Anda di halaman 1dari 15

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Pengembangan Kurikulum PAI Dr. H. Hamdan, M.Pd.

CIRI KHAS/KARAKTERISTIK MATERI PAI DAN PENDEKATAN


PEMBELAJARAN PAI

Oleh:

Lokal A

KELOMPOK 3
Fitriani Anisa (190101010084)
Gusti Muhammad Rajes Khan (190101010134)
Melda Arifta (190101010016)
Nadiya Mawlida (190101010039)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN

2020

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
taufiq, inayah, dan hidayah kepada kami para penyusun/penulis makalah sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam tak
lupa pula kita limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Kami selaku penyusun/penulis makalah menyadari bahwa makalah ini


masih jauh dari kata sempurna. Semoga para pembaca dapat memakluminya.
Kami berharap makalah ini bisa menjadi salah satu referensi bacaan bagi teman-
teman dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Banjarmasin, November 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C Rumusan Masalah...............................................................................................1

BAB II...........................................................................................................................2

PEMBAHASAN............................................................................................................2

A. Ciri Khas/Karakteristik Materi PAI....................................................................2

B. Pendekatan dalam PAI........................................................................................4

C. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran PAI..................................................7

BAB III........................................................................................................................10

PENUTUP...................................................................................................................10

A.Kesimpulan..........................................................................................................10

B. Saran....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTKA.....................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan spiritual dan membentuk peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti dan moral
sebagai perwujudan dari keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT.
Pemikiran dasar Pendidikan Agama Islam yaitu terbentuknya peserta didik
yang memiliki akhlak mulia dan berbudi pekerti yang luhur.
Pendidikan Agama Islam sebagai sebuah sistem adalah suatu
kegiatan yang di dalamnya terkandung aspek tujuan, kurikulum, guru,
metode, pendekatan, sarana prasarana, lingkungan, adminstrasi, dan
sebagainya yang antara satu dan lainnya saling berkaitan dan membentuk
suatu sistem yang terpadu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri khas/karakteristik materi PAI?
2. Bagaimana pendekatan dalam PAI?
3. Bagaimana macam-macam pendekatan pembelajaran PAI?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri khas/karakteristik materi PAI
2. Untuk mengetahui pendekatan dalam PAI
3. Untuk mengetahui macam-macam pendekatan pembelajaran PAI

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ciri Khas/Karakteristik Materi PAI


a. Kurikulum PAI Mengarahkan Kepada Pembentukan Akhlak yang
Mulia
Ajaran Islam yang bersumber wahyu ilahi sangat menekanan
kepada umatnya agar mereka mempunyai akhlak yang mulia. Kriteria
untuk menentukan apakah akhlak seseorang itu terpuji atau tercela
ialah kriteria yang terdapat dalam ayat-ayat al-quran dan sunnha rasul.
Kriteria dari dua sumber tersebut bersifat pasti dan permanen dan tidak
berubah-ubah sampai kapanpun. Sementara kurikulum umum lebih
bersifat atas pertimbangan akal pikiran.
b. Kurikulum PAI Bersifat Fungsional Terpakai Sepanjang Masa
Agama bagi seseorang dalam tingkatan status apapun, baik ia
orang kaya atau orang miskin, pejabat atau rakyat jelata, pada saat
bagaimanapun saat gembira atau sedih, sehat atau sakit. Pengetahuan
agama ini tetap aktual dan fungsional, terpakai dalam seluruh aspek
kehidupan. Tidak ada satu ajaran yang sekomplet dan selengkap ajaran
Islam, yaitu seorang muslim diatur oleh Islam sejak dari bangun tidur
sampai dengan tidur lagi, dari hal-hal yang kecil masuk ke kamar kecil
(toilet) sampai kepada menjadi atau mengelola negara semua diatur
dalam Islam. Aturan-aturan tersebut sejak 14 abad yang silam sampai
sekarang dan yang akan datang akan tetap up to date dan fumgsional.
Ajaran Islam yang terkandung dalam kurikulum PAI berfungsi untuk
memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat kelak.
Berbeda kurikulum pengetahuan lain yang bersifat nisbi dan relatif
berubah-ubah tergantung situasi dan kondosi tertentu. Tidak jarang
menemui teori-teori yang dianggap hebat dan menggemparkan dunia
namun belakangan ini teori-teori tersebut tertolak. Bahkan ada sesuatu

2
yang dianggap buruk pada masa lalu dianggap masalah biasa atau baik
sekarang, atau sebaliknya.
c. Materi Kurikulum PAI Sudah Ada pada Setiap Peserta Didik Sejak
dari Rumah
Peserta didik yang tinggal di rumah bersama dengan keluarganya
sebenarnya secara langsung atau tidak langsung, mereka sudah terisi
pengetahuan agamanya, apa yang telah dimiliki peserta didik harus
menjadi perhatian guru.
Pengajaran kurikulum PAI di sekolah berfungsi mengembangkan
dan meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik agar
lebih berkembang secara optimal dan meluruskan pengetahuan peserta
didik yang kurang tepat. Dengan demikian pengajaran agama di
sekolah tidak mulai nol sama sekali. Tetapi karena peserta didik
datangnya dari bermacam-macam keluarga yang pengetahuan,
penghayatan, dan pengamalan agamanya bervariasi, maka guru harus
dapat menyamakan persepsi mereka terlebih dahulu.1
d. Menonjolkan Tujuan Agama dan Akhlak
Pada berbagai tujuannya lebih menonjolkan tujuan agama dan akhlak.
Baik itu kandungannya, metode, alat, dan tekhniknya bercorak agama.
e. Meluas Cakupannya dan Menyeluruh Kandungannya
Maksudnya adalah bahwa kurikulum yang betul-betul
mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran yang menyeluruh. Di
samping itu, ia juga luas dalam perhatiannya. Ia memperhatikan
bimbingan dan pengembangan terhadap segala aspek pribadi pelajar
dari segi intelektual, psikologis, sosial, dan spiritual.2
f. Kurikulum yang disajikan Merupakan Hasil Pengujian Materi dengan
Landasan Al-Qur’an dan Hadits

1
Sutiah, Pengembangan Kurikulum PAI: Teori dan Aplikasinya, (Sidoarjo: Nizamia
Learning Center, 2017), Hlm. 154-156.
2
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), Hlm. 133.

3
Dalam kurikulum pendidikan Islam, tujuan utamanya adalah
pembinaan peserta didik untuk bertauhid. Oleh karena itu, semua
sumber yang dirunut berasal dari ajaran Islam. 3

B. Pendekatan dalam PAI


1. Pengertian Pendekatan Dalam Pendidikan Islam
Ada beberapa istilah lain yang mempunyai arti yang hampir sama
dan menunjukkan tujuan yang sama dengan pendekatan. Istilah
pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang salah satu
artinya adalah “Pendekatan”. Dalam pengajaran, approach diartikan
sebagai a way of beginning something ‘cara memulai sesuatu’. Karena
itu, pengertian pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran.
Dan lebih luas lagi, pendekatan berarti seperangkat asumsi mengenai
cara belajar mengajar. Pendekatan merupakan titik awal memandang
sesuatu filsafat, atau keyakinan yang kadang kala sulit
membuktikannya. Pendekatan ini bersifat aksiomatis. Aksiomatis
artinya bahwa kebenaran teori yang digunakan tidak dipersoalkan
lagi.4 Adapun pendekatan pendidikan dapat diartikan sebagai suatu
proses, perbuatan, dan cara mendekati serta mempermudah
pelaksanaan pendidikan. Jika dalam kegiatan pendidikan, metode
berfungsi sebagai cara mendidik, maka pendekatan berfungsi sebagai
alat bantu agar penggunaan metode tersebut mengalami kemudahan
dan keberhasilan.
2. Pendekatan Dalam Pendidikan Islam
Pendidikan tidak akan efektif jika tidak melakukan pendekatan
ketika menyampaikan suatu materi dalam proses belajar mengajar.
Dalam proses pendidikan Islam, pendidikan yang tepat guna adalah
pendidikan yang mengandung nilai-nilai yang sejalan dengan materi

3
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam Jilid II, (Bandung:
Pustaka Setia, 2010), Hlm. 182.
4
Bahri Djamarah, Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta,
Hlm.78.

4
pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan
nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam.5
Pendekatan pendidikan Islam yang seharusnya dipahami dan
dikembangkan oleh para pendidik adalah meliputi:
a. Pendekatan psikologis yang tekanannya diutamakan pada
dorongan-dorongan yang bersifat persuasif dan motivatif, yaitu
suatu dorongan yangmampu menggerakan daya kognitif (mencipta
hal-hal baru), konotatif (dayauntuk berkemauan keras), dan afektif
(kemampuan yang menggerakkandaya emosional).6 ketiga daya
psikis tersebut dikembangkan dalam ruanglingkup penghayatan dan
pengamalan ajaran agama di mana faktor-faktor pembentukan
kepribadian yang berproses melalui individualisasi dansosialisasi
bagi hidup dan kehidupannya menjadi titik sentral
perkembangannya.
b. Pendekatan sosial-kultural ,yang ditekankan pada usaha
pengembangansikap pribadi dan sosial sesuai dengan tuntutan
masyarakat, yang berorientasi kepada kebutuhan hidup yang
semakin maju dalam berbudayadan berperadaban. Hal ini banyak
menyentuh permasalahan-permasalahaninovasi ke arah sikap hidup
yang alloplastis (bersifat membentuklingkungan sesuai dengan ide
kebudayaan modern yang dimilikinya), bukannya bersifat auto
plastis (hanya sekedar menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
ada).
c. Pendekatan Keagamaan, Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak
tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran,
tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Semua mata pelajaran itu
pada umumnya dapat di bagi menjadi mata pelajaran umum dan
mata pelajaran agama. Khususnya untuk mata pelajaran umum,
5
Nurjannah Rianie, “PENDEKATAN DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM (Sebuah
Perbandingan dalam Konsep Teori Pendidikan Islam dan Barat)”. Management of Education. Vol.
1 No.2, Jakarta 2019, hal, 108.
6
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai
Pustaka, 1999, h. 218

5
sangat berkepentingan dengan kepentingan keagamaan. Hal ini
dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi
menyatu dengan nilai agama. Dengan penerapan prinsip-prinsip
mengajar seperti prinsip kolerasi dan sosialisasi, guru dapat
menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran
umum. Tentusaja guru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang
sesuai dengan mata pelajaran yang di pegang. Pendekatan agama
dapat membantu guru untuk memperkecil kerdil nya jiwa agama
didalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak di
cemoohkan, tetapi diyakini,dipahami, dan diamalkan selama hayat
siswa dikandung badan.7
d. Pendekatan historis, yang ditekankan pada usaha pengembangan
pengetahuan, sikap dan nilai keagamaan melalui proses
kesejarahan. Dalamhubungan ini penyajian serta faktor waktu
secara kronologis menjadi titiktolak yang dipertimbangkan dan
demikian pula faktor keteladananmerupakan proses identifikasi
dalam rangka mendorong penghayatan dan pengamalan agama8.
e. Pendekatan komparatif, yaitu pendekatan yang dilakukan
denganmembandingkan suatu gejala sosial keagamaan dengan
hukum agama yangditetapkan selaras dengan siatuasi dan
zamannya. Pendekatan komparatif inisering diwujudkan dalam
bentuk komparatif studi, baik di bidang hukumagama maupun juga
antara hukum agama itu sendiri, dengan hukum lainyang berjalan,
seperti hukum adat, hukum pidana/perdata, dan lain-lain.
f. Pendekatan filosofis, yaitu pendekatan yang berdasarkan tinjauan
atau pandangan falsafah. Pendekatan demikian cenderung kepada
usahamencapai kebenaran dengan memakai akal atau rasio.
Pendekatan filosofissering dipergunakan sekaligus dengan pola
berpikir yang rasional danmembandingkan dengan pendapat-
7
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Kalam Mulia, Hlm 74
8
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai
Pustaka, 1999, h. 219

6
pendapat para ahli filsafat dari berbagaikurun zaman tertentu
beserta aliran filsafatnya9

C. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran PAI


Secara khusus pelaksanaan pembelajaran PAI menggunakan beberapa
pendekatan, hal ini tergantung kepada jenjang pendidikan, tujuan, sifat materi,
lingkungan pendidikan anak. Berdasarkan hal tersebut ada beberapa
pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran PAI adalah:
a. Pendekatan Pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu memberikan pengalaman keagamaan
kepada peserta didik dalam upaya penanaman nilai-nilai agama. Dengan
pendekatan ini guru agama berusaha memberikan kesempatan kepada
peserta didik dalam memberikan pengalaman keagamaan baik secra
individu maupun kelompok.
Guru dalam memberikan pengalaman keagamaan tersebut dapat berupa
pengalaman yang datangnya dari guru tersebut atau pengalaman orang lain,
dengan cara menceritakan pengalaman orang lain kepada siswa. Ketika guru
mengajarkan tentang materi shalat guru memperagakan duduk iftirasy yang
benar, lalu selanjutnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
melakukan duduk iftirasy seperti yang telah dicontohkan guru. Jadi
mengalami langsung bagaimana duduk iftirasy yang benar.
b. Pendekatan Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan ini memberikan kepada peserta didik untuk
senantiasa mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya peserta didik dibiasakan mengucapkan salam kepada sesama
muslim ketika mereka saling berjumpa, dan setiap keluar masuk rumah.
Guru agama juga menganjurkan kepada peserta didikuntuk selalu
mendahulukan kaki kanan ketika masuk rumah dan masjid, dan selalu
membaca basmalah ketika akan memulai setiap pekerjaan yang baik-baik.
Guru agama juga menganjurkan kepada para siswa untuk selalu melakukan

9
Ibid.

7
amalan-amalan keagamaan yang harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-
hari. Selain guru memberiakn motivasi untuk membiasakan amalan-amalan
keagamaan tersebut, ia juga berusaha untuk meluruskan amalan-amalan
keagamaan bagi siswa di kelas. Dalam hal-hal tertentu guru harus memberi
contoh.
c. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional ini berusaha mengunngah perasaan siswa
dalam meyakini, memahami, dan menghayati ajaran agama islam. Upaya
tersebut dapat dilakukan guru dengan menceritakan kehebatan Al-quran dari
sains dan teknologi, bagaimana dahsyatnya kiamat, azab kubur dan lain-
lain. Uraian dan keterangan guru tersebut dapat menyentuh hati sanubari
(emosi) yang paling dalam.
d. Pendekatan Rasional
Pendekatan ini berusaha untuk memberikan peranan kepad akal (rasio)
untuk memahami dan menerima kebenaran ajaran agama Islam. Melalui
pendekatan ini guru agama berusaha untuk menjelaskan bagaimana
ketentuan-ketentuan ajaran Islam sampai benar-benar dipahami siswa.
Uraian yang bersifat rasional ini dapat dilaksanakan secara deduktif atau
induktif.
e. Pendekatan Fungsional
Pendekatan ini berusaha menyajikan ajaran Islam dengan
menekanakan kepada segi kemanfaatannya bagi peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Sebenarnya
semua aspek ajaran Islam dapat berfungsi menyeluruh dalam semua
tingkatan kehidupan manusia, orang kaya, miskin, berpangkat, dll.
f. Pendekatan Keteladanan
Pendekatan ini berupaya untuk menyuguhkan keteladanan secara
langsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antara warga
sekolah, perilaku pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya dengan

8
mencerminkan akhlak terpuji, maupun tidak langsung melalui berupa kisah-
kisah para Nabi dan Rasul serta para auliaus shalihin.10

10
Sutiah, Pengembangan Kurikulum PAI: Teori dan Aplikasinya, (Sidoarjo: Nizamia
Learning Center, 2017). Hlm. 156-159.

9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ciri khas/karakteristik materi dalam pembelajaran PAI yaitu kurikulum
PAI mengarahkan kepada pembentukan akhlak yang mulia, kurikulum PAI
bersifat fungsional terpakai sepanjang masa, materi kurikulum PAI sudah Ada
pada setiap peserta didik sejak dari rumah, menonjolkan tujuan agama dan
akhlak, meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya, dan kurikulum
yang disajikan merupakan hasil pengujian materi dengan landasan Al-Qur’an
dan Hadits.
Pendekatan pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, perbuatan,
dan cara mendekati serta mempermudah pelaksanaan pendidikan. Pendekatan
dalam pendidikan islam terdiri dari pendekatan, pendekatan sosial-kultural,
pendekatan keagamaan, pendekatan historis, pendekatan komparatif, dan
pendekatan filosofis.
Macam-macam pendekatan dalam pembelajaran PAI ialah pendekatan
pengalaan, pendekatan pembiasaan, pendeatan emosional, pendekatan rasional,
pendekatan fungsional, dan pendekatan keteladanan.
B. Saran
Dengan membaca apa yang telah dijelaskan diatas diharapkan agar
pembaca bisa memahami tentang ciri/karakteristik materi pembelajaran PAI
dan pendekatan dalam pmebelajaran PAI serta dapat dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam ragam bahasa tulis maupun dalam
ragam bahasa lisan. Diharapkan juga kepada pembaca agar bisa memberikan
sanggahan ataupun kritik yang membangun agar bisa memperbaiki dan
memberikan penjelasan lebih dalam lagi mengenai materi ini

10
DAFTAR PUSTAKA

Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani. 2010. Ilmu Pendidikan Islam Jilid II,
Bandung: Pustaka Setia
Bahri Djamarah, Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta:Balai Pustaka
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Nurjannah Rianie. 2019. “PENDEKATAN DAN METODE PENDIDIKAN
ISLAM (Sebuah Perbandingan dalam Konsep Teori Pendidikan
Islam dan Barat)”. Management of Education. Vol. 1 No.2
Muslih, Moh, dkk. 2009. “Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
secara Komprehensif”. Forum Tarbiyah. Vol. 7. No. 1
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia
Sutiah. 2017. Pengembangan Kurikulum PAI: Teori dan Aplikasinya. Sidoarjo:
Nizamia Learning Center

11

Anda mungkin juga menyukai