Disusun Oleh:
SABRINA LARASATI
X MIPA 2 ; Al-BAARI
NIS/NISN : 12266 / 0051337658
1443
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat
dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam
menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Tenggarong, (25/04/2022)
Penulis,
(SABRINA LARASATI)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. AKHLAK......................................................................................................5
B. FIQIH PUASA..............................................................................................7
C. AQIDAH TAUHID.....................................................................................12
D. GENERASI QUR’ANI...............................................................................14
BAB III..................................................................................................................22
PENUTUP..............................................................................................................22
A. KESIMPULAN...........................................................................................22
B. SARAN.......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tanggung jawab, serta tangguh dalam menghadapi pengaruh negatif dan
arus globalisasi. Dalam kesempatan ini presiden telah mencanangkan
peresmiannya pada libur panjang akhir tahun ajaran pendidikan ditahun
1996/1997 di Istana Negara.
2
Selama proses pesantren ramadhan sendiri sekolah tidak hanya
memberikan arahan mengaji bersama ataupun shalat bersama,tetapi
sekolah mewajibkan para guru yang bersangkutan agar dapat memberikan
kajian-kajian islami kepada para murid-muridnya.Contohnya sendiri
memberikan kajian tentang pembahasan akhlak,fiqih,aqidah,generasi al-
qur’an,dan praktek fardu kifayah.Sehingga dengan ini murid dapat lebih
memahami ajaran-ajaran dalam islam dan dapat mempraktekkannya dalam
kehidupan sehari-hari
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk
dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli
terhadap dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
3
2. Untuk mengetahui fiqih puasa yang harus diterapkan dan difahami
3. Untuk mengetahui penjelasan tauhid dalam Islam
4. Untuk mengetahui bagaimana penerapan generasi Al-Qur’an
5. Untuk mengetahui cara mempraktekkan fardu kifayah dalam kehidupan
sehari-hari
4
BAB II
PEMBAHASAN
C. AKHLAK
1.Pengertian Akhlak
Sebuah sistem nilai yang mengatur tindakan manusia yang ada di muka bumi.
Akhlak dari kata Khuluqun berarti budi pekerti,perangai,tingkah laku.Sedangkan
akhlak dalam arti yang panjang yaitu,tabiat atau sifat seseorang,keadaan jiwa yang
sudah terlatih sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat
yang melahirkan perbuatan-perbuatan.
Akhlak merupakan sebuah sistem yang mengatur tindakan dan pola sikap
manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam ajaran agama Islam,
sistem nilai tersebut merupakan sumber ijtihad sebagai salah satu metode berpikir
secara islami. Akhlak memicu terjadinya tindakan dan hubungan antara Allah,
sesama manusia dan alam semesta.
5
seperti tutur kata, tingkah laku dan watak. Sementara itu menurut sudut pandang
Bataniah, akhlak adalah ilmu yang membahas berbagai masalah yang dihadapi
manusia terkait dengan hal-hal yang bersifat kejiwaan.
2.Substansi Akhlak
1. Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang
sehingga menjadi kepribadian
2. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran.Ini tidak berarti bahwa saat melakukan suatu perbuatan,yang
bersangkutan dalam keadaan tidak sadar,hilang ingatan,tidur,atau gila.
3. Akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya,tanpa adanya paksaan atau tekanan dari luar.Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan,pilihan,dan
keputusan yang bersangkutan.
4. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya,bukan
main-main atau karena bersandiwara
5. Akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan
dengan ikhlas semata-mata karena Allah swt.
3.Sumber Akhlak
Pengertian dari sumber akhlak adalah sesuatu yang menjadi ukuran baik
dan buruk atau mulia dan tercela.Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam,sumber
akhlaq adalah al-Qur’an dan Sunnah,bukan akal pikiran atau pandangan
masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral.
4.Macam-Macam Akhlak
6
Menurut Islam, macam akhlak ada dua yaitu akhlakul karimah (akhlak
terpuji) dan akhlakul mazmumah (akhlak tercela). Adapun defenisinya sebagai
berikut:
1. Akhlakul Karimah
Akhlakul Karimah atau disebut dengan akhlak yang terpuji
merupakan salah satu golongan macam akhlak yang harus dimiliki setiap
umat muslim. Adapun contoh macam akhlak tersebut diantarannya sikap
rela berkorban, jujur, sopan, santun, tawakal, adil, sabar dan lain
sebagainya. Sebagai umat muslim sudah seharusnya kita selalu menjaga
akhlakuk karimah dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
2. Akhlakul Mazmumah
Akhlak Mazmumah atau akhlak tercela merupakan salah satu
tindakan buruk yang harus dihindari setiap manusia. Hal ini harus dijauhi
karena akhlakul mazmumah dapat mendatangkan mudharat bagi diri
sendiri maupun orang lain. Contoh dari macam akhlak akhlakul
mazmumah yaitu sombong, iri, dengki, takabur, aniaya, ghibah dan lain
sebagainya. Sebagai orang muslim sudah seharusnya kita menghindari
akhlakuk mazmumah atau akhlak tercela.
B. FIQIH PUASA
1.Pengertian Puasa
Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan Ash Shiyaam ( )الصيامatau Ash
Shaum ()الصوم. Secara bahasa Ash Shiyam artinya adalah al imsaak ( )اإلمساكyaitu
menahan diri. Sedangkan secara istilah, ash shiyaam artinya: beribadah kepada
Allah Ta’ala dengan menahan diri dari makan, minum dan pembatal puasa
lainnya, dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
2.Keutamaan Puasa
Keutamaan puasa ada tujuh,yaitu:
7
1.Puasa adalah ibadah yang tidak ada tandingannya.
2.Allah Ta’ala menyandarkan puasa kepada diri-Nya
3. Puasa menggabungkan 3 jenis kesabaran: sabar dalam melakukan ketaatan
kepada Allah, sabar dalam menjauhi hal yang dilarang Allah dan sabar terhadap
takdir Allah atas rasa lapar dan kesulitan yang ia rasakan selama puasa.
4. Puasa akan memberikan syafaat di hari kiamat.
5.Orang yang berpuasa akan diganjar dengan ampunan dan pahala yang besar
6.Puasa adalah perisai dari api neraka.
7.Puasa adalah sebab masuk ke dalam surge
3.Hikmah Puasa
Puasa adalah wasilah untuk mengokohkan ketaqwaan kepada Allah.
Puasa membuat orang merasakan nikmat dari Allah Ta’ala.
Mendidik manusia dalam mengendalikan keinginan dan sabar dalam menahan
Diri.
Puasa menahan laju godaan setan.
Puasa menimbulkan rasa iba dan sayang kepada kaum miskin.
Puasa membersihkan badan dari elemen-elemen yang tidak baik dan membuat
badan sehat
4.Rukun Puasa
Rukun puasa ada dua,yaitu :
1. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa
2. Menepati rentang waktu puasa
8
Baligh
Berakal
Muqim (tidak sedang safar)
Suci dari haid dan nifas
Mampu berpuasa
Niat
7.Sunnah-Sunnah Puasa
1.Sunnah-sunnah terkait berbuka puasa
9
bersedekah, membaca Al Qur’an, shalat sunnah, berdzikir, membantu orang lain,
i’tikaf, menuntut ilmu agama, dll
10
5.Orang yang memiliki sebab-sebab yang membolehkan tidak berpuasa,
diantaranya:
Orang yang pekerjaannya terasa berat. Orang yang demikian tetap wajib
meniatkan diri berpuasa dan wajib berpuasa. Namun ketika tengah hari
bekerja lalu terasa sangat berat hingga dikhawatirkan dapat membahayakan
dirinya, boleh membatalkan puasa ketika itu, dan wajib meng-qadha-nya di
luar Ramadhan.
Orang yang sangat kelaparan dan kehausan sehingga bisa membuatnya binasa.
Orang yang demikian wajib berbuka dan meng-qadha-nya di hari lain.
Orang yang dipaksa untuk berbuka atau dimasukan makanan dan minuman
secara paksa ke mulutnya. Orang yang demikian boleh berbuka dan meng-
qadha-nya di hari lain dan ia tidak berdosa karenanya.
Mujahid fi sabilillah yang sedang berperang di medan perang
11
Merokok
C. AQIDAH TAUHID
1.Pengertian Tauhid
Tauhid secara Et dari kata Wahada Yawahtu yang artinya tentang ke-Esa
an.Pengertian Tauhid sendiri adalah Meng-Esakan Allah swt.menunggalkan Allah
swt.Allah swt.adalah tempat bergantung,Allah swt. Tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan.
2.Hakikat Tauhid
1.Mengimani Tauhid wajib bagi setiap muslim/muslimah
2.Tauhid dibedakan menjadi tiga yaitu :’
-Tauhid Ruku’biah yang artinya mentauhidkan Allah swt.dalam setiap
Perbuatannya.
-Tauhid Uluhiyyah yang artinya meng-Esakan Allah swt.dalam ibadah.
12
-Tauhid Al Aswa was Sifat yang artinya meyakini Asmaul Husna Allah
swt.
3.Keutamaan Tauhid
Mentauhidkan Allah swt.memiliki keutamaan yang luar biasa diantaranya :
1.Akan dihapuskan segala dosa-dosanya, mendapatkan petunjuk dan rasa aman,
serta dihilangkan segala kesedihan dan kesulitannya.
2.Diberikan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat, serta yang terakhir akan
dijamin baginya untuk masuk surga.
Dalam cerita Islam sendiri orang yang mati syahid pertama kali adalah
Sayyidah Umayyah,sedangkan zaman kenabian disebut juga zaman nubullah
Ia adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak beranak, maupun tidak diperanakkan.
Sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Ikhlas :
13
Artinya:
"Dialah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada
seorang pun yang setara dengan Dia."
D. GENERASI QUR’ANI
-Pertama, menurut Buya Mahyeldi, adalah hati. Jika ingin menjadi generasi
Qurani, generasi muda harus selalu menjadikan Alquran sebagai hiasan hati dan
makanan bagi hati mereka.
14
pikirannya akan lurus. Akalnya akan mengagungkan dan membesarkan Allah
SWT.
-Ketiga, fisik. Generasi Qurani adalah generasi Islam yang menjadikan aktivitas
fisiknya di bawah bimbingan Alquran. Amalan-amalannya adalah amalan
kebaikan. Dari lisan dan lidah keluar kalimat-kalimat yang baik. Kemudian,
seluruh anggota tubuhnya diarahkan untuk kebaikan-kebaikan.
Ada banyak cara agar anak-anak tumbuh menjadi generasi yang cinta pada Al
Quran:
1.Ajarkan Mereka “Mengapa”
2.Ajarkan mereka “Menghormati”
3.Ajarkan Al Quran Sejak Dini
4.Ajarkan Mereka Dengan Penuh Cinta
5.Ajarkan Mereka dengan “Cara Mereka”
6.Berdoa
15
E. FARDHU KIFAYAH ( Perempuan)
Menyalatkan jenazah muslim
Memandikan, mengkafani serta menguburkan jenazah Muslim
Belajar ilmu tertentu (misalnya Kedokteran, Ekonomi,dan Tajwid)
Jihad ibtida'i
Suatu perbuatan yang semula hukumnya fardu kifayah bisa menjadi fardu 'ain
apabila perbuatan dimaksud belum dapat terlaksana dengan hanya mengandalkan
sebagian dari kaum muslimin saja.
16
4.Rukun Shalat Jenazah
Terdapat rukun-rukun dalam tata cara sholat jenazah, berikut beberapa hal yang
harus diketahui sebelum menjalani solat jenazah:
Niat sebelum memulai
Imam berdiri sejajar dari kepala jenazah
Terdiri dari empat kali takbir
Berdiri untuk yang mampu
Dilakukan berdiri tanpa melakukan rukuk, sujud serta duduk
Membaca surah Al-Fatihah
Membaca shalawat Nabi Muhammad SAW setelah takbir ke-2
Mendoakan jenazah setelah takbir ke-3
Salam dengan posisi berdiri.
17
Dengan menjalankan shalat jenazah dengan benar, maka kita akan memiliki
manfaat yang besar. Dengan melaksanakan sholat jenazah serta menjalankannya,
memohon menunaikan hak keluarganya, syafaat dan berdoa untuknya, menghibur
perasaan mereka untuk mendapatkan pahala yang besar.
1. Niat
2. Berdiri bagi yang kuasa
3. Takbir 4 kali
4. Membaca Al Fatihah setelah takbir pertama
5. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad setelah takbir kedua
6. Berdoa setelah takbir ketiga
7. Berdoa setelah takbir keempat
8. Membaca salam.
18
1. Jenazah diletakkan di sebelah kiblat orang yang melakukan sholat.
2.Niat dibedakan menjadi dua yaitu niat untuk laki-laki dan niat untuk
perempuan.Untuk Jenazah Perempuan
ض ِكفَايَ ِة اِ َما ًما| َمْأ ُموْ ًما ِهللِ تَ َعالَى ٍ صلِّى َعلَى هَ ِذ ِه ْال َميِّتَ ِة اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا
َ ْت فَر َ ُا
"Saya niat salat atas jenazah perempuan ini empat kali takbir fardu kifayah,
sebagai imam/makmum hanya karena Allah Ta'ala."
Perlu diketahui, ada beberapa jenis jenazah yang perlu dimandikan, yaitu:
19
jenazah perempuan yang berhak memandikannya yaitu suaminya,
perempuan yang masih ada ikatan keluarga, tetangga perempuan, laki-laki
mahram (anak kandungnya).
Jika jenazahnya masih kecil (di bawah usia 7 tahun), maka boleh
dimandikan baik oleh perempuan maupun laki-laki. Dan, sebaiknya
dilakukan atau didampingi oleh orang yang ahli fiqih.
20
Berikut ini tata cara memandikan jenazah dalam islam yang perlu
kamu tahu. Pastikan untuk memperlakukan jenazah dengan lembut saat
membalik maupun saat menggosok anggota tubuhnya.
Jangan lupa untuk menggunakan sarung tangan, setelah itu ikuti tata
caranya seperti berikut ini.
1. Membaca niat
2. Berikan kain bersih penutup jenazah agar aurat tidak terlihat
3. Tinggikan kepala jenazah untuk menghindari air mengalir ke bagian
kepala. Lalu, bersihkan seluruh anggota badannya (gigi, lubang hidung,
celah ketiak, lubang telinga, celah jari tangan, dan rambut)
4. Tekan dengan lembut bagian perutnya untuk mengeluarkan kotoran
yang mungkin masih tersisa, bersihkan sampai bersih bagian qubul dan
dubur
5. Siramkan air terlebih dahulu ke bagian anggota tubuh yang sebelah
kanan, lalu ke bagian sebelah kiri
6. Mandikan dengan menggunakan air sabun, jenazah diwudhukan,
bersihkan rambut dengan sampo atau daun bidara
7. Gunakan air yang dicampur wangi-wangian pada bilasan terakhir
8. Setelah selesai dimandikan, keringkan tubuh jenazah dengan kain agar
tidak basah saat dikafani
9. Sebelum dikafani, beri wewangian non alkohol, misalnya kapur barus
BAB III
21
PENUTUP
F. KESIMPULAN
Dari materi diatas yang dapat kita ambil kesimpulannya yaitu kita dapat
banyak belajar lebih dalam ilmu tentang islam dan bagaimana cara menerapkan
ilmu itu dalam kehidupan sehari-hari kita dan tidak hanya itu kita banyak belajar
mengenai ajaran-ajaran Islam yang lebih luas dan kita dapat mempraktekkannya
G. SARAN
Saran saya kedepannya agar para guru pembimbing lebih dapat signifikan
menjelaskan materi yang sudah disediakan sehingga para murid-muridnya lebih
leluasa dan cepat menangkap materi singkat ini
DAFTAR PUSTAKA
22
- Malik. 1984. Aqidah Pembahasan Mengenai Allah dan Takdir. Jakarta :
Al - Hidayah.
- Abud, Abu al-Ghoniy. 1992. Aqidah Islam Versus Ideologi Modern, Terj.
Kathur Suhardi. Ponorogo : Trimurti Press.
- Al Qaradhawi, Yusuf. 1996. Ikhlas Sumber Kekuatan Islam. Jakarta :
Gema
- Insani Press. Al-‘Aql, Nashir ibn Abdul Karim. 1997. Prinsip-Prinsip
Aqidah. Jakarta : Gema Insani
- Arifin, Gus. Fiqih Puasa. Jakarta: Kompas Gramedia. 2013.
- Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Fiqh Mawaris. Semarang:
Pustaka Rizki Putra. 2001.
- Athoillah,M. Fikih Waris. Bandung: Yrama Widya. 2013.
- Bantani (al), Abi Abdul Mu’t}y Muhammad Bin Umar bin Ali. Niha>yah
al-Zain. Surabaya: Da>r al-Ilm. Bukhari (al), Muhammad bin Ismail.
S}ah}ih} Bukhari. Cairo: Mustafa al-Halabi. 1355H.
- Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial (Format-Format Kuantitatif
dan Kualitatif). Surabaya: Airlangga University Press, Cet.1. 2001.
23