Anda di halaman 1dari 13

Tugas Terstruktur Dosen pengampu

(Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah) (Muhammad Khairi, M.Pd)

KEBIJAKAN KURIKULUM PEMBELAJARAN QUR’AN


HADITS, PERBEDAAN KURIKULUM PEMBELAJARAN
QUR’AN HADITS DI MTS DAN MA

Oleh
Kelompok 2

NAMA NIM
ABDUL MAJID 20211100051
ISNANI HAFIZAH 20211100060

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ASSUNNIYYAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAMBARANGAN
2023 M/1445 H
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan


taufiq,hidayah,inayah serta karunianya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
Tugas Terstruktur ini tepat waktu guna memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
Pembelajaran Qur’an Hadits di Madrasah.

Dan tak lupa pula sholawat serta salam kita haturkan kepada penghulu kita yakni
baginda NABI MUHAMMAD SAW beserta keluarga,kerabat tabi’in tabi’at dan
pengikut beliau hingga akhir zaman.

Kami menyadari dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
terbatasnya bahan, pengetahuan dan pengalaman yang kami punya dalam
membuat makalah. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak sehingga dikemudian hari kami dapat
memperbaiki penulisan selanjutnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan, kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kami sendiri maupun perkembangan dunia
pendidikan.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bisa mendatangkan manfaat


untuk kita semua, terlebih untuk penulis sendiri. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Tambarangan, Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kebijakan Kurikulum Pembelajaran Qur’an Hadits......................2
B. Perbedaan Kurikulum Pembelajaran Qur’an Hadits di MTs
dan MA .........................................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................9
B. Saran..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam kurikulum harus berdasarkan
Al-Qur’an dan Haditst. Karena Al-Qur’an dan Haditst merupakan bagian dari
mata pelajaran PendidikanAgama Islam yang wajib diberikan kepada anak-anak
sekolah mulai dari sekolah dasarhingga perguruan tinggi, karena pada zaman
sekarang banyak sekali anak-anak sekolah yang menyimpang terhadap ajaran Al-
Qur’an dan Haditst. Maka dari itu dengan adanya mata pelajaran Al-Qur’an dan
Haditst dapat membantu atau dapat memberikan kepada peserta didik agar dapat
dengan mudah memahami isi kandungan Al-Qur’an, mengamalkan ajaran yang
terdapat didalam Al-Qur’an maupun Haditst, dapat menghafal ayat-ayat Al-
Qur’an sehingga dapat membaca yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan
ilmu-ilmu tajwid. Selain itu Al-Qur’an juga menjadi sumber ajaran bagi seluruh
umat muslim didunia agar tidak tersesat dan senantiasa selalu tetap berada dijalan
yang lurus selama ia berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Hadits

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kebijakan Kurikulum Pembelajaran Qur’an Hadits?
2. Apa Perbedaan Kurikulum Pembelajaran Qur’an Hadits di MTs dan MA?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Kebijakan Kurikulum Pembelajaran Qur’an Hadits .
2. Untuk mengetahui Perbedaan Kurikulum Pembelajaran Qur’an Hadits di
MTs dan MA.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebijakan Kurikulum Pembelajaran Qur’an Hadits


Sebelum membahas lebih jauh maka kita terlebih dahulu mengetahui apa itu
dari kurikulum, dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, kurikulum menempati
posisis penting. Secara definitif, kurikulum diartikan sebagai rencana program
pengajaran atau pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik. Berbeda dari
anggapan umum, kurikulum sebenarnya meliputi rencana kegiatan ekstra-
kurikuler, termasuk di dalamnya adalah filosofi pendidikan yang dianut oleh
lembaga pendidikan tersebut.1 penerapan kurikulum yang dirancang dan disusun
dengan mengutamakan bebagai pengalaman belajar yang mencapai berbagai
pengetahuan sehingga pembelajaran dapa lebih bermakna. Tujuan kurikulum ialah
menyatukan dua komponen antara ilmu umum dan ilmu agama.
Kurikulum merupakan sekumpulan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
silabus, RPP, mata pelajaran, guru dan peserta didik. Sebelum guru melaksanakan
tugasnya sebagai mengajar maka guru harus menyiapkan terlebih dahulu
pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswanya atau yang sering disebut RPP.
Dalam kemampuan mengelola pembelajaran terlebih dahulu guru harus membuat
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sehingga proses pembelajaran berjalan
dengan baik Kemudian guru sebagai pengajar harus dapat melaksanakan
pembelajaran dan membantu siswa yang sedang berkembang untuk mempelajari
yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar
yang dipelajari.2

Pada awalnya kurikulum hanya mengembangkan kompetensi guru namun


dengan perubahan zaman maka kurikulum harus disesuaikan dengan zaman agar
1
Ida Fiteriani, Analisis Model Integrasi Ilmu dan Agama Dalam Pelaksanaan Pendidikan
di Sekolah Dasar Islam Bandar Lampung’, Terampil, 2, Nomor 2 (2014), h. 12.

2
Tasnim Idris dan Elva Mahyuni, Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Al-
Qur’an Hadits di Min Rukoh Darussalam Banda Aceh, Jurnal Pionir, 1 No 1 (2013), h.6.
2
tidak ketinggalan zaman. Masing-masing kurikulum memiliki warna dan ciri khas
tersendiri. Warna dan ciri khas tiap kurikulum menunjukkan kurikulum berusaha
menghadirkan sosok peserta didik yang paling pas dengan jamannya.3
Salah satu kekhasan dari kurikulum sekolah di Indonesia adalah terdapat
kurikulum agama pada semua jenjang satuan pendidikan. Hal ini diberikan karena
agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,
damai dan bermartabat.4 Ciri-ciri kurikulum disekolah yaitu adanya kurikulum
agama pada semua tingkat pendidikan. Hal ini dikarenakan agama Islam
mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kurikulum
pembelajaran Agama Islam menjadi suatu arahan untuk mewujudkan suatu
kehidupan yang damai dan sejahtera. Dengan adanya ciri-ciri tersebut untuk
membedakan kurikulum yang berbasis agama dan kurikulum yang berbasis
umum.
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah segala upaya yang dilakukan dengan
penuh tanggung jawab oleh guru Al-Qur’an Hadits kepada siswa yang tersusun
secara terprogram dengan tujuan untuk mencapai proses pengajaran yang dimulai
dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran. Proses pembelajaran akhlak dilakukan sebagian besar dengan
metode hafalan, ceramah, mencatat.5 Yang mana pembelajaran akhlak berkaitan
dengan pembelajaran Al-Qur’an Hadist yang sama-sama pada intinya untuk
mewujudkan peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia.

Didalam pembelajaran agama islam maka peserta didik dianjurkan untuk


berprilaku sesuai dengan tuntutan agama, yang mana prilaku itu mencakup prilaku
yang berhubungan dengan Al-Qur’an dan Hadist yang terdapat prilaku ikhlas

3
Prastyawan, Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran, 1 (2011), h.172.

4
Mukhtaruddin, Pengaruh Pendidikan Agama Terhadap Perilaku Keagamaan Peserta
Didik SMA Swasta di Kota Yogyakarta, Analisa, XVIII, No. 01 (2011), h. 135.

5
Dedi Wahyudi, Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak
Dengan Program Prezi, Studi di SMP Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran 2013-2014,
h. 2.
3
dalam menerima segala cobaan, ikhlas dalam melaksanakan amal ibadah, selalu
berprilaku husnuzon dalam kehidupan sehari-hari, dan senantiasa selalu dapat
menerapkan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat. Adanya mata
pelajaran Al-Qur’an dan Hadist ialah dapat memberi motivasi bahkan mampu
dapat mendorong peserta didik untuk dapat menerapkan ajaran-ajaran agama yang
terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadist dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Qur’an dan Hadits merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Al-Qur’an sebagai sumber pertama dan utama yang diturunkannya oleh Allah
kepada Nabi Muhammad Saw untuk disampaikan kepada manusia. Ketika
seseorang mempelajari Al-Qur’an secara baik, lalu dia mengajarkannya kepada
orang lain maka dia akan mendapatkan pahala dariAllah Swt dan mendapatkan
kehormatan dari manusia didunia ini. Kemudian Hadist menjadi sumber ajaran
yang kedua setelah Al-Qur’an karena hadit merupakan penjelasan dari Al-Qur’an
yang masih bersifat global yang permasalahan atau hukuman yang tidak termasuk
dalam Al-Qur’an Setiap ada perintah untuk menaati Allah didalam Al-Qur’an
maka selalu diikuti dengan perintah untuk taat kepada Rasul-Nya. Allah telah
memerintahkan kepada kita untuk senantiasa taat kepada ajaran Rasul-Nya dan
berpedoman kepada Hadist-hadist rasul.Karena Rasul adalah orang yang diberi
amanah yang diturunkan oleh Allah untuk menyampaikan ajaran agama islam
untuk umat manusia. Dan perbuatan beliau tidak pernah melenceng dari ajaran
islam, oleh sebab itu kita wajib berpegang teguh terhadap Al-Qur’an dan Hadist
agar tidak menyimpang ketika menjalankan kehidupan dunia serta dapat selamat
diakhirat.

Al-Qur’an dan Hadist merupakan dua peninggalan terbesar dari Nabi


Muhammad Saw. -Qur’an diturunkan bermacam-macam kondisi dan situasi,
didalam isi kandungan Al-Qur’an terdapat permasalahan-permasalahan yang
timbul ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Al-Qur’an tidak hanya diturukan
4
untuk membicarakan permasalahan-permasalahan, tetapi Al-Qur’an juga dapat
memberikan solusi dan penilaian terhadap permasalahan-permasalahan itu. Al-
Qur’an sebagai kitab suci dan penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya dan
merupakan sumber pokok dalam ajaran Islam oleh sebab itu Al-Qur’an menjadi
ajaran yang wajib ditaati dan dipatuhi oleh setiap kaum muslimin maupun kaum
muslimat yang ada didunia ini. Dasar Pembelajaran Al- Qur’an adalah Allah SWT
menurunkan Al-Qur’an kepada Muhammad Saw bagi alam semesta. Oleh sebab
itu di dalam kehidupan beragama harus sesuai dengan ajaran Al-Qur’an karena
Al-Qur’an merupakan pedoman dan pegangan hidup manusia.6
Adanya pembelajaran Al-Qur’an Hadist bisa menjadikan peserta didik
beristiqomah, atau dapat menunaikan kewajibannya. Karena sifat-sifat manusia
berhubungan dengan paham agama yaitu lahir yang dilakukan dengan anggota
jasmani dan batin yaitu yang berlaku dalam hati atau rohani. Sedangkan yang
berhubungan dengan lahir atau jasmani yaitu yang sesuai dengan perintahnya.
Dan ada yang menyalahi perintah yaitu maksiat. Demikian pula, yang
berhubungan dengan hati terbagi menjadi dua yaitu sesuai dengan hakikat
(kebenaran) bernama iman dan ilmu, dan yang berlawanan dengan kebenaran
bernama nifak dan kebodohan. Karena itu dengan adanya pendidikan Al-
Qur’andan Hadist sangat penting bagiumat islam supaya manusia dapat
membedakan yang hak atau batil (yang benar dan yang salah). Seseorang dapat
dikatakan memiliki ilmu ketika ia dapat menahan atau memimpin hawa nafsu dari
sifat kebinatang dan kejahatannya. Seseorang yang bergaul dengan orangyang
berilmu baik, dan sholeh maka ia akan hidup yang mulia.

Adapun hamba Allah yang mendapat keistimewaan dari Allah ada dua macam
: abrar dan muqqarabin. adapun hamba yang muqqarabin itu adalah mereka yang
telah dibebaskan dari kepentingan dunia dan hanya sibuk menunaikan ibadah
kepada Tuhah. Mereka merasa sebagai hamba yang hanya mengharapkan
keridhoan Allah semata. Adapun orang abrar yaitu orang yang masih merasa

6
Mariati, Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an Pada Sekolah Dasar Islam Terpadu
Cabang Iii Ingin Jaya Aceh Besar, Pencerahan , 6, nomor 2 (2012), h. 66.
5
banyak kepentingan didunia. Disamping kewajiban-kewajiban taat beribadah
kepada Allah dan mereka dinamakan zahib aabid. Masing-masing mendapat
karunia diri sendiri dalam tingkat derajad nya yang langsung dari Allah Swt.
Seseorang yang mendapat taufik hidayah dari Allah sehingga kita tetap istiqomah
dalam menjalankan perintah-Nya berarti telah mendapat karunia dan rahmat yang
besar dari Allah. Allah akan meninggikan derajad orang-orang yang berilmu
karena itu sebagai umat islam kita diwajibkan untuk selalu menuntut ilmu. Pusat
dan pembelajaran dan kajian agama langsung dari sumber agama yakni
mengamalkan dan turut serta menafsirkan Al-Qur’an serta mengambil hikmah
dalam Al-Qur’an dan Hadist.7 Dengan demikian pembelajaran itu berfokus pada
Al-Qur’an dan hadistnya karena kita bisa mengambil hikmah dari pembelajaran
Al-Qur’an Hadist dengan pedoman kepada wahyu Allah.

B. Perbedaan Kurikulum Pembelajaran Qur’an Hadits di MTs dan MA


Al-Qur’an Hadits merupakan bagian dari Pendidikan Agama Islam (PAI)
yang ikut memberikan sumbangan bagi tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Tugas pendidik tidak hanya menuangkan sejumlah informasi ke dalam benak
siswa, tetapi mengusahakan bagaimana agar teori yang diterima siswa mampu
diterapkan dalam kehidupan nyata.

Pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan salah satu mata pelajaran wajib di


Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang termasuk dalam rumpun PAI,
mata pelajaran ini memiliki alokasi waktu dua jam pelajaran setiap minggu untuk
dipelajari oleh siswa MTs dan MA. Pada mata pelajaran ini dibahas berbagai
materi seputar pendalaman Al-Qur’an dan Hadits. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
adalah salah satu unsur mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) pada

7
Dedi Wahyudi dan Rahayu Fitri AS, Islam dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi
Dinamika Islam di Dunia Barat, Fikri, 1, No. 2 (2016), h. 271.
6
madrasah yang menuntut peserta didik untuk dapat memahami Al-Qur’an Hadits
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, karena Aqur’an dan Hadits
merupakan sumber ajaran Islam.
Al-Qur’an Hadits bukan merupakan mata pelajaran yang mudah untuk
dipahami bila tidak didampingi oleh pendidik yang ahli dibidangnya. Siswa
diharuskan dapat mencapai indikator, minimal mampu membaca dan menulis
bahasa Arab. Pemilihan guru pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits harus benar-
benar orang yang ahli. Di samping itu, dalam pemilihan metode dalam mengajar
seyogyanya juga disesuaikan dengan kondisi siswa, karena biasanya pada mata
pelajaran ini, sering ditemukan beberapa permasalahan-permasalahan yang dapat
menghambat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Peran dan efektifitas mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di madrasah sebagai
landasan pengembangan spiritual untuk kesejahteraan masyarakat. Pendidikan Al-
Qur’an Hadits di Madrasah sebagai bagian yang integral dari pendidikan agama,
memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak
dan kepribadian peserta didik, tetapi secara subtansial mata pelajaran Al-Qur’an
dan Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk mempraktekkan nilai-nilai agama sebagai terkandung dalam AlQur’an dan
Hadits dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan unsur mata pelajaran pendidikan
agama Islam pada Madrasah yang merupakan kepada peserta didik untuk
memahami Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan
mengamalkan isi pandangannya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan
sehari-hari.
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits mempunyai tujuan dan fungsi, dan tujuan itu
sendiri agar peserta didik bergairah untuk membaca Al-Qur’an dan Al-Hadits
dengan baik dan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini
kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai yang terkandung di
dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya.
Fungsi dari mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits pada madrasah memiliki
fungsi sebagai berikut:
7
1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah mulai
dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang
pendidikansebelumnya.
2. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan,
pemahaman, dan pengalaman ajaran islam peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau
budaya lain yang dapat membahayakan diri peserta didik dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.
4. Pembiasaan, yaitu menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits sebagai
petunjuk dan pedoman bagi peserta didik dalam kehidupannya sehari-
hari.
Perbedaan antara Kurikulum Qur’an Hadits di MTs dan MA biasanya terletak
pada kedalaman dan kompleksitas materi yang diajarkan. Kurikulum di MA
biasanya lebih mendalam dan melibatkan pemahaman yang lebih kompleks
tentang teks-teks agama, filosofi, sejarah, serta aspek-aspek keilmuan yang lebih
tinggi. Sementara itu, MTs lebih fokus pada pemahaman dasar yang berfokus
pada pembelajaran teks-teks utama, tafsir sederhana, dan pemahaman praktis Al-
Qur’an dan Hadits. Terlebih MA seringkali menekankan pada studi-studi agama
yang lebih mendalam dan kritis, termasuk pemahaman teologi dan filssafat.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kurikulum Pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah segala upaya yang
dilakukan dengan penuh tanggung jawab oleh guru Al-Qur’an Hadits kepada
8
siswa yang tersusun secara terprogram dengan tujuan untuk mencapai proses
pengajaran yang dimulai dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Perbedaan antara Kurikulum Qur’an Hadits di MTs dan MA biasanya
terletak pada kedalaman dan kompleksitas materi yang diajarkan.

B. Saran
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan yang
mungkin tidak disadari dalam penyusunan makalah ini. kami harap kepada
dosen dan teman-teman mahasiswa dapat memberikan kritik dan saran.
Tentunya kritik dan saran yang membangun dan membawa kebaikan kepada
kami.

DAFTAR PUSTAKA

Fiteriani, Ida. Analisis Model Integrasi Ilmu dan Agama Dalam Pelaksanaan

Pendidikan di Sekolah Dasar Islam Bandar Lampung’, Terampil, 2, Nomor

2 (2014).

9
Idris, Tasnim dan Elva Mahyuni. Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan

Belajar Al-Qur’an Hadits di Min Rukoh Darussalam Banda Aceh, Jurnal

Pionir, 1 No 1 (2013).

Prastyawan. Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran, 1.2011.

Mukhtaruddin. Pengaruh Pendidikan Agama Terhadap Perilaku Keagamaan

Peserta Didik SMA Swasta di Kota Yogyakarta, Analisa, XVIII, No. 01

(2011).

Wahyudi, Dedi. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan

Akhlak Dengan Program Prezi, Studi di SMP Muhammadiyah 2 Mlati

Sleman Tahun Ajaran 2013-2014.

Mariati, Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an Pada Sekolah Dasar Islam

Terpadu Cabang Iii Ingin Jaya Aceh Besar, Pencerahan , 6, nomor 2

(2012).

Wahyudi, Dedi dan Rahayu Fitri AS. Islam dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi

Dinamika Islam di Dunia Barat, Fikri, 1, No. 2 (2016).

10

Anda mungkin juga menyukai