Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Agus Zaenul Fitri, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 5:

1. Naufal Zaki Taufiqurrohman (1820601232087)


2. Maya Ulfa Durotul Aulia (1860201233222)
3. Vaza Rahma Elina (1860201233247)
4. Muhammad Bintang Habibulloh (1860201233260)

KELAS 2A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
MARET 2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM” tepat
pada waktunya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak. Tak
lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I., selaku rektor Universitas Islam
Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Bapak Prof. Dr. H. Agus Zaenul Fitri, M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam yang telah memberikan kami
tugas pembuatan makalah serta bersedia membimbing kami.
3. Seluruh anggota kelompok 5 yang telah bekerjasama untuk
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini tentunya tidak
sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
dibutuhkan untuk kesempurnaan makalah. Kami berharap juga semoga makalah
ini dapat membantu pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 5
BAB II .................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam ......................................... 6
2.2 Tujuan Kurikulum Pendidikan Islam .................................................................... 7
2.3 Konsep Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam.................................................... 8
2.4 Dasar-Dasar Kurikulum Pendidikan Islam ........................................................... 9
2.5 Komponen-Komponen Kurikulum....................................................................... 9
BAB III ................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................ 13
3.1 Simpulan ................................................................................................................. 13
3.2 Saran ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga Pendidikan sebagai lembaga pengajaran yang berperan sebagai
rancangan strategis penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas bagi
nasional. Begitu pula Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia telah melaksanakan
berbagai kegiatan pendidikan pada tingkat pendidikan nasional. Sebagai
subsistem pendidikan nasional, madrasah, pesantren, dan Perguruan Tinggi Islam
yang dikelola secara terencana agar mampu menciptakan sumber daya manusia
yang mempunyai kualitas iman, ketaqwaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk memelihara dan mengembangkan eksistensi bangsa. Oleh karena itu, peran
lembaga pendidikan islam harus ditingkatkan melalui penguasaan ilmu
pendidikan dan manajemen guna mencapai efektivitas lembaga pendidikan.1

Pendidikan Islam akan maju dan mampu bersaing apabila ditata dan
dikelola dengan baik. Salah satu cara agar pendidikan kita baik dan bermutu
adalah dengan memahami konsep dan realisasi manajemennya. Manajemen secara
umum diartikan sebagai pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Meningkatkan keterampilan manajemen sangatlah penting. Peningkatan kapasitas
pengelolaan dapat dicapai melalui kepemimpinan yang mampu menciptakan
situasi kondusif dan berubah.

Dalam pengembangan program pendidikan agama adalah melakukan


peninjauan dan segera melakukan kemajuan-kemajuan baru terkait dengan
sosialisasi global yang pesat agar sistem pendidikan menjadi lebih berat dan lebih
banyak lagi agar tujuan pendidikan agama dapat sesuai dengan yang diharapkan,
sebagai akar pembinaan akhlak peserta didik. Tindakan pengelolaan kurikulum
pendidikan islam merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan sebagai
bagian dari upaya meningkatkan keberhasilan pendidikan islam. Sebab
manajemen pada hakikatnya adalah mengoptimalkan lembaga pendidikan atau

1
Fatkhur Rohman, Manajemen Kurikulum Dalam Pendidikan Islam, Jurnal Nizhamiyah: Vol. 08 :
02, Juli-Desember 2018, hal 22-23.

4
madrasah secara sistematis agar tujuan pendidikan dapat tercapai bernuansa Islami
yang perlu diwujudkan dan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan manajemen
kurikulum.2
Karena pada dasarnya dalam dunia pendidikan, konsep kurikulum sejalan
dengan evolusi teori dan pengajaran pendidikan, serta munculnya berbagai aliran
pendidikan. Perkembangan tersebut menimbulkan perbedaan pendapat diantara
para ahli kurikulum mengenai pengertian konsep kurikulum. Begitu pula dengan
program pendidikan islam, jika dipersiapkan untuk mengelola pendidikan secara
efektif, maka lembaga islam dapat menyikapi perubahan agar tidak mengalami
stahnasi dan tidak tertinggal dalam dinamika perubahan yang cepat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian manajemen kurikulum pendidikan islam?
2. Apa tujuan kurikulum pendidikan islam?
3. Bagaimana konsep kurikulum lembaga pendidikan islam?
4. Apa saja dasar-dasar kurikulum pendidikan islam?
5. Apa komponen-komponen kurikulum secara operasional?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen kurikulum pendidikan islam
2. Untuk mengetahui tujuan kurikulum pendidikan islam
3. Untuk mengetahui konsep kurikulum lembaga pendidikan islam
4. Untuk mengetahui dasar-dasar kurikulum pendidikan islam
5. Untuk mengetahui komponen-komponen kurikulum secara operasional

2
Poniman Adyanto, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, Jurnal Sabilarrasyad: Vol. 02 : 01,
Januari-Juni 2017, hal. 115-117.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam


Secara etimologi Kurikulum berasal dari bahasa yunani yaitu curir yang
artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum
brasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang
mengandung pengertian suatu jarak yang harus di tempuh oleh pelari dari garis
star sampai garis finish. Dalam bahasa arab kata kurikulum agaknya dapat
diterjemahkan dengan istilah "manhaj" yang berarti jalan yang terang yang
dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupanya. Istilah ini nampaknya
lebih luas bila di bandingkan dengan kurikulum tersebut diatas.3.
Pendidikan islam adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai
ajaran islam sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis serta
dalam pemikiran para ulama dalam praktik sejarah umat islam.4 Jika
diaplikasikan dalam kurikulum lembaga pendidikan Islam, maka kurikulum
berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing
peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam, melalui akumulasi
sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Sedangkan pengertian kurikulum dalam pendidikan Islam dapat juga
ditemui dalam bahasa Arab yang berarti Manhaj (kurikulum) dimaksudkan
sebagai jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru latih dengan orang-
orang yang dididik atau dilatihnya untuk mengembangkan pengetahun,
keterampilan, dan sikap mereka. Sehingga tugas pendidik atau guru juga sangat
penting untuk menerapkan sistem kurikulum tersebut agar dapat sampai pada
peserta didikdengan baik. Dan salah satu tugas seorang guru atau pendidik
untukmengarahkan peserta didik agar dapat melaksanakan materi-materi dalam
kurikulum sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yang pada akhirnya akan

3
Mawahid shulhan dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras 2013) hal.41
4
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Islam: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia (Jakarta: Kencana Prenda Media Group, 2012), hal. 179

6
menghasilkan generasi yang berkualitas, bermanfaat untuk masyarakat,agama,
bangsa dan negara yang berlandaskan ajaran al-Quran dan Hadis.5
Pengertian Manajemen Kurikulum menurut Suryosubroto adalah kegiatan
yang dititik beratkan kepada usaha-usaha pembinaan situasi belajar mengajar di
sekolah agar berjalan secara lancar. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa manalemen kurikulum adalah suatu kegiatan yang dirancang
untuk memudahkan pengelola pendidikan dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar yang di awali dari tahap perencanaan dan di akhiri dengan evaluasi
program, agar kegiatan belajar mengajar dapat terarah dengan baik. Dari
penelusuran konsep, pada dasarnya kurikulum memiliki dimensi pengertian,
yakni kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar
dan kurikulum sebagai perencenaan program pembelajaran.6

2.2 Tujuan Kurikulum Pendidikan Islam


Kurikulum pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.7
Sedangkan tujuan dari kurikulum pendidikan Islam adalah memberi
sumbangan untuk mencapai perkembangan menyeluruh dan berpadu bagi
pribadi pelajar, membuka tabir tentang bakat-bakat dan kesediaan-kesediannya
dan mengembangkannya, mengembangkan minat, kecakapan, pengetahuan,
kemahiran, dan sikap yang diingini. Menanamkan padanya kebiasaan, akhlak
dan sikap yang penting bagi kejayaannya dalam hidup dan kemahirannya untuk
memikul tanggung jawab dan peranan yang diharapkan dari padanya dalam
masyarakatnya, dan mengembangkan kesadaran agama, budaya, pemikiran,
sosial, dan politik pada dirinya.

5
Mawahid shulhan dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras 2013) hal. 42
6
Mawahid shulhan dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras 2013) hal. 51
7
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung:
Rosda, 2004), hal. 135

7
Disamping itu kurikulum pendidikan Islam juga bertujuan untuk memberi
sumbangan dalam perkembangan yang menyeluruh dan terpadu bagi masyarakat
Islam, memperkuat pribadi Islam yang berdiri sendiri, memelihara kebudayaan
dan peninggalannya dan mengembangkan sertamemperbaharui terus menerus,
mencapai kemajuan, perubahan yang diinginkan, kesatuan, kekuatan, keteguhan,
kemuliaan, kebebasan dan kebebasan anggota-anggotanya, dan memenuhi
kebutuhannya kepada tenaga ilmiah, teknis, dan tenaga kerja terampil.8

2.3 Konsep Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam


Dalam prakteknya, selama ini kurikulum dianggap sebagai penentu
keberhasilan pendidikan, termasuk Pendidikan Islam. Karena itu, perhatian para
guru, dosen, kepala sekolah atau madrasah, ketua, rektor, maupun praktisi
pendidikan terkonsentrasi pada kurikulum. Padahal, kurikulum bukanlah
penentu utama.masalah kesadaranlah yang menjadi problem yang paling besar.
Yaitu lemahnya kesadaran untuk berprestasi, kesadaran untuk menghilangkan
kebodohan, maupun kesadaran untuk berbuat yang terbaik. Kurikulum
pendidikan Islam memiliki ciri-ciri tertentu.
Di antara ciri-ciri umum kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai
berikut:
a. Agama dan akhlak merupakan tujuan utama. Segala yang diajarkan dan
diamalkan harus berdasarkan pada al-Qur'an dan as-Sunnah serta ijtihad
para ulama.
b. Mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek
pribadi siswa dari segi intelektual, psikologi, sosial, dan spiritual.
c. Adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum dan pengalaman serta
kegiatan pengajaran.
d. Bersikap menyeluruh dalam menata mata pelajaran yang diperlihatkan
anak didik.

8
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, hlm. 533.

8
e. Kurikulum yang disusun selalu disesuaika dengan baka dan minat anak
didik. Dari sisi lain pendidikan Islam juga bersifat dinamis dan sanggup
menerima perkembangan dan perubahan apabila dipandang perlu.
f. Kurikulum itu hendaknya memperhatikan pula tingkat perkembangan siswa
yang bersangkutan.9

2.4 Dasar-Dasar Kurikulum Pendidikan Islam


Dasar-dasar kurikulum pendidikan Islam antara lain adalah:

1. Dasar Agama

Kurikulum diharapkan dapat menolong siswa dalam membina


keimanan yang lebih kuat, teguh terhadap ajaran agama, beraklak mulia dan
melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat.

2. Dasar Falsafah

Pendidikan Islam harus berdasarkan wahyu Allah SWT dan tuntunan


Nabi SAW. serta warisan para ulama.

3. Dasar Psikologis

Kurikulum tersebut harus sejalan dengan ciri perkembangan siswa,


tahap kematangan dan semua segi perkembangannya.

4. Dasar Sosial

Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses kemasyarakatan


terhadap siswa, penyesuaian mereka dengan lingkungannya, pengetahuan dan
kemahiran mereka dalam membina umat dan bangsanya.10

2.5 Komponen-Komponen Kurikulum


Manajemen kurikulum adalah fungsi- fungsi manajemen pada komponen
kurikulum, yaitu komponen tujuan, materi, metode atau proses dan evaluasi.
Kesesuaian antara komponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan

9
Hamdani, Filsafat Pendidikan (Jakarta: Tira Pustaka, 2005), 148
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
10

Cet I, hal. 34-35

9
tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, isi kurikulum, komponen strategi
dan komponen evaluasi.11
a) Tujuan kurikulum
Tujuan kurikulum yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi. Tujuan
ini pun digambarkan dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
diharapkan dapat dimiliki murid/ siswa setelah mempelajari bidang studi pada
suatu sekolah tertentu.

b) Isi kurikulum
sebagaimana kurikulum yang berlaku saat ini yakni berisi tentang
pencapaian target yang jelas standar hasil belajar siswa, dan prosedur
pelaksanaan pembelajaran. Struktur program program pendidikannya terdiri
dari program inti, lokal, ekstra kurikuler dan kepribadian. Isi kurikulum
dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:12
1. Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan
kajian atau topiktopik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses
belajar dan pembelajaran.
2. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing
satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan bahan
pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan pendidikan tersebut. 3.
Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional merupakan target tertinggi yang
hendak dicapai melalui penyampaian materi kurikulum.

c) Komponen dan strategi pelaksanaan suatu kurikulum


Tergambar dari cara yang di tempuh di dalam melaksanakan
pengajaran, Cara dalam melaksanakan pengajaran mencakup cara yang
berlaku dalam menyajikan tiap bidang studi, termasuk cara (metode)
mengajar dan alat pelajaran telah disediakan. Metode adalah cara yang
digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai

11
Hari Suderajat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), (Bandung: Cipta
Cekas Grafika, 2005), 44.
12
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 25

10
tujuan kurikulum. Metode atau stategi pembelajaran menempati fungsi
yang penting dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang perlu
dikerjakan oleh siswa dan guru. Dalam hubungan ini, ada tiga alternatif
pendekatan yang dapat digunakan, yakni:
1) Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran, di mana mata pelajaran
terutama bersumber dari mata pelajaran. Penyampaiannya dilakukan
melalui komunikasi antara guru dan siswa.
2) Pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan, minat dan kemampuan siswa. Dalam pendekatan
ini lebih banyak digunakan metode dalam rangka individualisme
pembelajaran.
3) Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat. Pendekatan
ini bertujuan mengintegrasikan sekolah dan masyarakat dan untuk
memperbaiki kehidupan masyarakat.13

d) Organisasi kurikulum
terdiri dari beberapa bentuk, yang masing-masing memiliki ciri-cirinya
sendiri.
1) Mata pelajaran terpisah-pisah (isolated subjects) Kurikulum terdiri dari
mata pelajaran yang terpisah-pisah seperti: Sejarah, Ilmu pasti, Bahasa
Indonesia dan sebagainya. Tiap mata pelajaran disampaikan sendirisendiri
tanpa ada hubungannya dengan mata pelajaran lainnya.
2) Mata pelajaran-mata pelajaran berkolerasi (correlated) Korelasi diadakan
sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat
pemisahan mata pelajaran.
3) Bidang studi (broadfield) Beberapa mata pelajaran yang sejenis dan
memiliki ciri-ciri yang sama dikorelasi/difungsikan dalam satu bidang
pengajaran, misalnya bidang studi bahasa, meliputi membaca, bercerita,
mengarang, bercakap-cakap dan sebagainya.

13
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h. 26-27

11
4) Program yang berpusat pada anak (childecentered program) Program ini
adalah orientasi baru di mana kurikulum dititikberatkan pada
kegiatankegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
5) Core program Core artinya inti atau pusat. Core program adalah suatu
program inti berupa suatu unit atau masalah. Masalah itu diambil dari suatu
mata pelajaran tertentu, misalnya bidang studi IPS.
6) Eclectric program Eclectric program adalah suatu program yang mencari
keseimbangan antara organisasi kurikulum yang berpusat pada mata
pelajaran dan yang berpusat pada peserta didik.

e) Komponen Evaluasi
Evaluasi pendidikan adalah sebagian dari keperluan untuk memahami
perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Kurikulum sebagai bahan
konsumsi anak didik dan sekaligus juga konsumsi masyarakat, maka harus
dinilai terus menerus terhadap program pengajaran. Di samping itu penilaian
terhadap kurikulum dimaksudkan juga sebagai umpan balik terhadap tujuan,
materi, metode, sarana, dalam rangka membina dan mengembangkan
kurikulum yang lebih lanjut.14

14
Sulisyorini, Manajemen Pendidikan Islam (Surabaya: eLKAF 2006) hal. 31-32

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Asal usul kata “kurikulum” berasal dari kata Yunani “curir” yang berarti
“pelari” dan “curare” yang berarti “tempat berlari”. Istilah “kurikulum” berasal
dari dunia olahraga Yunani dan Romawi dan mengacu pada jarak yang harus
ditempuh seorang pelari dari awal hingga akhir. Manajemen kurikulum adalah
suatu kegiatan yang memberikan kemudahan bagi penyelenggara pendidikan
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tepat mulai dari tahap
perencanaan hingga evaluasi program. Dari tinjauan konseptual terlihat bahwa
kurikulum sebagai mata pelajaran, sebagai pengalaman belajar, dan sebagai
rencana program pembelajaran.

Tujuan kurikulum pendidikan islam adalah untuk mencapai


pengembangan kepribadian peserta didik secara menyeluruh dan seragam,
membantu mereka menemukan dan mengembangkan bakat dan kemauannya,
serta mengembangkan minat, kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang diinginkan. Untuk menanamkan kebiasaan, moral, dan sikap serta untuk
mengembangkan kesadaran agama, budaya, intelektual, sosial, dan politik yang
penting untuk keberhasilan dalam hidup dan kemampuan untuk memiliki
tanggung jawab dan peran yang diharapkan dalam masyarakat.

Kurikulum secara tradisional dianggap sebagai elemen penting


keberhasilan pendidikan, termasuk pendidikan islam. Faktanya perhatian guru,
dosen, kepala sekolah atau madrasah, dan tenaga pendidikan hanya terfokus pada
kurikulum saja. Padahal sebenarnya kurikulum bukanlah faktor penentu, masalah
terbesarnya adalah kurangnya keasadaran akan hal tersebut. Dengan kata lain,
lemahnya rasa berprestasi, rasa menghilangkan kebodohan, dan rasa melakukan
yang terbaik.

Pokok-pokok agama kurikulum ini dirancang untuk membantu peserta


didik mengembangkan keimanan yang lebih kuat, ketaatan terhadap ajaran agama,

13
akhlak mulia, dan ilmu pengetahuan yang berguna dalam kehidupan dunia dan
akhirat. Filsafat dasar pendidikan islam harus berlandaskan wahyu Allah SWT dan
bimbingan Nabi Saw dan warisan ulama pun serupa. Pedoman psikologi
kurikulum harus konsisten dengan karakteristik perkembangan siswa, tingkat
kematangan, dan seluruh aspek perkembangan. Kebijakan sosial kurikulum
mengharapkan siswa untuk berpartisipasi dalam proses sosial, beradaptasi dengan
lingkungan, dan mengembangkan pengetahuan dalam pembangunan masyarakat
dan bangsa.

Manajemen kurikulum berfungsi mengelola komponen-komponen


kurikulum: tujuan, materi, metode atau proses, dan komponen penilaian.
Konsistensi antar komponen kurikulum: isi berorientasi pada tujuan, isi dan
proses berorientasi pada tujuan, isi kurikulum, komponen strategi, dan komponen
penilaian. Kurikulum sebagai bahan ajar baik untuk konsumsu pelajar maupun
masyarakat harus terus dievaluasi dalam program pendidikan. Selain itu, evaluasi
kurikulum juga harus berfungsi sebagai umpan balik mengenai tujuan, bahan,
metode dan peralatan untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat bermanfaat bagi para
pembaca untuk menambah pengetahuan mengenai pendidikan Islam dan
pemikiran tokoh pendidikan islam Indonesia. Kami menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah
selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid dan Dian Andayani, 2004, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi (Bandung: Rosda), hlm. 135
Abuddin Nata, 2012, Manajemen Pendidikan Islam: Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islam diIndonesia (Jakarta: Kencana Prenda Media
Group), hal. 179
Armai Arief, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers), Cet I, hal. 34-35
Fatkhur Rohman, (2018), Manajemen Kurikulum Dalam Pendidikan Islam, Jurnal
Nizhamiyah: Vol. 08 : 02, hal 22-23.
Hamdani, 2005, Filsafat Pendidikan (Jakarta: Tira Pustaka), 148
Hari Suderajat, 2005, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS),
(Bandung: Cipta Cekas Grafika,), 44.
Mawahid shulhan dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras
2013) hal.41
Nana Syaodih Sukmadinata, 2006, Pengembangan Kurik Teeri Dan Praktek
(Bandung: Remaja Rosdakarya), 102-111.
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, hlm. 533.
Oemar Hamalik, 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara), h.
25
Oemar Hamalik, 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara) h.
26-27
Poniman Adyanto, (2017), Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, Jurnal
Sabilarrasyad: Vol. 02 : 01, hal. 115-117.
Sulisyorini, Manajemen Pendidikan Islam (Surabaya: eLKAF 2006) hal. 31-32

15

Anda mungkin juga menyukai