Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KARAKTERISTIK AKHLAK ISLAM

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak

Dosen Pengampu: Drs. Amir Gufron, M.Ag.

No Nama NIM
1. Rizka Amelia 231310005072
2. Alfina Fairuz Zakiya 231310005078
3. Nadila Silviyatul Anisah 231420000658
4. Uswatun Khasanah 231420000671
2. Izza Zakiatul Miskiah 231420000672

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmatNya, maka kami bisa menyelesaikan
sebuah makalah ini dengan tepat waktu. Berikut ini kami mempersembahkan
sebuah makalah yang berjudul “KAREKTERISTIK AKHLAK ISLAM” yang
menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kami untuk
mempelajarinya.

Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dikata atau menyinggung.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini, dengan penuh rasa terimakasih
dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
2.1 Pengertian Karakteristik dan Konsep Akhlak Islam...................................................4
A. Karakteristik Akhlak Islam..................................................................................4
B. Konsep Akhlak Islam...........................................................................................4
2.2 Pembagian Karakteristik Akhlak Islam......................................................................5
2.3 Dasar-dasar Akhlak...................................................................................................6
2.4 Kedudukan Akhlak....................................................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................10
3.2 Saran......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebenarnya suatu hal yang tampak jelas bagi para pengkaji Islam melalui
ayat-ayat Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad SAW serta merenungkan
teksteks dan ruh (jiwa)nya yaitu bahwa Islam dalam tingkat substansi
merupakan suatu risalah moral (akhlak) dengan segala pengertian yang
dikandungnya dari kedalaman dan cakupan yang menyeluruh. Dan tidak
mengherankan jika akhlakiyah (moralisme) merupakan suatu karakter di
antara karakter Islam yang umum. Hal itu karena Islam menganjurkan kepada
nilai-nilai luhur (norma) dan memperingatkan terhadap perbuatan hina,
menegaskan anjuran dan peringatan itu sampai pada tingkat pengharusan serta
menentukan balasan terbesar atas hal itu, baik berupa pahala maupun
hukuman, di dunia dan akhirat. Disamping itu juga, karena islam telah
memperhatikan segala optimal tentang akhlak sampai Al-Quran ketika memuji
Rasulullah SAW tidak ada yang lebih tepat dan tinggi “Dan sesungguhnya
kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Akhlak menempati posisi
yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama
Islam itu selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang
mulia, yang disebut al-akhlaq alkarimah. Akhlakiyah (moralisme) menjadi
karakter Islam akhlakiyah merasuk kedalam semua eksistensi Islam dan dalam
semua ajarannya, sampai kepada akidah, ibadah, dan mu’amalah, serta masuk
ke dalam politik dan ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pengertian karakteristik dan konsep akhlak islam?
2. Bagaimana pembagian karakteristik akhlak islam?
3. Apa saja yang termasuk dasar-dasar akhlak?
4. Bagaimana kedudukan akhlak?

1
1.3 Tujuan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan
diatas, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk:
1. Mengetahui pengertian karakteristik dan konsep akhlak islam.
2. Mengetahui pembagian karakteristik akhlak islam.
3. Mengetahui dasar-dasar akhlak.
4. Mengetahui kedudukan akhlak.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karakteristik dan Konsep Akhlak Islam
A. Karakteristik Akhlak Islam
Allah SWT telah berkehendak bahwa akhlak dalam Islam dengan
karakteristiknya berbeda dan unik (istimewa), yaitu dengan karakteristik
yang menjadikannya sesuai untuk setiap individu, kelas sosial, ras,
lingkungan, masa dan segala kondisi. Kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan oleh Al-Qur’an dan sunnah mengandung muatan universalistik
dan partkularistik. Muatan universalistik merupakan titik persamaan nilai-
nilai moral lain yang ada di dunia, sedangkan muatan partikularistik
menunjukkan ciri khas dan karakteristik akhlak islam yang berbeda
dengan yang lainnya.

B. Konsep Akhlak Islam


Konsep akhlak dalam islam, menurut Ibnu Taymiyah, terkait erat
dengan konsep keimanan. Hal ini disebabkan akhlak dalam islam berdiri
di atas unsur-unsur berikut:
1. Keimanan kepada Allah SWT sebagai satu-satunya pencipta alam
semesta, pengatur, pemberi rizki, dan pemilik sifat-sifat rububiyah
lainnya.
2. Mengenal Allah SWT serta mengimani bahwa Allah SWT satu-
satunya dzat yang berhak diibadahi(disembah).
3. Mencintai Allah SWT dengan kecintaan yang menguasai segenap
perasaan manusia (puncak kecintaa) sehingga tidak ada sesuatu
yang dicintai (mahbub) dan diinginkan (murad) selain Allah SWT.
4. Kecintaan ini akan menuntun seorang hamba untuk memiliki
orientasi kepada satu tujuan, memusatkan seluruh aktifitas
hidupnya ke satu tujuan tersebut, yaitu meraih ridha Allah SWT.
5. Orientasi ini akan membuat seseorang meninggalkan egoisme,
hawa nafsu dan keinginan-keinginan rendah lainnya. Jadi ketika
seseorang memiliki orientasi dan cita-cita yang tinggi yaitu ridha
Allah SWT, maka dengan sendirinya ia akan menganggap rendah

3
apa saja yang bertentangan dengan cita-cita tersebut yaitu seluruh
perbuatan atau sifat yang dibenci oleh Allah SWT. Dengan
demikian, ia akan selalu menghiasi dirinya dengan al-akhlaq al-
karimah (akhlak-akhlak yang mulia). Landasannya adalah karena
Allah SWT mencintai dan meridhoi akhlak yang mulia tersebut.
Dan dia akan meninggalkan al-akhlaq al-madzmumah (akhlak-
akhlak yang tercela) karena Allah SWT membenci al-akhlaq al-
madzmumah tersebut.

2.2 Pembagian Karakteristik Akhlak Islam


1. Akhlak Rabbani
Akhlak Rabbaniyyah memiliki pengertian bahwasanya wahyu Illahi
merupakan sumber rujukan ajaran akhlak. Hal ini tidak berarti
mengandung kontradiksi dengan pendapat akal sehat, karena kebaikan
yang diajarkan oleh wahyu adalah kebaikan menurut akal dan yang
diajarkan sebagai keburukan menurut wahyu adalah keburukan menurut
akal.
Manhaj (konsep) ini tidak lahir sebagai hasil rekayasa dari ambisi
individu, keluarga, golongan, partai atau ambisi dari suatu bangsa tertentu.
Tetapi ia datang dari kehendak Allah yang menginginkannya sebagai
hidayah dan nur (cahaya penerang), penjelas, kabar gembira, dan obat
serta rahmat bagipara hamba-Nya.
2. Akhlak Insaniyyah (manusiawi)
Akhlak Insaniyyah mengandung pengertian bahwa tuntunan fitrah dan
eksistensi manusia sebagai makhluk yang bermartabat, sesuai dan
ditetapkan oleh ajaran akhlak. Kecenderungan manusia kepada hal-hal
yang positif dan ketetapan akal tentang kebaikan, secara langsung akan
terpenuhi dan bertemu dengan kebaikan ajaran akhlak. Orientasi akhlak
insaniyyah ini tidak terbatas pada perikemanusiaan yang menghargai nilai-
nilai kemanusiaan secara umum, tetapi juga mencakup kepada
perikemakhlukan, dalam pengertian menanamkan rasa cinta terhadap
semua makhluk Allah.

4
3. Akhlak Jam’iyah
Akhlak Jam’iyah mempunyai arti bahwa kebaikan yang terkandung di
dalammya sesuai dengan kemanusiaan yang universal, kebaikanya untuk
seluruh umat manusia di segala zaman dan di semua tempat, mencakup
semua aspek kehidupan baik yang berdimensi vertikal maupun yang
berdimensi horizontal.
4. Akhlak Wasithiyah (Bersikap Pertengahan)
Akhlak wasithiyah berarti bahwasanya ajaran akhlak itu menitikberatkan
keseimbangan antara rohani dan jasmani, keseimbangan antara dunia dan
akhirat, dan seterusnya. Allah SWT dalam firman-Nya mengilustrasikan
tentang dua kelompok manusia yang memiliki sifat saling berlawanan.
Kelompok pertama hanya meprioritaskan kehidupan dunianya, dengan
sekuat tenaga berusaha memenuhi tuntutan-tuntutan hedonistiknya dan
membunuh kesadaranya akan kehidupan akhirat.Sedangkan kelompok
kedua berusaha menyeimbangkan kepentingan hidupnya di dunia dan di
akhirat serta merasa takut akan siksa neraka. Kelompok pertama akan
mendapatkan keduniawinya, namun di akhirat tidak akan mendapatkan
apa-apa, sedangkan kelompok yang kedua benar-benar akan mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
5. Akhlak Waqi’iyah
Akhlak waqi’iyah mengandung pengertian bahwasanya ajaran akhlak
memperhatikan kenyataan (realitas) hidup manusia didasari oleh suatu
kenyataan, bahwasanya manusia itu disamping memiliki kualitas-kualitas
unggul, juga memiliki sejumlah kelemahan. Firman Allah SWT berikut
memperjelas kondisi objektif manusia paling mendasar : “ Dan jiwa serta
penyempurnaanya (ciptaannya)”,maka Allah mengilhamkan.

5
2.3 Dasar-dasar Akhlak
Perbuatan-perbuatan yang mempunyai nilai baik dan buruk, mempunyai
dasar-dasar yang jelas. Pada pembahasan sebelumnya sudah disebutkan bahwa
ada ilmu yang membahas dan memberikan klarifikasi pada persoalan baik dan
buruk, itulah Ilmu Akhlak. Tentunya ilmu tersebut mempunyai dasar. Adapun
dasar-dasar Ilmu Akhlak adalah sebagai berikut:
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai dasar (rujukan) Ilmu Akhlak yang pertama, hal ini
dinilai karena keontetikannya yang lebih tinggi, dibandingkan dengan
dasar-dasar yang lain. Mengingat al-Qur’an merupakan firman Tuhan,
sehingga tidak ada keraguan baginya untuk dijadikan sebagai dasar atau
asas. Walau nantinya ada beberapa perangkat yang diperlukan untuk
mendukungnya. Dan tidak akan dibahas di sini, karena ada ilmu khsusus
yang membahasnya.
Nilai-nilai yang ditawarkan oleh al-Qur’an sendiri sifatnya komprehensif.
Perbuatan baik dan buruk sudah dijelaskan di dalamnya. Hanya saja, ada
yang perlu diperhatikan. Mengingat ada banyak ayat-ayat al-Qur’an yang
membutuhkan penafsiran. Sehingga untuk mememudahkan orang-orang
akan merujuk kepada al-Hadits ( sebagai Asbabun Nuzul suatu ayat) dan
al-Aqlu (penalaran akal). Sejauh manakah campur tangan kedua dasar
tersebut pada persoalan Ilmu Akhlak. Pastinya al-Hadits dan al-Aqlu tidak
akan merubah pesan yang ingin disimpaikan oleh al-Qur’an.
2. Al-Hadits
Asbabul Wurud suatu hadits berbeda-beda. Ada hadits yang dikeluarkan
oleh Nabi karena seorang sahabat bertanya kepadanya, karena Nabi
menegur seorang sahabat, karena peringatan dan penjelasan Nabi terhadap
al-Qur’an.
Dalam riwayat Aisyah pernah ditanya oleh seseorang tentang akhlak Nabi.
Aisyah menjawab akhlak Nabi adalah al-Qur’an. Dengan demikian, Nabi
merupakan interpretasi yang hidup terhadap al-Qur’an. Karena segala
ucapan (Qauliyah), perbuatan (Fi’liyah), dan penetapan (Taqririyah)

6
merupakan sebuah wahyu dari Allah, dan apa-apa yang datang dari Nabi
senantiasa terjaga. Dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an dan al-Hadits
berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah SWT.
Di dalam al-Qur’an terlah dijelaskan bahwa Nabi itu peribadi yang agung.
Karena memang pada dirinya terdapat sebuah suri tauladan yang baik.
Keistimewaan tersebut, tidak hanya diakui oleh umat Islam saja, akan
tetapi non-muslimpun mengakui hal tersebut. Dalam sebuah penelitian
yang dilakukan oleh Machael H. Hart tentang 100 tokoh yang paling
berpengaruh dalam sejarah, dia menyatakan bahwa Nabi Muhammad
menduduki posisi pertama. Jelaslah bahwa tidak ada kecacatan dalam
peribadi Nabi, karena memang tugas diutusnya beliau adalah untuk
menyempurnakan akhlak.
3. Al-Aqlu (Akal)
Salah satu angerah Tuhan kepada manusia yang menjadi esensi dari
dirinya adalah akal. Dengannya manusia dapat berfikir secara rasional,
membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Jika manusia dimuliakan oleh Allah karena mempergunakan akalnya
dengan baik, maka Allah akan memberikan ganjaran atas perebuatan baik
yang telah dilakukan. Kedudukan manusia di mata Allah akan melebihi
Malaikat apabila mereka dapat menggunakan potensi yang telah diberikan
dengan baik. Dan begitu pun sebaliknya, orang yang tidak menggunakan
potensinya dengan baik, maka derajatnya lebih rendah dibandingkan
dengan binatang.
Mereka yang dapat selamat dari kesesatan adalah orang-orang yang
senantiasa mempergunakan akalnya dengan baik. Kita lihat orang-orang
yang tercerahkan sebelum datangnya al-Qur’an, apa yang mereka jadikan
dasar, tidak lain adalah akal mereka. Apakah Phytagoras, Anaximenes,
Aristoteles, Plato, Socrates, Plotinus, dan beberapa filsuf lainnya
berpegang teguh dan senantiasa mengamalkan al-Qur’an, tentu tidak,
Islam saja belum ada di zaman mereka. Tapi mereka terkenal sebagai
orang-orang yang bijak.

7
2.4 Kedudukan Akhlak
Kedudukan akhlak dalam Islam terbagi menjadi 3 perkara:
1. Tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad SAW
Allah SWT memberi anugerah kepada orang beriman dengan mengutus
Rasulullah SAW untuk mengajarkan Al-Qur’an dan menyucikan manusia.
Yang dimaksud menyucikan adalah membersihkan hati mereka dari syirik
serta akhlak tercela seperti dendam, iri hati, perkataan dan perbuatan
kebiasaan buruk.
Kesimpulannya, salah satu sebab diutusnya Muhammad sebagai nabi
adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Allah SWT berfirman:
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
anatara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan hikmah (As
Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Jumuah:2)
2. Bagian yang tak terpisahkan dari Iman
Akhlak dan iman adalah bagian yang tak boleh dipisahkan. Sebab, iman
adalah dasar dari akhlak seseorang. Jika memiliki tingkat keimanan yang
baik, secara otomatis akhlak orang tersebut juga akan baik.
Ketika Rasulullah ditanya, “Siapakah orang beriman yang paling utama
imannya?” Beliau menjawab, “Yang paling baik akhlaknya.” (HR. At-
Tirmidzi, no. 1162 dan Abu Dawud, no. 4682)
3. Berkaitan dengan semua Ibadah
Allah selalu memiliki maksud baik dari setiap perintah ibadah kepada
hamba-Nya. Jika menjalankan perintah tersebut, akhlak baik akan tumbuh
dalam diri seseorang.
Salah satu contohnya adalah perintah shalat yang tertuang dalam surat Al-
Ankabut ayat 45, “Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”.
Contoh lain adalah perintah menjalankan puasa agar menjadi orang yang
bertakwa, seperti dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 183. “Hai orang-

8
orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Allah SWT telah berkehendak bahwa akhlak dalam Islam dengan
karakteristiknya berbeda dan unik (istimewa), yaitu dengan
karakteristik yang menjadikannya sesuai untuk setiap individu, kelas
sosial, ras, lingkungan, masa dan segala kondisi.
2. Konsep akhlak dalam islam, menurut Ibnu Taymiyah, terkait erat
dengan konsep keimanan.
3. Terdapat 5 pembagian karakteristik akhlak islam yaitu: (i)Akhlak
Rabbani, (ii)Akhlak Insaniyyah, (iii)Akhlak Jam’iyah, (iv)Akhlak
Wasithiyah, (v)Akhlak Waqi’iyah.
4. Perbuatan-perbuatan yang mempunyai nilai baik dan buruk,
mempunyai dasar-dasar yang jelas. Dasar-dasar Ilmu Akhlak adalah
sebagai berikut: (i)Al-Qur’an, (ii)Al-Hadits, (iii)Al-Aqlu.
5. Kedudukan akhlak dalam Islam terbagi menjadi 3 perkara:
(i)Tujuan utamanya diutusnya nabi Muhammad SAW, (ii)Bagian yang
tak terpisahkan dari iman, (iii)berkaitan dengan semua ibadah.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
setiap pembaca dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk lebih kreatif
dalam penyusunan makalah selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

M. T. Misbah Yazdi, Meniru Tuhan. (Jakarta, Al-Huda: cet.1,2006). Hal.5


Mujtaba Mishbah. Daur Ulang Jiwa. (Jakarta, Al-Huda:cet 1,2008). Hal.20
Mujtaba Mishbah. Op.Cit. Hal.21
Zahruddin AR dan Hasamuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak. (Jakarta,
PT RajaGrafindo Persada; cet.1,2004),Hal.41-42
Athoullah Ahmad. Antara Ilmu Akhlak Dan Tasawuf. (Banten, Sengpho:
cet.1,2005). Hal.32
KH. Mohammad Hasyim Asy’ari, Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim,
Maktab al-Turats al-Islami, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, tt. h.
11.

10

Anda mungkin juga menyukai