak dibicarakan oleh para ulama salaf, namun mereka belum ada yang mendefi
nisikan istilah tersebut. Ahmad al-Nisfi (wafat tahun 710 H) adalah fakih yang pertama kali mendefinisikan is
tilah itu dalam terminologi usul fikih. Sejak itu banyak fukaha yang mengikuti beliau untuk memberikan defi
nisi al-‘urf. Ahmad Fahmi Abu Sunnah, al-‘Urf wa al-‘Âdah fî Ra’yi al-Fuqahâ’, (Kairo: Dâr al-Bas}âir, 2004), 28;
‘Adil bin ‘Abd al-Qadir bin Muhammad Waliy Qutah, al-‘Urf…, 89

6
Salah satu contoh ijtihad dalam kehidupan zaman sekarang, para ulama
melakukan ijtihad dalam proses penentuan 1 Ramadhan dan juga 1 Syawal.
Mereka akan berdiskusi untuk menentukan dan menetapkan 1 Ramadhan dan
1 Syawal berdasarkan perhitungan serta hukum Islam yang ada sebelumnya.
Contoh berijtihad yang belum pernah ada di zaman Nabi Muhammad SAW
berikutnya, misal hukum Islam mengenai pasangan yang membutuhkan bayi
tabung. Hal ini diperbolehkan dengan beragam syarat yang mengiringi. Hal
ini kemudian menjadi bentuk solusi bagi pasangan untuk menyelesaikan
permasalahan kesuburan.
Sementara contoh ijtihad di masa kekhalifahan. Salah satu contoh ijtihad
adalah saat peristiwa yang terjadi di zaman Khalifah Umar bin Khattab. Pada
saat itu para pedagang muslim mengajukan suatu pertanyaan kepada
Khalifah, yakni berapa besar cukai yang wajib dikenakan kepada para
pedagang asing yang melakukan perdagangan di wilayah Khalifah. Jawaban
dari pertanyaan tersebut belum termuat secara terperinci di dalam Alquran
atau hadis. Maka Khalifah Umar bin Khattab kemudian melakukan ijtihad
bersama para pemuka agama Islam yang paham hukum. Ditetapkan
bahwasanya cukai yang dibayarkan oleh pedagang adalah dengan disamakan
dengan taraf yang umumnya dikenakan kepada para pedagang muslim dari
negara asing, di mana mereka berdagang.

C. Dasar pendidikan islam


Dasar pendidikan islam adalah islam dengan segala ajarannya, yang
bersumber langsung dari Al-qur’an, As-sunnah, dan urutan sumber lain
dibawahnya. Seperti tauhid yang merupakan struktur dalam ajaran agama islam.
Dasar pendidikan islam adalah tauhid, dari semua aspek kehidupan semuanya
dilandasi oleh tauhid, pengembangan emosional, sehingga manusia dapat
memanfaatkan dunia seperti dalam firman Allah SWT yang artinya:

“Dan demikianlah kepadamu wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah kami.


Sebelunya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula
mengetahui apakah iamn itu, tetapi kami menjadikan Al Qur’an itu cahaya, yang

7
kami tujuki dengan siapa yang kamu kehendaki di antara hamba-hamba kam, dan
sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
“(Q.A Asy-Syuura : 52)

Dan berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya:

“Sesungguhnya orang mukmin yang paling dicintai oleh Allah ialah orang ynag
senantiasa tegak taat kepada-Nya, sempurna akal fikirannya, serta menasehati pula
akan dirinya sendiri, menaruh perhatian serta mengamalkan ajaran-Nya selama
hayatnya, amaka beruntung dan memperoleh ia. “(Al-Ghazali,Ihya’Ulumuddin)

Berdasarkan pada ayat dan hadist di atas dinyatakan bahwa Allah swt
memerintahkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan hidup
yang lurus, dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk ke jalan yang di ridhoi
Allah SWT dalam hadist Nabi dinyatakan bahwa diantara sifat orang mukmin
ialah saling menasehati untuk mengamalkan ajaran Allah swt, yang dapat di
formulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan islam, dengan
memberikan bimbingan, penyuluhan dan pendidikan islam. Didalam dasar
pendidikan islam terdapat pokok-pokok dari pendidikan islam, yaitu:

1. Pendidikan keimanan kepada Allah SWT

Firman Allah SWT.

َ ْ‫ي اَل تُ ْش ِر ْك بِاهّٰلل ِ ۗاِ َّن ال ِّشر‬


‫ك لَظُ ْل ٌم َع ِظ ْي ٌم‬ َ َ‫َواِ ْذ ق‬
َّ َ‫ال لُ ْقمٰ ُن اِل ْبنِ ٖه َوهُ َو يَ ِعظُهٗ ٰيبُن‬
Artinya:

“Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi


pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar”. (Q,S. Lukman : 13)

Pendidikan yang pertama dan utama untuk dilakukan adalah pembentukan


keyakinan kepada Allah swt yang diharapkan dapat melandasi sikap, tingkah laku
kepribadian anak didik.

8
2. Pendidikan ibadah

Ibadah merupakan salah satu kewajiban dasar yang harus di berikan kepada
anak didik. Kewajiban beribadah ini merupakan nilai-nilai spirtual, menjalin batin
dengan sang Khaliq Allag swt berfirman.

ٰ‫ا‬vۤ v‫بِ ۡر َع ٰلى َم‬v ‫اص‬ ۡ ‫ر َو‬v ۡ


ِ v‫ هَ َع ِن ال ُم ۡن َك‬v‫ف َو ۡان‬
ۡ vِ‫ر ب‬v
ِ ‫ال َم ۡعر ُۡو‬v ۡ v‫ ٰلوةَ َو ۡا ُم‬v ‫الص‬
َّ ‫ى اَقِ ِم‬
َّ َ‫بُن‬
َ ِ‫كؕ اِ َّن ٰذل‬
ۚ‫ك ِم ۡن َع ۡز ِم ااۡل ُ ُم ۡو ِر‬ َ َ‫صاب‬َ َ‫ا‬  
Artinya :

“Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik
dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap
apa yang menimpah kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal
yang diwajibkan (oleh Allah.” (Q,S. Lukman :17)

Adapun di dalam Negara Indonesia secara formal pendidikan islam


mempunyai dasar yang cukup kuat. Pancasila merupakan dasar setiap tingkah laku
dan kegiatan bangsa indonesia , dengan keTuhanan Yang Maha Esa sebagai sila
pertama, berarti menjamin setiap warga negara untuk memeluk, beribadah, dan
menjalankan

3. Pendidikan Akhlakul Kariamh

Sejalan dengan usaha membentuk dasar keyakinan atau keimanan amaka


diperlukan usaha membentuk akhlak yang muia , Berahlak mulia merupakan
modal bagi setiap orang dalam menghadapi pergaulan sesama manusia. Akhlak
termasuk diantara makna yang terpenting dalam hidup, setelah keimanan dan
kepercayaan. Firman Allah SWT.

‫هّٰللا‬ ‫اۡل‬
ٍ ‫ض َم َرحًا ؕ اِ َّن َ اَل يُ ِحبُّ ُك َّل ُم ۡخت‬
ٍَ‫فَ ُخ ۡور‬ ‫َال‬ ِ ‫ش فِى ا َ ۡر‬ ِ َّ‫صع ِّۡر َخ َّدكَ لِلن‬
ِ ۡ‫اس َواَل تَم‬ َ ُ‫َواَل ت‬

Artinya :

“Dan janganlah kamu meninggalkan mukamu dari manusia (karena kosong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak

9
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Q,S. Lukamn:
18)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sumber pendidikam islam yang dimaksud di sini adalah semua acuan atau
rujukan yang darinya memancarkan ilmu pengetahuan dan nilai nilai yang akan
ditransinternalisasikan dalam pendidikan islam. Urgensi penentuan sumber di sini
adalah untuk:

1. Mengarahkan tujuan pendidikan islam yang ingin dicapai.


2. Membingkai seluruh kurikulum yang dilakukan dalam proses belajar mengajar,
yang didalamnya termasuk materi, metode, media, sarana dan evaluasi.

10
3. Menjadi standar dan tolok ukur dalam evaluasi, apakah kegiatan pendidikan
telah mencapai dan sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum.
Menurut Sa’id Ismail Ali, sebagaimana yang dikutip oleh Hasan Langgulung,
sumber pendidikan Islam terdiri atas enam macam, yaitu Al-Qur’an, As-Sunnah,
perkataan sahabat (mazhab shahabi), kemaslahatan umat/sosial (mashalil al-
mursalah), tradisi atau adat kebiasaan masyarakat (urf), dan hasil pemikiran para
ahli dalam Islam (ijtihad), tapi yang menjadi sumber pokok utama ialah Al-
Qur’an dan Hadist lalu diikuti dengan sumber lain dibawahnya yang merupakan
sumber hukum islam yang menjadi salah satu bahan belajar dalam sumber
pendidikan islam.
Sedangkan dasar pendidikan islam itu sendiri adalah islam dengan segala
ajarannya, yang bersumber langsung dari Al-qur’an, As-sunnah, dan urutan
sumber lain dibawahnya. Seperti tauhid yang merupakan struktur dalam ajaran
agama islam. Dasar pendidikan islam adalah tauhid, dari semua aspek kehidupan
semuanya dilandasi oleh tauhid, pengembangan emosional, sehingga manusia
dapat memanfaatkan dunia seperti dalam firman Allah SWT yang artinya:

“Dan demikianlah kepadamu wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah kami.


Sebelunya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula
mengetahui apakah iamn itu, tetapi kami menjadikan Al Qur’an itu cahaya, yang
kami tujuki dengan siapa yang kamu kehendaki di antara hamba-hamba kam, dan
sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
“(Q.A Asy-Syuura : 52) Dan berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW yang
artinya:

“Sesungguhnya orang mukmin yang paling dicintai oleh Allah ialah orang ynag
senantiasa tegak taat kepada-Nya, sempurna akal fikirannya, serta menasehati pula
akan dirinya sendiri, menaruh perhatian serta mengamalkan ajaran-Nya selama
hayatnya, amaka beruntung dan memperoleh ia. “(Al-Ghazali,Ihya’Ulumuddin)
Didalam dasar pendidikan islam terdapat pokok-pokok dari pendidikan islam,
yaitu:

1. Pendidikan keimanan pada Allah SWT

11
2. Pendidikan ibadah
3. Pendidikan akhlakul karimah

B. Saran
Sekian pemaparan dari kami perihal materi sumber dan dasar pendidikan
islam untuk mata kuliah ilmu pendidikan islam. Dimana dalam makalah ini sudah
tertera akan penjelasan sekaligus macam dari sumber dan dasar pendidikan islam
itu sendiri untuk dijadikan acuan dalam dunia pendidikan untuk menacapai
manfaat dunia maupun akhirat. Mohon maaf akan ketidak sempurnaan pada
makalah kami, dimohon kritik yang dapat membangun sehingga kami lebih baik
dalam kinerja selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan Langgulung, Beberapa pemikiran tentang pendidikan islam, (Bandung: al-


Ma’rif, 1980), h.35
Al-Attas, Muhammad al-Naquib, konsep pendidikan dalam islam, Bandung:
Mizan, 1988
Al-Aziz, Abd al Rasyid ibn abd, al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Thuruq Tadrisiha,
Kuwait: Darul Buhuts al-‘[]miyah, 1975.
Kapita selekta Pendidikan dalam umum, Jakarta: Bumi Aksara, 1991
Wahbah al-Zuhailiy, Us}ûl al-Fiqh al-Islâmiy, Vol. II, (Damaskus: Dâr al-fikr,
Cetakan 16,2008), 10.

12
Al-Bantani, Muhammad Nawawi al-Jawi, Muraqi al-Ubudiyah fi syarkh Al-
Bidayah al-Hidayah, Bnadung: Al-ma’arif,tt.
Bahar , Aswandi, dasar-dasar pendidikan islam, Jakarta :PPLPTK Depdikbun,
1989
Satria Effendi & M.Zaeni,Ushul fiqih, ed.1, cet.2, prenada media, Jakarta, 2008,
hal 169

Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, (Kairo: Dar al-Manar 1373 H), juz I,
H. 17.

13

Anda mungkin juga menyukai