Di susun oleh:
Suci Prihatini
NPM:2201010036
Alhamdulillah, Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan ini
dengan tepat waktu untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi suri tauladan kita, beliau adalah Nabi Muhammad SAW. yang
kita harapkan syafa’atnya kelak di hari kiamat. Aamiin.
Adapun yang menjadi tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia adalah “Miniriset”
yang berjudul Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Membaca Al-qur’an
Siswa. Tugas Miniriset ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua khususnya dalam mempelajari Al-qur’an. Kemudian tugas miniriset ini
dipilih langsung oleh dosen mata kuliah kami Ibu Azmi Yuliana M.Pd.
Tiada gading yang tak retak. Mengingat keterbatasan penyusun, tulisan ini tentu jauh
dari kata-kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis
harapkan dari pembaca tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat khususnya
bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.
Suci Prihatini
Npm:2201010036
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar belakang.................................................................................................................
Rumusan masalah...........................................................................................................
Tujuan Penelitian .............................................................................................................
Manfaat Penelitian ..........................................................................................................
BAB V PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama merupakan pedoman hidup yang mempunyai peranan penting dalam
kehidupan manusia sebagai pembimbing dan pendorong untuk mencapai kebahagian
dunia akhirat. Untuk itu, dalam rangka pembinaan manusia yang beragama,
diperlukan prosesi pendidikan agama. Untuk menciptakan manusia yang beragama
tersebut perlu ditanamkan rasa cinta kepada ajaran dan ritual Ibadah, salah satunya
adalah membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai salah satu rahmat-Nya yang besar bagi semesta Alam. Di
dalam Al-Quran terkumpul wahyu ilahi yang menjadi petunjuk, Pedoman, dan
pelajaran bagi umat manusia. Oleh karena itu, Al-Qur’an perlu diketahui, dipelajari
dan dipahami serta diamalkan oleh segenap kaum Muslimin.
Al-Qur’an sebagai sumber ajaran agama Islam yang utama memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia, bernilai ibadah bagi siapa saja yang
membacanya. Umat Islam dituntut agar membaca, mempelajari dan mengajarkan
serta mengamalkan isi yang terkandung di dalam Al-Qur’an, Firman Allah SWT
dalam surah Al-Alaq ayat 1-5:
Pengajaran serta pemberian motivasi sejak dini kepada anak-anak sangat membantu
proses tercapainya tujuan pendidikan agama Islam.
Tugas seorang guru adalah mengajar dan mendidik yang mengantarkan anak
didiknya menuju kedewasaan. Demikian juga guru agama, bahkan memiliki peranan
yang amat menentukan dalam ikut mengantarkan anak didiknya menjadi manusia
yang bertaqwa kepada Allah. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui lebih dekat
tentang peranan guru agama dalam pengamalan agama anak didiknya yang penulis
khususkan dalam pembahasan ini tentang masalah membaca Al Qur’an. Bisa
membaca Al Qur’an dengan baik dan benar adalah hal penting. Dikatakan penting
karena ketika shalat kita harus membaca ayat-ayat Al Qur’an dengan benar.
Oleh karena itu masalah membaca Al Qur’an sangat menarik penulis untuk
membahasnya. Mendidik anak dalam membaca Al Qur’an perlu adanya pembiasaan
sejak kecil. Hal ini dimaksudkan membentuk kebiasaan pada diri anak, sehingga
anak bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan benar.
Dalam upaya untuk merealisasikan pelaksanaan pendidikan agama Islam, dalam hal
ini membaca Al Qur’an, guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang memadai
dan teknik-teknik mengajar yang baik agar ia mampu menciptakan suasana
pengajaran yang efektif dan efisien, dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan
yang diharapkan dan dapat menimbulkan motivasi siswa terhadap pelajaran.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat secara teoritis dan praktis
1. Manfaat teoritis
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini mencakup manfaat secara
teoritis dan manfaat secara praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan
dapat memperluas pengetahuan, mengembangkan pemikiran khazanah
keilmuan dalam dunia pendidikan dan referensi tentang teori belajar
membaca Al Qur’an melalui pembelajaran PAI.
2. Manfaat praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
para praktisi PAI-khususnya untuk guru PAI berupa bahan rujukan untuk
memberi kemudahan dalam mengaplikasikan teori belajar membaca Al
Qur’an melalui pembelajaran PAI.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Peneliti dalam melakukan penelitian ini juga mencari literatur berupa mini riset
yang sama yang berkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu:
Skripsi Desi “ Motivasi Belajar Membaca Al Qur’an Siswa Di Sekolah Dasar
Negeri 015 Tembilahan Hulu”. Menyimpulkan tentang motivasi belajar
membaca Al qur’an siswa di sekolah dasar negeri 015 tembilahan hulu yaitu:
Upaya guru Pendidikan Agama Islam mengembangkan motivasi anak untuk
melakukan tindakan salah satunya melalui pembiasaan sebagai kegiatan rutin
siswa membaca Al-Qur’an di sekolah. Memberikan penghargaan bagi siswa
yang aktif
dan berprestasi dalam belajar membaca AlQur’an. Mengadakan kompetisi atau
lomba-lomba hari besar Islam agar bisa memotivasi anak menjadi gemar
mempelajari Al-Qur’an.
Dari literatur skripsi diatas dapat disimpulkan bahwa belum ada mini riset yang
membahas tentang “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Membaca Al Qur’an Siswa ”. Oleh karena itu, penelitian ini termaksud unsur
kebaharuan.
B. Kerangka Teoritik
a) Motivasi Belajar
Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seserang untuk
melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam
dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-akifitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan.
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu
sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya
suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia sehingga akan
berkelanjutan dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi,
untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong
karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Motivasi dapat dirangsang
oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri
seseorang.
b) Metode Pengajaran
Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan
kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada
siswa. Metode-metode atau teknik pembelajaran yang selama ini dikenal itu
dapat dikembangkan dengan desain baru baik kolaborasi, modifikasi, dan
integrasi yang memungkinkan akan muncul metode baru hasil konvergensi dari
beberapa metode. Dengan menggunakan nama aslinya, metode tersebut dapat
dikembangkan dengan penjelasan
singkatnya sebagai berikut :
1. Ceramah adalah sebuah strategi/metode yang paling klasik, tetapi masih
dipakai orang dimana-mana hingga sekarang. Maka dengan demikian strategi
ceramah dapat diartikan “cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu dengan
jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau khalayak ramai”.
Menurut W. James Popham dan Evi L. Baker, mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan metode ceramah adalah: “setiap penyampaian informasi
secara lisan dapat disebutkan ceramah baik yang formal dan berlangsung 45
menit, maupun informal dan hanya berlangsung selama lima menit. Ceramah
tidak dapat dikatakan baik atau buruk, karena ceramah harus dinilai menurut
tujuan pengunaannya. Ceramah akan menjadi metode yang sangat efektif
apabila pembicara guru adalah seorang komunikator yang sangat baik.
Disamping itu penggunaan metode-metode lain sesuai kebutuhan dan media
komunikasi.
2. Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi
melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa
memahami materi. Metode Tanya jawab akan menjadi metode yang efektif
bila:
a) Materinya menarik dan menantang, serta memiliki nilai aplikasi
tinggi. Pertanyaannya bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup
(pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan jawaban) dan
pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan
jawaban).
b) Jawaban pertanyaan itu diperoleh dari kesempurnaan jawaban siswa.
c) Dilakukan dengan teknik bertanya yang baik.
3. Metode membaca (iqro) yang baik dan meningkatkan kreatifitas jika
dimodifikasi dengan teknik pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
seperti metode Iqro’: Cara cepat belajar Membaca alQur’an yang di dalam
praktiknya menggunakan kunci sukses berupa :
1) Cara belajar santri aktif (CBSA),
2) bersifat privat (individual) dan jika kolektif dengan menggunakan Iqro’
Klasikal,
3) Assistensi (yang lebih tinggi pelajarannya membina yang di bawahnya),
4) komunikatif (dengan menggunakan bahasa peneguhan guru sehingga
santri termotivasi),
5) Variatif agar santri tidak jenuh,
6) bacaan langsung sehingga lebih mudah diingat,
7) praktis sehingga mudah dilakukan, 8) sitematis yang mudah diikuti,
9) modul yang mempermudah dibawa,
10) fleksibel untuk segala umur.
5. Metode diskusi adalah suatu cara mengajar atau menyajikan materi melalui
pengajuan masalah yang pemecahannya sangat terbuka. Dalam diskusi, guru
menyuruh anak didik memilih jawaban yang tepat dari banyak kemungkinan
alternatif jawaban.
c) Metode Iqra’
Metode Iqra adalah metode atau cara belajar Al Qur’an dengan cepat tanpa perlu
dieja terlebih dahulu akan tetapi langsung dibaca. Ciri metode Iqra dalah bersifat
induktif. Murid belajar membaca kata yang dikenalinya, bukan pengenalan
huruf. Metode ini sangat variatif dan fleksibel. Mulai dari balita (anak-anak
berusia di bawah lima tahun) hingga batuta (bapak tujuh puluh Tahun). Buku
panduan metode Iqra mudah didapat di mana-mana, hampir di tiap daerah.
Pada metode ini juga menggunakan sistem CBSA, guru hanya menunjukkan
pola-polanya saja dan tidak menggunakan istilah ataupun menuntun
membacanya. Di dalam mendidik metode ini menganjurkan anak didik membaca
secara langsung dan pengajarannya bersifat pribadi.
Tiga model pengajaran metode ini, adalah; pertama, Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA). Guru tak lebih sebagai penyimak, bukan penuntun bacaan. Kedua,
privat, yaitu guru menyimak seorang demi seorang. Ketiga, asistensi. Jika tenaga
guru tidak mencukupi, murid yang mahir bisa turut membantu mengajar murid
murid lainnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Identitas Guru
Narasumber Pertama
1. Nama :
3. Status :
4. Jenis Kelamin :
5. Agama :
6. Umur :
7. Pekerjaan : Guru
Narasumber Kedua
1. Nama :
2. Tempat Tanggal Lahir :
3. Status :
4. Jenis Kelamin :
5. Agama :
6. Umur :
7. Pekerjaan : Guru
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan sesuai dengan permasalahan yang diajukan
yakni jenis penelitian kualitatif. Untuk itu pengamat mulai mengkaji data dan
menggambarkan realita yang kongkrit dan kompleks. Penelitian kualitatif digunakan
karena penelitian ini mengkaji atau mengumpulkan data yang berbentuk kata-kata,
gambar, serta pengamatan yang baik.
Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran
penyajian laporan tersebut. data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, dan
foto. Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu
merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan
memahami sikap, pandangan, perasaan, dan prilaku individu atau sekelompok orang.
3. Lokasi Penelitian
1) Tempat Penelitian
Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti memilih sebagai lokasi
penelitian yang beralamat di Jln.
2) Waktu penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2023/2024
kegiatan pelaksanaan dilakukan pada hari Rabu, 18 Januari 2023.
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian dilakukan dari hasil wawancara, dimana penulis menanyakan langsung
kepada seseorang yang akan di teliti mengenai meningkatkan literasi digital.
Interview/ wawancara, yaitu suatu percakapan tanya jawab lisan antara dua orang
atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah
tertentu. Dalam hal ini, peneliti menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah
terstruktur kepada narasumber yang dianggap berkompeten dibidangnya diharapkan
dapat memberikan jawaban dan data secara langsung, jujur dan valid.
Jenis penelitian ini termasuk ke dalam metode kualitatif, teknik pengumpulan data
dari metode kualitatif terbagi menjadi 3 yaitu: analisis konten, wacana, dan naratif.
Pada pengumpulan data ini penulis memakai teknik wacana dan studi kepustakaan.
Penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti buku, artikel, dan sumber
terpercaya yang layak dijadikan referensi lainnya. Teknik wacana yang disertai
dengan studi kepustakaan ini kemudian dirangkum kembali, kemudian di satukan ke
dalam miniriset yang berjudul “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Membaca Al-qur’an Siswa”.
B. Keadaan Guru
Guru adalah pelaksana langsung dalam proses belajar mengajar di sekolah, Guru
memiliki peran penting dalam menyelenggarakan pendidikan sekolah. Keberadaan guru
menjadi faktor penting kelancaran penyelenggaraan pendidikan, bahkan membantu
terhadap keberhasilan dan peningkatan kualitas pendidikan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor tata usaha MAN 3 Medan, dapat
diketahui bahwa jumlah tenaga kerja secara keseluruhan ada .
C. Sarana Prasarana
Dalam hal sarana prasarana Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan memiliki fasilitas
yang lengkap, seperti Ruangan Belajar, Ruangan Kepala Madrasah, Ruang Guru,
Ruang Tata Usaha, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer, Laboratorium PAI,
Ruang Perpustakaan, Ruang Uks, Ruang Keterampilan, Ruang Kesenian, Toilet
Guru, Toilet Siswa, Ruang Bimbingan Konseling(BK), Gedung Serbaguna(Aula),
Ruang Osis, Ruang Pramuka, Mesjid, Gedung Olahraga, Rumah Dinas Guru, Pos
Satpam, Kantin, Ruang Koperasi, Gudang, dan Lapangan. Namun dalam ruangan
belajar tidak semua menggunakan kipas angin.