Matkuliah : ibadah/akhlak
Dosen pengampu: julkarnain S,Ag,M,Ag
DISUSUN OLEH:
Ibnu Al faroq (712203120
Nikken Ayu Masanda (71220312036)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA 2023
T.A 2022 - 2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Akidah Akhlak dengan judul “Akhlak Dalam
Islam”. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan yulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi agama, bangsa, dan negara.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. latar belakang masalah..........................................................................1
B.rumusan masalah....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2
A.pengertian akhlak ..................................................................................2
B.Ciri-ciri Akhlak dalam islam .................................................................3
C. Ruang Lingkup Akhlak ........................................................................5
BAB III PENUTUP
A.kesimpulan............................................................................................12
B.saran......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat dalam diri
Nabi Muhammad SAW karena sifat-ifat dan perangai yang terdapat didalam dirinya
adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan)
terbaik bagi seluruh umat muslimin.
Allah SWT. sendiri sering memuji akhlak Nabi Muhammad SAW didalam
AlQur’an sebagimana firman-Nya. “Dan sesunggunhnya engkau
(Muhammad) benar-benar berakhlak agung.”
Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi
yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini agar kita
semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup dan dapat
menjadikan Rasulullah sebagai idola kita karena sesungguhnya pada diri Rasulullah
terdapat suri tauladan yang baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian akhlak
1
BAB 11
PEMBAHASAN
1. Pengertian akhlak
Kata “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu jama’ dari kata “khuluqun” yang
secara linguistik diartikan dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama,
sopan santun, adab dan tindakan. Kata “akhlak” juga berasal dari kata “khalaqa” atau
“khalqun”, artinya kejadian, serta erat hubungannya dengan “ Khaliq “, artinya
menciptakan, tindakan atau perbuatan, sebagaimana terdapat kata “al-khaliq”, pencipta dan
“ makhluq “, artinya yang diciptakan
Menurut Bahasa akhlak berarti sifat atau tabiat, sedangkan menurut istilah akhlak
berarti kumpulan sifat yang dimilki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan
buruk. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti,
watak, dan tabiat.
Konsep akhlak menurut Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan. Menurut Imam Ghazali, mengartikan akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan
mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Secara sederhana akhlak Islami dapat diartiakan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran
Islam atau Akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada di belakang akhlak
menempati posisi sebagai sifat. Dengan demikian akhlak Islami adalah perbuatan yang
dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang disandarkan
pada ajaran Islam .Akhlak Islami bersifat universal, namun dalam rangka penjabaran hukum
Islam yang bersifat universal tersebut dibutuhkan bantuan pemikiran akal manusia dan
kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan moral.
2
B. Ciri-ciri Akhlak dalam Islam
Akhlak dalam Islam setidaknya memiliki lima ciri-ciri yaitu sebagai berikut.
1. Akhlak Rabbani
Sifat rabbani dari akhlak dari sisi tujuannya adalah untuk memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akhirat nantinya. Ciri rabbani juga menegaskan bahwa
akhlak dalam Islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional, tetapi
akhslak yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak. Sebagaimana. yang
termaktub dalam Al-Quran dan Sunnah yang menjadi sumber dari ajaran akhlak
dalam Islam baik yang bersifat teoretis maupun praktis.
2. Akhlak Manusiawi
Ajaran akhlak dalam Islam sejalan dan memenuhi tuntutan fitrah manusia.
Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan terpenuhi dengan mengikuti
ajaran akhlak dalam Islam. Ajaran akhlak dalam Islam diperuntukkan bagi
manusia yang merindukan kebahagiaan dalam arti hakiki atau bukan kebahagiaan
yang semu. Akhlak dalam Islam adalah akhlak yang benar-benar memelihara
ekisistensi manusia sebagai makhluk terhormat yang sesuai dengan fitrahnya.
3. Akhlak Universal
Ajaran akhlak dalam Islam sesuai dengan kemanusiaan yang berifat universal dan
mencakup segala aspek hidup manusia baik yang dimensina vertikal maupun
horizontal
4. Akhlak Keseimbangan
Ajaran akhlak dalam Islam berada di tengah antara yang menghayalkan manusia
sebagai malaikat yang menitikberatkan pada segi kebaikannya dan begitupun
sebaliknya yaitu sisi keburukannya yang diumpamakan sebagai binatang. Jadi
pada dasarnya menurut pandangan Islam memiliki dua kekuatan yaitu baik dan
buruk, serta memiliki unsur rohani dan jamani yang membutuhkan pelayanan
secara seimbang .Akhlak dalam islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia
jasmani dan rohani secara seimbang begitupun dengan persoalan dunia dan
akhirat
3
5. Akhlak realistik
untuk melakukan pelanggaran dan tindkan-tindakan tertentu. Oleh sebab itu, Islam
memberikan kesempatan kepada manusia yang melakukan kesalahan untuk
memperbaiki diri dengan bertaubat. Bahkan dalam keadaan terpaksa sekalipun,
Islam membolehkan manusia melakukan sesuatu yang dalam keadaan biasa tidak
dibenarkan.
Dalam ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting. Hal
tersebut dapat dilihat dalam beberapa poin berikut ini
4
4. Rasulullah SAW menjadikan baik buruknya akhlak seseorang sebagai ukuran
kualitas imannya. Sebagaimana sabdanya yang termuat di dalam hadis riwayat at-
tirmizi yang artinya orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling
baik akhlaknya. Begitu pun dalam hadis riwayat Hakim dan Thabrani yang artinya rasa
malu dan iman itu sebenarnya berpadu menjadi satu maka bilamana lenyap salah
satunya hilang pula lah yang lain.
5. Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada
Allah SWT. Misalnya shalat, puasa, zakat dan Haji sebagaimana yang difirmankan
oleh Allah
6. Nabi Muhammad s.a.w. selalu berdoa agar Allah SWT membaikkan akhlak
beliau.
7. Di dalam al-quran banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan
akhlak, baik itu berupa perintah untuk berakhlak yang baik serta pujian dan pahala
yang diberikan kepada orang-orang yang Mematuhi perintah tersebut begitupun
sebaliknya
Ruang lingkup akhlak islam adalah sama dengan ruang lingkup ajaran islam itu sendiri,
khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak diniah (agama/islami) mencangkup
berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hinga kepada sesama makhluk (manusia,
binatang, tumbuhan, dan benda-benda yang tak bernyawa). Berbagai bentuk dan ruang
lingkup akhlak islami yang demikian itu dapat dipaparkan sebagai berikut:
Sebagai seorang muslim maka kita tidak boleh menyekutukan Allah SWT karena
menyekutukan Allah SWT merupakan dosa yang sangat besar, selain itu menyekutukan
Allah merupakan suatu kedzaliman yang besar. Allah SWT tidak akan mengampuni
dosa syirik.
5
2. Mencintai Allah di atas kecintaan atas yang selain-Nya
Sebagai umat yang beriman, sudah selayaknya setiap manusia untuk lebih mencintai
Allah SWT dibandingkan dengan segala hal selain-Nya. Tidak terkecuali keluarga,
harta, jabatan, serta segala hal yang berkaitan dengan duniawi
3. Selalu mengingat dan mendekatkan diri pada-Nya
eorang hamba yang senantiasa mengingat dan mendekatkan diri pada Allah SWT,
maka hidupnya akan diterangi dengan perasaan tentram, dijauhkan dari rasa bimbang
serta kegelisahan
4. Selalu rendah hati dan menyungguhkan diri di hadapan-Nya
Allah mencintai umatnya yang selalu mengingat-Nya, yang tekun dalam beribadah
dan meminta pertolongan kepada-Nya dalam menghadapi kesusahan. Karena pada
dasarnya hanya Allah-lah yang maha berkehendak atas segala yang ada dimuka bumi
ini. Allah SWT mencintai umatnya yang rendah hati dan tidak melampaui batas.
5. Selalu berbaik sangka pada Allah SWT
Berbaik sangka dalam setiap hal hukumnya wajib bagi setiap manusia. Begitu pula
dengan selalu berbaik sangka dengan Allah SWT. Karena prasangka yang baik akan
membawa kebaikan, oleh karena itu maka kita harus senantiasa berprasangka baik
kepada-Nya. Allah menerima tobat dan ampunan hamba-Nya yang bersungguh-
sungguh dalam tobatnya disertai harapan bahwa Allah akan mengampuni dosanya dan
menerima tobatnya, karena sesungguhnya Allah maha pemberi ampun untuk hamba-
Nya yang mau bertobat.
6. Menjalankan perintah dan meninggalkan laranganNya untuk pemeliharaan nilai-diri di
hadapan-Nya
Seorang yang beriman akan selalu menjalankan perintah Allah, misalnya medirikan
shalat, menunaikan zakat, mengaji, bersedekah, menyantuni fakir miskin serta
melakukan amalan lainnya dalam hal kebaikan. Akan sangat merugi jika sebagai umat
yang beriman melakukan hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT. Maka hendaknya
sebagai seorang yang beriman untuk selalu menjalankan perinah Allah dan menjauhi
larangan-Nya.
7. Ridha dan ikhlas atas qada’ dan qadar-Nya
Dalam hadis disebutkan bahwa Allah SWT tidak akan menguji hamba-Nya melebihi
batas kemampuannya. Oleh sebab itu, ketika seorang hamba mendapat cobaan maka ia
harus senantiasa ikhlas serta mengharap ridha Allah agar ia di beri kekuatan untuk
menghadapi setiap cobaan yang menimpanya
6
8. Bersyukur atas ni’mat-Nya dan mampu membaca Al Quran
Bersyukur atas segala nikmat yang kita perpoleh merupakan perwujudan terimakasih
kita kepada Allah SWT yang telah memberi nikmat. Sedangkan jika seorang hamba
mengkufuri nikmat Allah SWT, maka Allah akan memberikan adzab yang sangat
pedih. Karena sesungguhnya semua nikmat yang diperoleh setiap hamba adalah terjadi
atas seizin Allah, karena hanya Allah-lah yang maha pengasih lagi maha penyayang
atas setiap hambanya
7
serta menghormati pewarisnya Sebagai orang beriman harus berprasangka baik kepada
Allah, demikian juga kepada Nabi Muhammad Saw. Karena Nabi Muhammad Saw
senantiasa khawatir dan sayang kepada Umatnya (kaum muslimin dan muslimat,
terbukti pada saat menjelang ajal, yang diingat dan dikhawatirkan hanya umatnya,
jangan sampai tersesat ke jalan yang tidak diridai Allah Swt.
7. Melaksanakan perintahnya
mengindari larangannya tanpa kecuali, dan melanjutkan misinya untuk menegakan dan
menyebarluaskan nilai-nilai islam
Orang tua adalah penyebab perwujudan kita. Kalaulah mereka itu tidak ada, kitapun tidak
akan pernah ada. Orang tua sering kali mengerahkan segenap jerih paya mereka untuk
menghindarkan bahaya dari diri kita. Mereka bersedia kurang tidur agar kita bisa
beristirahat. Mereka memberikan kesenangan-kesenangan kepada kita yang tidak bisa kita
raih sendiri. Mereka memikul berbagai penderitaan dan mesti berkorban dalam bentuk
yang sulit kita bayangkan. Oleh sebab itu maka kita diharuskan untuk menghormati kedua
orang tua dengan berakhlak yang baik padanya, diantaranya:
8
Allah memerintahkan agar berbakti kepada kedua orang tua, barang siapa tidak
berbuat baik kepada kedua orang tua maka ia telah berbuat durhaka dan perbuatan
durhaka adalah sifat syaithan
Demikian pentingnya akhlak kepada ibu sehingga sehingga Rasullulah SAW
bersabda: ”Bahwa surga itu berada dibawah telapak kaki ibu.
Guru adalah orang tua kedua, yaitu orang yang mendidik murid-muridnya untuk
menjadi lebih baik sebagaimana yang diridhoi Alloh ‘azza wa jalla Sebagaimana wajib
hukumnya mematuhi kedua orang tua, maka wajib pula mematuhi perintah para guru
selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan syari’at agama. Di antara akhlaq
kepada guru adalah
9
kehidupaan. Masyarakat di sini bisa juga diartikan yang berada disekitar kita yaitu
tetangga. Tetangga sangat erat hubungannya dengan akhlak dalam kehidupan sehari-
hari. Seringkali kita dapat tahu tentang akhlak diri sendiri malah dari orang lain
(tetangga), atau bisa disebut sebagai tolak ukur akhlak kita. Tujuan dari kehidupan
bermasyarakat diantaranya ialah menumbuhkan rasa cinta, perdamaian, tolong-
menolong, yang merupakan fondasi dasar dalam masyarakat Islam. Dalam suatu hadits
digambarkan kondisi seseorang yang beriman dengan berakhlak mulia dalam
kehidupan masyarakat. Selain kita memperlakukan dengan baik diri kita sendiri, kita
juga harus memperhatikan saudaranya (kaum muslim semuanya) dan juga tetangga
kita. Tetangga selalu ada ketika kita membutuhkan bantu
10
semuanya diciptaka oleh Allah SWT, dan menjadi milik-Nya, serta semuanya memiliki
ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk
menyadari bahwa semuanya adalah “umat” Tuhan yang harus diperlakukan secara
wajar dan baik.
11
BAB III
PENUTUP
A..KESIMPULAN
Akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat
di nilai baik atau buruk. Tetapi tdk semua amal yang baik atau buruk itu dapat dikatakan
perbuatan akhlak, banyak perbuatan yang tidak dapat disebut perbuatan akhlaki, dan tidak
dapat dikatakan baik atau buruk. Perbuatan manusia yang dilakukan tidak atas dasar
kemauannya atau pilihannya seperti bernapas, berkedip, berbolak-baliknya hati, dan kaget
ketika tiba-tiba terang setelah sebelumnya gelap tidaklah disebut akhlak, karena perbuatan
tersebut yang di lakukan tanpa pilihan. akhlak dalam islam adalah akhlak yang berdasarkan
ajaran Islam atau Akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada di belakang akhlak
menempati posisi sebagai sifat. Dengan demikian akhlak Islami adalah perbuatan yang
dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang disandarkan
pada ajaran Islam
B.SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan dan kesalahan sehingga kami
mengharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakan makalah kami ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uinsu.ac.id/4867/4/BAB%20II.pdf
https://www.academia.edu/14913606/akhlak_dalam_islam
https://core.ac.uk/download/pdf/234751607.pdf
13