Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL BOOK REPORT

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum


Dosen Pengampu : Dr. Neliwati, M.Pd

Disusun oleh :

Nama : Asril Azhari Hasibuan

Nim : 0301193258

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
IDENTITAS REVIEWER

Nama : Asril Azhari Hasibuan


Nim : 0301193248
Alamat : Desa Tanjung Medan Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan
Batu Selatan
: Pendidikan Agama Islam 6/Semester V
Jurusan
: asrilazharihasibuan@gmail.com
Email

1
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur kita ucapkan kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala, yang telah
memberi kita semua anugerah-Nya. Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, semoga kita nantinya mendapat syafa’atdari
nya. Terkhusus bagi saya mengucapkan kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala, karena
telah memberi saya kesempatan sehingga makalah Critical Book Report ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih juga kepada ibu Dr. Neliwati, M.Pd yang telah memberikan tugas
ini dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk kita semua.
Kepada pihak-pihak yang telah berperan didalam proses pembuatan Critical Book
Report ini juga saya mengucapkan terima kasih, dan kepada orang tua saya yang selalu
memberi dukungan, nasehat-nasehat yang baik, serta selalu mendoakan.
Saya memohon maaf apabila ada kesalahan atau kekurangan dalam makalah
Critical Book Report ini karena keterbatasan ilmu yang saya miliki. Kritik dan saran
dari para pembaca sekalian akan sangat bermanfaat agar menjadi perbaikan bagi saya
kedepannya. Atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tanjung Medan, 20 April 2022


Reviewer

Ardiyan Safi’i

2
IDENTITAS BUKU

1.Buku Utama
Judul buku : Telaah Kurikulum dan Buku Teks Bahasa Indonesia
Penulis : Dra. Nini Ibrahim, M.Pd dan Drs. Muhammad Anwar, M.Pd
ISBN : 979-8405-93-3
Tahun terbit : Agustus 2006
Penerbit : Uhamka Press
Kota terbit : Jakarta Selatan

2. Buku Pembanding
Judul buku : Buku Ajar Telaah Kurikulum dan Aplikasinya Dalam Proses
Belajar Mengajar
Penulis : Yulianti, S.Pd. I, M.Pd dan Nury Yuniasih, M.Pd
ISBN : 978-602-74882-4-3
Tahun terbit : Oktober 2016
Penerbit : CV Media Sutra Atiga
Kota terbit : Malang

3
RINGKASAN BUKU

1. Buku Utama
BAB I Konsep Dasar Kurikulum
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan
terjadi melalui interaksi insani, tanpa batasan ruang dan waktu. Pendidikan tidak di
mulai dan di akhiri di sekolah. Pendidikan di mulai dari lingkungan keluarga
dilanjutkan dan ditempuh dalam lingkungan sekolah, diperkaya dalam lingkungan
masyarakat dan hasil-hasilnya digunakan dalam membangun kehidupan pribadi, agama,
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah disebut pendidikan
formal disebabkan ada unsur kesengajaan, diniati, direncanakan, diatur sedemikian rupa
melalui tata cara dan mekanisme sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku atau
diberlakukan untuk itu. Dengan demikian, dalam pendidikan formal ada ketentuan dan
peraturan yang mengikat.
B. Pengertian Kurikulum
Kurikulum bukan berasal dan bahasa Indonesia, tetapi berasal dan bahasa Latin
yang kata dasarnya adalah currere, secara harfiah berarti lapangan perlombaan lari.
Maksud lapangan tersebut dijabarkan bahwa bahan belajar sudah ditentukan secara
pasti, dan mana mulai diajarkan dan kapan diakhiri dan bagaimana cara untuk
menguasai bahan agar dapat mencapai gelar.
Kurikulum sebagai suatu rencana tampaknya juga sejalan dengan rumusan
kurikulum menurut undang-undang pendidikan kita yang dijadikan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan, yaitu Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
C. Fungsi Kurikulum
1. Fungsi Kurikulum Dalam Rangka Mencapai Tujuan Pendidikan

4
Tujuan pendidikan dapat dijabarkan dan tujuan tertinggi, yaitu tujuan
pendidikan terakhir yang akan dicapai yang disebut tujuan pendidikan Nasional
sampai kepada tujuan yang paling rendah, yaitu tujuan yang akan dicapai setelah
kegiatan akhir belajar.
2. Fungsi Kurikulum Bagi Anak
Kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun, untuk menyiapkan peserta
didik sebagai salah satu konsumsi pendidikan mereka. Dengan ini diharapkan
mereka akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang kelak kemudian dapat
dikembangkan seirama dengan perkembangan anak, guna melengkapi bekal
hidupnya.
3. Fungsi Kurikulum Bagi Guru
Adapun bagi guru, maka kurikulum ini berfungsi sebagai:
a. Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman para anak
didik.
b. Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam
rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.
4. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah dan Pembina Sekolah
a. Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yaitu memperbaiki
situasi belajar.
b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan
untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik.
5. Fungsi Kurikulum Bagi Orang Tua Murid
Bagi orang tua murid kurikulum mempunyai fungsi, yaitu agar orang tua
dapat turut serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putera puterinya.
Bantuan orang tua dalam memajukan pendidikan ini dapat melalui konsultasi
langsung dengan sekolah atau guru tentang masalah-masalah yang menyangkut
anak-anaknya.
6. Fungsi Bagi Sekolah Pada Tingkatan di Atasnya
7. Fungsi Bagi Masyarakat dan Pemakal Lulusan Sekolah
Kurikulum suatu sekolah berfungsi pula bagi masyarakat dan pihak pemakai
lulusan sekolah tersebut.

5
D. Tujuan Kurikulum
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai. Tujuan kurikulum pada dasarnya
sama dengan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ternyata berbeda-beda karena
didasari ada suatu aliran atau konsep yang diyakini kebenarannya, atau dan mana sudut
pandangnya. Kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan ini adalah sesuatu yang abstrak, ruwet, dan komplek. E. Komponen
Kurikulum
Komponen-komponen kurikulum yang utama adalah: tujuan, isi atau materi,
proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi. Suatu kurikulum harus
memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal. Pertama
kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan
masyarakat. Kedua kesesuaian antara komponen-komponen kurikulum, yaitu sesuai
dengan isi dan tujuan.
F. Isi Kurikulum
1. Kurikulum harus mencerminkan jiwa mukadimah UU dan isi UUD 1945 dalam
pelaksanaannya melalui pendidikan.
2. Kurikulum harus diintegrasikan dalam National and Character Building. Sebagai
alat pembinaan Pancasila dan tenaga pembanguna yang bertakwa kepada Allah
swt.
3. Kurikulum memberikan kemungkinan perkembangan maksimal: cipta, rasa,
karsa, dan karya anak yang sedang berkembang menjadi manusia yang
bermental moral/budi pekerti luhur dan kuat keyakinan agamanya, tinggi
kecerdasannya dan terampil dalam pembangunan dan memiliki fisik kuat dan
sehat.
4. Kurikulum mempersiapkan anak didik untuk dapat berdiri sendiri dalam
masyarakat.
5. Kurikulum harus memadukan teori dan praktik pengetahuan yang diperoleh di
sekolah dihubungkan dengan kehidupan konkret dalam masyarakat.
6. Kurikulum harus selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern.
7. Kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan integrasi
antara lembaga pendidikan dan lembaga masyarakat.

6
8. Kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan lembaga pendidikan lainnya seperti pramuka dan
organisasi pendidikan lainnya.
G. Evaluasi Kurikulum
Konsep-konsep evaluasi kurikulum yang bersifat preskriptif, mempunyai tempat
dalam proses kurikulum yang bersifat preskritif pula. Sebagai contoh, teori dan Ralph
Tylor dan Benyamin Bloom, bersikap pedoman-pedoman praktis bagi pengembangan
kurikulum, demikian juga bagi evaluasi pengembangan kurikulum. Evaluasi merupakan
kegiatan yang luas, kompleks dan terus menerus untuk mengetahui proses dan hasil
pelaksanaan ystem pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah di tentukan
BAB II Asas-Asas Pengembangan Kurikulum
A. Asas Filosofi
Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti bahwa dalam penyusunan
kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah bangsa yang dianut Filsafat
atau falsafat berasal dan bahasa yunani: philoshopis, philo, philos, philein yang berarti
cinta, pecinta, mencintai, sedang shopia berarti kebijaksanaan, wisdom, kearifan,
hikmat, hakikat, kebenaran.
B. Asas Psikologi
Dalam tinjauannya dan sudut pandang psikologis kurikulum memberikan
prinsip-prinsip tentang perkembangan anak dalam berbagai aspek serta cara belajar agar
bahan yang disediakan dapat dicerna dan dikuasai oleh anak sesuai dengan
perkembangannya.
C. Asas Sosiologi
Masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sendiri dan menganggap diri mereka
sebagai suatu kesatuan sosial. Sekolah adalah institusi sosial yang didirikan dan
ditujukan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Maka kurikulum
sekolah dalam penyusunan dan pelaksanaannya banyak dipengaruhi oleh kekuatan-
kekuatan sosial yang berkembang dan selalu berubah di dalam masyarakat. D. Asas
Teknologi
Kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi pendidikan.
Peningkatan penggunaan teknologi pendidikan akan menyebabkan naiknya tingkat

7
efektivitas dan efisien proses belajar mengajar selalu menonjolkan peranan guru,
terutama dalam memilih bahan dan cara penyampaiannya. Dengan majunya teknologi
informasi, diharapkan bahwa mengajar adalah membuat yang belajar mengajar diri
sendiri.
BAB III Pengembangan Kurikulum
A. Dasar Pengembangan Kurikulum
Perubahan kurikulum dapat berupa perubahan sebagian dan berupa perubahan
total. Dikatakan perubahan sebagian karena adanya perubahan salah satu komponennya
berbeda dengan kurikulum sebelumnya, misalnya perubahan tujuan, atau perubahan
sistem penilaiannya saja. Sedangkan perubahan total terjadi apabila seluruh sistem dan
komponen kurikulum berbeda dengan kurikulum sebelumnya, misalnya perubahan
kurikulum dari kurikulum 1994 menjadi kurikulum KBK.
Perubahan yang membawa kepada perkembangan kurikulum tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: perluasan dan pemerataan kesempatan belajar,
peningkatan mutu pendidikan, relevansi pendidikan dan efektivitas serta efisiensi
pendidikan.
B. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
1. Prinsip-Prinsip umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum. Pertama,
prinsip relevansi. Prinsip kedua adalah fleksibilitas Prinsip ketiga adalah kontinuitas
yaitu kesinambungan. Prinsip keempat adalah praktis Prinsip kelima adalah
efektivitas.
2. Prinsip-prinsip khusus
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum.
Prinsip-prinsip ini berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, proses belajar
mengajar, media, dan penilaian.
C. Desain Kurikulum
Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau
komponen kurikulum. Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dan dua dimensi,
yaitu dimensi horizontal, dan vertikal. Dimensi horizontal berkenaan dengan
penyusunan dan lingkup kurikulum. Susunan Iingkup ini sering diintegrasikan dengan

8
proses belajar dan mengajarnya. Berdasarkan pada apa yang menjadi fokus pengajaran,
sekurang-kurangnya dikenal tiga pola desain kunikulum, yaitu:
1. Subject centered design, suatu desain kurikulum yang berpusat pada bahan ajar.
2. Learner centered design, suatu desain kurikulum yang mengutamakan peranan
siswa.
3. Problems centered design, desain kurikulum yang berpusat pada masalah-
masalah yang dihadapi dalam masyarakat
D. Model-Model Kurikulum
1. The administrative model
2. Beauchamp’s system
3. Model demonstration
4. Taba’s inverted model
5. Roger’s interpersonal relations model
6. The systematic action-research model
7. Merging technical models
BAB IV Lintas Kurikulum
A. Kurikulum 1968
Kurikulum tahun 1968 yang diberlakukan sejak 1 Januari 1968 merupakan
realisasi TAP MPRS 1966 di bidang pendidikan. Adapun TAP MPRS 1966 dimaksud
yaitu TAP MPRS No. XXVII/MPRS/1966, Bab II pasal 2 ayat (3) berbunyi:
“Pendidikan agama menjadi pelajaran di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar
sampai dengan universitas negeri.”
B. Kurikulum 1975
Setelah kurikuhun tahun 1968 berjalan selama kurang lebih 6 tahun tampak
bahwa kurikulum tersebut perlu ditinjau kembali agar lebih sesuai dengan tuntutan
perkembangan dan perubahan yang terjadi sebagai akibat dan lajunya pembangunan
nasional.
C. Kurikulum 1984
Pada akhir tahun 1983 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memerintahkan
perbaikan kurikulum 1975 dengan menerbitkan keputusan menteri No. 0461/U/1983
tertanggal 22 Oktober 1983 tentang perbaikan kurikulum. Dan segi organisasi dan
bentuk kurikulum tidak mengalami perubahan, kecuali pada matriksnya terdapat

9
penyederhanaan. Kurikulum 1975 terdiri atas tiga bagian (tiga macam matriks),
sedangkan pada kurikulum 1984 atau kurikulum 1975 yang disempurnakan hanya
terdiri atas matriks yang terdiri atas 11 kolom. D. Kurikulum 1994

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka ditetapkan Keputusan Materi


Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 060/U/1993 Tanggal 25 Februari 1993. Kurikulum
1994 mengunakan pendekatan penguasaan ilmu pengetahuan yang menekankan pada
sisi atau meteril berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis yang
diambil dari bidang-bidang ilmu pengetahuan. Standar akademis yang diterapkan secara
seragam setiap peserta didik. Berbasis konten, sehingga peserta didik dipandang sebagai
kertas putih yang perlu ditulis sejumlah ilmu pengetahuan (transfer of knowledge). E.
Kurikulum 2006
Kurikulum 2006 menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada
pemahaman, kemampuan, atau kompetensi tertentu di sekolah. Yang berkaitan dengan
pekerjaan yang ada di masyarakat. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjalinnya
kerjasama antara sekolah, masyarakat dan dunia kerja dalam membentuk kompetensi
peserta didik. Evaluasi kurikulum 2006 adalah evaluasi berbasis kelas yang
menekankan pada proses hasil belajar.
BAB V Kurikulum Berbasis Kompetensi
A. Pengertian KBK
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah konsep kurikulum yang
dikembangkan Departemen Pendidikan Nasional RI untuk menggantikan kurikulum
1994. KBK dirancang sejak tahun 2000. Dalam tahap-tahap pengembangannya konsep
kurikulum itu dikenal sebagai KBK. KBK diarahkan untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat
melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh
tanggung jawab.
B. Landasan KBK
1. Landasan Yuridis
Penyempurnaan kurikulum 2006 dilandasi oleh kebijakan-kebijakan yang
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
a. UUD 1945 dan perubahannya

10
b. Tap MPR No. IV / MPR / 1999 tentang GBHN
c. Undang-undang No. 22 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
d. Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
e. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.
2. Landasan Empiris
3. Landasan Teoretis
C. Prinsip Pengembangan KBK
1. Keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur, yaitu keyakinan dan nilai-nilai yang
dianut masyarakat berpengaruh pada sikap dan arti kehidupan.
2. Penguatan identitas nasional, dicapai melalui pendidikan yang memberikan
pemahaman tentang kemajuan peradaban bangsa Indonesia dalam tatanan
kemajuan peradaban dunia yang multikultur dan multibahasa.
3. Keseimbangan pengalaman belajar siswa yang multi etika, logika, estetika, dan
kinestika sangat dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum dan hasil
belajar.
D. Ciri dan Karakteristik KBK
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan kebergaman.
3. Penyampaian pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi.
E. Visi dan Misi KBK
Visi KBK mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi yang bertitik tolak
dari kompetensi yang seharusnya dimiliki siswa setelah menyelesaikan pendidikan,
yakni: pengetahuan, keterampilan, dan nilai serta pola berpikir dan bertindak sebagai
refleksi atas pemahaman dan penghayatan yang telah dipelajari siswa.

11
Misi KBK upaya peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara
menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni
aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,
keterampilan dan seni.
F. Implementasi KBK
Berdasarkan definisi implementasi tersebut, Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan
kebijakkan kurikulum dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik
menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

2. Buku Pembanding
BAB I Tinjauan Mata Kuliah Telaah Kurikulum
Telaah Kurikulum merupakan mata kuliah yang menyajikan tentang
perkembangan dan pelaksanaan kurikulum di Indonesia. Materi yang disajikan dalam
perkuliahan ini antara lain: a) perkembangan kurikulum di Indonesia dari masa ke masa,
b) hakekat kurikulum, c) komponen dan organisasi kurikulum, d) asas-asas kurikulum,
e) prinsip-prinsip dan pendekatan kurikulum, f ) kurikulum muatan lokal, g) kurikulum
berbasis kompetensi, h) kurikulum tingkat satuan pendidikan, i) kurikulum 2013. Mata
kuliah ini memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi calon guru SD utamanya
untuk mendapatkan wawasan yang luas mengenai perkembangan kurikulum di
Indonesia, pemahaman terkait dengan konsep-konsep pengembangan kurikulum, analisa
tujuan setiap perubahan kurikulum, dan gambaran pelaksanaan kurikulum baru.
Dengan mendapatkan wawasan tersebut diharapkan calon guru siap menghadapi
perubahan kurikulum di Indonesia dan siap menjadi inovator pembelajaran masa depan.
BAB II Perkembangan Kurikulum di Indonesia Dari Masa ke Masa
Kurikulum di Indonesia mengalami 10 kali perubahan sesuai dengan kebijakan
Menteri Pendidikan. Mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar
mutu yang jelas. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan
nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,
1984, 1994, 2004, 2006, 2013 (10 kali perubahan).

12
1. Rencana Pelajaran 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah
“leer plan”. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular
ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih
besifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan Nasional. Asas
pendidikan ditetapkan Pancasila.
2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana
Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem
pendidikan nasional. Ciri kurikulum ini adalah setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

3. Kurikulum 1968
Setelah tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rencana
Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari
kurikulun ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, kaprigelan, dan jasmani
4. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien
dan efektif. Kurikulum ini dilatar belakangi oleh MBO (Mangement by
Objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
5. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum
ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan.

13
6. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-
kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini mengombinasikan antara Kurikulum
1975 dan Kurikulum 1984, antara tujuan dan proses. Lantaran beban belajar
siswa dinilai terlalu berat dari muatan nasional hingga lokal.
7. Kurikulum 2004
Kurikulum 2004 dikenal dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). Setiap pelajaran diurai berdasarkan kompetensi apakah yang mesti
dicapai siswa. Tetapi kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur
kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih
berupa soal pilihan ganda.
8. Kurikulum 2006
Awal 2006 uji coba KBK dihentikan. Munculah Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Penerapan KTSP masih tersendat, tinjauan dari segi isi dan
proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi
tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling
menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan
pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah
berada.
9. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan hasil kajian dari kurikulum berbasis
kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Pengembangan kurikulum
2013 dilakukan seiring dengan perkembangan zaman dan ada beberapa
kelemahan dari KTSP 2006. Salah satu kelemahan KTSP 2006 adalah
kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan visi,
misi dan tujuan pendidikan nasional.
BAB III Hakikat Kurikulum
Secara etimologis, istilah kurikulum (curiiculum) berasal dari bahasa Yunani,
yaitu currir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Dalam
bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run).
Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seroang pelari dari garis start
sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan.

14
Kurikulum merupakan seperangkat rencana & sebuah pengaturan berkaitan
dengan tujuan, isi, bahan ajar & cara yang digunakan sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan
nasional. Secara umum dapat dijelaskan bahwa kurikulum merupakan perencanaan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Landasan kurikulum ada tiga landasan pokok dalam melaksanakan, membina
dan mengembangkan kurikulum. Ketiga landasan tersebut adalah landasan filosofis,
sosial budaya, dan psikologis.
Fungsi kurikulum memiliki peranan penting dalam pembelajaran. Guru sebagai
pendidik mendesain pembelajaran menggunakan kurikulum sebagai acuan dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Bagi peserta didik kurikulum menentukan kompetensi
yang harus dimiliki sesuai tujuan pendidikan nasional. Selain pembelajaran bagi negara
kurikulum berfungsi sebagai ciri pendidikan yang membedakan dari negara lain. Serta
menunjukkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia
BAB IV Komponen dan Organisasi Kurikulum
Dalam konteks desain dan pengembangan kurikulum, para pengembang
kurikulum termasuk guru harus memperhatikan kerangka-kerangka dasar kurikulum
dengan pendekatan sistem, yaitu kurikulum yang memilki komponen-komponen pokok
kurikulum, baik pada tingkat makro (nasional), institusi (lembaga), bidang studi atau
mata pelajaran, maupun pada tingkat program pembelajaran (silabus dan RPP).
Hilda Taba merinci isi kurikulum menjadi tujuan, pengalaman belajar,
organisasi bahan kurikulum dan kegiatan belajar, dan evaluasi. Selanjutnya, Gleyns G.
Unruh dan Adolph Unruh mengembangkan komponen kurikulum berdasarkan definisi
kurikulum, yaitu suatu rencana tentang tujuan, isi dari apa yang dipelajari yang di
dalamnya terdapat proses pembelajaran dan evaluasi untuk hasil-hasil pembelajaran.
Sementara organisasi kurikulum adalah susunan pengalaman dan pengetahuan
baku yang harus disampaikan dan dilakukan peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang telah ditetapkan.
Kemudian berikut akan dijelaskan beberapa model organisasi kurikulum:
a. Serated Subject Curriculum (kurikulum mata pelajaran terpisah atau tidak
menyatu).

15
b. Correlated Curriculum (kurikulum korelasi atau pelajaran saling
berhubungan).
c. Broad Fild Curriculum.
d. Integrated Curriculum.
e. Core Curriculum.
f. Activity Curriculum.
BAB V Asas-Asas Kurikulum
1. Asas Religius
Menurut Muhammad al Thoumy al Syaibany dalam Hidayat salah satu asas
pengembangan kurikulum adalah asas religius/agama. Kurikulum yang akan
dikembangkan dan diterapkan berdasarkan nilai-nilai ilahiyah sehingga dengan
adanya dasar ini kurikulum diharapkan dapat membimbing peserta didik untuk
membina iman yang kuat, teguh terhadap ajaran agama, berakhlak mulia dan
melengkapinya dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat di dunia dan akhirat.
2. Asas Filosofis
Asas filosofis berhubungan dengan filsafat dan tujuan pendidikan. Filsafat
dan tujuan pendidikan berkenaan dengan sistem nilai yang merupakan pandangan
seseorang tentang sesuatu terutama berkenaan dengan arti kehidupan.
3. Asas Psikologis
Asas psikologis berkaitan dengan perilaku manusia. Adanya kurikulum
diharapkan dapat mengembangakan perilaku yang berupa kemampuan atau
kompetensi dari setiap siswa (Hidayat, 2013). Perilaku manusia menjadi landasan
berkenaan dengan psikologi belajar dan perkembangan anak. Ini menjadi teori yang
berhubungan dengan individu dalam proses belajar serta perkembangannya.

4. Asas Sosiologis
Asas ini dikenal dengan asas sosial-budaya. Asas ini berkenaan dengan
penyampaian kebudayaan proses sosialisasi individu, dan rekonstruksi masyarakat.
Masyarakat mempunyai norma, adat kebiasaan yang mau tidak mau harus diajarkan
kepada peserta didik dan diwujudkan dalam bentuk perilakunya.
5. Asas Organisatoris
Asas ini berkenaan dengan organisasi dan pendekatan kurikulum.

16
6. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)Dewasa ini perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, seperti dalam bidang komunikasi,
transportasi, maupun cara-cara memperoleh informasi. Perkembangan IPTEK secara
langsung berimplikasi terhadap perkembanagan kurikulum yang di dalamnya
mencakup perkembangan isi atau materi pelajaran, strategi pembelajaran, metode
dan media dalam pembelajaran serta penggunaan sistem evaluasi.

17
KEKHASAN DAN KEMUTAKHIRAN BUKU

Buku Utama:
Kekhasan buku ini terlihat dari sistematika penulisan dan poin dari setiap
pembahasan. Dimulai dari halaman judul, kata pengantar, daftar isi, pembahasan, daftar
pustaka dan indeks disusun sangat begitu rapi. Kemudian buku ini dibahas sangat
ringkas sehingga mudah untuk dipahami.
Penggunaan bahasa dalam buku ini masih ada beberapa bahasa inti yang kurang
sesuai dengan tingkat intelektual untuk peserta didik. Bahasa yang digunakan didalam
buku ini seharusnya dapat menjelaskan konsep atau ilustrasi yang sesuai dengan realita
pengembangan kurikulum 2013. Agar para pembaca dapat memahami buku ini, bahwa
buku ini memiliki hubungan atau kemutakhiran yang erat dengan pendidikan saat ini.
Karena buku ini dapat menjadi rujukan dalam membahas kurikulum. Buku ini memiliki
kemutakhiran yang bagus karena dicetak pada tahun 2006 pada, sehingga data-data
buku ini diakui lengkap.
Buku Pembanding:
Kekhasan buku ini terlihat dari sistematika penulisan dan poin dari setiap
pembahasan. Dimulai dari halaman judul, kata pengantar, daftar isi, pembahasan, daftar
pustaka dan indeks disusun sangat begitu rapi. Kemudian buku ini dibahas secara detail
dan mendalam, sehingga informasi yang disampaikan begitu terperinci.
Penggunaan bahasa dalam buku ini masih ada beberapa bahasa yang kurang
sesuai dengan tingkat intelektual untuk peserta didik. Bahasa yang digunakan didalam
buku ini seharusnya dapat menjelaskan konsep atau ilustrasi yang sesuai dengan
keadaan yang nyata. Bahasa yang digunakan juga terlihat sedikit monoton. Bahasa
berguna agar para pembaca dapat memahami pengembangan kurikulum di Indonesia.
Buku ini memiliki hubungan atau kemutakhiran yang erat dengan pendidikan saat ini.
Karena buku ini dapat menjadi rujukan dalam membahas kurikulum khususnya bagi
guru dan sekolah. Buku ini memiliki kemutakhiran yang bagus karena dicetak pada
tahun 2016 edisi 5 tahun kebelakang lebih bagus daripada buku utama, sehingga data-
data buku ini diakui lengkap. Bahkan buku ini sudah mengalami beberapa kali revisi.

18
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

Buku Utama
Kelebihan:
Tampilan sampul bukunya terlihat sangat bagus serta menarik dan desain
sampulnya juga bagus yakni memiliki gambar garis yang dikombinasikan dengan
berbagai bentuk garis yang indah dan juga penggunaan kombinasi warna yang dapat
menarik minat pembaca. Kemudian ukuran bukunya juga tidak besar dan tidak terlalu
kecil, sehingga memudahkan para pembaca untuk dibaca diberbagi tempat. Identitas
dari buku dipaparkan begitu lengkap diawal pembahasan dan juga terdapat biografi
singkat dari penulis diakhir halaman buku sehingga memudahkan para pembaca untuk
mengenal lebih dalam tentang penulis buku ini. Untuk jenis font dan ukuran fontnya
yang digunakan menurut saya juga sudah tepat dan sesuai dengan prosedur penulisan.
Sistematika penulisan menurut saya juga sangat baik, terutama sistematika penulisan
judul dari halaman cover sampulnya dan judul dari setiap sub bab yang dibahas begitu
rapi. Kemudian paragraf-paragraf yang disusun penulis juga secara sangat begitu
sistematis dan berkaitan antara satu dengan lainnya. Sehingga antara pembahasan satu
dengan pembahasan yang lain dapat dikatakan saling berkesinambungan. Misalnya
tentang pengembangan dan sejarah kurikulum di Indonesia dari masa ke masa. Dimana
pada buku ini dijelaskan secara singkat dan padat serta dapat mudah dipahami.
Mengenai isi atau pembahasan dari buku ini menurut saya sudah bagus dan tersusun
dengan rapi, pembahasannya sangat terperinci dan detail serta banyak mengambil
pendapat-pendapat dari beberapa pakar pendidikan tentang konsep-konsep, landasan,
fungsi dan tujuan pengembangan kurikulum 2013 yang sudah dianalisis melalui
kegiatan atau penelitian ilmiah, sehingga membuat pembahasan buku ini lebih akurat,
tajam bahkan isinya sangat berkualitas serta berkuantitas. Daftar pustaka yang dipakai
didalam buku ini juga sangat banyak, maka tidak diragukan kembali keabsahan dan
kuantitas serta kualitas buku ini. Kemudian pada halaman buku ini disusun dan ditata
secara rapi, dimulai dari halaman judul, hak cipta, kata pengantar, daftar isi,
pembahasan, daftar pustaka, indeks hingga biografi singkat dari penulis.

19
Kelemahan:
Kemudian untuk kekurangannya, didalam buku ini terutama dalam format
ebooknya tidak terdapat nomor halaman dibukunya. Sehingga sulit bagi pembaca untuk
mengetahui informasi buku ini terutama halamannya. Terdapat beberapa sistematika
penulisan kata-kata asing yang tidak rapi dalam buku ini, seperti istilah-istilah dalam
bahasa Inggris yang ditulis tidak miring dengan ukuran font sedikit berbeda dari yang
lain. Hal ini bisa membuat buku ini masih kurang rapi dari segi penulisan istilah-istilah
dalam bahasa asing. Selanjutnya jenis font yang digunakan didalam buku ini dibeberapa
bagian terdapat beberapa perbedaan, seperti yang terlihat di daftar isi dan pembahasan.
Hal ini dapat membuat buku ini kurang teliti dalam penggunaan jenis font. Bahasa-
bahasa yang digunakan menurut saya sangat sulit untuk dicerna dan diambil
informasinya sebab informasi yang disampaikan didalam buku ini kita harus
menganalisisnya lebih tinggi dan mendalam agar kita paham. Bahkan bahasa yang
digunakan didalam buku ini juga sedikit terlalu monoton. Terakhir, tidak adanya
ilustrasi gambar pada buku ini, mengakibatkan buku ini sedikit kurang menarik.
Susunan dari kalimat pada buku ini sangat sedikit rapat, karena dengan hal ini sedikit
sulit bagi pembaca untuk memahaminya serta mencerna informasi yang tersirat.
Penulisan dalam tabel ini juga kurang rapi dalam menulis setiap kalimatnya, hal ini
dapat mengurangi minat baca. Buku ini juga memiliki kelemahan dalam tidak adanya
gambar-gambar yang mendukung untuk mempermudah pembaca. Padahal dalam teori-
teori mengenai pembelajaran sangat banyak yang membahas tentang materi ini. Buku
utama ini memiliki kekurangan tidak adanya pembahasan mengenai kurikulum 2013
diformat ebooknya yakni halamannya hilang.
Buku Pembanding
Kelebihan:
Kelebihan buku ini adalah tampilan sampul bukunya terlihat sangat bagus serta
menarik dan desain sampulnya juga bagus yakni memiliki gambar sebuah lampu yang
berisyarat terang yang dilukiskan dengan suasana malam yang sangat indah, jika mata
memandang akan tertarik membacanya. Sehingga sambul buku ini lebih menarik
daripada sampul buku utama. Kemudian ukuran bukunya juga tidak besar dan tidak
terlalu kecil, sehingga memudahkan para pembaca untuk dibaca diberbagi tempat.
Identitas dari buku dipaparkan begitu lengkap diawal pembahasan dan juga terdapat

20
biografi singkat dari penulis diakhir halaman buku sehingga memudahkan para pembaca
untuk mengenal lebih dalam tentang penulis buku ini. Untuk jenis font dan ukuran
fontnya yang digunakan menurut saya juga sudah tepat dan sesuai dengan prosedur
penulisan. Sistematika penulisan menurut saya juga sangat baik, terutama sistematika
penulisan judul dari halaman cover sampulnya dan judul dari setiap sub bab yang
dibahas begitu rapi. Kemudian paragraf-paragraf yang disusun penulis juga secara
sangat begitu sistematis dan berkaitan antara satu dengan lainnya. Sehingga antara satu
pembahasan yang satu dengan pembahasan yang lainnya berkesinambungan. Misalnya
tentang hakikat mata kuliah telaah kurikulum PAI, sejarah kurikulum, landasan-
landasan kurikulum, asas-asas kurikulum dan sebagainya. Mengenai isi atau
pembahasan dari buku ini menurut saya sudah bagus dan tersusun dengan rapi,
pembahasannya sangat terperinci dan detail serta banyak mengambil dari sumber buku-
buku tentang kurikulum baik nasional maupun internasional. Bahkan pembahasan
dalam buku pembanding ini lebih terperinci dibandingkan buku utama. Daftar pustaka
yang dipakai didalam buku ini juga sangat banyak dibandingkan buku utama, maka
tidak diragukan kembali keabsahan dan kuantitas serta kualitas buku ini. Kemudian
pada halaman buku ini disusun dan ditata secara rapi, dimulai dari halaman judul, hak
cipta, kata pengantar, daftar isi, pembahasan, daftar pustaka, indeks hingga biografi
singkat dari penulis.
Kekurangan:
Kemudian untuk kekurangannya, didalam buku ini terutama dalam format
ebooknya terlihat sedikit kurang rapi terutama pada warna fontnya. Dimana warna
fontnya terdapat beberapa kata tidak terang atau sedikit kurang jelas. Sehingga sulit bagi
pembaca untuk mengetahui informasi buku ini terutama poin-poin apa saja yang
dibahas. Terdapat beberapa bagian sistematika penulisan kata-kata yang tidak rapi
dalam buku ini, seperti istilah-istilah dalam penulisan tahun yang tidak dibuat satuan
tahunnya misalnya penulisan yang sedikit berantakan kata-katanya. Hal ini bisa
membuat buku ini masih kurang rapi dari segi penulisan istilah-istilah dalam bahasa
asing. Selanjutnya jenis font yang digunakan didalam buku ini dibeberapa bagian
terdapat beberapa perbedaan, seperti yang terlihat di daftar isi dan pembahasan. Hal ini
dapat membuat buku ini kurang teliti dalam penggunaan jenis font. Bahasa-bahasa yang
digunakan menurut saya sangat sulit untuk dicerna dan diambil informasinya sebab

21
informasi yang disampaikan didalam buku ini kita harus menganalisisnya lebih tinggi
dan mendalam agar kita paham. Bahkan bahasa yang digunakan didalam buku ini juga
sedikit terlalu monoton. Terakhir, tidak adanya ilustrasi gambar pada buku ini,
mengakibatkan buku ini sedikit kurang menarik. Pembahasan buku ini kurang sedikit
lengkap dibandingkan buku utama mengenai pembahasan kurikulum 2013. Pada buku
ini juga tidak terdapatnya tabel kronologis pada setiap pembahasan. Fungsi dari tabel
kronologis sendiri bertujuan agar pembaca memahami benar mengenai implementasi
perubahan dan perkembangan kurikulum-kurikulum yang ada di Indonesia dari zaman
dulu hingga saat ini. Terakhir tidak ditemukannya kesimpulan setiap sub bab. Bahkan
buku ini lebih sulit dibandingkan buku utama. Dengan kesimpulan itu sendiri
memudahkan para pembaca mengetahui informasi secara singkat yang dibahas disetiap
sub babnya bisa mencapai 15 lembar halaman atau dapat lebih.

22
REKOMENDASI

Kedua buku ini sangat bagus untuk dibaca, isi atau pembahasan kedua buku ini
sudah jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. Namun,
referensi yang digunakan terbilang cetakan lama. Untuk itu, saya kira buku ini harus
direvisi kembali dengan menambahkan buku-buku dan karangan ilmiah terbaru. Yang
perlu diperhatikan, koreksi atau perbaikan nantinya tidak mengubah isi yang
dimaksudkan oleh penulis. Setelah melalui proses revisi buku ini layak untuk
diterbitkan. Buku ini menurut saya sangat direkomendasikan terkait untuk mengetahui
dan memahami perubahan dan pengembangan kurikulum di Indonesia.
Namun saya tegaskan, bahwa ini hanyalah dalam hal mengkritik. Buku ini
terdapat kelebihan dan kelemahannya. Saya juga memiliki keterbatasan ilmu sehingga
tidak mengurangi kemungkinan melakukan kesalahan dalam mengkritik buku ini.

23
KESIMPULAN

Kurikulum sebagai suatu rencana tampaknya juga sejalan dengan rumusan


kurikulum menurut undang-undang pendidikan kita yang dijadikan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan, yaitu Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Kurikulum di Indonesia mengalami 10 kali perubahan sesuai dengan kebijakan
Menteri Pendidikan. Mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar
mutu yang jelas. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan
nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,
1984, 1994, 2004, 2006, 2013 (10 kali perubahan). Sehingga perubahan terakhir adalah
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah konsep kurikulum yang
dikembangkan Departemen Pendidikan Nasional RI untuk menggantikan kurikulum
1994. KBK dirancang sejak tahun 2000. Dalam tahap-tahap pengembangannya konsep
kurikulum itu dikenal sebagai KBK. KBK diarahkan untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat
melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh
tanggung jawab.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Nini dan Muhammad Anwar. 2006. Telaah Kurikulum dan Buku Teks Bahasa
Indonesia. Jakarta Selatan: Uhamka Press.

Yulianti dan Nury Yuniasih. 2016. Buku Ajar Telaah Kurikulum dan Aplikasinya
Dalam Proses Belajar Mengajar. Malang: CV Media Sutra Atiga.

25

Anda mungkin juga menyukai