Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KEGIATAN PESANTREN RAMADHAN 1443 HIJRIYAH

“PUASAKU TOTALITAS, RAMADHANKU BERKUALITAS,


BELAJARKU TUNTAS”

Disusun Oleh:

SABRINA LARASATI
X MIPA 2 ; Al-BAARI
NIS/NISN : 12266 / 0051337658

SMA NEGERI 1 TENGGARONG

TAHUN AJARAN 2021/2022

1443

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat
dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam
menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Dalam rangka melengkapi tugas dari Kegiatan Pesantren Ramadhan 1443


H pada tanggal 21-23 April 2022 dengan ini penulis akan membahas tema pada
makalah ini sebagaimana materi yang telah disampaikan selama 3 hari
pelaksanaan tersebut. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu guru,
selaku pemateri pada kegiatan ini yang telah memberikan materi kepada kami
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang yang
kami tekuni.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Tenggarong, (25/04/2022)

Penulis,

(SABRINA LARASATI)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. AKHLAK......................................................................................................5

B. FIQIH PUASA..............................................................................................7

C. AQIDAH TAUHID.....................................................................................12

D. GENERASI QUR’ANI...............................................................................14

E. FARDHU KIFAYAH (Laki-Laki // Perempuan).......................................16

BAB III..................................................................................................................22

PENUTUP..............................................................................................................22

A. KESIMPULAN...........................................................................................22

B. SARAN.......................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana di ketahui bahwa pelaksanaan pendidikan di sekolah


umum atau madrasah, sebagai pelaksanaan undang-undang no. 2 tahun
1984 tentang sistem pendikan Nasional berlangsung kurang memenuhi
harapan seperti yang di maksudkan dalam rangka peningkatan iman dan
takwa sebagai upaya untuk membentuk manusia seutuhnya dan
masyarakat Indonesia seluruhnya.

Meskipun terlambat, akhirnya pemerintah mengeluarkan


instruksinya yang merupakan sejarah baru dalam dunia pendidikan. Yakni
sebuah instruksi langsung dari bapak presiden bahwa seluruh lembaga
pendidikan mulai tingkat SD hingga sekolah menengah atas di haruskan
untuk menyelenggarakan pesantren kilat pada masa-masa liburan sekolah
bagi siswa-siswi yang beragama Islam.

Adalah suatu langkah kebijaksanaan yang sangat menggembirakan


dan sangat di dukung pelaksanaannya oleh semua pihak, MUI, organisasi
Islam dan tentunya oleh pemerintah sendiri yaitu dari aparat dan instasi
departemen pendidikan dasar dan menengah.

Menurut  Abdurrahman saleh (2002 : 217) mengatakan dalam bukunya


yang berjudul “Pendidikan Agama Dan Keagamaan” Dengan adanya
pesatren kilat yang di adakan di sekolah-sekolah nantinya akan di hasilkan
lulusan seorang anak Indonesia yang taat beragama, bermoral, cerdas, dan

1
tanggung jawab, serta tangguh dalam menghadapi pengaruh negatif dan
arus globalisasi. Dalam kesempatan ini presiden telah mencanangkan
peresmiannya pada libur panjang akhir tahun ajaran pendidikan ditahun
1996/1997 di Istana Negara.

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan


mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan
perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu
negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki
kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat
meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan
sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif,
dan produktif.

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut membawa


perubahan terhadap perilaku kehidupan manusia baik yang bersipat positif
ataupun yang negative. Kita akuai  dengan perkembangan teknoligi
sekarang ini kita dapat mengakses informasi dengan mudah, Oleh karena
itu untuk membentengi pengaruh-pengaruh yang negative tersebut perlu
adanya pendidikan moral bagi anak sejak dini, mengingat pengaruh
tersebut dapat menembus semua kalangan baik itu anak-anak, orang
dewasa ataupun orang tua.

Dalam dunia pendidikan umum, dikenal dengan adanya mata


pelajaran agama, dengan mata pelajaran ini siswa dibekali selain dengan
pengetahuan tentang agama juga di didik untuk berperilaku terpuji. Tapi
sayangnya jam belajar untuk pendidikan agama di sekolah terlalu sedikit.
Sehingga untuk mensiasati kurangnya jam belajar agama maka pihak
sekolah mengadakan kegiatan pesantren kilat yang dilaksanakan yang
dilaksanakan pada saat libur panjang. Bahkan pada saat sekarag kegiatan
tersebut dilaksanakan setiap seminggu satu kali.

2
Selama proses pesantren ramadhan sendiri sekolah tidak hanya
memberikan arahan mengaji bersama ataupun shalat bersama,tetapi
sekolah mewajibkan para guru yang bersangkutan agar dapat memberikan
kajian-kajian islami kepada para murid-muridnya.Contohnya sendiri
memberikan kajian tentang pembahasan akhlak,fiqih,aqidah,generasi al-
qur’an,dan praktek fardu kifayah.Sehingga dengan ini murid dapat lebih
memahami ajaran-ajaran dalam islam dan dapat mempraktekkannya dalam
kehidupan sehari-hari

Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk
dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli
terhadap dunia pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok masalah yang akan


dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa penjelasan tentang Akidah selama pembelajaran pesantren


ramadhan berlangsung?
2. Apa penjelasan tentang fiqih puasa dalam proses pesantren
ramadhan berlangsung serta bagaimana syarat-syarat dalam puasa
yang harus kita ketahui?
3. Apa penjelasan tentang aqidah tauhid?
4. Apa penjelasan serta peneran ajaran generasi al-qur’an?
5. Apa penjelasan serta pembelajaran dari praktek fardu kifayah?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui akidah dalam Islam

3
2. Untuk mengetahui fiqih puasa yang harus diterapkan dan difahami
3. Untuk mengetahui penjelasan tauhid dalam Islam
4. Untuk mengetahui bagaimana penerapan generasi Al-Qur’an
5. Untuk mengetahui cara mempraktekkan fardu kifayah dalam kehidupan
sehari-hari

4
BAB II

PEMBAHASAN

C. AKHLAK

1.Pengertian Akhlak

Sebuah sistem nilai yang mengatur tindakan manusia yang ada di muka bumi.
Akhlak dari kata Khuluqun berarti budi pekerti,perangai,tingkah laku.Sedangkan
akhlak dalam arti yang panjang yaitu,tabiat atau sifat seseorang,keadaan jiwa yang
sudah terlatih sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat
yang melahirkan perbuatan-perbuatan.

Akhlak merupakan sebuah sistem yang mengatur tindakan dan pola sikap
manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam ajaran agama Islam,
sistem nilai tersebut merupakan sumber ijtihad sebagai salah satu metode berpikir
secara islami. Akhlak memicu terjadinya tindakan dan hubungan antara Allah,
sesama manusia dan alam semesta.

Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak merupakan salah satu sifat yang


tertanam dalam jiwa manusia yang dapat menimbulkan suatu perbuatan yang
mudah dilakukan tanpa adanya pertimbangan pemikiran lagi. Sementara itu,
Muslim Nurdin mengatakan bahwa akhlak adalah

Adapun pengertian akhlak menurut Muslim Nurdin dibagi menjadi dua


sudut pandang, yaitu Suluq Azzahriah dan Bataniah. Suluq azzhariah merupakan
suatu cara pandang yang memperlihatkan hal-hal yang tampak di dalam diri

5
seperti tutur kata, tingkah laku dan watak. Sementara itu menurut sudut pandang
Bataniah, akhlak adalah ilmu yang membahas berbagai masalah yang dihadapi
manusia terkait dengan hal-hal yang bersifat kejiwaan.

2.Substansi Akhlak

Adapun secara substansi akhlak memiliki lima ciri,yaitu :

1. Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang
sehingga menjadi kepribadian
2. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran.Ini tidak berarti bahwa saat melakukan suatu perbuatan,yang
bersangkutan dalam keadaan tidak sadar,hilang ingatan,tidur,atau gila.
3. Akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya,tanpa adanya paksaan atau tekanan dari luar.Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan,pilihan,dan
keputusan yang bersangkutan.
4. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya,bukan
main-main atau karena bersandiwara
5. Akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan
dengan ikhlas semata-mata karena Allah swt.

3.Sumber Akhlak
Pengertian dari sumber akhlak adalah sesuatu yang menjadi ukuran baik
dan buruk atau mulia dan tercela.Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam,sumber
akhlaq adalah al-Qur’an dan Sunnah,bukan akal pikiran atau pandangan
masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral.

4.Macam-Macam Akhlak

6
Menurut Islam, macam akhlak ada dua yaitu akhlakul karimah (akhlak
terpuji) dan akhlakul mazmumah (akhlak tercela). Adapun defenisinya sebagai
berikut:
1. Akhlakul Karimah
Akhlakul Karimah atau disebut dengan akhlak yang terpuji
merupakan salah satu golongan macam akhlak yang harus dimiliki setiap
umat muslim. Adapun contoh macam akhlak tersebut diantarannya sikap
rela berkorban, jujur, sopan, santun, tawakal, adil, sabar dan lain
sebagainya. Sebagai umat muslim sudah seharusnya kita selalu menjaga
akhlakuk karimah dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

2. Akhlakul Mazmumah
Akhlak Mazmumah atau akhlak tercela merupakan salah satu
tindakan buruk yang harus dihindari setiap manusia. Hal ini harus dijauhi
karena akhlakul mazmumah dapat mendatangkan mudharat bagi diri
sendiri maupun orang lain. Contoh dari macam akhlak akhlakul
mazmumah yaitu sombong, iri, dengki, takabur, aniaya, ghibah dan lain
sebagainya. Sebagai orang muslim sudah seharusnya kita menghindari
akhlakuk mazmumah atau akhlak tercela.

B. FIQIH PUASA

1.Pengertian Puasa
Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan Ash Shiyaam (‫ )الصيام‬atau Ash
Shaum (‫)الصوم‬. Secara bahasa Ash Shiyam artinya adalah al imsaak (‫ )اإلمساك‬yaitu
menahan diri. Sedangkan secara istilah, ash shiyaam artinya: beribadah kepada
Allah Ta’ala dengan menahan diri dari makan, minum dan pembatal puasa
lainnya, dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.

2.Keutamaan Puasa
Keutamaan puasa ada tujuh,yaitu:

7
1.Puasa adalah ibadah yang tidak ada tandingannya.
2.Allah Ta’ala menyandarkan puasa kepada diri-Nya
3. Puasa menggabungkan 3 jenis kesabaran: sabar dalam melakukan ketaatan
kepada Allah, sabar dalam menjauhi hal yang dilarang Allah dan sabar terhadap
takdir Allah atas rasa lapar dan kesulitan yang ia rasakan selama puasa.
4. Puasa akan memberikan syafaat di hari kiamat.
5.Orang yang berpuasa akan diganjar dengan ampunan dan pahala yang besar
6.Puasa adalah perisai dari api neraka.
7.Puasa adalah sebab masuk ke dalam surge

3.Hikmah Puasa
 Puasa adalah wasilah untuk mengokohkan ketaqwaan kepada Allah.
 Puasa membuat orang merasakan nikmat dari Allah Ta’ala.
 Mendidik manusia dalam mengendalikan keinginan dan sabar dalam menahan
Diri.
 Puasa menahan laju godaan setan.
 Puasa menimbulkan rasa iba dan sayang kepada kaum miskin.
 Puasa membersihkan badan dari elemen-elemen yang tidak baik dan membuat
badan sehat

4.Rukun Puasa
Rukun puasa ada dua,yaitu :
1. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa
2. Menepati rentang waktu puasa

5.Rentang Waktu Puasa


1.Puasa dimulai ketika sudah terbit fajar shadiq atau fajar yang kedua
2. Puasa berakhir ketika terbenam matahari.

6.Syarat Sah Puasa


 Islam

8
 Baligh
 Berakal
 Muqim (tidak sedang safar)
 Suci dari haid dan nifas
 Mampu berpuasa
 Niat

7.Sunnah-Sunnah Puasa
1.Sunnah-sunnah terkait berbuka puasa

 Disunnahkan menyegerakan berbuka


 Berbuka puasa dengan beberapa butir ruthab (kurma segar), jika tidak ada
maka dengan beberapa butir tamr (kurma kering), jika tidak ada maka
dengan beberapa teguk air putih
 Berdoa ketika berbuka dengan doa yang diajarkan oleh
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam

2.Sunnah-sunnah terkait makan sahur

 Makan sahur hukumnya sunnah muakkadah. Dianggap sudah makan sahur


jika makan atau minum di waktu sahar, walaupun hanya sedikit. Dan di
dalam makanan sahur itu terdapat keberkahan
 Disunnahkan mengakhirkan makan sahur mendekati waktu terbitnya fajar,
pada waktu yang tidak dikhawatirkan datangnya waktu fajar ketika masih
makan sahur.
 Disunnahkan makan sahur dengan tamr (kurma kering).

3.Orang yang berpuasa wajib meninggalkan semua perbuatan yang diharamkan


agama dan dianjurkan untuk memperbanyak melakukan ketaatan seperti:

9
bersedekah, membaca Al Qur’an, shalat sunnah, berdzikir, membantu orang lain,
i’tikaf, menuntut ilmu agama, dll

4.Membaca Al Qur’an adalah amalan yang lebih dianjurkan untuk diperbanyak di


bulan Ramadhan. Bahkan sebagian salaf tidak mengajarkan ilmu di bulan
Ramadhan agar bisa fokus memperbanyak membaca Al Qur’an dan
mentadabburinya.

8.Orang-Orang Yang Diperbolehkan Tidak Puasa


1.Orang sakit yang bisa membahayakan dirinya jika berpuasa
2.Musafir.
3.Orang yang sudah tua renta
4.Wanita hamil dan menyusui

 Wanita hamil atau sedang menyusui boleh meninggalkan puasa


Ramadhan, baik karena ia khawatir terhadap kesehatan dirinya maupun
khawatir terhadap kesehatan si bayi.
 Ulama berbeda pendapat mengenai apa kewajiban wanita hamil dan
menyusui ketika meninggalkan puasa.
 Sebagian ulama berpendapat bagi mereka cukup membayar fidyah tanpa
qadha, ini dikuatkan oleh Syaikh Al Albani.
 Sebagian ulama berpendapat bagi mereka cukup meng-qadha tanpa fidyah,
ini dikuatkan oleh Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Ibnu Al Utsaimin, Syaikh
Shalih Al Fauzan, Al Lajnah Ad Daimah, juga pendapat Hanafiyah dan
Malikiyah.
 Sebagian ulama madzhab juga berpendapat bagi mereka qadha dan fidyah
jika meninggalkan puasa karena khawatir akan kesehatan si bayi.
 Yang lebih rajih –insya Allah– adalah pendapat kedua, bagi mereka wajib
qadha saja tanpa fidyah.

10
5.Orang yang memiliki sebab-sebab yang membolehkan tidak berpuasa,
diantaranya:

 Orang yang pekerjaannya terasa berat. Orang yang demikian tetap wajib
meniatkan diri berpuasa dan wajib berpuasa. Namun ketika tengah hari
bekerja lalu terasa sangat berat hingga dikhawatirkan dapat membahayakan
dirinya, boleh membatalkan puasa ketika itu, dan wajib meng-qadha-nya di
luar Ramadhan.
 Orang yang sangat kelaparan dan kehausan sehingga bisa membuatnya binasa.
Orang yang demikian wajib berbuka dan meng-qadha-nya di hari lain.
 Orang yang dipaksa untuk berbuka atau dimasukan makanan dan minuman
secara paksa ke mulutnya. Orang yang demikian boleh berbuka dan meng-
qadha-nya di hari lain dan ia tidak berdosa karenanya.
 Mujahid fi sabilillah yang sedang berperang di medan perang

9.Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa

Ada 8 perkara yang dapat membatalkan puasa,diantaranya yaitu:

 Makan dan minum dengan sengaja


 Keluar mani dengan sengaja
 Muntah dengan sengaja
 Keluarnya darah haid dan nifas
 Menjadi gila atau pingsan
 Riddah (murtad)
 Berniat untuk berbuka

11
 Merokok

10.Yang Dimakruhkan Ketika Puasa


 Terlalu dalam dan berlebihan dalam berkumur-kumur dan istinsyaq
(menghirup air ke hidung)
 Puasa wishal, yaitu menyambung puasa selama dua hari tanpa diselingi
makan atau minum sama sekali.
 Menyicipi makanan tanpa ada kebutuhan, walaupun tidak masuk ke
kerongkongan
 Bercumbu dan mencium istri, bagi orang yang tidak mampu
mengendalikan birahinya
 Bermalas-malasan dan terlalu banyak tidur tanpa ada kebutuhan
 Berlebihan dan menghabiskan waktu dalam perkara mubah yang tidak
bermanfaat.

C. AQIDAH TAUHID

1.Pengertian Tauhid
Tauhid secara Et dari kata Wahada Yawahtu yang artinya tentang ke-Esa
an.Pengertian Tauhid sendiri adalah Meng-Esakan Allah swt.menunggalkan Allah
swt.Allah swt.adalah tempat bergantung,Allah swt. Tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan.

2.Hakikat Tauhid
1.Mengimani Tauhid wajib bagi setiap muslim/muslimah
2.Tauhid dibedakan menjadi tiga yaitu :’
-Tauhid Ruku’biah yang artinya mentauhidkan Allah swt.dalam setiap
Perbuatannya.
-Tauhid Uluhiyyah yang artinya meng-Esakan Allah swt.dalam ibadah.

12
-Tauhid Al Aswa was Sifat yang artinya meyakini Asmaul Husna Allah
swt.

3.Keutamaan Tauhid
Mentauhidkan Allah swt.memiliki keutamaan yang luar biasa diantaranya :
1.Akan dihapuskan segala dosa-dosanya, mendapatkan petunjuk dan rasa aman,
serta dihilangkan segala kesedihan dan kesulitannya.
2.Diberikan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat, serta yang terakhir akan
dijamin baginya untuk masuk surga.

4.Pentingnya Mempelajari Ilmu Tauhid


Banyak orang yang mengaku sebagai Islam dan menyembah Allah, namun
sendirinya tak mengenal Allah yang disembahnya dengan baik. Akibatnya,
banyak yang akhirnya terjerumus ke dalam perbuatan syirik. Padahal, ilmu
tauhid adalah ilmu yang paling utama.
Syirik sendiri sama dengan musyrik,perilaku tercela yang wajib dihindaro.Orang
yang meninggal sendiri hanya membawa tiga perkara didunia yaitu :
1.Sedekah Jariyah
2.Ilmu yang dimanfaatkan
3.Doa anak yang sholeh

Dalam cerita Islam sendiri orang yang mati syahid pertama kali adalah
Sayyidah Umayyah,sedangkan zaman kenabian disebut juga zaman nubullah
Ia adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak beranak, maupun tidak diperanakkan.
Sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Ikhlas : 

‫قُلْ هُ َو هّٰللا ُ اَ َح ۚ ٌد‬


‫ص َم ۚ ُد‬ َّ ‫هّٰللَا ُ ال‬
‫لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُوْ لَ ۙ ْد‬
‫َولَ ْم يَ ُك ْن لَّهٗ ُكفُ ًوا اَ َح ٌد‬

13
Artinya:
"Dialah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada
seorang pun yang setara dengan Dia."

Dalam surah Al-Ikhlas di atas, dijelaskan bahwa Allah adalah tempat


bergantung dan bukanlah Allah yang bergantung. Maka, sudah sepantasnya jika
dialah satu-satunya yang pantas untuk disembah.

D. GENERASI QUR’ANI

1.Pengertian Generasi Al-Qur’an

Generasi Qurani adalah  generasi yang menjadikan Alquran sebagai pedoman


hidup mereka, meyakini kebenaran Alquran, membaca, menghafal dan
memamahinya dengan benar dan baik, serta mengamalkannya dalam seluruh
aspek kehidupan mereka.Tujuan kita hidup sendiri adalah beribadah

2.Tiga Komponen Pembentuk Generasi Al-Qur’an

-Pertama, menurut Buya Mahyeldi, adalah hati. Jika ingin menjadi generasi
Qurani, generasi muda harus selalu menjadikan Alquran  sebagai hiasan hati dan
makanan bagi hati mereka. 

-Kedua, akal. Seorang generasi Qurani harus menjadikan Alquran sebagai


pembimbing akal pikirannya. Mereka yang senantiasa ingat kepada Allah akalnya
akan dibimbing Allah kepada kebaikan. Jika pikiran sudah dibimbing Allah,

14
pikirannya akan lurus. Akalnya akan mengagungkan dan membesarkan Allah
SWT.

-Ketiga, fisik. Generasi Qurani adalah generasi Islam yang menjadikan aktivitas
fisiknya di bawah bimbingan Alquran. Amalan-amalannya adalah amalan
kebaikan. Dari lisan dan lidah keluar kalimat-kalimat yang baik. Kemudian,
seluruh anggota tubuhnya diarahkan untuk kebaikan-kebaikan.

3.Perwujudan Generasi Al-Qur’an

Ada banyak cara agar anak-anak tumbuh menjadi generasi yang cinta pada Al
Quran:
 
1.Ajarkan Mereka “Mengapa”
2.Ajarkan mereka “Menghormati”
3.Ajarkan Al Quran Sejak Dini
4.Ajarkan Mereka Dengan Penuh Cinta
5.Ajarkan Mereka dengan “Cara Mereka”
6.Berdoa

15
E. FARDHU KIFAYAH ( Perempuan)

1.Pengertian Fardhu Kifayah

Fardu kifayah (bahasa Arab: ‫رض كفاية‬vvv‫ )ف‬adalah status hukum dari sebuah


aktivitas dalam Islam yang wajib dilakukan, tetapi bila sudah dilakukan
oleh muslim yang lain maka kewajiban ini gugur. Contoh aktivitas yang tergolong
fardu kifayah:

 Menyalatkan jenazah muslim
 Memandikan, mengkafani serta menguburkan jenazah Muslim
 Belajar ilmu tertentu (misalnya Kedokteran, Ekonomi,dan Tajwid)
 Jihad ibtida'i

Suatu perbuatan yang semula hukumnya fardu kifayah bisa menjadi fardu 'ain
apabila perbuatan dimaksud belum dapat terlaksana dengan hanya mengandalkan
sebagian dari kaum muslimin saja.

2.Syarat Shalat Jenazah

Shalat jenazah sah dilakukan jika terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:


Seseorang yang akan menjalankan shalat jenazah harus mematuhi syarat sahnya
seperti pada shalat yang lain. Yakni ia harus bersih dari hadats serta najis,
menutup aurat dan juga menghadap kiblat.
 Shalat jenazah harus dijalankan setelah jenazah dimandikan serta dikafani.
 Jenazah harus diletakkan berada di sebelah kiblat, dari orang yang
menyalatkannya.

3.Waktu Dan Tempat Shalat Jenazah


1.Waktu Shalat
2.Tempat Shalat

16
4.Rukun Shalat Jenazah
Terdapat rukun-rukun dalam tata cara sholat jenazah, berikut beberapa hal yang
harus diketahui sebelum menjalani solat jenazah:
 Niat sebelum memulai
 Imam berdiri sejajar dari kepala jenazah
 Terdiri dari empat kali takbir
 Berdiri untuk yang mampu
 Dilakukan berdiri tanpa melakukan rukuk, sujud serta duduk
 Membaca surah Al-Fatihah
 Membaca shalawat Nabi Muhammad SAW setelah takbir ke-2
 Mendoakan jenazah setelah takbir ke-3
 Salam dengan posisi berdiri.

5.Posisi Shalat Jenazah Perempuan


Tata cara sholat untuk jenazah perempuan, posisi seorang imam berada pada
searah tali pusar. Sedangkan untuk makmum berada pada belakang imam sesuai
dengan urutan makmum laki-laki dewasa, selanjutnya perempuan dewasa.
Sedangkan untuk jumlah shaf-nya sebisa mungkin sebanyak angka ganjil.

17
Dengan menjalankan shalat jenazah dengan benar, maka kita akan memiliki
manfaat yang besar. Dengan melaksanakan sholat jenazah serta menjalankannya,
memohon menunaikan hak keluarganya, syafaat dan berdoa untuknya, menghibur
perasaan mereka untuk mendapatkan pahala yang besar.

6.Tata Cara Shalat Jenazah

Berikut rukun shalat jenazah,yaitu :

1. Niat
2. Berdiri bagi yang kuasa
3. Takbir 4 kali
4. Membaca Al Fatihah setelah takbir pertama
5. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad setelah takbir kedua
6. Berdoa setelah takbir ketiga
7. Berdoa setelah takbir keempat
8. Membaca salam.

Tata cara shalat jenazah sesuai ajaran Islam yaitu :

18
1. Jenazah diletakkan di sebelah kiblat orang yang melakukan sholat.
2.Niat dibedakan menjadi dua yaitu niat untuk laki-laki dan niat untuk
perempuan.Untuk Jenazah Perempuan

‫ض ِكفَايَ ِة اِ َما ًما| َمْأ ُموْ ًما ِهللِ تَ َعالَى‬ ٍ ‫صلِّى َعلَى هَ ِذ ِه ْال َميِّتَ ِة اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا‬
َ ْ‫ت فَر‬ َ ُ‫ا‬

Usholli 'ala hadzahihil mayyitati arba'a takbirotin fardho kifayatin


imaman/ma'muman lillahi ta'ala

"Saya niat salat atas jenazah perempuan ini empat kali takbir fardu kifayah,
sebagai imam/makmum hanya karena Allah Ta'ala."

3.Takbir pertama kemudian dilanjutkan dengan membaca Surat Al Fatihah


4. Takbir Kedua membaca Sholawat Nabi
5.Takbir ketiga membaca doa untuk jenazah yang sedang disholati:
6.Takbir Keempat
7. Mengucapkan Salam

7.Jenazah Yang Wajib Dimandikan dan Tidak Wajib Dimandikan

Perlu diketahui, ada beberapa jenis jenazah yang perlu dimandikan, yaitu:

jenazah seorang muslim/muslimah, tubuhnya masih utuh, bukan karena mati


syahid, dan bayi yang meninggal bukan karena keguguran. Sedangkan
jenazah yang tidak wajib untuk dimandikan yaitu orang-orang yang
meninggal karena mati syahid, dan bayi yang meninggal karena keguguran.

8.Yang Berhak Memandikan Jenazah (Perempuan)

Berdasarkan syariat Islam, yang lebih utama untuk  memandikan jenazah


adalah anggota keluarganya. Hal ini juga ada aturannya, tidak boleh asal
memandikan.

19
  jenazah perempuan yang berhak memandikannya yaitu suaminya,
perempuan yang masih ada ikatan keluarga, tetangga perempuan, laki-laki
mahram (anak kandungnya).

 Jika jenazahnya masih kecil (di bawah usia 7 tahun), maka boleh
dimandikan baik oleh perempuan maupun laki-laki. Dan, sebaiknya
dilakukan atau didampingi oleh orang yang ahli fiqih.

9.Peralatan Memandikan Jenazah

Sebelum jenazah dimandikan, ada beberapa peralatan yang perlu


disediakan. Adapun peralatan tersebut seperti berikut ini. Air putih
secukupnya
1.Sabun, wangi-wangian non alkohol, dan air kapur barus
2.Sarung tangan untuk memandikan
3.Kapas
4.Potongan atau gulungan kai  kecil
5.Handuk, kain basahan, dan lain-lain

10.Doa Memandikan Jenazah (Perempuan)

Nawaitul gusla adaa-an 'an haadzihil mayyitati lillaahi ta'aalaa.

Artinya: Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit


(perempuan) ini karena Allah Ta'ala

11.Tata Cara Memandikan Jenazah

20
Berikut ini tata cara memandikan jenazah dalam islam yang perlu
kamu tahu. Pastikan untuk memperlakukan jenazah dengan lembut saat
membalik maupun saat menggosok anggota tubuhnya.

Jangan lupa untuk menggunakan sarung tangan, setelah itu ikuti tata
caranya seperti berikut ini.
1. Membaca niat
2. Berikan kain bersih penutup jenazah agar aurat tidak terlihat
3. Tinggikan kepala jenazah untuk menghindari air mengalir ke bagian
kepala. Lalu, bersihkan seluruh anggota badannya (gigi, lubang hidung,
celah ketiak, lubang telinga, celah jari  tangan, dan rambut)
4. Tekan dengan lembut bagian perutnya untuk mengeluarkan kotoran
yang mungkin masih tersisa, bersihkan sampai bersih bagian qubul dan
dubur
5. Siramkan air terlebih dahulu ke bagian anggota tubuh yang sebelah
kanan, lalu ke bagian sebelah kiri
6. Mandikan dengan menggunakan air sabun, jenazah diwudhukan,
bersihkan rambut dengan sampo atau daun bidara
7. Gunakan air yang dicampur wangi-wangian pada bilasan terakhir
8. Setelah selesai dimandikan, keringkan tubuh jenazah dengan kain agar
tidak basah saat dikafani
9. Sebelum dikafani, beri wewangian non alkohol, misalnya kapur barus

BAB III

21
PENUTUP

F. KESIMPULAN

Dari materi diatas yang dapat kita ambil kesimpulannya yaitu kita dapat
banyak belajar lebih dalam ilmu tentang islam dan bagaimana cara menerapkan
ilmu itu dalam kehidupan sehari-hari kita dan tidak hanya itu kita banyak belajar
mengenai ajaran-ajaran Islam yang lebih luas dan kita dapat mempraktekkannya

G. SARAN

Saran saya kedepannya agar para guru pembimbing lebih dapat signifikan
menjelaskan materi yang sudah disediakan sehingga para murid-muridnya lebih
leluasa dan cepat menangkap materi singkat ini

DAFTAR PUSTAKA

22
- Malik. 1984. Aqidah Pembahasan Mengenai Allah dan Takdir. Jakarta :
Al - Hidayah.
- Abud, Abu al-Ghoniy. 1992. Aqidah Islam Versus Ideologi Modern, Terj.
Kathur Suhardi. Ponorogo : Trimurti Press.
- Al Qaradhawi, Yusuf. 1996. Ikhlas Sumber Kekuatan Islam. Jakarta :
Gema
- Insani Press. Al-‘Aql, Nashir ibn Abdul Karim. 1997. Prinsip-Prinsip
Aqidah. Jakarta : Gema Insani
- Arifin, Gus. Fiqih Puasa. Jakarta: Kompas Gramedia. 2013.
- Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Fiqh Mawaris. Semarang:
Pustaka Rizki Putra. 2001.
- Athoillah,M. Fikih Waris. Bandung: Yrama Widya. 2013.
- Bantani (al), Abi Abdul Mu’t}y Muhammad Bin Umar bin Ali. Niha>yah
al-Zain. Surabaya: Da>r al-Ilm. Bukhari (al), Muhammad bin Ismail.
S}ah}ih} Bukhari. Cairo: Mustafa al-Halabi. 1355H.
- Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial (Format-Format Kuantitatif
dan Kualitatif). Surabaya: Airlangga University Press, Cet.1. 2001.

23

Anda mungkin juga menyukai