Anda di halaman 1dari 10

Menganalisis Semangat Menuntut Ilmu

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas makalah Mata Kuliah :


Materi PAI SMA/SMK
Dosen Pengampu : Drs. Abd Halim Nasution, M.Ag

Disusun Oleh :

Sem. IV/ PAI-6


Nama : Nurul Fadilla Gultom (0301193269)

PROGRAMSTUDIPENDIDIKANAGAMAISLAM
FAKULTASILMUTARBIYAHDANKEGURUAN
UINSUMATERAUTARA
2021
IDENTITAS
Nama Mahasisw : Nurul Fadilla Gultom
SM/PAI : Semester IV / PAI-6
Makalah Ke :7
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
SD/SMP/SMA Kelas : SMA Kelas X
Tema : Menganalisis Semangat Menuntut Ilmu
KD KI 3 :3.7 menganalisis semangat menuntut ilmu menerapkan ,
dan menyampaikannya kepada sesama

KD KI 4 : 4.7 menyajikan kaitan antara kewajiban menuntut ilmu ,


dengan kewajiban membela agama sesuai perintah Q.S at-
taubah /s: 122 dan hadist terkait
A. Pendahuluan
Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dilahirkan
hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik melalui jalur
pendidikan formal, informal maupun non formal, karena belajar merupakan kunci untuk
memperoleh ilmu pengetahuan.

Tanpa belajar maka tidak ada ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh. Semakin perlunya manusia
akan ilmu pengetahuan, maka perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Kemajuan suatu
bangsa diukur dari tingkat kemajuan pengetahuan dan teknologi karena semakin maju ilmu
pengetahuan dan teknologi suatu bangsa semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan
penduduknya.

Dengan adanya perubahan pendidikan yang bukan hanya sebagai sarana untuk menyampaikan ilmu
tetapi diharapkan adanya perubahan pola kehidupan yang lebih baik. Keberhasilan pendidikan dapat
dilihat dari peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). SDM yang berkualitas akan
mampu mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan bangsa dan negara. Dengan
memberikan tata tertib dan pengawasan terhadap

pelaksanaannya serta penjelasan-penjelasan terhadap arti penting kedisiplinan, diharapkan


tumbuh disiplin siswa. Terciptanya kedisiplinan di sekolah akan mendukung proses kegiatan belajar
mengajar yang ada dan proses belajar yang sesuai dengan kurikulum dan tujuan yang hendak
dicapai diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Analisis Kompetensi Dasar

1. Indikator Pencapaian Kompetensi KD KI 3

a. Mampu menyebutkan keutamaan ilmu

b. Menceritakan tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu

c. Mampu menjelaskan isi kandungan hadist


d. Menyebutkan makna dan contoh semangat menuntut ilmu
2. Indikator Pencapaian Kompetensi KD KI 4

a. Membacakan Q.S At – taubah / 9 : 122 Artinya : Umat islam diperintahkan oleh Allah
SWT agar memiliki semangat menuntut ilmu
b. Menuntut ilmu harus dilakukan dengan penuh semangat dan tidak boleh bermasalahan
c. Menampilkan contoh perilaku berdasarkan Q.S At – taubah 9/122 dan hadist – hadist
yang tampilkan
d. Memberikan contoh-contoh perilaku, berdasarkan tambahan bacaan ayat Al-Quran
dan hadits-hadits yang mendukung lainnya, sebagai tahu bahwasa nya ilmu itu
bermanfaat dan belajar bersemangat
3. Materi Pokok dan Sub Materi Pembelajaran

a. Materi Pokok : Semangat menuntut ilmu

b. Sub Materi :

1. Pengertian menuntut ilmu

2. Memberi metode pembelajaran

3. Mengatasi masalah aktif belajar

4. Hadist mengatasi menuntut ilmu

4. Jenis Materi Pembelajaran

a. Fakta :

1. Menuntut ilmu ialah penyediaan kondisi yang mengakibatkan terjadinya proses


belajar pada diri peserta didik
2. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar terhadap peserta didik ,
keberhasilan peserta didik
b. Konsep : Pengertian semangat menuntut ilmu

c. Prinsip :

1. Q.S At – taubah : 122

Artinya : “Dan tidak sepatutnya orang – orang mukmin itu semuanya pergi ( ke medan perang )
mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali , agar mereka dapat menjaga dirinya “

2. Hadist riwayat At tarmidzi


‫ط ِريقًْا ِإلَى‬
َ ُ‫ّللا لَ ْه‬
َُْ ‫ل‬َْ ‫س َه‬
َ ‫س فِي ِْه عِل ًمْا‬ َ ْ‫سلَ َْم َمن‬
َ َْ‫سلَك‬
ُْ ِ‫ط ِريقًا َيلتَم‬ َ ‫علَي ِْه َو‬ َُْ ‫صلَى‬
َ ‫ّللا‬ َِْ ‫ل‬
َ ‫ّللا‬ ُْ ‫سو‬
ُ ‫ل َر‬ َْ ‫عنْ أَ ِبي ه َُري َرْةَ قَا‬
َْ ‫ل قَا‬ َ
ْ‫سن‬ َ ‫ل أَبُو عِي‬
َ ‫سى َهذَا َحدِيثْ َح‬ َْ ‫ال َجنَ ِْة قَا‬

Artinya : “Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa berjalan di suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga." Abu Isa berkata; ini adalah hadits hasan. (HR. Tirmidzi) Shahih
menurur Muh. Nashiruddin Al Albani.

3. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim

‫ َو َمنْ أَ َرا َدهُ َما فَ َعلَي ِْه بِالعِل‬, ‫ َو َمنْ أَ َرا َْد األَخِ َرْةَ فَ َعلَي ِْه بِالعِل ِْم‬, ‫َمنْ أَ َرا َْد الدُّنيَْا فَ َعلَي ِْه بِالعِل ِْم‬
Artinya : “Barang siapa menginginkan kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang
siapa yang ingin kebahagian akhirat, tuntulah ilmu dan barangsiapa yang menginginkan
keduanya, tuntutlah ilmu pengetahuan.

C. Pengembangan Materi

1. Pendidikan (baca: “Thallab al ilm”, menuntut ilmu) sangat penting dalam kehidupan
manusia, karena tanpa pendidikan seorang anak manusia tidak akan menjadi pribadi yang
berkembang. Selain itu menuntut ilmu dianggap sebagai sebuah titik tolak (turning point) yang
sedahsyat dalam menumbuhkan kesadaran sikap 1 . Menurut pandangan Driyakara yang terdapat
dalam buku membangun pendidikan yang memberdayakan dan mencerahkan. Dikatakan bahwa
proses mencari ilmu merupakan media kultural untuk membentuk manusia (humanisasi) yaitu media
dan proses untuk membimbing manusia muda menjadi dewasa dan seterusnya menjadi lebih
manusiawi. Dengan kata lain melalui proses menuntut ilmu; “pendidikan” merupakan sebuah
garapan kultural yang diorientasikan untuk mencapai cita-cita kemanusiaan.2
Dalam Islam sendiri menuntut ilmu bukan hanya sekedar imbauan belaka, tapi sudah dijadikan
kewajiban bagi setiap umat manusia. Hal ini terbukti begitu banyaknya perintah yang terdapat dalam

1 Nadjamudin Ramly, Membangun Pendidikan yang Memberdayakan dan


Mencerdaskan, (Jakarta: Grafindo, 2005), hlm. xii
2 Ibid
Al-Qur'an ataupun hadits yang membahas tentang menuntut ilmu, penting penguasaan ilmu serta
berbagai hal yang mengarah kepada kewajiban mencari ilmu. 3
ilmu membuktikan begitu besar apresiasi Islam yang diberikan terhadap pengetahuan, sehingga tidak
heran jika Umar bin Khattab mengatakan “Wahai semua manusia, hendaklah kalian menuntut ilmu,
karena sesungguhnya Allah swt memiliki ‘selendang kecintaan’, siapa yang mempelajari ilmu
sebanyak satu bab, Allah swt akan menyelimutinya dengan selendang tersebut. 4
Selanjutnya apa yang dapat kita jadikan pelajaran dari hadis-hadis di atas? Adapun yang perlu digaris
bawahi, bahwa nilai-nilai yang dapat kita ambil untuk dijadikan pedoman adalah adanya semangat
(ghirrah) dalam menuntut ilmu dan penggalian terhadap ilmu pengetahuan yang memiliki tujuan
pada perubahan ke arah yang lebih baik.

Dalam proses belajar mengajar akan terjadi interkassi antara peserta didik dan pendidik, dalam
pembelajaran tersebut akan terjadi proses transfer ilmu antara guru dan murid, guru menyampaikan
pengetahuan dan pengalamannya dan arahan sesuai sumber-sumber belajar lainnya untuk
tercapainya sebuah tujuan yang diharapkan. Peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi
yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar, sedangkan pendidik adalah salah
komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan
sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangun

ْ َ ‫ظ ْهُ َحت‬
‫ى‬ َ ً ‫ّللا ام َرْأ‬
َ ‫سمِ َْع مِ نَا َحدِيثًا فَ َح ِف‬ َُْ ‫َر‬ َْ ‫ل نَض‬ُْ ‫س َل َْم َيقُو‬
َ ‫علَي ِْه َو‬ َُْ ‫صلَى‬
َ ‫ّللا‬ َِْ ‫ل‬
َ ‫ّللا‬ َْ ‫سمِ عتُْ َرسُو‬
َ ‫ل‬ ْ ‫ن ثَا ِب‬
َْ ‫ت قَا‬ ِْ ‫ن زَ ي ِْد ب‬
ْ‫ع‬َ
َْ ‫ل فِقهْ َلي‬
ْ ‫س ِبفَق‬
‫ِيه‬ ِْ ِ‫ى َمنْ ه َُْو أَفقَ ْهُ مِن ْهُ َو ُربَْ َحام‬
ْ َ‫ل فِقهْ ِإل‬
ِْ ِ‫يُ َب ِلغَ ْهُ فَ ُربَْ َحام‬
Artinya : “Dari Zaid bin Tsabit ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: "Semoga Allah memperindah orang yang mendengar hadits dariku lalu menghafal dan
menyampaikannya kepada orang lain, berapa banyak orang menyampaikan ilmu kepada orang
yang lebih berilmu, dan berapa banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu." (HR. Abu Daud) No.
3175.Shahih.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidik atau guru
mempunyai peran penting dalam kelangsungan proses belajar mengajar,
maka dari itu guru harus mempunyai standar kompetensi guru, sebagaimna
kompetensi itu menunjukan kualitas guru yang sesungguhnya. Dalam
pendidikan agama islam proses pembelajaran sebagai upaya membuat

3 Sebagai contoh: Datangnya iman yang dideklarasikan melalui wahyu pertama QS. Al aq 1-5 memperlihatkan keterkaitan antara
ilmu pengetahuan dan pembebasan dalam iman. Kelima ayat tersebut menegaskan bahwa praktis liberatif mengharuskan
penguasaan ilmu pengetahuan, karena dengan ilmu dapat membuka cakrawala. Dalam konteks inilah maka ayat itu dalam batas-
batas tertentu justru lebih mengesankan sebagai manifesto pendidikan yang berisi ajaran untuk melakukan perubahan sehingga
menggugah terbentuknya kesadaran massif di kalangan umat Islam untuk melakukan gerakan perubahan sosial. Singgih Nugroho,
Pendidikan
Pemerdekaan Sistem (yogya: Pondok Edukasi, 2005) hlm. 1-2
peserta didik lebih semangat belajar, terdorong untuk belajar dan tertarik
untuk terus menerus mempelajari agama islam secara menyeluruh, yang
mengakibatkan perubahan tingkah laku peserta didik baik dalam ranah
kognitif, afektif, psikomotorik dan keterampilan yang relatif tetap. Oleh
sebab itu upaya peningkatan kualitas pembelajaran menjadi kebutuhan
yang signifikan yang sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya
manusia yang baik.

2. Memberi metode menuntut ilmu

Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam banyak sekali yang dapat digunakan oleh guru
sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi. Bahkan banyak pula ditemukan metode pembelajaran
yang merangsang peserta didik lebih aktif, kreatif, dan bersemangat dalam belajar, baik belajar
kelompok maupun belajar mandiri. Diantara metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang memberi kesempatan pada siswa untuk belajar lebih
mandiri, kreatif dan lebih aktif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu dengan
menggunakan metode pembelajaran Market Place Activity (MPA), dari beberapa metode peneliti
memilih metode ini karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa, disamping dapat meningkatkan
keaktifan dan kreatifitas siswa. Dari hasil wawancara ada beberapa guru yang dalam pembelajaran
PAI masih mengunakan metode ceramah atau konvensional, guru menjelaskan materinya dan siswa
hanya mendengarkan sehingga siswa menjadi bosan dan tidak paham atas penjalasan yang telah
diberikan, karena sistem penyampaian yang didominasi olah guru, sehingga proses komunikasi yang
dilakukan hanya komunikasi satu arah, dinama guru aktif menerangkan materi, memberi contoh dan
bertanya. Hal tersebut membuat siswa menerima informasi dan pengetahuan secara pasif yang
diberikan oleh guru dan keterampilan siswa cenderung diam, kurang berani bertanya kurang berani
menyatakan gagasan sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI cenderung rendah.

Dari hasil observasi, siswa dalam kegiatan pembalajaran sebelum penelitian masih menggunakan
pembelajaran konvensional (ceramah). Pada metode ini guru yang lebih aktif dalam proses
pembelajaran yang tidak diimbangi dengan keaktifan siswa maka akan berakibat pada
ketergantungan siwa terhadap guru, tidak dapat mandiri dan potensi yang dimiliki siswa tidak
berkembang dengan optimal. Hal tersebut dapat diketahui dari sedikitnya siswa yang aktif
menyampaikan pendapat atau kesulitan yang dihadapai siswa atas materi yang guru sampaikan.
Dengan pembelajaran tersebut kurang terjalinnya interaksi antara guru dan siswa maupun antara
siswa dengan siswa lainnya, dan akan berdampak negatif pada hasil belajar siswa.
pendidik, anak didik, metode, dan evaluasi. 4 Dalam persoalan peroses pembelajaran guru harus
memperhatikan komponen-komponen tersebut, dari beberapa komponen yang paling penting dalam
proses pembelajaran adalah pemilihan penggunaan metode mengajar. Karena penggunaan metode
yang tepat dapat menghasilkan output yang bagus, sedangkan penggunaan metode yang tidak tepat
akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar.

3. Mengatasi masalah belajar

Langkah pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan ini, salah satunya dengan
memberlakukan kurikulum-kurikulum . Pada kurikulum tersebut proses belajar mengajar
dituntut tidak hanya guru yang yang berperan aktif tetapi siswa juga dituntut lebih aktif lagi
dalam proses belajar mengajar. meskipun kurikulum udah diberlakukan, tetapi pembelajaran
yang berlangsung masih berorientasi pada guru, sedangkan pembelajaran yang berorientasi
pada siswa belum maksimal, begitu pula dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
masih menggunakan pembelajaran konvensional sehingga akan berdampak pada hasil
pembelajaran PAI.
Mengatasi masalah tersebut diatas, guru memerlukan suatu metode pembelajaran yang
memberi kesempatan pada setiap siswa untuk lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Agar siswa mampu bertangung jawab sendiri dalam mamahami materi. Berdasarkan kondisi
siswa sebelum penelitian, maka peneliti menarik kesimpulan untuk meningkatkan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam dengan mengganti metode pembelajaran konvensional dengan
metode Market Place Activity (MPA).
Dilihat dari permasalahan-permasalahan diatas, maka peneliti mencoba menggunakan
metode yang tepat yaitu metode Market Place Activity (MPA). Metode Market Place Activy
(MPA) dipilih karena dianggap bisa meningkatkan kreatifitas, keaktifan dan komunikasi siswa
dalam pembelajaran. Dengan adanya pembelajaran Market Place Activity MPA
ketergantungan siswa terhadap guru dapat di minimalisir karena dalam pembelajaran Market
Place Activity MPA siswa dituntut untuk menyiapkan materi belajar sendiri, menyampaikan
materi sendiri dengan produk yang siswa buat, dan memecahkan masalah sendiri. Siswa yang
tidak berani berani bertanya pada guru dapat bertanya pada teman sendiri hal ini dapat
mengurangi rasa takut dan malu dalam bertanya.

4. Hadist keutamaan menuntut ilmu

berkesimpulan bahwa hadis keutamaan menuntut ilmu di atas dapat dijadikan spirit dalam
melakukan berbagai perubahan dengan melalui proses belajar atau menuntut ilmu,
sehingga dari proses itu diibiratkan pada akan terhapusnya “sesuatu” yang lama (baca:

4 Tatang S, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 218.


cara pandang) yang lain oleh cara berfiri yang baru dari pengetahuan yang diperoleh
setelah menuntu ilmu, yang jelas, belajarlah! Karena dengan belajar semua menjadi
mungkin dan kebebasan memilih menjadi lebih terbuka bagi munculnya alternatif masa
depan yang lebih. Seorang pelajar akan senantiasa merasa bodoh dan haus akan ilmu baru,
laksana seseorang dalam kehausan lalu ia meminum air garam maka ia justru semakin haus
dan haus. Sabda Nabi Saw, “Ilmu akan menjaga dirimu dan karena itu, kamu mampu
menjadi kekayaanmu” (al-‘ilm yahfazhuka wa ‘anta tahfazh al-mal). Jadi, ilmu dan orang
berilmu merupakan pengawal sejati kelangsungan kehidupan manusia.

Belajar merupakan proses yang dilakukan dengan kesadaran (consciousness). Dengan


kesadaran tersebut seseorang akan secara aktif memberikan perhatian, mengingat, berfikir,
menafsirkan, mengelompokkan, mengkaitkan, mengkonfirmasikan informasi yang diterima
berdasarkan apa yang ingin dicapai dan apa yang telah diketahui.

D. Penutup

1. Kesimpulan

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan asasi manusia, karena dengan pendidikan
manusia dapat meraih kesuksesan di dunia dan akhirat, selain itu, karena dengan ilmu
manusia dapat membedakan mana yang khaq dan yang bathil, dan ilmu adalah suatu yang
sangat mulia, sebab ilmu adalah pemberian Allah bagi manusia sebagai jalan menuju yang
muttaqin.
Hadis dalam Al -quran dan hadist merupakan hadis yang dapat dijadikan motivasi kita
untuk belajar dan belajar sebagai proses menuju suatu yang lebih baik, karena dengan ilmu
kita akan mendapatkan pencerahan sebagaimana ungkapan al ilm nurun (ilmu itu cahaya).

2. Saran

Saya simpulkan dengan kedepannya bisa lebih rapi lagi dengan penulisannya dan
semiga bisa di pahamin makalah ini bisa saya sampaikan
E. Daftar Pustaka

Munawwir, Ahmad Warsun. Kamus al Munawir Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka


Progressif, Cet. Ke -25, 2002.

Natsir, M. Kapita Selecta, Jakarta: Bulang Bintang, 1973.


Rahman, Fazlur. Dkk. Wacana Studi Hadis Kontemporer, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2000.

Shihab, M.Quraish. Membumikan Al-Qur'an, Bandung: Mizan, 1992.

-------------------. Tafsir al Misbah, Jakarta, Lentera Hati, 2002.

SM, Ismail, dkk (ed). Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Taufikurohman, makalah; Kajian Hadis Tentang Menuntut Ilmu, Desember 2006.

Tholkhah, Imam, dan Ahmad Barizi. Membuka Jendela Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004.

Anda mungkin juga menyukai