D
I
S
U
S
U
N
OLEH: KELOMPOK V
Andi nurfarida
Ahmad nur alfaridzi
Nurwanda sari wasir
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat, karunia dan hidayahNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, dan salam dan salawat kita kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah memberikan kemampuan sehingga kami dapat mengerjakan Makalah ini
dengan baik dan lancar.
Kelompok V
i
LEMBAR PENGESAHAN
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Oleh :
(...........................................)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
A. Kesimpulan..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Agama dalam hal ini memiliki misi dalam bidang pendidikan yaitu
meningkatkan mutu pendidikan madrasah. Bahkan, sampai ada slogan “Madrasah
lebih baik, lebih baik madrasah”.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan kami, yaitu:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan Islam adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia-
manusia yang seutuhnya; beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta mampu
mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang berdasarkan
kepada ajaran Al-Qur‟an dan sunnah, maka tujuan dalam konteks ini berarti
terciptanya insan-insan kamil setelah proses pendidikan berakhir.
2
Spiritualisme di dalam agama adalah kepercayaan, atau praktik-praktik yang berdasarkan kepercayaan bahwa
jiwa-jiwa yang terangkat (saat meninggal) tetap bisa mengadakan hubungan dengan jasad.
3
Materialisme merupakan suatu aliran yang menganggap kebutuhan materi di atas kebutuan spiritual, ideologi,
sosial, budaya dan agama
3
tidak ada di ajarkan di dalam agama. Seperti, menghakimi seseorang tanpa
menanyakan terlebih dahulu apa permasalahannya, merampas yang bukan miliknya,
dan sebagainya.
Hal ini perlu kita perhatikan dengan cara pandang dan sikap moderat dalam
beragama, karena ini sangatlah penting bagi kita dalam kehidupan sehari-harinya.
Terkhususnya di negara Indonesia yang memiliki beraneka ragam suku bangsa dan
agama. Di Aceh sendiri, kita memiliki banyak perbedaan mulai dari bahasa maupun
adat istiadat yang berbeda antar kabupaten, Apalagi se Indonesia.
“Demikian itulah kami telah menjadikan kamu, ummatan wasathan4 yaitu masyarakat
yang hidup harmoni atau masyarakat yang bekeseimbangan agar kamu menjadi saksi-
saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad Saw) menjadi saksi atas
(perbuatan) kamu. Dan kami tidak menetapkan kiblat yang dahulu kamu mengarah
ke sana (Bait Al- Maqdis) menjadi kiblat kamu sekarang (Ka’bah di Mekah)
melainkan agar kami mengetahui (dalam dunia nyata) siapa yang mengikuti Rasul
dan siapa yang membelok. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat,
kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah Swt; dan Allah tidak
akan menyia-nyiakan iman kamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada manusia.”
Dengan adanya cara pandang dan sikap moderat inilah keragaman dapat disikapi
dengan bijak serta toleransi dan keadilan dapat terwujud, karena di dalam diri kita
sudah mengandung prinsip moderasi yaitu keadilan dan keseimbangan. Dan
4
ummatan wasathan dapat diartikan dengan umat Islam sebagai umat terbaik, umat pilihan, umat yang adil dan
umat yang seimbang kehidupannya
4
bukankah agama sudah mengajarkan kita untuk tidak membuat kerusakan dimuka
bumi, kezaliman, hingga mungkarnya seseorang?, maka dari itu semua tergantung
kepada bagaimana cara seseorang tersebut dalam beragama, itulah yang harus
didorong ke jalan yang lurus, harus senantiasa mengevaluasi diri, dikarenakan
seseorang mudah berubah menjadi ekstrim, tidak adil, dan bahkan menunjukkan
sikap berlebih-lebihan.
Para pelajar juga dapat dijadikan regenerasi yang menjanjikan untuk terus
beroperasinya gerakan kelompok radikal terorisme. Hal ini terjadi seringkali dimulai
dengan pemahaman yang dangkal terhadap ajaran agama. Karena itu, penanaman dan
pengembangan moderasi beragama sangat penting sebagai cara pandang generasi
millenial dalam memahami dan mendalami islam. Sehingga mengajar itu agama tidak
hanya membentuk keshalehan individu, tapi juga mampu menjadikan paham
agamanya sebagai instrument untuk menghargai umat agama lain.
sekarang kita masuk di bagian intinya, implementasi atau hal yang dapat dilakukan
dalam ber-moderasi beragama di lingkungan sekolah adalah sekolah perlu
menerapkan beberapa aksi, antara lain :
misalnya kejujuran, saling menghargai, sopan santun, dan lain-lain, yang merupakan
perpaduan nilai-nilai, asumsi, pemahaman, keyakinan, dan harapan yang diyakini
5
oleh stakeholders5 sekolah serta dijadikan pedoman perilaku dalam pemecahan
masalah baik secara internal maupun eksternal yang mereka hadapi.
untuk membangun rasa saling pengertian sejak dini antara peserta didik yang
mempunyai keyakinan keagamaan yang berbeda, maka sekolah harus berperan aktif
mengadakan dialog keagamaan atau dialog antar umat beragama yang tentunya tetap
berada dalam bimbingan guru-guru dalam sekolah tersebut. Dialog antar umat
beragama semacam ini merupakan salah satu upaya yang efektif agar peserta didik
dapat membiasakan diri melakukan dialog dengan penganut agama yang berbeda.
3. Kurikulum
hal lain yang penting dalam penerapan moderasi beragama yaitu kurikulum dan
buku-buku pelajaran yang dipakai, diterapkan di sekolah sebaiknya kurikulum yang
memuat nilai-nilai pluralisme6 (ke-Bhinneka Tunggal Ika-an) dan toleransi beragama.
Buku-buku agama yang dipakai di sekolah juga sebaiknya buku-buku yang dapat
membangun wacana serta pemikiran peserta didik tentang pemahaman keberagaman
yang inklusif dan moderat
5
Dalam konteks sekolah, Stakeholder adalah masyarakat sekolah yang merupakan warga atau individu yang
berada di sekolah dan di sekitar sekolah yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung terhadap
manajemen sekolah, memiliki kesadaran sosial dan mempunyai pengaruh terhadap sekolah.
6
Pluralisme (Bahasa Inggris: pluralism), terdiri dari dua kata plural (beragam) dan isme (paham) yang berarti
paham atas keberagaman.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Moderasi beragama itu sangat penting apalagi didalam lingkungan sekolah.
Terkhusus kita sebagai santri atau siswa penerapan Moderasi beragama dii terapkan
sama kehidupan sehari hari
7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/amp/nitamaesy/619f90fd733c434c6974a2c2/
implementasi-moderasi-beragama-di-lingkungan-sekolah
https://karyatulisilmiah.com/makalah-pendidikan-dan-moderasi-beragama/