Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Agus Zaenul Fitri, M.Pd.
KELAS 2A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
MARET 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM” tepat
pada waktunya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak. Tak
lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I., selaku rektor Universitas Islam
Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Bapak Prof. Dr. H. Agus Zaenul Fitri, M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam yang telah memberikan kami
tugas pembuatan makalah serta bersedia membimbing kami.
3. Seluruh anggota kelompok 5 yang telah bekerjasama untuk
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini tentunya tidak
sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
dibutuhkan untuk kesempurnaan makalah. Kami berharap juga semoga makalah
ini dapat membantu pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam akan maju dan mampu bersaing apabila ditata dan
dikelola dengan baik. Salah satu cara agar pendidikan kita baik dan bermutu
adalah dengan memahami konsep dan realisasi manajemennya. Manajemen secara
umum diartikan sebagai pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Meningkatkan keterampilan manajemen sangatlah penting. Peningkatan kapasitas
pengelolaan dapat dicapai melalui kepemimpinan yang mampu menciptakan
situasi kondusif dan berubah.
1
Fatkhur Rohman, Manajemen Kurikulum Dalam Pendidikan Islam, Jurnal Nizhamiyah: Vol. 08 :
02, Juli-Desember 2018, hal 22-23.
4
madrasah secara sistematis agar tujuan pendidikan dapat tercapai bernuansa Islami
yang perlu diwujudkan dan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan manajemen
kurikulum.2
Karena pada dasarnya dalam dunia pendidikan, konsep kurikulum sejalan
dengan evolusi teori dan pengajaran pendidikan, serta munculnya berbagai aliran
pendidikan. Perkembangan tersebut menimbulkan perbedaan pendapat diantara
para ahli kurikulum mengenai pengertian konsep kurikulum. Begitu pula dengan
program pendidikan islam, jika dipersiapkan untuk mengelola pendidikan secara
efektif, maka lembaga islam dapat menyikapi perubahan agar tidak mengalami
stahnasi dan tidak tertinggal dalam dinamika perubahan yang cepat.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen kurikulum pendidikan islam
2. Untuk mengetahui tujuan kurikulum pendidikan islam
3. Untuk mengetahui konsep kurikulum lembaga pendidikan islam
4. Untuk mengetahui dasar-dasar kurikulum pendidikan islam
5. Untuk mengetahui komponen-komponen kurikulum secara operasional
2
Poniman Adyanto, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, Jurnal Sabilarrasyad: Vol. 02 : 01,
Januari-Juni 2017, hal. 115-117.
5
BAB II
PEMBAHASAN
3
Mawahid shulhan dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras 2013) hal.41
4
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Islam: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia (Jakarta: Kencana Prenda Media Group, 2012), hal. 179
6
menghasilkan generasi yang berkualitas, bermanfaat untuk masyarakat,agama,
bangsa dan negara yang berlandaskan ajaran al-Quran dan Hadis.5
Pengertian Manajemen Kurikulum menurut Suryosubroto adalah kegiatan
yang dititik beratkan kepada usaha-usaha pembinaan situasi belajar mengajar di
sekolah agar berjalan secara lancar. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa manalemen kurikulum adalah suatu kegiatan yang dirancang
untuk memudahkan pengelola pendidikan dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar yang di awali dari tahap perencanaan dan di akhiri dengan evaluasi
program, agar kegiatan belajar mengajar dapat terarah dengan baik. Dari
penelusuran konsep, pada dasarnya kurikulum memiliki dimensi pengertian,
yakni kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar
dan kurikulum sebagai perencenaan program pembelajaran.6
5
Mawahid shulhan dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras 2013) hal. 42
6
Mawahid shulhan dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras 2013) hal. 51
7
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung:
Rosda, 2004), hal. 135
7
Disamping itu kurikulum pendidikan Islam juga bertujuan untuk memberi
sumbangan dalam perkembangan yang menyeluruh dan terpadu bagi masyarakat
Islam, memperkuat pribadi Islam yang berdiri sendiri, memelihara kebudayaan
dan peninggalannya dan mengembangkan sertamemperbaharui terus menerus,
mencapai kemajuan, perubahan yang diinginkan, kesatuan, kekuatan, keteguhan,
kemuliaan, kebebasan dan kebebasan anggota-anggotanya, dan memenuhi
kebutuhannya kepada tenaga ilmiah, teknis, dan tenaga kerja terampil.8
8
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, hlm. 533.
8
e. Kurikulum yang disusun selalu disesuaika dengan baka dan minat anak
didik. Dari sisi lain pendidikan Islam juga bersifat dinamis dan sanggup
menerima perkembangan dan perubahan apabila dipandang perlu.
f. Kurikulum itu hendaknya memperhatikan pula tingkat perkembangan siswa
yang bersangkutan.9
1. Dasar Agama
2. Dasar Falsafah
3. Dasar Psikologis
4. Dasar Sosial
9
Hamdani, Filsafat Pendidikan (Jakarta: Tira Pustaka, 2005), 148
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
10
9
tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, isi kurikulum, komponen strategi
dan komponen evaluasi.11
a) Tujuan kurikulum
Tujuan kurikulum yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi. Tujuan
ini pun digambarkan dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
diharapkan dapat dimiliki murid/ siswa setelah mempelajari bidang studi pada
suatu sekolah tertentu.
b) Isi kurikulum
sebagaimana kurikulum yang berlaku saat ini yakni berisi tentang
pencapaian target yang jelas standar hasil belajar siswa, dan prosedur
pelaksanaan pembelajaran. Struktur program program pendidikannya terdiri
dari program inti, lokal, ekstra kurikuler dan kepribadian. Isi kurikulum
dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:12
1. Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan
kajian atau topiktopik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses
belajar dan pembelajaran.
2. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing
satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan bahan
pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan pendidikan tersebut. 3.
Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional merupakan target tertinggi yang
hendak dicapai melalui penyampaian materi kurikulum.
11
Hari Suderajat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), (Bandung: Cipta
Cekas Grafika, 2005), 44.
12
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 25
10
tujuan kurikulum. Metode atau stategi pembelajaran menempati fungsi
yang penting dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang perlu
dikerjakan oleh siswa dan guru. Dalam hubungan ini, ada tiga alternatif
pendekatan yang dapat digunakan, yakni:
1) Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran, di mana mata pelajaran
terutama bersumber dari mata pelajaran. Penyampaiannya dilakukan
melalui komunikasi antara guru dan siswa.
2) Pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan, minat dan kemampuan siswa. Dalam pendekatan
ini lebih banyak digunakan metode dalam rangka individualisme
pembelajaran.
3) Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat. Pendekatan
ini bertujuan mengintegrasikan sekolah dan masyarakat dan untuk
memperbaiki kehidupan masyarakat.13
d) Organisasi kurikulum
terdiri dari beberapa bentuk, yang masing-masing memiliki ciri-cirinya
sendiri.
1) Mata pelajaran terpisah-pisah (isolated subjects) Kurikulum terdiri dari
mata pelajaran yang terpisah-pisah seperti: Sejarah, Ilmu pasti, Bahasa
Indonesia dan sebagainya. Tiap mata pelajaran disampaikan sendirisendiri
tanpa ada hubungannya dengan mata pelajaran lainnya.
2) Mata pelajaran-mata pelajaran berkolerasi (correlated) Korelasi diadakan
sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat
pemisahan mata pelajaran.
3) Bidang studi (broadfield) Beberapa mata pelajaran yang sejenis dan
memiliki ciri-ciri yang sama dikorelasi/difungsikan dalam satu bidang
pengajaran, misalnya bidang studi bahasa, meliputi membaca, bercerita,
mengarang, bercakap-cakap dan sebagainya.
13
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h. 26-27
11
4) Program yang berpusat pada anak (childecentered program) Program ini
adalah orientasi baru di mana kurikulum dititikberatkan pada
kegiatankegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
5) Core program Core artinya inti atau pusat. Core program adalah suatu
program inti berupa suatu unit atau masalah. Masalah itu diambil dari suatu
mata pelajaran tertentu, misalnya bidang studi IPS.
6) Eclectric program Eclectric program adalah suatu program yang mencari
keseimbangan antara organisasi kurikulum yang berpusat pada mata
pelajaran dan yang berpusat pada peserta didik.
e) Komponen Evaluasi
Evaluasi pendidikan adalah sebagian dari keperluan untuk memahami
perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Kurikulum sebagai bahan
konsumsi anak didik dan sekaligus juga konsumsi masyarakat, maka harus
dinilai terus menerus terhadap program pengajaran. Di samping itu penilaian
terhadap kurikulum dimaksudkan juga sebagai umpan balik terhadap tujuan,
materi, metode, sarana, dalam rangka membina dan mengembangkan
kurikulum yang lebih lanjut.14
14
Sulisyorini, Manajemen Pendidikan Islam (Surabaya: eLKAF 2006) hal. 31-32
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Asal usul kata “kurikulum” berasal dari kata Yunani “curir” yang berarti
“pelari” dan “curare” yang berarti “tempat berlari”. Istilah “kurikulum” berasal
dari dunia olahraga Yunani dan Romawi dan mengacu pada jarak yang harus
ditempuh seorang pelari dari awal hingga akhir. Manajemen kurikulum adalah
suatu kegiatan yang memberikan kemudahan bagi penyelenggara pendidikan
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tepat mulai dari tahap
perencanaan hingga evaluasi program. Dari tinjauan konseptual terlihat bahwa
kurikulum sebagai mata pelajaran, sebagai pengalaman belajar, dan sebagai
rencana program pembelajaran.
13
akhlak mulia, dan ilmu pengetahuan yang berguna dalam kehidupan dunia dan
akhirat. Filsafat dasar pendidikan islam harus berlandaskan wahyu Allah SWT dan
bimbingan Nabi Saw dan warisan ulama pun serupa. Pedoman psikologi
kurikulum harus konsisten dengan karakteristik perkembangan siswa, tingkat
kematangan, dan seluruh aspek perkembangan. Kebijakan sosial kurikulum
mengharapkan siswa untuk berpartisipasi dalam proses sosial, beradaptasi dengan
lingkungan, dan mengembangkan pengetahuan dalam pembangunan masyarakat
dan bangsa.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat bermanfaat bagi para
pembaca untuk menambah pengetahuan mengenai pendidikan Islam dan
pemikiran tokoh pendidikan islam Indonesia. Kami menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah
selanjutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid dan Dian Andayani, 2004, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi (Bandung: Rosda), hlm. 135
Abuddin Nata, 2012, Manajemen Pendidikan Islam: Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islam diIndonesia (Jakarta: Kencana Prenda Media
Group), hal. 179
Armai Arief, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers), Cet I, hal. 34-35
Fatkhur Rohman, (2018), Manajemen Kurikulum Dalam Pendidikan Islam, Jurnal
Nizhamiyah: Vol. 08 : 02, hal 22-23.
Hamdani, 2005, Filsafat Pendidikan (Jakarta: Tira Pustaka), 148
Hari Suderajat, 2005, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS),
(Bandung: Cipta Cekas Grafika,), 44.
Mawahid shulhan dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras
2013) hal.41
Nana Syaodih Sukmadinata, 2006, Pengembangan Kurik Teeri Dan Praktek
(Bandung: Remaja Rosdakarya), 102-111.
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, hlm. 533.
Oemar Hamalik, 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara), h.
25
Oemar Hamalik, 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara) h.
26-27
Poniman Adyanto, (2017), Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, Jurnal
Sabilarrasyad: Vol. 02 : 01, hal. 115-117.
Sulisyorini, Manajemen Pendidikan Islam (Surabaya: eLKAF 2006) hal. 31-32
15