Segala puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan yang telah
memberikan hidayah-Nya. Tidak lupa selawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung
Rasulullah SAW yang telah membimbing kita menuju jalan yang lurus dan yang kita
nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti.
Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Philosophy
of Islamic Education. Kami berharap dibuatnya makalah ini dapat menambah wawasan
tentang Hakikat Kurikulum dan Evaluasi Pendidikan Menurut Filsafat Pendidikan Islam.
Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Hj. Maftukhin , M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan FTIK IAIN Tulungagung
3. Muhammad Manar, S.Fil.I.,M.Agselaku dosen mata kuliah philosophy of islamic
education yang telah memberikan tugas dan pengarahan kepada kami, dan
4. Teman-teman kelompok 5 yang telah bekerjasama dalam penulisan makalah ini.
Kami berharap agar makalah ini mampu memberikan pengarahan serta nilai positif
bagi pembaca. Serta kami memohon maaf mungkin penulisan ini masih jauh dari kata
sempurna maka dari itu kritik dan saran anda semua sangat membantu bagi kami semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan semakin lama semakin mengalami kemajuan yang sangat pesat,
sesuai dengan perkembangan zaman dan cara berpikirnya manusia. Ilmu pengetahuan bisa
dicari dengan belajar melalui pendidikan. Dimana pendidikan membutuhkan kurikulum, yang
dimaksud adalah berupa rencana pembelajaran untuk merancang sejumlah mata pelajaran
yang harus dikuasaioleh siswa agar naik ke tahap kelas yang lebih tinggi dari sebelumnya
untuk mendapatkan ijazah. kurikulum juga membutuhkan evaluasi tentang nilai kinerja siswa
terhadap mata pelajaran. Kurikulum setiap tahunya mengalami revisi disebabkan penyesuaian
terhadap perkembangan zaman dan pola berpikirnya manusia. Untuk lebih lengkapnya lagi
makalah ini akan membahas mengenai hakikat kurikulum dan evaluasi berdasarkan filsafat
pendidikan islam untuk diketahui oleh calon pendidik (guru) serta bagi yang ingin
mempelajari kurikulum makalah ini untuk acuan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum ?
2. Apa yang dimaksud dengan evaluasi ?
3. Bagaimana sebenarnya mengenai hakikat kurikulum dan evaluasi menurut
pendidikan islam ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memahami makna dari kurikulum.
2. Untuk memahami makna dari evaluasi.
3. Untuk memahami hakikat kurikulum dan evaluasi menurut pendidikan islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curere yang artinya berlari. Dalam
bahasa Arab kurikulum disebut dengan manhaj. Kata kurikulum dihubungkan dengan curier
(kurir) yang menjadi penghubung dalam menyampaikan sesuatu kepada orang lain di mana ia
harus menempuh jarak untuk mencapai tujuan. (Al-Rasyidin, 2008: 161).1 Pius A Purtanto
dan M. Dahlan Al Barry (1994: 391) mengartikan kurikulum sebagai rencana pelajaran.
Pengertian ini tidak jauh berbeda dengan pengertian yang ditulis W.J.S Poerwadarminta
(1991:543), ia mengartikan kurikulum sebagai susunan rencana pelajaran. Berdasarkan
pengertian secara etimologi ini kurikulum merupakan suatu rangkaian yang dilalui untuk
sampai ke arah yang dituju. Menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany (1979: 478)
dalam bidang pendidikan, kurikulum (manhaj) adalah sebagai jalan terang yang dilalui oleh
pendidik atau guru latih dengan orang yang didik atau dilatihnya untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.
Menurut Hasan Basri (2014: 127-128), kurikulum memiliki beberapa aspek ,di antaranya:
a. Mata pelajaran
b. Sistem dan metode pembelajaran
c. Hubungan interaktif antara pendidik dan anak didik
d. Pengawasan perkembangan mental anak didik
e. Sistem evaluasi dan sebagainya.2
1. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan-tujuannya dan kandungan-
kandungan, metode-metode, alat-alat dan tekniknya bercorak agama. Segala yang diajarkan
dan diamalkan dalam lingkungan agama dan akhlak dan berdasarkan pada Al-Qur’an,
sunnah, dan peninggalan orang-orang terdahulu yag saleh.
1
Jurnal Edutech Vol.5 no. 2 september 2019
2
Basri, Hasan, 2014, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia
5
intelektual, psikologi, social dan spiritual. Disamping menaruh perhatian kepada
pengembangan dan bimbingan terhadap aspek spiritual bagi pelajar, dan pembinaan aqidah
yang betul padanya, menguatkan hubungan dengan Tuhannya, menghaluskan akhlaknya,
melalui kajian terhadap ilmu-ilmu agama, latihan spiritual dan mengamalkan syiar-syiar
agama dan akhlak islam. Kurikulum ini melip uti ilmu-ilmu al-qur’an termasuk tafsir,
bacaan,dll,ilmu-ilmu hadist, ilmu tauhid, ilmu nahwu, saraf, arudh, dan lain-lain.
Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam
ialah, kurikulum yang bersifat integrated dan komperensif serta menjadikan Alquran dan
hadis sebagai sumber utama dalam penyusunan kurikulum.
1. Tauhid
Tauhid sebagai kerangka dasar utama kurikulum harus dimantapkan semenjak dari bayi
dengan memperdengarkan kalimat-kalimat tauhid melalui azan dan iqamat. Azan dan iqamat
merupakan materi pendidikan yang paling awal diberikan kepada seorang anak dalam
transformasi dan internalisasi nilai dalam pendidikan Islam. Jadi, kalimat tauhid ini lah
sebagai falsafah dan pandangan hidup umat Islam meliputi konsep kemahaesaan Allah swt.
3
N. Nurianti. JurnalDhuafa. 2008
6
2. Perintah Membaca
Kerangka dasar yang kedua ini adalah perintah membaca. Perintah membaca bukan hanya
membaca apa yang tertulis saja, akan tetapi membaca fenomena alam semesta ini. 4
Dalam perspektif filasafat pendidikan Islam kurikulum dibangun di atas dasar yang
kuat dan kokoh, yaitu Alquran dan hadis. Dari dasar inilah manusia melalui jalan terang-
benderang untuk menjalankan fungsinya sebagai khalifah dan memperoleh kehidupan yang
hakiki di dunia dan akhirat melalui yang namanya pendidikan Islam. Oleh karena dasar
kurikulum pendidikan Islam adalah wahyu maka orientasi pendidikan bukan hanya sebagai
penguasa ilmu tetapi pengamal ilmu. Dengan demikian kurikulum didesain agar lahirnya
manusia yang memiliki ilmu, karakter dan keterampilan (skill).
Dengan demikian kurikulum merupakan jalan yang dilalui untuk menuju pada
sesuatu. Sedangkan hakikat kurikulum dalam perspektif filsafat pendidikan Islam adalah
Alquran dan hadis. Alquran dan hadis sebagai sumber primer pendidikan Islam. Dari dua
sumber inilah materi-materi pendidikan Islam digali oleh orang-orang yang kompeten dan
dalam perspektif keilmuan masing-masing. Dari penggalian yang sungguh-ungguh inilah
lahir orang-orang kompeten dalam ilmu tauhid, fikih, tasauf, astronomi, kesehatan, dan lain-
lainnya. Dari sumber yang sama namun dapat melahirkan berbagai disiplin ilmu.5
E. Pengertian Evaluasi
Secara etimologi, evaluasi dalam bahasa Inggris yaitu ‘Evaluation’ yang akar katanya
‘Value’ yang berarti nilai atau harga, sedangkan dalam bahasa Arab disebut ‘Al-Qimah atau
At-Taqdir’ . Dengan demikian, secara harfiah, evaluasi pendidikan (Al-Taqdir al-Tarbawiy )
dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan . Selanjutnya, Evaluasi dalam pendidikan Islam
merupakan cara atau tehnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar
perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-
psikologis dan spiritual religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya
4
A Purtanto, Pius dan M. Dahlan Al Barry, 1994, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola. Al-
Rasyidin, 2008, Falsafah Pendidikan Islami, Bandung: Cita Pustaka.
5
Nasution, 1973, Harun, Falsafat Agama, Jakarta: Bulan Bintang.
Ramayulis, 2010, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, cet. Kedelapan.
7
bersikap religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan
berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya.6
Secara terminology, para ahli mendefinisikan evaluasi sebagai berikut :
1. Menurut Edwind Wandt, evalauasi mengandung pengertian yaitu suatu tindakan
atau proses dalam menentukan nilai seseuatu.
2. Menurut M. Chabib Thoha, evaluasi merupakan suatu kegiatan ang terencana untuk
mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
8
menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan.
a. Prinsip menyeluruh (komprehensif)
Prinsip yang melihat semua aspek meliputi kepribadian, ketajaman hafalan,
pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab, dan
sebagainya. Setiap masing-masing bidang diberikan penilaian secara khusus,
sehingga peserta didik mengetahui kelebihannya dibanding dengan teman-
temannya.
b. Prinsip objektivitas
Dalam mengevaluasi harus berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh
dipengaruhi oleh hal- hal yang bersifat emosional dan irasional. Allah SWT
menitahkan agar sesorang berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena
kebencian menjadikan ketidak objektifan. Prinsip ini dapat diterapkan bila
penyelenggara pendidikan sifat- sifat utama, misalnya sifat sidiq ( benar atau
jujur), ikhlas, amanah, dan ramah.
c. Prinsip sistematis
Yakni proses evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan teratur. Sistem
penilaian yang digunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sehingga
proses evaluasi dapat berjalan dengan baik dan tidak membingungkan antara dua
belah pihak. Proses evaluasi yang sistematis juga akan mempermudah bagi guru
karena semua kegiatan evaluasi sudah terstruktur dan terencana.7
H. Fungsi Evaluasi
(a) secara psikologis, peserta didik perlu mengetahui prestasi belajarnya, sehingga
ia merasakan kepuasan dan ketenangan.
(b) secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu,
mampu dalam arti dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan seluruh lapisan
masyarakat dengan segala karakteristiknya.
(c) secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam
menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan
dan kecakapannya masing-masing.
(d) secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang
kemajuan peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala sekolah,
7
Evaluasi Pendidikan dan perspektif filsafat pendidikan islam. researchgate.net. 340427512
9
guru/instruktur,termasuk peserta didik itu sendiri.8
I. Sasaran Evaluasi Pendidikan Islam
Sasaran evaluasi pendidikan islam merupakan objek yang akan
dijadikan titik acuan dalam pengadaan evaluasi. Langkah yang harus ditempuh
seorang guru dalam mengadakan evaluasi ialah menetapkan apa yang menjadi
sasaran evaluasi tersebut. Sasaran evaluasi ini penting diketahui supaya
memudahkan guru dalam menyusun alat-alat evaluasinya.
Pada umumnya ada tiga sasaran pokok evaluasi, yakni;
1) Segi tingkah laku, artinya segi- segi yang menyangkut sikap, minat,
perhatian, keterampilan murid sebagai akibat dari proses pembelajaran.
2) Segi pendidikan, artinya penguasaan, pemahaman materi pelajaran yang
diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran.
3) Segi yang menyangkut proses pembelajaran dan mengajar itu sendiri, yaitu
bahwa proses pembelajaran perlu diberi penilaian secara objektif dari guru.
Sebab baik tidaknya proses pembelajaran akan menentukan baik tidaknya
hasil belajar yang dicapai oleh murid.9
8
Caturhadiprasetyo.hakekat evaluasi dalam filsafat Pendidikan islam. 27 mei 2012.
9
Hakikat evaluasi dalam pendidikan islam. mynewsahmadsyaihu.blogspot.com. 19 juni 2011
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kurikulum merupakan jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Hakikat
kurikulum dalam pandangan filsafat pendidikan Islam merupakan Al-Qur’an dan Al-
Hadits. Al-Qur’an dan Al-Hadits merupakan sumber primer dalam pendidikan Islam.
Dari keduanya, lahirlah ide-ide dan materi pendidikan Islam yang ditekuni oleh
pendidik yang kompeten. Sedangkan evaluasi merupakan penilaian dalam bidang
pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan. Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tehnik penilaian
terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat
komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual
religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius,
melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti
kepada Tuhan dan masyarakat.10
10
11
Daftar Pustaka
A Purtanto, Pius dan M. Dahlan Al Barry, 1994, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:
Arkola.
Hanum, Azizah, 2011, Diktat Filsafat Pendidikan Islam, Medan: Sekolah Tinggi Agama
Islam Al- Hikmah.
Suhendri, 2018, Evaluasi Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam , Vol
III, 29-41.
12