Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH HAKIKAT DAN KONSEP DASAR PENDIDIKAN

ISLAM

Makalah ini disusun oleh:

Jamaluddin :22160211591

Shofiyurrahman :22160211597

Guna memenuhi tugas mata kuliah : Ilmu Pendidikan Islam Dosen Pengampu :
Abdullah Muhammad Yahya Lc. MH

FAKULTAS TARBIYYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM (IIM) SURAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “HAKIKAT DAN KONSEP
PENDIDIKAN ISLAM”

Penyusunan makalah ini mengacu kepada sumber yang dihasilkan oleh


pengembangan Garis- Garis Besar Program Perkuliahan mata kuliah Bimbinagn
Konseling yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dengan
demikian makalah ini Insya Allah dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan perkuliahan ilmu pendidikan islam yang tentu saja sangat membantu
memperkaya wawasan mahasiswa atau siapa saja yang berhubungan dengan bidang
kependidikan.

Keberhasilan penyusunan diktat ini juga tidak terlepas dari peran serta kontribusi
berbagai pihak, baik dalam bentuk dukungan moril maupun material. Oleh karena itu
penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua
pihak yang ikut berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Terima kasih juga
disampaikan kepada para penulis buku, jurnal, dan artikel yang dijadikan rujukan,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Kesempurnaan hanya milik Allah Yang Maha Esa, oleh karena itu penyusun
sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.

15 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................2


DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB 1 ..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
Latar Belakang Masalah .......................................................................................................4
Rumusan Masalah ..................................................................................................................5
Tujuan Makalah .....................................................................................................................5
BAB II .........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN .........................................................................................................................6
Hakikat dan tujuan pendidikan islam ..................................................................................6
(a). Hakikat Pendidikan ........................................................................................................6
(b). Tujuan Pendidikan .........................................................................................................7
Macam- macam istilah dalam pendidikan islam .................................................................9
Istilah Tarbiyah ....................................................................................................................9
Istilah Al-Ta’lim.................................................................................................................10
Istilah Al-Ta’dib .................................................................................................................11
Sumber- sumber ilmu pendidikan islam ............................................................................11
Al Qur’an ...........................................................................................................................12
As-Sunnah ..........................................................................................................................13
Sejarah Islam ......................................................................................................................14
Pendapat Para Sahabat dan Filsuf .......................................................................................15
Hasil Pemikiran Para Ahli dalam Islam (Ijtihad) ................................................................15
Dasar- dasar pendidikan islam............................................................................................15
Dasar Pokok .......................................................................................................................17
Dasar Tambahan.................................................................................................................17
Dasar Operasional ..............................................................................................................17
KESIMPULAN ........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................20
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan pola


ajaran Islam. Karena ajaran Islamberdasarkan Alquran, Sunah, pendapat ulama
serta warisansejarah, maka pendidikan Islam pun mendasarkan diri padaAlquran,
Sunah, pendapat ulama serta warisan sejarahtersebut.1
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting, bahkan paling penting
dalam mengembangkan peradaban Islam, dalam mencapai kejayaan umat islam
tidak akan tercapai kecuali dengan pendidikan Islam, pendidikan islam membantu
anak didik agar tumbuh berkembang melalui aktualisasi potensi diri berdasarkan
kaidah-kaidah moral Al-Qur’an,ilmu pengetahuan dan keterampilan hidup.
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis pengertian, sumber dan dasar
pendidikan islam. Dalam penelitian penulis menggunakan jenis penelitian
kepustakaan, yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka untuk mendapatkan data informasi dengan
menghimpun informasi yang berkaitan dengan konsep dasar pendidikan islam.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model pendekataan,
penelitian ini bersifat pembahasan yang mendalam terhadap isi suatu informasi
tertulis atau tercetak dalam media massa yang digunakan untuk menarik
kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara
objektif dan sistemtis.
Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dari Al-
Qur’an sedangkan sumber data sekunder seperti buku, artikel, dll. Hasil penelitian
dalam penelitian ini yaitu: Pengertian Pendidikan Islam secara etimologis
maupun terminologis, dengan penggunaan term tarbiyah, ta'lim, dan ta'dib, pada
prinsipnya sama yaitu digunakan untuk menjelaskan suatu proses dalam
menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah
kematangannya, baik fisik, akal, maupun rohani.
Sumber Pendidikan Islam yaitu Al-Qur’an, Sunnah, Perkataan, perbuatan
sikap para sahabat, filsuf dan ijtihad. Dasar Pendidikan Islam yaitu Al-Qur’an ,
Sunnah, Perkataan sikap dan perbuatan para sahabat, Dasar historis, Dasar social,
Dasar ekonomi, Dasar politik, Dasar pisikologi, dan Dasar fisiologis.

1
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2005), h. 29.
Rumusan Masalah

1. Apa hakikat dan tujuan pendidikan islam ?


2. Apa macam- macam istilah dalam pendidikan islam ?
3. Darimana sumber- sumber ilmu pendidikan islam ?
4. Apa dasar- dasar pendidikan islam ?

Tujuan Makalah

1. Mengetahui hakikat dan tujuan pendidikan islam.


2. Mengetahui macam- macam istilah dalam pendidikan islam.
3. Menghetahui sumber- sumber pendidikan islam.
4. Mengetahui dasar- dasar pendidikan islam.
BAB II

PEMBAHASAN

Hakikat dan tujuan pendidikan islam

(a). Hakikat Pendidikan


Pendidikan tidak pernah terpisah dari kehidupan manusia. Semenjak masih di
dalam kandungan hingga dewasa, pendidikan terus berlangsung selama manusia itu
hidup. Pendidikan adalah khas milik dan alat manusia. Pendidikan dilakukan baik secara
sadar maupun tidak sadar oleh manusia. Pendidikan sendiri digunakan sebagai alat untuk
bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Pendidikan juga
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya (UU
No. 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Secara umum, pendidikan dilakukan semenjak manusia diciptakan. Pendidikan
ini merupakan pendidikan yang bersifat umum pada masyarakat.Pendidikan secara umum
didasarkan pada insting seorang manusia.Mendidik secara insting diikuti oleh mendidik
yang bersumber dari pikiran dan pengalaman manusia. Manusia mampu menciptakan
cara-cara dalam mendidik karena perkembangan pikirannya. Semakin maju
perkembangan pikiran, semakin pula variasi orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
Insting, pendidikan, dan kebudayaan saling berkatian. Insting dibawa oleh
manusia sejak lahir. Pendidikan dan kebudayaan didapat melalui proses pembelajaran
yang didasarkan pada insting itu sendiri. Pendidikan dan budaya berjalan bersama untuk
saling memajukan. Makin tinggi kebudayaan, makin tinggi pula pendidikan dan cara
mendidiknya. Pendidikan merupakan aspek dari kehidupan manusia dan ada dalam
kebudayaan akan tetapi, kebudayaan hanya bisa dibentuk melalui pendidikan. Oleh
karena itu, pendidikan diperlukan untuk membudayakan atau memanusiakan manusia.
Pendidikan mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan
manusia. Pendidikan bermaksud membuat manusia meningkatkan hidupnya dari
kehidupan alamiah menjadi berbudaya. Pendidikan erat kaitannya dengan
membudayakan manusia. Membudayakan manusia sendiri merupakan proses atau upaya
meningkatkan hidup dan kehidupan manusia atau kelompok. Secara sederhana adalah
cara hidup yang dikembangkan oleh masyarakat.
1) Pendidikan sebagai suatu ilmu
Pendidikan dikatakan sebagai suatu ilmu jika memenuhi
persyaratannya sebagai ilmu itu sendiri yaitu:

a). Memiliki objek


Objek pendidikan ada dua macam, yaitu objek materi dan objek formal.
Objek materi berkaitan dengan peserta didik dan warga belajarnya. Objek
formal merupakan gejala yang tampak, dirasakan, dihayati, dan diekpresikan
dalam kehidupan manusia.

b). Mempunyai metode penyelidikan


Secara umum, pendidikan dikatakan sebagai suatu ilmu jika pendidikan
itu mempunyai metode penyelidikan yang mencakup ruang lingkup, masalah,
tujuan, hipotesis, tempat penelitian, subjek penelitian, objek penelitian,
instrumen pengambilan data tentang variabel yang diteliti, dan analisis data
berserta simpulannya.

c). Sistematis
Adanya keterkaitan antara pokok-pokok yang terdapat pada pendidikan.
Pokok-pokok itu berbicara mengenai pendidikan sebagai ilmu secara global,
bahan dan proses dalam pendidikan, faktor-faktor yang menjunjang proses
pendidikan, pendidik, penyelenggaraan pendidikan, dan alat-alat yang
digunakan untuk mengembangkan pendidikan itu sendiri. Pokok-pokok
pendidikan dibahas secara sistematis tanpa mengurangi atau memindahkan
urutan.

d). Mempunyai tujuan


Pendidikan untuk mengembangkan individu baik jasmani maupun rohani
secara optimal agar mampu meningkatkan hidup dan kehidupan diri, keluarga,
dan masyarakat di sekitarnya, Tujuan pendidikan juga memperhatikan aspek
ontologis (apa), epistimologis (bagaimana), dan aksiologis (untuk apa) agar
pendidikan dapat berjalan secara selaras.

(b). Tujuan Pendidikan


Salah satu aspek penting dan mendasar dalam pendidikan adalah aspek tujuan.
Merumuskan tujuan pendidikan merupakan syarat mutlak dalam mendefiniskan
pendidikan itu sendiri yang paling tidak didasarkan atas konsep dasar mengenai manusia,
alam, dan ilmu serta dengan pertimbangan prinsip prinsip dasarnya.
Hal tersebut disebabkan pendidikan adalah upaya yang paling utama, bahkan satu
satunya untuk membentuk manusia menurut apa yang dikehendakinya. Karena itu
menurut para ahli pendidikan, tujuan pendidikan pada hakekatnya merupakan rumusan-
rumusan dari berbagai harapan ataupun keinginanmanusia.2
Tujuan pendidikan di Indonesia tertulis pada Undang-Undang Republik Indonesia
(UURI) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-
peraturan pemerintah yang bertalian dengan pendidikan. Dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia (PPRI) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 26 ayat 1 disebutkan pendidikan bertujuan untuk meletakkan dasar: Kecerdasan;

2
Hilda Taba dalam Munzir Hitami, Menggagas Kembali
Pendidikan Islam (Yogyakarta: Infinite Press, 2004), h. 32
Pengetahuan; Kepribadian; Akhlak mulia; Keterampilan untuk hidup mandiri; Megikuti
pendidikan lebih lanjut.
Secara umum tujuan pendidikan di Indonesai sudah mencakup ranah
perkembangan manusia, yaitu: Afeksi, Kognisi, Psikomotor. Disamping itu peserta didik
tidak dipaksakan untuk mengikuti pendidikan tertentu, melainkan diberi kebebasan untuk
memilih sendiri sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing. Hal ini dapat
ditangkap dari kalimat yang berbunyi untuk dapat berkembangnya potensi peserta didik.
Pelayanan dalam pendidikan itupun tetap memberikan kebebasan kepada peserta
didik dalam mengembangkan dirinya. Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun
2005 Pasal 19 tertulis sebagai berikut: “proses pembelajaran diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, kreatif, berpeluang untuk berprakasa,
dan mandiri sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologisnya.
Beberapa ahli mengemukakan pandangan tentang tujuan pendidikan. Paulo Freire
mengemukakan bahwa pendidikan hendaknya membuat manusia menjadi transitif, yaitu
suatu kemampuan menangkap dan menanggapi masalah-masalah lingkungan serta
kemampuan berdialog tidak hanya dengan sesame, tetapi juga dengan dunia beserta
segala isinya. Selanjutnya dikatakan pendidikan harus pula membekali manusia suatu
kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap kecenderungan semakin kuatnya
kebudayaan industri, walaupun kebudayaan itu dapat menaikkan standar hidup manusia.
Alvin Toffler berpendapat bahwa masa sekarang tidak sama dengan masa yang
akan datang. Teknologi dan manusia mempunyai peranan yang berbeda. Teknologi masa
depan akan menangani arus materi fisik, sementara itu manusia akan menangani arus
informasi dan wawasan. Sebab itu kegiatan manusia akan semakin terarah kepada tugas
intelektual sebagai pemikir dan kreatif. Bukan hanya melayani mesin-mesin.
Beberapa pandangan ahli mutakhir menyatakan bahwa pendidikan merupakan
usaha memberikan pengalaman hidup bagi para peserta didik, kegiatan ilmiah, pelayanan
terhadap pengembangan kemampuan dan minat, metode belajar yang baik, kebebasan
individu, cinta kasih terhadap sesama, sampai dengan pentingnya hubungan antara guru
dengan peserta didik.
Jadi, tujuan pendidikan tidak lain hanyalah mengembangkan potensi peserta
didik secara alamiah, dalam arti memberi kesempatan kepada mereka untuk
mengembangkan potensi mereka apa adanya. Tidak perlu diarahkan ke arah tertentu
untuk kepentingan kelompok. Dengan demikian pendidikan hanya memberikan bantuan
atau layanan dengan menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan serta bimbingan yang
secukupnya. Diharapkan peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan yang seutuhnya.
Di dalam praktik pendidikan, khusunya pada lembaga pendidkan terdapat
beberapa tujuan yang menjembatani terlaksananya tujuan pendidikan nasional di
antaranya:
a) Tujuan umum pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta mempunyai tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
b) Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga
pendidikan tertentu untuk mencapainya. Misalnya tujuan pendidikan
tingkat SD berbeda dari tujuan tingkat menengah, dan seterusnya. Jika
semua lembaga (institusi) dapat mencapai tujuannya berarti tujuan
nasional tercapai.
c) Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau mata pelajaran, misalnya
tujuan pembelajaran IPA, IPS, atau Matematika. Setiap lembaga
pendidikan menggunakan kurikulum tertentu untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.

Macam- macam istilah dalam pendidikan islam

Istilah Tarbiyah

Kata Tarbiyah berasal dari kata dasar “rabba”, “yurabbi” menjadi “tarbiyah” yang
mengandung arti memelihara, membesarkan dan mendidik. Dalam statusnya sebagai khalifah
berarti manusia hidup di alam mendapat kuasa dari Allah untuk mewakili dan sekaligus
sebagai pelaksana dari peran dan fungsi Allah di alam. Dengan demikian manusia sebagai
bagian dari alam memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang bersama alam
lingkungannya. Tetapi sebagai khalifah Allah maka manusia mempunyai tugas untuk
mengolah, memelihara dan melestarikan alam dan lingkungan alam.
Dalam bentuk kata kerja, kata ini dapat dijumpai di dalam Al-Qur’an seperti pada Surat
Asy-Syu’ara’ ayat 18 dan Al-Isra’ ayat 24.

ُّ ‫اح‬
َ ْ‫الذ ِّل م َِن الرَّ حْ َم ِة َوقُ ْل رَّ بِّ ارْ َح ْم ُه َما َك َما َرب َّٰينِي‬
‫ص ِغيْر‬ ْ ‫َو‬
َ ‫اخفِضْ َل ُه َما َج َن‬
Artinya : Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku pada waktu kecil.”
Dalam terjemahan ayat di atas, kata tarbiyah digunakan untuk mengungkapkan
pekerjaan orangtua yang mengasuh anaknya sewaktu kecil. Menurut Bukhari Umar
bahwa makna kata tarbiyah meliputi 4 unsur:
a) menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang baligh
b) mengembangkan seluruh potensi dan kesiapan yang bermacam-macam
c) mengarahkan seluruh fitrah dan potensi anak menuju kepada kebaikan dan
kesempurnaan yang layak baginya
d) proses ini pendidikan ini dilakukan secara bertahap.3

Istilah Al-Ta’lim

Secara Etimologi, Ta’lim berkonotasi pembelajaran, yaitu semacam proses transfer ilmu
pengetahuan. Hakikat ilmu pengetahuan bersumber dari Allah SWT. Seperti pada surat
AlBaqarah.

َ ‫َو َعلَّ َم آ َد َم ْاْلَسْ َما َء ُكلَّ َها ُث َّم َع َر‬


‫ض ُه ْم َعلَى ْال َم ََلئِ َك ِة َف َق ا َل أَ ْنبِ ُئونِي ِبأَسْ َما ِء هَ ُؤ ََلءِ إِنْ ُك ْن ُت ْم‬
‫ِين‬
َ ‫صا ِدق‬ َ
Artinya; Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian
Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku
nama-nama (benda) ini jika kamu benar ( Q.S. Al- Baqarah: 31)
Pengertian ta’lim sebagai suatu istilah yang digunakan untuk mengungkapkan
pendidikan dikemukakan oleh para ahli, antara lain dapat dilihat sebagai berikut:
1) Abdul Fatah Jalal mengemukakan bahwa Ta'lim adalah proses pemberian
pengetahuan, pemahaman. pengertian, tanggung jawab, dan penanaman
amanah, sehingga terjadi penyucian (tazkiyah) atau pembersihan diri manusia
dari segala kotoran yang menjadikan diri manusia itu berada dalam suatu
kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari
segala yang bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya.4
2) Muhammad Rasyid Rida memberikan definisi ta'lim sebagai proses transmisi
berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan
tertentu. Penta’arifan itu herpijak dari firman Allah Swt. surat Al-Baqarah ayat 31
tentang ‘allama Tuhan kepada Nabi Adam as. sedangkan proses transmisi itu
dilakukan secara bertahap sebagaimana Nabi Adam menyaksikan dan menganalisis
asma yang diajarkan oleh Allah kepadanya.5
3) Syekh Muhammad al-Naquib al-Attas memberikan makna al-ta'lim dengan
pengajaran tanpa pengenalan secara mendasar. Namun apabila al-ta‘lim
disinonimkan dengan al-tarbiyah, al-ta'lim mempunyai makna pengenalan
tempat segala sesuatu dalam sebuah sistem.6
Dari berbagai defenisi di atas maka dapat kita simpulkan bahwa pendidikan Islam
adalah usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk menumbuh kembangkan potensi
manusia agar dapat mencapai kesempurnaan penciptaannya sehingga manusia tersebut

3
Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Amzah,
2010), h. 3
4
Abd al-Fatah Jalal, Min al-Ushul al-Tarbawiyyah fi al-Islam
(Mesir: Dar al-Kutub al-Mushriyyah, 1977), h. 17.
5
Al-Attas, Konsep Pendidikan, h. 66.
6
Ibid.,
dapat memainkan perannya sebagai makhluk tuhan yang beriman, berilmu dan
berakhlakul karimah.

Istilah Al-Ta’dib

Al-Ta’dib berarti pengenalan dan pengetahuan secara berangsur-angsur ditanamkan


ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala
sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini pendidikan akan berfungsi
sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat dalam
tatanan wujud dan kepribadiannya.
kata ta’dib lebih banyak mengacu kepada pendidikan Akhlak dan budi pekerti
sebagaimana yang dianut oleh para ahli pendidikan, seperti Prof. Zakiah Daradjat dan
Abdur-Rahman An-Nahlawi. Meskipun demikian, Muhammad Naquib Al-Attas yang
mengatakan bahwa kata ta’dib lebih cocok dipakai untuk kata pendidikan karena kata
ta’dib mencakup wawasan ilmu dan amal yang merupakan esensi pendidikan Islam. Lain
lagi dengan Abdul Fattah Jalal yang menyatakan bahwa kata ta’lim lebih luas daripada
kedua kata lainnya. Alasannya adalah firman Allah pada ayat 151 dari Surat Al-Baqarah
yang berbunyi :

۟ ُ‫وًل ِّمن ُك ْم يَ ْتل‬


‫وا َعلَ ْي ُك ْم َءايَ ِتنَا َويُ َز ِّكي ُك ْم َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ٱ ْل ِكتَ َب َوٱ ْل ِح ْك َمةَ َويُ َعلِّ ُم ُكم‬ ‫س ا‬ َ ‫َك َمآ أَ ْر‬
ُ ‫س ْلنَا ِفي ُك ْم َر‬
۟ ُ‫َّما لَ ْم تَ ُكون‬
َ‫وا تَ ْعلَ ُمون‬
Artinya : Sebagaimana Kami telah mengirim Rasul dari jenis kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kitab
dan hikmah serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui. (Q.S. Al-Baqarah: 151)

Sumber- sumber ilmu pendidikan islam

Sumber pendidikan Islam dapat diartikan semua acuan atau rujukan yang darinya
memancar ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang ditransinternalisasikan dalam
pendidikan Islam. Semua acuan yang menjadi sumber atau rujukan pendidikan Islam
tersebut telah diyakini kebenaran dan kekuatannya dalam mengantarkan aktivitas
pendidikan, dan telah teruji dari waktu ke waktu. Sumber pendidikan Islam terkadang
disebut sebagai dasar ideal pendidikan Islam.
Sumber pendidikan Islam memiliki fungsi yang sangat penting dan strategis.
Fungsi tersebut, antara lain:
a) Mengarahkan tujuan pendidikan Islam yang ingin dicapai
b) Membingkai seluruh kurikulum yang dilakukan dalam proses belajar
mengajar, yang di dalamnya termasuk materi, metode, media, sarana, dan
evaluasi
c) Menjadi standar dan tolak ukur dalam evaluasi, apakah kegiatan
pendidikan telah mencapai dan sesuai dengan apa yang diharapkan atau
belum.
Fungsi sumber pendidikan Islam sama halnya dengan fungsi sumber ajaran Islam.
AlQur’an dan as-Sunnah sebagai sumber ajaran Islam misalnya menjamin orang yang
menggunakannya tidak akan tersesat selamanya. Al-Qur’an juga berfungsi sebagai
alHuda (petunjuk), al-Hakim (wasit yang memutuskan perkara), al-Furqan (yang
membedakan antara yang hak dan yang batil), al-Syifa’ (sebagai obat penyakit jiwa), al-
Tabyin (yang menjelaskan segala sesuatu), dan seterusnya(Wahyudin, 2018).

Sumber-sumber pendidikan Islam ini selengkapnya dapat dikemukakan sebagai berikut:


Al Qur’an

Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qira’atan atau
qur’anan yang berarti bacaan, yang berarti pula mengumpulkan (al-jam’u), dan
menghimpun (al-dhammu) hurufhuruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian yang lain
secara teratur. Al-Qur’an adalah firman Allah yang di-nuzul-kan kepada Nabi
Muhammad yang dinukil secara mutawatir dan di pandang beribadah bagi yang
membacanya.
Menurut istilah Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Rasul-
Nya, Muhammad bin Abdullah melalui pernataraan malaikat Jibril, yang disampaikan
kepada generasi berikutnya secara mutawatir (tidak diragukan), dianggap ibadah bagi
yang membacanya, yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-
Naas. Dengan definisi tersebut, maka Al-Qur’an dengan sangat meyakinkan mengandung
kebenaran, dan jauh dari kebatilan.
Al-Qur’an sebagai sumber yang esensial yang di dalamnya mengatur mengenai
kaidah-kaidah hukum secara umum yang terpelihara tidak ada yang menambahi dan yang
mengurangi sebagaimana firman Allah.
ِّ ‫اِنَّا نَ ْحنُ نَ َّز ْلنَا‬
َ‫الذ ْك َر َواِنَّا لَ ٗه لَح ِفظُ ْون‬
Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan
Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Q.S. Al-Hijr: 9)
Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur’an selama
lamanya sebagai sumber hukum dan pedoman hidup manusia. Fungsi Al-Qur’an sebagai
sumber pendidikan lebih lanjut dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut:
Pertama, dari segi namanya, Al-Qur’an dan al-Kitab sudah mengisyaratkan bahwa Al-
Qur’an memperkenalkan diri sebagai kitab pendidikan. Al-Qur’an secara harfiah berarti
membaca atau bacaan. Adapun al-Kitab berarti menulis atau tulisan. Membaca dan
menulis dalam arti seluas-luasnya merupakan kegiatan utama dan pertama dalam kegiatan
pendidikan.
Kedua, dari segi surat yang pertama kali diturunkan, yaitu ayat 1 sampai 5 surat al-Alaq
juga berkaitan dengan kegiatan pendidikan.

‫ َعلَّ َم‬٤ ‫ي َعلَّ َم ِبا ْلقَلَ ِۙ ِم‬ َ ْ ‫ اِ ْق َر ْأ َو َربُّ َك‬٢ ‫سانَ ِمنْ َعلَ ٍۚق‬
ْ ‫ الَّ ِذ‬٣ ‫اًل ْك َر ِۙ ُم‬ َ ‫اًل ْن‬
ِْ ‫ق‬ َ ٍۚ َ‫ي َخل‬
َ َ‫ َخل‬١ ‫ق‬ ْ ‫س ِم َربِّكَ الَّ ِذ‬ ْ ‫اِ ْق َر ْأ ِبا‬
٥ ‫سانَ َما لَ ْم َي ْعلَ ْۗ ْم‬ َ ‫اًل ْن‬
ِْ
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S. Al-Alaq:1-5)
Lima ayat tersebut antara lain berkaitan dengan metode (iqra’), guru (Tuhan yang
memerintahkan membaca), murid (Nabi Muhammad yang diperintah membaca), sarana
dan prasarana(al-qalam), kurikulum (sesuatu yang belum diketahui/maa lam ya’lam).
Ketiga, dari segi fungsinya, yakni sebagai al-huda, al-furqan, al-hakim, al banyyinah,
dan rahmatan lil alamin ialah berkaitan dengan fungsi pendidikan dalam arti seluas-
luasnya.
Keempat, dari segi kandungannya, Al-Qur’an berisi ayat-ayat yang mengandung isyarat
tentang berbagai aspek pendidikan. Buku-buku tentang Al-Qur’an dalam hubungannya
dengan kegiatan pendidikan sebagaimana tersebut di atas telah membuktikan bahwa
kandungan AlQur’an memuat isyarat tentang pendidikan. Visi, misi, tujuan kurikulum,
proses belajar mengajar, guru, dan berbagai komponen pendidikan lainnya dapat
dirumuskan dari ayat-ayat AlQur’an.
Kelima, dari segi sumbernya, yakni dari Allah SWT, telah mengenalkan diri-Nya
sebagai rabb atau al-murabbi, yakni sebagai pendidik, dan orang yang pertama kali
dididik atau diberi pengajaran oleh Allah SWT adalah Nabi Adam as. Al-Qur’an
menyatakan :
ۤ
‫سفِ ُك ال ِّد َم ۤا ٍۚ َء‬ ِ ‫َواِ ْذ قَا َل َربُّ َك لِ ْل َمل ِى َك ِة ِانِّ ْي َجا ِعل فِى ْاًلَ ْر‬
ِ ‫ض َخلِ ْيفَةا ْۗ قَالُ ْٓوا اَت َْج َع ُل فِ ْي َها َمنْ يُّ ْف‬
ْ َ‫س ُد فِ ْي َها َوي‬
َ‫ِّس لَ َك ْۗ قَا َل اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما ًَل تَ ْعلَ ُم ْون‬
ُ ‫سبِّ ُح ِب َح ْم ِد َك َونُقَد‬
َ ُ‫َونَ ْحنُ ن‬
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepadaKu nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! (
Q.S. AlBaqarah; 30)

As-Sunnah
As-Sunnah diartikan sebagai sesuatu yang disandarkan (udhifa) kepada Nabi
SAW, baik berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapan (taqrir)-nya. Adapun
pengertian as-Sunnah menurut para ahli Hadits adalah sesuatu yang didapatkan dari
Nabi Muhammad SAW yang terdiri dari ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat fisik,
atau budi, atau biografi, baik pada masa sebelum kenabian ataupun sesudahnya.
Sunnah sebagai sumber pendidikan Islam, di dalam Al-Qur’an dinyatakan sebagai
berikut:
َ‫س ْو اًل ِّم ْن ُه ْم يَ ْتلُ ْوا َعلَ ْي ِه ْم ايتِ ٖه َويُ َز ِّك ْي ِه ْم َويُ َعلِّ ُم ُه ُم ا ْل ِكت َب َوا ْل ِح ْك َمة‬ ْ ‫ُه َو الَّ ِذ‬
ُ ‫ي بَ َع َث فِى ْاًلُ ِّم ٖينَ َر‬
‫ضلل ُّم ِب ْي ِۙن‬ َ ‫َواِنْ َكانُ ْوا ِمنْ قَ ْب ُل لَ ِف ْي‬
Artinya: Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul
di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan
mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan Sesungguhnya
mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata (Q.S. Al-Jumuah;2).
Ayat tersebut menginformasikan di antara fungsi Nabi, yaitu membacakan ayat
Al-Qur’an, menyucikan kepribadian kaum pengikutnya, serta mengajarkan Al-
Qur’an dan al-hikmah. Fungsi Nabi Muhammad SAW yang demikian itu terkait
dengan kegiatan sebagai pendidik dan pengajar.

Sejarah Islam

Pendidikan sebagai sebuah praktik pada hakikatnya merupakan peristiwa sejarah,


karena praktik pendidikan tersebut terekam dalam tulisan yang selanjutnya dapat
dipelajari oleh generasi selanjutnya. Di dalam sejarah terdapat informasi tentang
kemajuan dan kemunduran pendidikan di masa lalu.
Kemajuan dalam bidang pendidikan di masa lalu dapat dijadikan pelajaran dan
bahan perbandingan untuk pendidikan di masa sekarang dan yang akan datang.
Adapun kemunduran pendidikan di masa lalu dapat dijadikan bahan peringatan, agar
tidak terulang kembali di masa sekarang dan yang akan datang.
Praktik pendidikan yang pernah dilakukan pada zaman Rasulullah SAW,
Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, Dinasti Usmani, Dinasti
Safawi, Dinasti Moghul, Dinasti Fatimiyah, kesultanan di abad pertengahan dan
seterusnya merupakan peristiwa sejarahyang dapat dipelajari berdasrkan fakta dan
bukti yang meyakinkan.
Sejarah telah mewariskan berbagai aspek atau komponen pendidikan: visi, misi,
tujuan, kurikulum, bahan ajar, proses belajar mengajar, profil guru, murid,
pengelolaan, kelembagaan dan lain sebagainya. Semuanya itu dapat dijadikan sumber
bagi perumusan ilmu dan praktik pendidikan.
Pendapat Para Sahabat dan Filsuf

Sahabat adalah orang yang lahir dan hidup sezaman dengan Nabi serta
menyatakan beriman dan setia kepadanya. Para sahabat adalah orang yang pertama
kali belajar dan menimba pengetahuan dari Nabi Muhammad SAW. Adapun filsuf
adalah orang yang berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, universal, dan
spekulatif dalam rangka mengemukakan hakikat atau inti dari sesuatu.7
Para sahabat dan filsuf adalah orang-orang yang memiliki keinginan dan
komitmen yang kuat untuk membangun kehidupan manusia yang bermartabat.
Mereka mencurahkan segenap waktu, tenaga dan kemampuannya untuk memikirkan
dan membimbing umat manusia. Mereka memikirkan tentang hakikat manusia, alam,
ilmu pengetahuan, akhlak, kebaikan, kebahagiaan, sosial, politik, kesejahteraan umat
dan pendidikan.8

Hasil Pemikiran Para Ahli dalam Islam (Ijtihad)

Ijtihad berasal dari kata jahada yang berarti kesanggupan (al-wus’i), kekuatan
(althaqah) dan berat (al-masyaqqah). Menurut Asy-Saukani secara etimologi ijtihad
adalah pembicaraan mengenai pengerahan kemampuan dalam pekerjaan apa saja.
Sa’id al-Taftani memberikan arti ijtihad dengan tahmil al-juhdi (ke arah yang
membentuk kesungguhan), yaitu pengerahan segala kesanggupan dan kekuatan untuk
memperoleh apa yang dituju sampai pada batas puncaknya. Hasil ijtihad berupa
rumusan operasional tentang pendidikan Islam yang dilakukan dengan metode
deduktif atau induktif dalam melihat masalah kependidikan.
Ijtihad menjadi penting dalam pendidikan Islam ketika suasana pendidikan
mengalami status quo, jumud dan stagnan. Tujuan diadakannya ijtihad dalam
pendidikan adalah untuk dinamisasi, inovasi dan modernisasi pendidikan agar
diperoleh masa depan pendidikan yang lebih berkualitas.

Dasar- dasar pendidikan islam

Dasar pendidikan Islam menurut Abuddin Nata adalah pandangan hidup yang
mendasari seluruh aktivitas pendidikan. Karena dasar menyangkut masalah ideal dan
fundamental, maka diperlukan landasan pandangan hidup yang kokoh dan

7
(Wahyudin, 2018)
8
(Jusuf Mudzakkir, 2006)
komprehensif, serta tidak mudah berubah.9 Alquran dan Al-Hadist merupakan sumber
utama pendidikan Islam. Alquran dan sunnah diyakini mengandung kebenaran yang
mutlak (absolute) yang bersifat trasendental, universal dan eternal (abadi), sehingga
kedua sumber ini akan dapat terus memenuhi kebutuhan manusia kapan saja dan
dimana saja.
Alquran dan sunnah telah menguraikan dengan jelas dasar-dasar pendidikan Islam
sebagai berikut:
a. Dasar Tauhid, seluruh kegiatan pendidikan Islam dijiwai oleh norma-
norma Ilahiyah dan sekaligus dimotivasi sebagai ibadah. Dengan ibadah
pekerjaan pendidikan lebih bermakna, tidak hanya makna material tetapi
juga makna spritual.
b. Dasar Kemanusian, yang dimaksud dengan dasar kemanusiaan adalah
pengakuan akan hakekat dan martabat manusia. Hak-hak sesorang harus
dihargai dan dilindungi, dan sebaliknya untuk merealisasikan hak-hak
tersebut, tidak dibenarkan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain,
karena setiap muslim memiliki persamaan derajat, hak, dan kewajiban
yang sama.
c. Dasar Kesatuan Ummat Manusia, yang dimaksud dengandasar ini adalah
pandangan yang melihat bahwa perbedaan Bangsa, warna kulit, bahasa
dan sebagainya, bukanlah halangan uku b untuk mewujudkan persatuan
dan kesatuan ini, karena pada dasarnya semua manusia memiliki tujuan
yang sama yaitu mengabdi kepada Tuhan (QS.Ali-Imran 105, AlAnbiya
92, dan Al-Hujurat 112).
d. Dasar Keseimbangan, yang dimaksud dengan dasar keseimbangan adalah
prinsip yang melihat antara urusan dunia dan akhirat, jasmani dan rohani,
individu dan sosial, ilmu dan amal dan sesterusnya adalah merupakan
dasar yang antara satu dan lainnya saling berhubungan dan saling
membutuhkan.
e. Dasar Rahmatan Lil Alamin, maksud dari dasar ini adalah melihat bahwa
seluruh karya setiap muslim termasuk dalam bidang pendidikan adalah
berorientasi pada terwujudnya rahmat bagi seluruh alam,hal ini termaktub
dalam Alquran Surah Al-Anbiya 107.“ Dan tiadalah kami mengutus
kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”(QS.
alAnbiya 107). Pendidikan untuk mencerdaskan bangsa dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dilaksanakan dalam
rangka mewujudkan rahmat bagi seluruh alam.
Dasar pendidikan Islam dapa dibagi dalam tiga kategori yaitu:

9
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Gaya
Media Pratama., 2005), h. 59
Dasar Pokok
Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama pada masa awal
pertumbuhan awal Islam telah menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan
Islam disamping sunnah beliau sendiri.
Kedudukan Al-Qur’an dan sunnah sebagai sumber pokok dapat dipahami
ayat Al-Qur’an sendiri. Firman Allah:

۟ ُ‫ِكتَب أَن َز ْلنَهُ إِلَ ْي َك ُمبَ َرك لِّيَ َّدب َّ ُر ٓو ۟ا َءايَتِِۦه َولِيَتَ َذ َّك َر أُ ۟ول‬
ِ َ‫وا ْٱْلَ ْلب‬
‫ب‬
Artinya: “Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Shaad: 29)

Dasar Tambahan
Pada masa khulafaurrasyidin sumber pendidikan Islam sudah mulai
mengalamiperkembangan. Selain Al-Qur’an dan sunnah juga perkataan, sikap dan
perbuatan para sahabat
Usaha-usaha para sahabat dalam pendidikan Islam sangat menentukan
bagi perkembangan pendidikan Islam ampai sekarang, di antaranya:
1. Abu Bakar melakukan kodifikasi Al-Qur’an
2. Umar bi Khattab sebagai bapak reaktuator terhadap ajaran Islam yang
dapat dijadikan prinsip strategi pendidikan
3. Usman bin Affan sebagai bapak pemersatu sistematika penulisan Al
Qur’an
4. Ali bin Abi Thalib sebagai perumus konsep-konsep pendidikan.

Dasar Operasional
Dasar operasional pendidikan Islam adalah dasar yang terbentuk sebagai
aktualisasi dari dasar ideal. Menurut Hasan Langgulung, dasar operasional ada
enam macam yaitu:
1) Dasar Historis
Dasar historis adalah dasar yang memberikan andil kepada pendidikan dari hasil
pengalaman masa lalu berupa peraturan dan budaya masyarakat.
2) Dasar Sosial
Dasar soial yaitu dasar yang memberikan kerangka budaya dimana pendidikan
itu berkembang, seperti memindahkan, memilih dan mengembangkan
kebudayaan.
3) Dasar Ekonomi
Yaitu dasar yang memberikan persfektif terhadap potensi manusia berupa materi
dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya yang bertanggung jawab
terhadap anggaran perbelanjaannya.
4) Dasar Politik
Yaitu dasar yang memberi bingkai dan ideologi daar yang digunakan sebagai
tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang
telah
dibuat.
5) Dasar Psikologis
Dasar Psikologis yaitu dasar yang memberi informasi tentang watak
pelajarpelajar, guru-guru, cara-cara terbaik dalam praktek, pencapaian dan
penilaian dan pengukuran serta bimbingan.
6) Dasar Fisiologis
Dasar Fisiologis yaitu dasar yang memberi kemampuan memilih yang
terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada
semua dasar-dasar operasional lainnya.
KESIMPULAN

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting, bahkan paling penting dalam
mengembangkan Islam, dalam mencapai kejayaan umat islam tidak akan tercapai kecuali
dengan pendidikan Islam.
Pengertian Pendidikan Islam secara etimologis maupun terminologis, penggunaan
term tarbiyah, ta'lim, dan ta'dib, pada prinsipnya sama yaitu digunakan untuk menjelaskan
suatu proses dalam menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah
kematangannya, baik fisik, akal, maupun ruhani.
Sumber pendidikan Islam adalah Al-Qur’an, Sunnah, Perkataan, perbuatan sikap
para sahabat, filsuf dan ijtihad. Adapun perlunya ijtihad digunakan karena semakin
banyaknya permasalahan yang berkembang sekarang ini dalam bidang pendidikan, serta
diperlukannya pemikiran-pemikiran baru yang berhubungan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Tujuan utama pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam
Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu taat dan
bertakwa kepadaNya, serta dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan
akhirat.
Oleh karena itu, sumber pendidikan Islam harus berpedoman pada dasar hukum
Islam itu sendiri yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Dua hal itulah yang menjadi landasan
utama dalam pendidikan Islam, dan tentu saja ditambah dengan hasil pemikiran manusia
(ra’yu) sepanjang itu tidak menyalahi Al-Qur’an dan Sunnah.
Dasar pendidikan islam ada Tiga yaitu; Dasar pokok; dasar pokok ada dua yaitu,
yang pertama Al-Qur’an yang kedua Sunnah. Dasar Tambahan; yaitu perkataan sikap
dan perbuatan para sahabat . Dasar Operasional; dasar operasional ada enam yaitu, Dasar
historis, Dasar social, Dasar ekonomi, Dasar politik, Dasar pisikologi, dan Dasar
fisiologis.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. (2014). Ilmu Pendidikan Islam. Kencana
Prenada MediaGroup. Agama RI, K. (2014). Al-Qur’an Terjemah dan Tajwid. Sygma.
Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar.
Dian Fitriana, Hasan Basri, E. H. (2020). Hakikat Dasar Pendidikan Islam.
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam, 7(2), 146. Firmansyah, M. I. (2019). Pendidikan
Agama Islam: Pengertian, Tujuan, Dasar Dan Fungsi. Jurnal Pendidikan Agama Islam,
17(2).
Haris, A. (2013). Hadits Nabi sebagai Sumber Ajaran Islam. Jurnal Hukum
Islam, 12(1), 12–13. Jusuf Mudzakkir, A. M. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Kencana
Prenada Media Group. Ma’arif, S. (2009). Mutiara-Mutiara Dakwah KH HASYIM
ASY’ARI. Pustaka Pelajar.
Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Pustaka Setia.
Miniarti, S. (2013a). Ilmu Pendidikan Islam : Fakta teoretis filosofis dan aplikatif
normative. PT Panca Anugerah Sakti. Miniarti, S. (2013b). Ilmu Pendidikan Islam.
Amzah. Nata, A. (2003).
Kapita Selekta Pendidikan Islam. Angkasa Bandung.
Nata Abudin. (2011). Sejarah Pendidikan Islam. Fajar Interpratama. Prastowo, A.
(2012). Metode Penelitian Kualitatif. Ar-Ruzz Media. Ramayulis. (2011). Ilmu
Pendidikan Islam. (Edisi Revisi). Kalam Mulia.
Ramayulis. (2019). “Ilmu Pendidikan Islam” , (Jakarta: Kalam Mulia, 2012),
338. In Jurnal Common (Vol. 3, Issue 1). Rozak, A. (2018a). Al-Quran, Hadis, dan
Ijtihad Sebagai Sumber Pendidikan Islam. Fikrah: Journal of Islamic Education, 2(2).
Rozak, A. (2018b).
Alquran, Hadis,Dan Ijtihad Sebagai Sumber Pendidikan Islam. Fikrah: Journal
of Islamic Education, 2(2), 90. Rusn, A. I. (1998). Pemikiran Al-Ghazali Tentang
Pendidikan. Pustaka Pelajar. Sholeh, A. R. (2005). Pendidikan Agama dan
Pengembangn untuk Bangsa. PT. Raja Grafindo Persada.
Wahyudin. (2018). Sumber-Sumber Pendidikan Islam. UIN Alauddin Makasar

Anda mungkin juga menyukai