Dosen Pengampu:
Diah Novita Fardani, M.Pd.I.
Disusun oleh:
Kelas 4E
1. Muhammad Arfian Setya U (213111155)
2. Inayah Nur Alifah (213111162)
3. Muhammad Aruna Idham A (213111166)
4. Asro Khusna Ma'ab (213111168)
5. Exhsan Candra Adi Widura (213111177)
6. Aria Wibisana (213111188)
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
segala rahmat, taufiq serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah menjadi tauladan bagi kita
semua di bumi ini. Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Qur’an
Hadits di MI dan MTs.
Demikian pula kami penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam segi substansi maupun tata bahasa, oleh
karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dengan harapan sebagai masukan dalam
perbaikan karya ini. Yang terakhir, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
dan pembaca sekalian.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Qur’an Hadits Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas 1?
2. Bagaimana Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kelas IX Genap?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Qur’an Hadits Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas I
2. Untuk mengetahui Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah (MTs) kelas IX genap
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Demikan beberapa keutamaan dan keuntungan bagi orangorang yang
mempelajari dan membaca Al-Qur’an serta mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-sehari. Tentunya masih banyak lagi keutamaan-keutamaan lainnya yang
disebutkan dalam berbagai hadits dan atsar.
Huruf Hijaiyah
2. Harakat kasroh
Harakat kasrah adalah baris tanda bunyi dasar “i”. Harakat tersebut
untuk menandai huruf hidup. Harakat kasrah terdapat di bawah huruf berupa
garis ( ِ)ـ
3. Harakat dhommah
Harakat dhammah adalah baris tanda bunyi dasar “u”. Harakat tersebut
untuk menandai huruf hidup. Harakat dhammah berbentuk seperti angka
sembilan ( ُ- ) yang terletak di atas huruf.
3
2. Mengenal Surat al-Fatihah, an-Nas, al-Falaq, al-Ikhlas, dan al-Lahab
Kompetensi Dasar (KD)
1.2 Menerima Q.S al-Fatihah (1), an-Nas (114), al-Falaq (113), al-Ikhlas
(112) dan al-Lahab (111) sebagai firman Allah SWT.
2.2 Mengamalkan sikap percaya diri sebagai mukmin dalam pergaulan sehari-
hari
3.2 Memahami Q.S al-Fatihah (1), an-Nas (114) al-Falaq (113), al-Ikhlas
(112) dan al-Lahab (111)
4.2 Melafalkan Q.S al Fatihah (1), an-Nas (114) al-Falaq (113), al-Ikhlas
(112) dan al-Lahab (111)
Artinya:
4. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
5. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
6. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
7. Yang menguasai di Hari Pembalasan
8. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan.
9. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
10. (Yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Kandungan Ayat:
Surah Al-Fatihah berjumlah tujuh ayat. Al-Fatihah artinya Pembuka.
Disebut Surat al-Fatihah (Pembuka) dikarenakan sebagai surat pertama dalam Al-
Qur’an. Disebut juga sebagai Ummul Qur’an (Ibunya al-Qur’an) karena
mengandung seluruh inti ajaran Qur’an, seperti tauhid, ibadah dan lain
sebagainya.
4
Q.S an-Nas: 1-6
Artinya:
1. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,
2. Raja manusia,
3. Sembahan manusia,
4. Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,
5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. Dari (golongan) jin dan manusia.”
Kandungan Ayat:
Surah An-Nas itu ada 6 ayat. An-Nas artinya manusia. Surah An-Nas
berisi anjuran supaya manusia memohon perlindungan kepada Allah dari segala
macam kejahatan jin dan manusia.
Artinya:
1. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),
2. Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,
3. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
4. Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada
buhul-buhul (talinya),
5. Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
Kandungan Ayat:
Surah Al-Falaq itu ada 5 ayat. Al-Falaq artinya waktu subuh. Surah ini
menjelaskan tentang menjaga diri dan berlindung kepada Allah dari dari segala
macam kejahatan. Surah An-Nas dan Al-Falaq disebut mu’awwidzatain.
Mu’awwidzatain artinya dua perlindungan.
5
Artinya:
1. Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
Kandungan Ayat:
Surat Al-Ikhlas ada 4 ayat. Al-Ikhlas artinya Keesaan Allah. Surah ini
menjelaskan tentang penetapan keesaan Allah dalam kesempurnaan dan
ketuhanan, serta kesucian Allah dari segala kekurangan.
Kandungan Ayat:
Surah Al-Lahab itu ada 5 ayat. Al-Lahab artinya Gejolak Api. Surah Al-
Lahab bercerita tentang Abu Lahab dan istrinya, mereka menentang dakwah Nabi
Muhammad. Sikap Abu Lahab dan istrinya itu termasuk perilaku tercela. Surat ini
juga menjelaskan bahwa nasab dan kedudukan tidak bermanfaat bila disertai
kekufuran pada Allah.
Semester Genap
Kompetensi Inti (KI):
a. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
b. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
6
c. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat,
membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah
d. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
b. Sukun
7
Sukun adalah penanda hilangnya vokal yaitu tanda mati sebuah huruf
hijaiyah. Letaknya di atas huruf yang dilambangkan dengan ( ْ- ).
Contoh:
c. Tasydid
Tasydid ( )ﺗﺸﺪﻳﺪatau syaddah ( )ﺷﺪﺓadalah harakat yang berbentuk
layaknya huruf w atau seperti kepala dari huruf sin ( )ﺱyang diletakkan di atas
huruf arab ( ّ ). Cara membacanya dengan menahan hurufnya.
Contoh:
Surat al-Fatihah ayat 2→ (ُ )ﺍﻟْﻌﺎﻟَﻤِﻴﻦَ ﺭَﺏِّ ﻟﻠَّﻪِ ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪdibaca Alhamdulillahi
rabbil ‘alamin. Huruf ba’ pada lafal rabb ditahan.
8
Kompetensi Dasar (KD)
1.4 Menerima Q.S an-Nashr (110), al-Kafirun (109), al-Kautsar (108), al-
Ma’un (107) dan al-Quraisy (106) sebagai firman Allah SWT.
2.4 Mengamalkan perilaku santun kepada orang tua, keluarga, teman, dan
guru
3.4 Memahami Q.S an-Nashr (110), al-Kafirun (109), al-Kautsar (108), al-
Ma’un (107) dan al-Quraisy (106)
4.4 Melafalkan Q.S an-Nashr (110), al-Kafirun (109), al- Kautsar (108) al-
Ma’un (107) dan al-Quraisy (106)
Artinya:
1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
2. Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,
3. Maka bertasbihlah dalam dengan Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-
Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.
Kandungan Ayat:
Surah An-Nashr itu ada 3 ayat. An-Nashr artinya Pertolongan. Surah An-Nashr
menceritakan kemenangan umat islam di Mekah, adalah karena pertolongan
Allah. Surah an-Nashr memperingatkan kita, untuk selalu bertasbih memuji-Nya
dan mohon ampunan.
Q.S al-Kafirun
Artinya:
1. Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!
2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
3. dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,
4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
9
6. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
Kandungan Ayat:
Surah Al-Kafirun itu ada 6 ayat. Al-Kafirun artinya Orang-orang kafir.
Surah Al-Kafirun juga mengajak kita menghormati agama lain, tanpa
mengganggu akidah masing-masing pemeluk agama. Arti surat Al-Kafirun
menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menolak dengan tegas untuk menyembah
Tuhan selain Allah SWT.
Artinya:
1. Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
2. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah
dan mendekatkan diri kepada Allah).
3. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat
Allah).
Kandungan Ayat:
Surah Al-Kautsar itu ada 3 ayat. Al-Kautsar artinya nikmat yang banyak.
Kita telah diberi banyak nikmat oleh Allah, maka kita harus beribadah pada Allah.
Surat ini juga berisi perintah untuk melaksanakan shalat dan berkurban. Kemudian
untuk para orang kafir pembenci Nabi SAW yang mengatakan keturunan Nabi
terputus karena semua putranya wafat maka sesungguhnya merekalah yang
terputus.
Artinya:
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin
4. Maka celakalah orang yang salat,
5. (Yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,
6. Yang berbuat riya',
10
7. Dan enggan (memberikan) bantuan.
Kandungan Ayat:
Surah Al-Ma‟un itu ada 7 ayat. Al-Ma‟un artinya bantuan berupa barang yang
berguna. Menjelaskan tentang akhlak orang-orang yang mendustakan agama,
sebagai bentuk peringatan untuk orang-orang yang beriman dan celaan atas orang-
orang kafir. Surah Al-Ma‟un mengajak kita:
a. Menyayangi anak yatim
b. Menganjurkan memberi makan orang miskin
c. Menjalankan shalat
d. Gemar menolong
Artinya:
1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah).
4. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari ketakutan.
Kandungan Ayat:
Surah Quraisy itu ada 4 ayat. Quraisy artinya suku Quraisy. Quraisy
adalah nama salah satu suku di Arab, suku Quraisy mendapat kehormatan untuk
memelihara Ka’bah. Surah Quraisy menceritakan kenikmatan yang diberikan
Allah pada suku Quraisy dan menjelaskan kehidupan orang Quraisy serta
kewajiban yang seharusnya mereka penuhi.
4.5 4.5.1 Melafalkan hadis tentang kebersihan sebagian dari iman riwayat Abu
Muslim dari Abu Malik al-Asy’ari
َﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﺍﻷَْﺷْﻌَﺮِﻱِّ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ
11
ِﺍﻟﻄُّﻬُﻮﺭُ ﺷَﻄْﺮُ ﺍﻹِْﻳﻤَﺎﻥ
ِﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﺍﻷَْﺷْﻌَﺮِﻱِّ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍﻟﻄُّﻬُﻮﺭُ ﺷَﻄْﺮُ ﺍﻹِْﻳﻤَﺎﻥ
Artinya: Dari Abi Malik al-Asy‟ari berkata: Rasul SAW bersabda: Kebersihan
adalah sebagian (dari) iman ... (Hadis Riwayat Muslim)
PERILAKU BERSIH DI LINGKUNGAN
1. Kebersihan Badan
Menjaga kebersihan badan dengan cara:
a. Mandi 2 kali sehari, pagi dan sore.
b. Menggosok gigi 2 kali sehari, sesudah makan dan sebelum tidur. .
c. Memotong kuku 1 minggu sekali.
d. Selalu beristinjak atau cebok setelah buang air besar maupun kecil.
e. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan. Cuci tangan dan kaki setiap
selesai bermain, sebelum dan sebelum tidur. Berwudhu setiap akan shalat
dan membaca Al-Quran.
2. Kebersihan Pakaian
Pakaian yang kita pakai harus selalu bersih agar badan kita terhindar dari
kuman penyakit. Cucilah pakaian setiap hari dan setrika agar kuman-kuman yang
menempel pada pakaian mati.
3. Kebersihan Lingkungan
Kita harus selalu menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal kita, agar kita
terhidar dari penyakit. Lingkungan yang sehat menyebabkan tubuh sehat.
Sebaliknya, lingkungan yang kotor menyebabkan tubuh bisa terserang penyakit.
Menjaga kebersihan lingkungan diantaranya:
a. Membuang sampah di tempat sampah.
b. Membersihkan kamar dan tempat tidur setiap hari.
c. Menyapu lantai dan halaman rumah serta kelas dan sekolah setiap hari.
d. Membersihkan tempat ibadah (masjid atau musholla).
B. Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kelas IX Genap
Kompetensi Inti (KI):
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong
royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
12
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Pengertian Gharib
Dalam mempelajari al-Qur’an, kadang kita menjumpai bacaan-bacaan
yang tidak sesuai dengan kaidah bunyi dalam ilmu al-ashwat. Bacaan-bacaan
tersebut dikenal dengan istilah gharib.
Gharib merupakan isim sifat dari kata “gharaba – yaghribu” yang
artinya tersembunyi atau samar. Menurut ulama Qurra’, gharib artinya
sesuatu yang perlu penjelasan khusus karena samarnya pembahasan atau
karena rumitnya permasalahan baik dari segi huruf, lafadz, arti maupun
pemahaman yang terdapat dalam al-Qur’an. Adapun bacaan gharib yang
akan kita kaji pada bab ini antara lain: imalah, isymam, tas-hil, naql,
mad/Qashr.
1) Imalah
Berasal dari kata ﻳﻤﻴﻞ – ﺍﻣﺎﻟﺔ- ﺃﻣﺎﻝyang memiliki arti condong atau
miring. Jadi, imalah adalah mencondongkan bacaan harakat fathah
pada harakat kasrah sekitar dua pertiganya. Terdapat 2 macam bacaan
imalah, yaitu;
a. Imalah Sugra: bacaan imalah diwashal pada kalimat atau lafal
yang lain, bacaan tidak berhenti pada lafal yang dimaksud.
b. Imalah Kubra: sesudah bacaan imalah diwaqafkan sehingga
berhenti disitu saja. Menurut pendapat Imam Warasy, kriteria
imalah sugra adalah semua lafadh dalam al-Qur’an yang akhiran
terdapat Alif Magsurah (alif bengkong).
13
Menurut Imam Hafs di al-Qur’an hanya ada satu yaitu: ﻻَﺗَﺄْﻣﻨَّﺎ
QS. Yusuf: 11
Lafadz ﻻَﺗَﺄْﻣﻨَّﺎjuga boleh dibaca Ikhtilas yaitu membaca
harakat dengan samar dan cepat sehingga suaranya tinggal 2/3
harakat: ﻻَﺗَﺄْﻣَﻨُﻨَﺎ
3) Tas-hil
Memiliki arti yaitu lunak, meringankan. Tas-hil adalah
membaca antara hamzah dan alif; hamzah pertama dibaca tahqiq
(jelas) dan pendek, sedangkan hamzah kedua dibaca tas-hil.
Dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs hanya ada satu
bacaan tashil yaitu pada QS. Fushilat: 44, yaitu lafadz:
ۗ ٌّﺀَﺍَ۬ﻋْﺠَﻤِﻲٌّ ﻭَّﻋَﺮَﺑِﻲ
Cara membacanya: Di tengah – tengah antara huruf hamzah
dan huruf ha, sehingga lafadz yang keluar tidak seperti hamzah tidak
juga seperti ha, akan tetapi Lafadz yang keluar ditengah – tengah
kedua huruf tersebut (samar– samar.
4) Naql
Berasal dari kata ﻧﻘﻞ – ﻳﻨﻘﻞ – ﻧﻘﻼyang berarti memindah,
menggeser. Naql adalah memindahkan harakat hamzah ke huruf mati
sebelumnya, dan setelah itu hamzahnya dibuang.
Dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs hanya ada satu pada
kata ُ( ﺑِﺌْﺴَﺎْ ﻻِﺳْﻢQS. Al-Hujurrat: 11).
Cara membacanya: Lafadh ُ ﺑِﺌْﺴَﺎْ ﻻِﺳْﻢselanjutnya dibaca naql
dengan ُ ﺑِﺌْﺴَﻠِﺴْﻢyakni memindahkan harakat alif (kasrah) pada bacaan
huruf lam yang mati.
Bacaan yang awalnya bi’sal ismu ( ُ ) ﺑِﺌْﺴَﺎْ ﻻِﺳْﻢdibaca secara
naql menjadi bi’salismu ( ُ) ﺑِﺌْﺴَﻠِﺴْﻢ
5) Mad/Qashar
Mad dan Qashr ( ُ ) ﺍَﻟْﻤَﺪُّ ﻭﺍﻟْﻘَﺼْﺮartinya memanjangkan dan
memendekkan bacaan al-Qur’an. Permasalahan Mad dan Qashr
timbul karena kekeliruan dalam bacaan al-Qur’ân yang di-mad-kan
atau di-qashar pada kata-kata tertentu, seperti bacaan mad dibaca
qashar atau sebaliknya. Kesalahan seperti ini dapat mempengaruhi
makna ayat. Masalah lainnya timbul karena kesalahan-kesalahan kecil
yang menjadi kebiasaan dalam masyarakat. Contohnya, sebagian
Khatib membaca ْﻭَﻟَﺬِﻛْﺮُﺍﻟﻠّﺔِ ﺃَﻛْﺒَﺮ, karena kurang teliti biasanya dibaca
ْ( ﻭَﻻَﺫِﻛْﺮُﺍﻟﻠّﺔِ ﺃَﻛْﺒَﺮlam dimad-kan), hal ini berakibat fatal pada kesalahan
arti.
Berikut konsep tentang Mad:
14
15
16
2. Semangat Menuntut Ilmu untuk Meraih Martabat Mulia
Kompetensi Dasar (KD)
1.5 Menghayati bahwa Allah meninggikan derajat orang yang beriman dan
berilmu.
2.5 Mengamalkan perilaku semangat menuntut ilmu dalam belajar
3.5 Memahami isi kandungan Q.S. ‘Abasa (80):1-10 dan Q.S.al-Mujadilah
(58): 11 tentang menuntut ilmu
4.5 4.5.1 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Abasa (80):1-10 dan Q.S al-
Mujadilah (58): 11
4.5.2 Mengomunikasikan kandungan Q.S. Abasa (80):1-10 dan Q.S al-
Mujadilah (58): 11
Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu merupakan salah satu bagian terpenting bagi kehidupan
manusia, tanpa adanya ilmu manusia tidak akan bisa berkembang. Menurut
bahasa, ilmu artinya pengetahuan. Sedangkan menurut kamus besar bahasa
Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat di gunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan.
17
Artinya:
1. Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,
2. Karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum).
3. Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya
(dari dosa),
4. Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya?
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pemuka Quraisy).
6. Maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya,
7. Padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman).
8. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk
mendapatkan pengajaran),
9. Sedang dia takut (kepada Allah),
10. Engkau (Muhammad) malah mengabaikannya.
Mufradat
Asbabun Nuzul
Beberapa ulama mengatakan surah ini turun menyangkut sikap Nabi Saw.
Kepada Abdullah Ibn Ummi Maktum, ketika Nabi Muhammad Saw. sedang sibuk
menjelaskan Islam kepada tokoh-tokoh musyrikin Makkah, salah satunya adalah
Al-Walid Ibn Al- Mugîrah. Beliau berharap ajakannya dapat menyentuh hati dan
pikiran mereka sehingga mereka memeluk Islam, diharapkan akan membawa
dampak positif bagi perkembangan dakwah Islam.
Saat itulah datang ‘Abdullah Ibn Ummi Maktum yang rupanya tidak
mengetahui kesibukan Nabi Saw.. karena kebutaannya, lalu menyela pembicaraan
Nabi Saw. Memohon agar diajarkan kepadanya tentang Islam. Ini dilakukannya
berkali-kali, sehingga tidak berkenan di hati Nabi Saw., namun beliau tidak
menegur apalagi menghardiknya, hanya saja nampak pada air muka beliau rasa
tidak senang, maka turunlah ayat di atas untuk menegur beliau.
18
Kandungan Ayat
Dalam QS. Abasa: 1-10 ini, Allah Swt.. memerintahkan Nabi Saw.. agar
tidak berpaling dari orang yang ingin membersihkan jiwanya, membersihkan diri
dari akhlak tercela, dan ingin mendapatkan pengajaran, kemudian tidak terlalu
berharap kepada para pemuka Quraisy akan keislamannya, Allah lah yang akan
memberikan petunjuk bagi yang dikehendaki Nya. Allah Swt. juga
memerintahkan Nabi Saw.. agar tidak mengkhususkan memberi peringatan
kepada seseorang, namun wajib menyampaikannya kepada siapa saja, tidak
membedakan kaya atau miskin, pejabat atau rakyat biasa.
Ayat-ayat tersebut mengajari kita akan pentingnya kepedulian terhadap
sesama muslim dan menebarkan ilmu keislaman kepada mereka. QS. Abasa: 1-10
mengandung beberapa hal yang terkait dengan etika pengajaran, antara lain
sebagai mukmin: (1) wajib mengenali orang yang membutuhkan bantuan, (2)
memberikan pelayanan yang proporsional dan profesional, (3) pelayanan yang
diberikan harus dengan niat yang ikhlas dan menyerahkan hasilnya kepada Allah
Swt..
Ayat-ayat di atas juga mengajarkan kita bahwa sebagai guru hendaknya:
memberikan penghargaan dan pelayanan yang sama, selalu husnudzon, harus
bersikap cermat dan hati-hati dalam mengambil suatu tindakan, adil, penuh kasih
sayang, menjunjung tinggi kesopanan, dan lemah lembut terhadap muridnya.
Q.S. al-Mujadilah: 11
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,”Berdirilah kamu,” maka
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah
Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”
Mufradat
19
Asbabun Nuzul
Ayat ini turun ketika hari jum'at. Ketika itu Rasulullah SAW berada di
suatu tempat yang sempit, dan telah menjadi kebiasaan beliau memberi tempat
khusus buat para sahabat yang terlibat dalam perang Badar karena besarnya jasa
mereka.
Nah, ketika majelis tengah berlangsung, beberapa orang di antara sahabat-
sahabat tersebut hadir, lalu mengucapkan salam kepada Nabi SAW, Nabi pun
menjawab, selanjutnya mengucapkan salam kepada hadirin, yang juga dijawab,
namun mereka tidak memberi tempat. Para sahabat itu terus saja berdiri. Maka
Nabi SAW memerintahkan kepada para sahabat-sahabatnya yang lain (yang tidak
terlibat dalam perang Badar) untuk mengambil tempat lain agar para sahabat yang
berjasa itu duduk di dekat Nabi SAW. Perintah Nabi itu mengecilkan hati mereka
yang disuruh berdiri dan ini digunakan oleh kaum munafik untuk memecah belah
dengan berkata, “Katanya Muhammad berlaku adil, tetapi ternyata tidak.” Nabi
yang mendengar kritik itu bersabda, “Allah merahmati siapa yang memberi
kelapangan bagi saudaranya”. Kaum beriman menyambut tuntunan Nabi dan ayat
di atas pun turun mengukuhkan perintah dan sabda Nabi itu.
Kandungan Ayat
Ayat ini Allah memerintahkan kaum muslim untuk melakukan perbuatan
yang menguatkan persaudaraan, menumbuhkan empati dan kepedulian sosial,
antara lain dengan memberikan tempat kepada orang lain, terutama saat mencari
ilmu, memberi kelapangan, usaha mencari kebajikan dan kebaikan, berusaha
menyenangkan hati orang lain, memberi pertolongan, dan sebagainya termasuk
yang dianjurkan Rasulullah Saw.
20
d. Kebahagiaan dunia dan akhirat diraih dengan ilmu
e. Orang yang berilmu akan ditinggikan derajatnya
f. Ilmu menjadikan manusia menjadi terhormat dan bermartabat
g. Orang yang sedang menuntut ilmu dinilai sebagai jihad
ﺃﺑﻲ ﻋﻦ،ﻗﺎﻝ ﻫﺮﻳﺮﺓ: ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺳﻮﻝ ﻗﺎﻝ: «ﺳﻠﻚ ﻣﻦ
ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺇﻟﻰ ﻃﺮﻳﻘﺎ ﻟﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﻬﻞ ﻋﻠﻤﺎ ﻓﻴﻪ ﻳﻠﺘﻤﺲ ﻃﺮﻳﻘﺎ
Artinya dari Abu Hurairah R.A berkata: Rasululloh Saw Beersabda: Siapa
yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu
akan didapat. Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar
kepada Allah Swt dan dengan ilmu pula seorang muslim dapat berbuat
kebaikan. Oleh karena itu orang yang menuntut ilmu adalah orang yang
sedang menuju surga Allah.
Mencari ilmu itu wajib, tidak mengenal batas tempat, dan juga tidak
mengenal batas usia, baik anak-anak maupun orang tua. Kewajiban menuntut
ilmu dapat dilaksanakan di sekolah, pesantren, majlis ta’lim, pengajian anak-
21
anak, belajar sendiri, penelitian atau diskusi yang diselenggrakan oleh para
remaja mesjid.
Ilmu merupakan cahaya kehidupan bagi umat manusia. Dengan ilmu,
kehidupan di dunia terasa lebih indah, yang susah akan terasa mudah, yang
kasar akan terasa lebih halus. Dalam menjalankan ibadah kepada Allah, harus
dengan ilmu pula. Sebab beribadah tanpa didasarkan ilmu yang benar adalah
sisa-sia belaka. Oleh karena itu dengan mengamalkan ilmu di jalan Allah
merupakan ladang amal (pahala) dalam kehidupan dan dapat memudahkan
seseorang untuk masuk ke dalam surga Allah.
Allah sangat mencintai orang-orang yang berilmu, sehingga orang
yang berilmu yang didasarkan atas iman akan diangkat derajatnya oleh Allah,
sebagaimana firman-Nya:
َ ْﻳٰٓﺎَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺍٰﻣَﻨُﻮْٓﺍ ﺍِﺫَﺍ ﻗِﻴْﻞَ ﻟَﻜُﻢْ ﺗَﻔَﺴَّﺤُﻮْﺍ ﻓِﻰ ﺍﻟْﻤَﺠٰﻠِﺲِ ﻓَﺎﻓْﺴَﺤُﻮْﺍ ﻳَﻔْﺴَﺢِ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﻟَﻜُﻢْۚ ﻭَﺍِﺫَﺍ ﻗِﻴ
ﻞ
َﺍﻧْﺸُﺰُﻭْﺍ ﻓَﺎﻧْﺸُﺰُﻭْﺍ ﻳَﺮْﻓَﻊِ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺍٰﻣَﻨُﻮْﺍ ﻣِﻨْﻜُﻢْۙ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺍُﻭْﺗُﻮﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﺩَﺭَﺟٰﺖٍۗ ﻭَﺍﻟﻠّٰﻪُ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮْﻥ
١١ ٌﺧَﺒِﻴْﺮ
Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-
Mujadalah : 11)
Kebahagian di dunia dan akhirat akan dapat diraih dengan syarat
memiliki ilmu yang dimanfa’tkan. Manfa’at ilmu pengetahun bagi kehidupan
manusia, antara lain :
- Ilmu merupakan cahaya kehidupan dalam kegelapan, yang akan
membimbimg manusia kepada jalan yang benar
- Orang yang berilmu dijanjikan Allah akan ditinggikan derajatnya menjadi
orang yang mulia beserta orang-orang yang beriman
- Ilmu dapat membantu manusia untuk meningkatkan taraf hidup menuju
kesejahteraan, baik rohani maupun jasmani
- Ilmu merupakan alat untuk membuka rahasia alam, rahasia kesuksesan hidup
baik di dunia maupun di akhirat
ْ َﺟِﺌْﺖُ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻗَﺎﻝَ ﺑِﻚَ ﺟَﺎﺀَ ﻣَﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟْﻤُﺮَﺍﺩِﻱَّ ﻋَﺴَّﺎﻝٍ ﺑْﻦَ ﺻَﻔْﻮَﺍﻥَ ﻋ
ﻦ
ُﻳَﻘُﻮﻝُ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﻓَﺈِﻧِّﻲ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﺃَﻃْﻠُﺐ
ﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔُ ﻟَﻪُ ﻭَﺿَﻌَﺖْ ﺇِﻻَّ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﻃَﻠَﺐِ ﻓِﻲ ﺑَﻴْﺖٍ ﻣِﻦْ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﺧَﺎﺭِﺝٍ ﻣِﻦْ ﻣَﺎ
ﻳَﺼْﻨَﻊُ ﺑِﻤَﺎ ﺭِﺿًﺎ ﺃَﺟْﻨِﺤَﺘَﻬَﺎ
Artinya: Dari Safwan Bin Assal Al Muradi dia Bertanya: Apa yang
menyebabkanmu datang kemari? saya menjawab: Sungguh aku datang
kemari untuk menuntut ilmu. ia berkata:”saya telah mendengar Rasululloh
SAW Bersabda: “Tidaklah seseorang keluar dari rumahnya untuk menuntut
ilmu, kecuali para malaikat akan meletakkan sayap untuk menaunginya
karena ia ridha terhadap apa yang dilakukan.” (H.R Ibnu Majah)
22
Hadits di atas menjelaskan tentang keutamaan yang didapatkan oleh
orang yang menuntut ilmu. orang yang menuntut ilmu akan membuat
malaikat merendahkan sayapnya kepada mereka karena malaikat ridho atas
perbuatan yang dilakukan oleh orang yang menuntut ilmu. Menuntut ilmu
adalah kewajiban bagi setiap muslim menurut Hadits Riwayat Ibnu Majah
orang yang menuntut ilmu akan selalu dijaga oleh Alloh SWT dan dilindungi
oleh malaikatnya. dan Alloh SWT juga meninggikan derajat bagi para
penuntut ilmu.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah di atas.
24
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Muhammad Hanif. 2021. “Analisis Pelaksanaan Model Pembelajaran Pada Mata
Pelajaran Al-Qur’an Hadits Di MTS Persiapan Negeri 4 Medan.” Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam. Vol.1,No.4: 1-15.
Amin, Kamarudin. 2019. Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019 Tentang
Kurikulum Pai Dan Bahasa Arab Pada Madrasah. Direktorat KSKK Madrasah,
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, dan Kementerian Agama RI.
Fa’atin, Salmah. 2017. “Pembelajaran Qur’an Hadits Di Madrasah Ibtidaiyah Dengan
Pendekatan Integratif Multidisipliner.” Vol.5,No. 2: 394-412.
Khasanah, Wikhdatun. 2021. “Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Islam.” Jurnal Riset Agama.
Vol.1, No.2: 296-307.
Khoiriyah.S.Pd.I.M.Si, Niswatul. 2019. Buku Siswa Alqur'an Hadis Kelas IX. Jakarta:
Direktorat KSKK Madrasah dan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Mustafid, Arif Sirojul. 2020. Al-Qur'an Hadis Mi Kelas I. Jakarta: Direktorat KSKK
Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI.
Rasikh, Ar. 2019. "Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di Madrasah Ibtidaiyah: Studi Multisitus
pada MIN Model Sesela dan Madrasah Ibtidaiyah At Tahzib." Jurnal Penelitian
Keislaman. Vol,15 No.1: 14-28.
25