DISUSUN OLEH:
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
Pendidikan Agama Islam ini yang memiliki tema “Manajemen” dan “Pendidikan
Islam” dengan judul “Mengelola Akhlak dalam Pendidikan Islam” lancar tanpa
kendala apapun.
2. Bapak Suma K. Saleh, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama
Islam yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya harap makalah ini bisa dimanfaatkan dengan baik dan bisa menambah
wawasan bagi siapa yang membacanya. Saya sadar bahwa dalam penyusunan
makalah ini, masih terdapat banyak kekukarangan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang
membacanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca-pembaca sekalian.
PENYUSUN
PARAMESWARI WULANDARI H.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 1
C. TUJUAN................................................................................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................................................ 2
A. MANAJEMEN ........................................................................................................................ 2
B. AKHLAK ................................................................................................................................ 2
C. PENDIDIKAN ISLAM............................................................................................................. 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................................................... 4
A. JENIS PENELITIAN ............................................................................................................... 4
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 5
A. MANFAAT BERAKHLAK BAIK .............................................................................................. 5
B. PENDIDIKAN AKHLAK DIZAMAN RASULULLAH SAW ........................................................ 6
C. METODE YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGELOLA AKHLAK ANAK/REMAJA PADA ERA
MODERN ............................................................................................................................ 11
BAB V PENUTUPAN................................................................................................................................ 17
A. KESIMPULAN...................................................................................................................... 17
BAB VI DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... iii
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akhlak merupakan salah satu faktor penting pada dunia pendidikan.
Akhlak yang mulia menggambarkan kepribadian seseorang. Selain itu,
akhlak yang mulia dapat mengntarkan seseorang pada martabat yang tinggi.
Penilaian baik dan buruknya akhlak seseorang sangat mempengaruhi
kehidupan seseorang.
Akhlak yang baik sangat mahal dan sulit untuk dicari. Oleh karena itu,
hendaknya penanaman akhlak digalakkan sejak usia dini. Karena
pembentukannya akan lebih mudah ketimbang anak tersebut menginjak usia
dewasa.
Pendidikan Islam adalah suatu bentuk pendidikan yang komprehensif,
yang berusaha mengelola dan membimbing seseorang yang secara jasmani
dan rohani sesuai Al-Qur’an serta sunnah Rasulullah SAW menuju
terbentuknya kepribadian yang sempurna berdasarkan ajaran Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa manfaat yang diperoleh seseorang yang berakhlak baik?
2) Bagaimana Rasulullah SAW mengajarkan akhlak kepada pengikut-
pengikutnya?
3) Bagaimana mengelola akhlak anak dalam pendidikan agama Islam pada
era modern?
C. TUJUAN
1) Mengetahui manfaat apa yang diperoleh bagi seseorang yang berakhlak
baik
2) Mengetahui bagaimana Rasulullah SAW nebgajarkan akhlak kepada
pengikut-pengikutnya
3) Mengetahui bagaimana mengelola akhlak anak melalui pendidikan
agama Islam pada era modern
1
BAB II LANDASAN TEORI
A. MANAJEMEN
Kata "manajemen" berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu ménagement,
yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur".
Menurut Ricky W. Griffin manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
B. AKHLAK
Akhlak menurut bahasa berasal dari kata “khuluq” ( )خلقyang artinya
“sikap”, “tindakan”, dan “kelakuan”.Khuluq merupakan bentuk jamak dari
kata kerja “khalaqa” ( )خلقyang memiliki arti “menciptakan”.
Menurut Imam al-Ghazaliy “Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam
dengan kokoh didalam jiwa manusia, yang menjadi sumber kahirnya
perbuatan-perbuatan, tindakan-tindakan dengan gampang dan mudah tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Jika keadaan itu menjadi
sumber lahirnya perbuatan-perbuatan yang terpuji dan indah, baik menurut
akal maupun hukum, disebut akhlak yang baik (khuluq hasan). Jika keadaan
itu menjadi sumber lahirnya perbuatan-perbuatan jelek dan kotor, maka ia
disebut akhlak kotor (khuluq sayyi’).`
Setiap manusia memliki akhlak, akhlak yang dimiliki dapat berupa
akhlak baik dan akahlak buruk.
2
Akhlak mazmumah merupakan akhlak yang tercela. Dari buku
Belajar Aqidah Akhlak oleh Muhammad Asroruddin Al Jumhuri,
akhlak tercela adalah segala tingkah laku manusia yang dapat
mendatangkan kebinasaan dan kehancuran diri.
Berhubungan dengan sesuatu yang tidak bermoral, tidak
menyenangkan, dan bertentangan dengan norma-norma yang
ada. Hal-hal yang mendorong manusia untuk berbuat maksiat
adalah dunia beserta isinya, manusia, iblis, dan nafsu.
Akhlak tentunya terkatit erat dengan perilaku dan kehidupan manusia,
oleh karena itu akhlak digunakan untuk menunjukkan perilaku yang baik
dan buruk. Perilaku tersebut sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia
baik pada masa sekarang maupun dimasa depan.
C. PENDIDIKAN ISLAM
Menurut Zakiah Daradjat (1992: 28) pendidikan Islam merupakan
pendidikan amal dan pendidikan iman. Dan karena ajaran Islam berisi ajaran
tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan
hidup perorangan dan bermasyarakat, maka pendidikan Islam adalah
pendidikan individu dan pendidikan masyarakat.
Pendidikan Islam pada khususnya bersumber pada nilai-nilai dalam
menanamkan dan membentuk sikap hidup yang dijiwai oleh nilai-nilai Islam,
juga mengembangkan kemampuan berilmu pengetahuan sejalan dengan
nilai-nilai Islam yang melandasinya (Nur Uhbiyati 1997: 22). Pendidikan
Islam selain berisikan tentang sikap dan tingkah laku masyarakat menuju
hidup perseorangan dan bersama, juga berisikan kemampuan dalam ilmu
pengetahuan yang sejalan dengan nilai-nulai Islam yang menjadi dasarnya.
3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Pada makalah ini jenis penelitian yang digunakan adalah Studi Pustaka
(Library Research). Studi Pustaka atau Library Research adalah bagian dari
sebuah karya tulis ilmiah yang memuat berbagai pembahasan penelitian
terdahulu dan referensi ilmiah yang terkait dengan penelitian yang
dijelaskan oleh penulis dalam karya tulis tersebut.
Studi Pustaka dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi
yang relevan dengan topik atau kasus yang akan atau sedang diteliti.
Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-
peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-
sumber tertulis baik cetak maupun elektronik.
4
BAB IV PEMBAHASAN
2. Penuntun Kebaikan
Akhlak dapat mempngaruhi dan mendorong manusia untuk
membentuk hidup yang lurus dengan melakukan kebaikan yang
mendatangkan manfaat bagi sesama manusia. Manusia digiring ke
dalam kebaikan jika memiliki akhlak yang baik pula.
Manfaat pendidikan akhlak ini dapat dilihat dalam QS. Al-Fajr: 27-30 berikut
5
Artinya: Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan
hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Q.S. Al-Fajr
[89]: 27-30)
Allah memberikan penghargaan kepada manusia yang sempurna imannya.
Orang yang sempurna imannya, niscaya sempurna pula budi pekertinya.
Orang tang tinggi budi pekertinya dapat merasakan kebahagiaan hidup. Ia
merasakan dirinya berguna, berharga dan mampu menggunakan potensinya
untuk membahagiakan dirinya dan orang lain.
6
d) Bahwa Allah adalah sesembahan yang sebenarnya dan yang
satu-satunya. Hanya kepada Allah segala bentuk pengabdian
ditujukan.
e) Bahwa Allah adalah penolong yang sebenarnya dan oleh
karenanya hanya kepada-Nya manusia meminta pertolongan.
f) Bahwa Allah yang membimbing dan memberi petunjuk kepada
manusia dalam merugi kehidupan dunia yang penuh dengan
rintangan, tantangan dan godaan.
7
tidak hanya teori, bahkan Rasulullah melakukannya terlebih dahulu
sebelum menyampaikan kepada para sahabat.
Pengajaran melalui contoh nyata memiliki dua bentuk. Pertama,
pengajar melakukan sesuatu yang dia perintahkan kepada anak
didik, atau menjauhi sesuatu yang dilarang. Pengajar menjadikan
sikap dan perilakunya sebagai teladan bagi anak didiknya. Kedua,
pengajar menjelaskan apa yang diucapkan lalu mengiringinya
dengan praktek. Ada peribahasa yang mengatakan,” perkataan yang
disertai dengan perbuatan lebih dapat menjelaskan dan lebih
meresap ke dalam jiwa pendengar dari pada ucapan semata”.
Imam lbnu Abi Jamroh berkata, ”Mengajari dengan perbuatan dan
contoh lebih mengena dari pada ucapan semata". Nabi kita yang
mulia menggunakan kedua pola pengajaran tersebut sekaligus.
8
dalam bentuk motivasi dalam ajak kepada perbuatan baik maupun
peringatan pada perbuatan tercela.
Anak dan anak didik juga perlu diberikan nasehat (mau’izhoh) dan
peringatan (tadzkiroh). Metode nasehat dan peringatan merupakan
metode yang sangat penting dan dominan yang sering digunakan
oleh Rasulullah dalam mengajar dan mengarahkan umat lslam ke
jalan yang baik. Metode ini sering diaplikasikan beliau, sebagaima
firman Allah :
d. Metode Kisah
Dengan metode kisah, anak didik sebagai pendengar secara alamiah
dibiarkan mengambil dan memetik sendiri hikmah yang terkandung
9
dalam cerita tersebut yang disampaikan. Cerita bisa menarik
pendengarnya untuk berinteraksi dan mengikuti dengan segenap
perasaan, pikiran, emosi, dan menyatu ke dalam apa yang
didengarnya. Tujuan dari cerita atau kisah adalah untuk mengambil
manfaat dari kisah tersebut. Sebagaimana disebutkan dalam firman
Allah :
10
segera memperbaiki peilaku dan perbuatannya. Hatinya akan merasa
senang mendengar pujian, dan akan terus melakukan perbuatan
yang terpuji.
e. Metode Ganjaran
Metode ini erat kaitannya dengan metode meluruskan, apabila anak
didik melakukan kesalahan. Jika segala metode sudah dilakukan dan
belum berhasil, anak didik masih melakukan kesalahan, dan
cenderung melanggar aturan, maka anak didik memerlukan
pengobatan berupa sanksi atau hukuman. Ini dilakukan agar dia
sadar tentang kesalahan yang dilakukannya menjadi masalah serius
dan tidak main-main. Dengan merasakan ganjaran dengan hukuman,
anak didik dapat menyadari nilainya kasih sayang dan kelembutan
dari pendidik. Dia juga dapat meresakan pentingnya disiplin dan taat
aturan yang berlaku, sehingga diharapkan tidak mengulangi lagi
kesalahannya, dan berperilaku yang baik.
Tujuan menjatuhkan hukuman dalam pendidikan lslam untuk
memberikan bimbingan dan perbaikan, bukan untuk pembalasan
atau kepuasan hati. Karena itu watak dan kondisi anak didik harus
diperhatikan terlebih dahulu sebelum menjatuhkan sanksi berupa
hukuman. Seorang prndidik harus menerangkan kekeliruan yang
dilakukan anak didik dan memberi dorongan uuntuk memperbaiki
diri. Kesalahan dan kekhilafannya harus dimaafkan, jika anak didik
tersebut telah memperbaiki diri.
11
manusia. Peneladanan itu terbagi menjadi 2 jenis yaitu sengaja dan
tidak sengaja:
Keteladaan yang disengaja ialah memberikan contoh
membaca yang baik, mengajar ibadah seperti sholat, mengaji,
dsb.
Keteladanan yang tidak disengaja seperti keteladanan dalam
keilmuan, kepemimpinan, sifat keikhlasan, dsb.
Metode ini cocok digunkan pada anak didik berusia anak-anak dan
juga remaja, sehingga dapat meniru perilaku yang baik.
b. Metode Pembiasaan
Menurut Miqdad Yajian pembiasaan berperan sebagai efek latihan
yang terus-menerus, anak didik akan terbiasa berperilaku dengan
nilai-nilai akhlak.
Sejak kecil anak-anak dibentuk menuju pola tertentu dengan
mempraktikkan amal perbuatan yang mndukung tujuan pendidikan.
Dalam pendidikan, metode ini dapat dilakukan dengan cara
pendidikn membiasakan anak didik untuk hidup bersih, rukun, suka
tolong-menolong, berkata sopan, jujur, menghormati orang lain, dst.
c. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara penyajian atau penyampaian
informasi melalui penerangan dan peraturan secara lisan oleh
pendidik terhadap anak didiknya.
Rasulullah dalam memberikan pelajaran terhadap umatnya banyak
menggunakan metode ini. Metode ceramah dapat membentuk akhlak
mulia dan membina rohani, salah satunya terdapat pada QS. Yusuf
(12): 3 yang berbunyi:
12
sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukannya)
adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.”
(QS. Yusuf (12): 3)
13
Metode demonstrasi merupakan metode dimana seorang pengajar atau
seorang lain yang segaja diminta untuk memperlihatkan suatu proses pada
seluruh anak didik di kelas. Metode ini dimaksudkan bisa memperlihatkan
pada seluruh anak didik di kelas tentang pengaplikasian suatu proses,
situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun
tiruan, yang disertai dengan penerangan lisan.
Dengan metode demonstrasi, pengajar dapat memberi berbagai contoh baik
seperti berdoa sebelum dan sesudah beraktivitas, membuang sampah pada
tempatnya, dan bersopan santun.
Berdasarkan penjelasan diatas, metode demonstrasi lebih menitik beratkan
pada bagaimana proses, tindakan dan langkah-langkah suatu kegiatan
pembelajaran yang dilakukan pengajar pada seluruh anak didiknya. Dapat
diambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi merupakan cara penyajian
pelajaran dengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu
yang disertai dengan penjelasan lisan.
14
sekolah yaitu guru bimbingan dan konseling (BK). Bimbingan dan Konseling
memuat program bimbingan masalah pribadi, sosial, dan karier anak didik.
Jika program ini dilaksanakan dengan baik dan benar, maka hasilnya tentu
akan dapat dinikmati dan dirasakan oleh semua pihak.
Al-Maghribi memberikan catatan agar bimbingan dan nasehat dapat
mencapai hasil yang maksimal, berupa:
Nasehat dan bimbingan itu hendaknya dilakukan secara terus
menerus, rutinitas, dan diulang-ulang serta diperbarui, karena
karakter manusia itu labil dan lupa.
Nasehat dan bimbingan itu hendaknya menggunalan cara yang
mudah, sesuai usia, daya tangkap, dan akal anak didik.
Hendaknya orang yang memberikan nasehat adalah seorang yang
bijak,memiliki keilmuan tentang perkembangan anak didik yang
cukup dalam mendidik.
Hendaknya orang yang memberikan nasehat adalah seorang yang
dapat menyesuaikan antara perbuatan dan perkataan.
Hendaknya orang yang memberikan nasehat adalah seorang yang
berperilaku benar, mampu memotivasi anak didik untuk dapat
melakukan saran dan arahannya.
c. Evaluasi
Sistem evaluasi yang hanya menekankan pada aspek kognitif semata, seperti
pelaksanaan ujian nasional dengan beberapa mata pelajaran tertentu, tidak
sesuai jika dikaitkan dengan pendidikan karakter yang diharapkan. Karena
tidak memuat aspek afekti dan psikomotor, serta aspek iman dan akhlak
peserta ujian nasional. Dengan sistem evaluasi yang imbang, maka akan
berpengaruh pada pelaksanaan proses pembelajaran yang ada dalam
pendidikan karakter. Karena pendidikan karakter mendapat tempat atau
penghargaan yang sama dengan aspek kognitif.
Pendidikan iman dan akhlak harus mendapatkan porsi yang tepat jika ingin
pendidikan karakter mendapat hasil yang maksimal. Pelaksanaan ajaran
agama lslam harus menjadi pertimbangan kelulusan pendidikan anak didik,
kalau ingin pendidikan karakter berbasis lslam mencapai hasil yang
maksimal.
15
16
BAB V PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Akhlak memiliki hubungan yang erat dengan perilaku manusia, oleh
karena itu kata “akhlak” digunakan untuk menunjukkan perilaku yang baik
dan perilaku yang buruk.
Seorang manusia tidak akan mencapai akhlak karimah tanpa adanya
proses pendidikan. Sejak usia dini manusia harus dididik atau dibina sesuai
dengan taraf pertumbuhan dan perkembangannya.
Dari Al-Hasan ibnu Ali yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW telah
bersabda: Sesungguhnya Allah benar-benar memberi seorang hamba pahala
berkat kebaikan akhlaknya, sebagaimana Dia memberi pahala kepada
seorang mujahid di jalan Allah; pahala berlimpahan baginya disetiap pagi.
17
BAB VI DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, F. (2019). METODE PENDIDIKAN KARAKTER NABI MUHAMMAD SAW DI
MADRASAH. Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam, 63-83.
Anonim. (2021, June 18). Pengertian Akhlak Mahmudah dan Mazmumah, Lengkap
Dengan Contohnya. Dipetik December 29, 2022, dari kumparan:
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-akhlak-mahmudah-dan-
mazmumah-lengkap-dengan-contohnya-1vxc3YtQ8if/full
Gade, S. (2019). Membumikan Pendidikan Akhlak Mulia Anak Usia Dini. Banda Aceh:
Percetakan Universitas Islam Negeri (UIN).
Griffin, R. W., & Ebert, R. J. (2005). Business, Eight Edition. Pearson Education.
Kastolani. (2021, Maret 5). 13 Hadits tentang Akhlak, Dapat Kedudukan Mulia dan Dekat
Rasulullah Hingga Masuk Surga. Dipetik Januari 9, 2023, dari iNews.id:
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/hadits-tentang-akhlak/all
Raya, A. T. (2020, November 18). Pengertian Akhlak Menurut Para Mufasir dan Hakikat
Perbuatan Manusia. Dipetik December 29, 2022, dari tafsiralquran.id:
https://tafsiralquran.id/pengertian-akhlak-menurut-para-mufasir-dan-hakikat-
perbuatan-manusia/
Simpson, J., Weiner, E., & Murray, J. (1928). Oxford English Dictionary. London: Oxford
University Press.
Ubhiyati, N. (1997). Ilmu Pendidikan Islam II. Bandung: Bandung Pustaka Setia.
iii