Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADITS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Strategi Pembelajaran
Al-Qur’an Hadits

Dosen Pengampu :

Zulkifli Nasution, S.Pd.I, MA

Sem.V/PAI 3
Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Rosnila Wati Pasaribu (0301181059)


2. Siti Ramalan Pulungan (0301181042)
3. Mhd. Sofwan (0301182088)
4. Gali Ardiansyah (0301183247)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATRA UTARA
MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pada mata kuliah Strategi
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang berjudul “Hakikat Belajar dan Pembelajaran Al-Qur’an
Hadits”.

Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
memudahkan pembaca untuk memahaminya. Adapun jika terdapat banyak kekeliruan atau
kesalahan didalam tugas ini, kami mohon kritik dan saran agar tugas ini dapat menjadi lebih
baik lagi ke depannya. Tentu saja kami tidak dapat menyelesaikan tugas ini tanpa bantuan
pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Bapak
Zulkifli Nasution, S.Pd.I, MA.

Medan, 2 November 2020

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

A. Apakah pengertian dari pembelajaran Al-Qur’an Hadits............................2


B. Apakah tujuan dari pembelajaran Al-Qur’an Hadits...................................2
C.  Apakah fungsi dari pembelajaran Al-Qur’an Hadits..................................4
D. Bagaimanakah ruang lingkup dari pembelajaran Al-Qur’an Hadits...........5
E. Bagaimanakah urgensi pembelajaran Al-Qur’an Hadits.............................5
F. Bagaimana Hakikat belajar dan pembelajaran Al-Qur’an Hadits...............6

BAB III PENUTUP...............................................................................................10


A. Kesimpulan....................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktifitas yang tidak dapat dielakkan lagi dalam dunia pendidikan adalah belajar,
setelah menjalani proses belajar maka, akan muncul yang namanya pembelajaran. Undang-
undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan “pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”.

Memperhatikan makna pembelajaran tersebut dapat difahami bahwa pembelajaran


ialah membelajarkan peserta didik dengan menggunakan asa pendidikan maupun teori belajar
yang menentukan keberhasilan dalam pendidikan. Pembelajaran Alquran hadis dapat
dikataka berhasil apabila dapat mengubah dan menumbuh kembangkan peserta didik untuk
belajar.

Dalam hal ini kami akan membahas mengenai hakikat belajar dan pembelajaran
Alquran hadis. Untuk itu, apa-apa saja yang harus difahami yang menyangkut dengan
pembelajaran Alquran hadis.

B.     Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari pembelajaran Al-Qur’an Hadits?
2.  Apakah tujuan dari pembelajaran Al-Qur’an Hadits?
3.  Apakah fungsi dari pembelajaran Al-Qur’an Hadits?
4. Bagaimanakah ruang lingkup dari pembelajaran Al-Qur’an Hadits?
5. Bagaimanakah urgensi pembelajaran Al-Qur’an Hadits ?
6. Bagaimana Hakikat belajar dan pembelajaran Al-Qur’an Hadits ?
C.    Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
2. Untuk mengetahui tujuan dari pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
3. Untuk mengetahui fungsi dari pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
5. Untuk mengatahui urgensi pembelajaran Al-Qur’an Hadits

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Al-Qur’an Hadits


Kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu, belajar dan
mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa,
sementara cara mengajar secara instruksional dilakukan oleh guru. Jadi istilah pembelajaran
adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar1.
Pengertian dari Al–Qur’an adalah kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikan jibril a.s yang di
dalamnya berisi pedoman hidup bagi manusia.
Menurut Dr. Subhi Ash-Shalih, Al-Quran merupakan kalam Allah Swt yang
merupakan mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad dan di tulis di mushaf serta
diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah.2
Sedangkan kata hadits merupakan isim (kata benda) yang secara bahasa berarti kisah,
cerita, pembicaraan, percakapan atau komunikasi baik verbal maupun lewat tulisan. Bentuk
jamak dari hadits yang lebih populer di kalangan ulama muhadditsin adalah ahadits, 
dibandingkan bentuk lainnya yaitu hutsdan atau hitsdan. 3Dan yang dikatakan Hadist adalah
sesuatu yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, baik itu perbuatan, perkataan, perilaku
dan lain sebagainya tentang Rasulullah untuk menjelaskan kandungan Al-Qur’an. 4
Dari 3 pengertian di atas, dapat di simpulkan bahwa Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
adalah proses belajar mengajar mengenai bagaimana memahami dan menjelaskan makna dari
Al-Qur’an Hadits serta mengeluarkan hukum – hukum yang terdapat di dalamnya, agar kita
tidak salah dalam melaksanakan apa saja perintah dan larangan yang ada di dalam kedua
pusaka tersebut.
B.Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits

Tujuan  pembelajaran  adalah  suatu  pernyataan  yang  spesifik yang dinyatakan


dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk
menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. 5

1
Ahmad Susanto, Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm.18-
19
2
Aris Musthafa, Qur’an Hadis, (Sragen : Akik Pusaka, 2008), hlm. 3
3
M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), hlm.20.
4
Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Ikhtisar  Ulumul Qur;an Praktis, (Jakarta: Pustaka Bumi, 2001), hlm. 3
5
B.Uno, Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, Cet. V, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 35.

2
Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran atau yang disebut juga
dengan tujuan intruksional, merupakan tujuan yang paling khusus. Tujuan pembelajaran
menjadi bagian tujuan kulikuler, didefinisikan sebagai kemamuan yang harus dimiliki oleh
peserta didik setelah mereka  mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam
satukali pertemuan, misalnya pelajaran surat Al-Fatihah dalam mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits.
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah bagian dari upaya untuk mempersiapkan sejak
dini agar siswa memahami, terampil melaksanakan dan mengamalkan isi kandungan Al-
Qur’an Hadist melalui kegiatan pendidikan. Tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadits di
madrasah ibtidaiyah adalah agar murid mampu membaca, menulis,   menghafal,
mengartikan , memahami, dan terampil melaksanakan isi kadungan al-qur’an hadits dalam
kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang berimandan bertakwa kepada allah  swt.
Inti ketakwaan  itu ialah berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MI memiliki 3 tujuan penting, yaitu :
1. Pengetahuan (knowing), dimana anak mengetahui setiap materi yang berkaitan dengan
Al-Qur’an dan Hadits.
2. Pelaksanaan (doing), dimana anak mampu melaksanakan dan mengajarkan apa yang ia
ketahui di dalam kehidupannya.
3. Pembiasaan (being), dimana anak mampu membiasakan apa yang telah ia laksanakan di
dalam kehidupan sehari – harinya hingga menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ia
tinggalkan.
Secara substansial mata pelajaran Al-Qur’an Hadits memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan
mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an Hadits sebagai
sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam
kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan
untuk:
1. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis,
membiasakan dan menggemari membaca Al-Qur’an Hadits.
2. Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an
Hadits melalui keteladanan dan pembiasaan.
3. Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada kandungan
ayat Al-Qur’an dan Hadits.
3
Dalam proses mengartikan Al-Qur’an Hadits anak juga harus di beri bekal sejak dini
tentang cara memahaminya, agar anak tidak salah dalam menangkap pemahaman mengenai
arti Al-Qur’an Hadits yang telah ia pelajari. Sedikit saja salah pemahan akan berakibat fatal
bagi anak.
Memahami isi kandungan Al-Qur’an Hadits menjadi keterampilan sangat bagus yang
harus dimiliki oleh seorang muslim. Dengan mampu memahaminya maka akan memudahkan
seseorang untuk mewujudkannya dalam alamiah praktis. Sehingga, jika proses memahami isi
kandungan Al-Qur’an Hadits ini dimulai sejak dini di sekolah dasar , maka pengetahuannya
tentang tatacara memahami isi kandungan Al-Qur’an Hadits akan lebih berkualitas begitu
pula dalam melaksanakan isinya.
Tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah sesuatu yang hendak dicapai setelah
kegiatan pembelajaran Al-Qur’an Hadits, atau dengan kata lain tercapainya perubahan
perilaku pada siswa yang sesuai dengan kompetensi dasar setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran. Tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang
spesifik dan diwujudkan dalam bentuk prilaku atau penampilan sebagai gambaran hasil
belajar.
Tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada dasarnya merupakan rumusan bentuk-
bentuk tingkah laku yang akan dimiliki siswa setelah melakukan proses pembelajaran.
Rumusan tujuan tersebut dirumuskan berdasarkan analisis terhadap berbagai tuntutan,
kebutuhan, dan harapan. Oleh karena itu, tujuan dibuat berdasarkan pertimbangan faktor-
faktor masyarakat, siswa itu sendiri, serta ilmu pengetahuan (budaya). Dengan demikian,
perumusan tujuan pembelajaran Qur’an Hadith harus didasarkan pada harapan tentang
sesuatu yang diharapkan dari hasil proses kegiatan pembelajaran.
C. Fungsi Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Mata pelajaran Al Qur’an Hadits pada Madrasah Ibtidaiyah berfungsi:
1. Menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik membaca dan menulis Al Qur’an
Hadist
2. Mendorong, membimbing dan membina kemampuan dan kegemaran untuk membaca Al
Qur’an dan Hadist
3. Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kandungan ayat –
ayat Al Qur’an dan Hadist dalam perilaku peserta didik sehari – hari
4. Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat
lebih tinggi ( MTs ).

4
Dengan kata lain pembelajaran Al Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi
untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis,
membiasakan dan menggemari Al Qur’an dan Hadits serta menanamkan pengertian,
pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat Al Qur’an Hadits untuk mendorong,
membina dan membimbing akhlaq dan perilaku peserta didik agar berpedoman kepada dan
sesuai dengan isi kandungan ayat – ayat Al Qur’an dan Hadits.
D. Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Ruang Lingkup Mata Pelajaran AL-Qur’an Hadits  Menurut Permenag no. 20 tahun
2008, ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
1. Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-Qur’an yang benar sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid.
2. Hafalan surat–surat pendek dalam Al-Qur’an dan pemahaman sederhana tentang
arti dan makna kandungannya, serta pengalamannya melalui keteladanan dan
pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pemahaman dan pengalaman melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai
hadits – hadits yang berkaitan dengan keutamaan membaca Al-Qur’an,
kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturrahim, taqwa,
menyayangi anak yatim, shalat berjamaah, ciri – ciri orang munafik dan amal
shaleh. 6
E. Urgensi Pembelajaran Al-Qur’an Hadits 
Urgensi pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada peserta didik yaitu:
1. Pemahaman, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan cara membaca dan menulis Al-
Qur’an serta kandungan Al-Qur’an dan Hadits.
2. Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
3. Sumber motivasi, yaitu memberikan dorongan untuk meningkatkan kualitas hidup
beragama, bermasyarakat dan bernegara.
4. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik dalam
meyakini kebenaran ajaran AgamaIslam, melanjutkan upaya yang telah dilaksanakan
dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya.
5. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan
pengalaman ajaran Islam peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

6
im Bina Karya, Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV, (Jakarta:
Erlangga, 2009), hlm. 15.

5
6. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang
dapat membahayakan diri peserta didik dan menghambat perkembangannya menuju
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.
7. Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai Al-
Qur’an dan Hadits para peserta didik sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh
kehidupannya.
F. Hakikat Belajar dan pembelajaran
Kata kunci yang paling sering muncul untuk belajar ialah perubahan, tingkah laku dan
pengalaman. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah
laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.7

Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun
fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental,
misalnya aktivitas berpikir, memahami, menyimpulkan, menyimak dan menelaah,
membandingkan, membedakan, mengungkan dan menganalisis. Adapun aktivitas yang
bersifat Fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik. 8Dengan
demikian, Pembelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan kegiatan yang dipilih pengajar dalam
proses pembelajaran, supaya proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits berlangsung dengan baik
perlu diatur metodenya. Penggunaan metode sangat mempengaruhi proses pembelajaran Al-
Qur’an Hadits.

Oleh karenaitu seorang guru hendaklah menggunakan metode yang baik dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Penggunaan metode yang sesuai akan
mendukung tercapainya tujuan sebagaimana yang diharapkan, akan tetapi penggunaan
metode yang tidak sesuai dengan bahan pelajaran dapat menyebabkan kesulitan bagi siswa
dalam mencerna pelajaran yang telah disampaikan oleh guru sehingga tujuan yang ingin
dicapai tidak sempurna sebagaimana yang di inginkan.

Hakikat belajar adalah suatu proses dan usaha yang dilakukan secara sadar dan terus
menerus melalui berbagai macam aktivitas dan pengalaman guna memperoleh pengetahuan
baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang lebih baik. Perubahan dalam hal
pemahaman, pengetahuan, perubahan sikap, tingkah laku dan daya peneriamaan.9
7
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori belajar (Bandung, Remaja Rosda karya, 2011) Hal. 12.
8
Rusman, Belajar dan pembelajaran Berorientasi standar proses Pendidikan, (Jakarta, Kencana, 2017)
Hal.76.
Firmina Angela Nai, teori belajar dan pembelajaran Implementasnya Pada Pembelajaran Bahasa
9

Indonesia (DeePublish, Yogyakarta, 2017) Hal. 9.

6
Perintah belajar untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dinyatakan Allah sejak wahyu
pertama, ayat pertama dan pada kata pertama yang bersifat imperatif yaitu kata iqra’, secara
lengkap ayat tersebut ialah :

)٤( ِ ‫) اذَّل ِ ي عَمَّل َ اِب لْ َقمَل‬٣( ‫) ا ْق َرْأ َو َرب ُّ َك األ ْك َر ُم‬٢( ‫) َخلَ َق اإل ن ْ َس َان ِم ْن عَلَ ٍق‬١( ‫ا ْق َرْأ اِب مْس ِ َرِب َِّك اذَّل ِ ي َخلَ َق‬
)٥( ْ ‫عَمَّل َ اإل ن ْ َس َان َما لَ ْم ي َ ْعمَل‬
Artinya : 1) Bacalah dengan menyebut nama Tuhan mu yang menciptakan. 2) Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3) Bacalah dan Tuhanmu yang maha mulia.
4) yang mengajar (manusia) dengan pena. 5) Dia mengejarkan manusia apa yang tidak
diketahuianya.

Kata iqra’yang secara granitikal bermakna “bacalah”. Bermakna menelaah,


mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu. Maka jelaslah dengan perintah iqra’kita
akan memperoleh pengetahuan atau ilmu pemahaman, namun dalam membaca (menelaah,
meneliti, mendalami) itu harus dimulai dengan menyebut nama Rabb yang telah
menciptakan.10

Pada hakikatya belajar bukan merupakan suatu kejadian yang terjadi secara kebetulan
karena belajar berperanan penting untuk meneruskan kebudayaaan yang slah satu unsurnya
adalah ilmu pengeahuan. Belajar pada hakikatnya ialah aktivitas berfikir, maka sumber
belajar adalah pengetahuan yang di wariskan antara lain melalui filsafat dan teori.11

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang
saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut, meliputi: tujuan, materi,
metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh
guru dalam memilih dan menetukan media, metode, strategi, pendekatan apa yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran, merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu:
belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa
yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan
berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru
dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa disaat pembelajaran sedang berlangsung.

10
Abdul Chaer, Perkenalan Awal Dengan Alquran (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2002) Hal.43.
11
Ibid, Hal 10.

7
Dengan kata lain, pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara
peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap.12

membahas masalah pembelajaran Al-Qur’an Hadits, tidak dapat di pisahkan dari


konsep-konsep pendidikan yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits. Apalagi menyangkut
pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada siswa yang memerlukan perhatian khusus sesuai dengan
tingkat usianya. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru bidang studi Al-Qur’an Hadits
memegang tanggung jawab dan peranan yang sangat besar terhadap kelancaran dan
kelangsungan pembelajaran Al-Qur’an Hadits di lembaga-lembaga pendidikan tempat ia
mengajar. Guru bidang studi Al-Qur’an Hadits bukan hanya sekedar memberikan atau
menyajikan sejumlah pengetahuan secara teoritis, tetapi juga harus bisa memberikan
pengetahuan ketrampilan, sehingga membimbing sikap dan perilaku siswa dengan nilai-nilai
pendidikan agama, yang dilandasi oleh iman dan taqwa sebagai pengendali dalam kehidupan
sehari-hari.

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan, sehingga terjadi perubahan prilakukearah yang lebih baik dan tugas guru adalah
mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan prilaku bagi peserta
didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu
peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. 13

Tujuan pembelajaran al quran hadist ini ialah dapat meningkatkan kecintaan peserta
didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam alquran dan hadist, membekali peserta didik
terhadap alquran sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan dan juga
supaya peserta didik dapat meningkatkan pemahaman dan pengalaman isi kandungan alquran
dan hadist yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuwan tentang alquran dan hadist. 14

Fungsi pembelajaran alquran hadist yaitu:

1. Pemahamn, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan cara membaca dan menulis alquran
serta kandungan alquran dan hadist .
2. Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup
didunia dan akhirat.

12
Syarifudin Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta, PT Rinek Cipta, 2006). Hal. 86.
13
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2002). Hal 34.
14
Rusman, Opcit.

8
3. Sumber motivasi , yaitu memberikan dorongan untuk meningkatkan kualitas hidup
beragama, bermasyarakat dan bernegara.
4. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik dalam
meyakini kebenaran ajaran agama islam, melanjutkan upaya yang telah dilaksanakan
dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya
5. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan
pengalaman ajaran islam peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III
PENUTUP

9
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah
“perubahan” yang terjadi didalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivias
tertentu. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar.
Sedangkan pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru agar terjadi proses
belajar pada diri siswa.

Terealisasinya pendidikan akan membawa umat kearah kehidupan yang behagia dunia
akhirat, melalui pembelajaran alquran hadis secara optimal akan terlihat fungi pendidikan
Islam dalam membentuk prilaku muslim sejati yang dapat meningkatkan pengabdian kepada
Allah serta hubungan sesama manusia sangat dipengaruhi oleh prilaku manusia itu sendiri.
Oleh sebab itu alquran dan hadis sanagat berfungsi menentukan optimalisasi hubungan
kepada Allah dan sesama manusia.

B. Saran

Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami senantiasa mengharapkan kontribusi konstruktif dari para
pembaca dalam bentuk saran maupun kritik yang konstruktif demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

10
Efferi, Adri. Materi dan Pembelajaran Qur’an Hadits Mts-MA. Kudus: STAIN
Kudus. 2009.

Hamzah, B.Uno. 2009. Perencanaan Pembelajaran, Cet. V. Jakarta: Bumi Aksara.

Musthafa, Aris . 2008. Qur’an Hadis. Sragen: Akik Pusaka

Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013.

Sani, Ridwan Abdullah. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2013.

Supriadie, Didi dan Deni Darmawan. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: PT


Remaja Rosdakaraya. 2012.

Shiddieqy, M. Hasbi Ash . 1991. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Jakarta: Bulan
Bintang.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana

Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah
Kelas IV. Jakarta: Erlangga.

Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohammad. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.


Jakarta: PT Bumi Aksara. 2013.

11

Anda mungkin juga menyukai