Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN JIWA AGAMA PADA ANAK

Memenuhi Tugas Mata Kuliah :

Psikologi Agama
Dosen Pengampu :

Khaman Khosiin.S.Pd.I,M.Pd

Oleh :
Nuryati
NIM : 19.11.0101.0037
PAI IV B

PROGRAM S1 (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH
TANJUNG REDEB
2020/2021
A.PENDAHULUAN

Perkembangan agama pada anak terjadi melalui pengalaman hidup sejak kecil yang dimana
ada lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat.Jadi semakin banyak pengalaman yang
bersifat agama dan unsur agamanya,maka sikap,tindakan,kelakukan dan cara menghadapi
hidup akan sesuai dengan ajaran agama.

Jadi seluruh proses perkembangan diatur dan dikuasi oleh hukum asosiasi yang artinya
sesuatu yang simple menjadi kompleks atau unsur yang sedikit lama – lama menjadi banyak.

Perkembangan agama pada anak sangat di tentukan oleh lingkungan,baik dari pengalaman
atau pun pendidikan sekolah.Dirumah pengalaman agama pada anak mengikuti pola orang
tua .praktek agama yang benar oleh orang tua akan menjadi contoh bagi anak dan menjadi
keuntungan sendiri ketika anak dewasa,dan sebaliknya apabila dari kecil dia tidak diperkenal
kan dengan secara baik maka pengalaman agamanya juga tidak baik,jadi disini peran orang
tua sangat penting dalam menentukan keberagamaan anak.

Hal ini dikuatkan dalam kitab setiap agama,dimana banyak sekali terdapat ayat ayat yang
menunjukan keadaan jiwa seseoarang dipengaruhi oleh agama.Misalnya dalam ayat suci Al-
Quran banyak ayat yang membahas bahwa,Jiwa orang yang berimanan sebaliknya,serta
kelain sifat dan sikap yang terjadi karena goncangan kepercayaan.Dan ayat-ayat yang
berbicara tentang perawatan jiwa untuk memperoleh kedamaian dalam jiwa.Maka dari itu
pendidikan keagamaan perlu dilakukan sejak dini,karena tidak selamanya anak anak ada di
fase bahagia,bisa suatu saat merasakan tidak bahagia dalam kodisi tertentu.

Pendidiakan agama di Sekolah Dasar merupakan pendidikan dasar bagi sikap dan jiwa agama
pada anak,apabila guru agama di SD mampu membina sikap positif terhadapa agama dan
berhasil dalam membentuk pribadi dan akhlak anak.jadi untuk mengembangakan sikap itu
pada masa remaja akan terasa mudah karena sudah ada bekal atau pegangan sebelumnya
dan bisa ,menghadapi goncangan atau masalah di masa remaja.

Pada dasar pendidikan disekolah suatu usaha untuk menumbuh kembangkan potensi sumber
daya manusia perserta pendidik dengan acara mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar
dan keagamaan anaka di tentukan oleh guru agama disekolah.Dasar agama di lingkungan
kelurga akan di kembangan di lingkungan sekolah sesuai tingkat penegtahuan,dimana
semakin bertambah umurnya semakin bertambah pula konsep pengetahuanya.

Dengan demikian pentingnya pendidikan pada anak agar menjadi orang yang taat terhadap
ajaran agama setelah dia dewasa.

B.LANDASAN TEORI

Hampir setiap ahli berpendapat bahwa sesungguhnya apa yang menjadi keinginan dan
kebutuhan manusia bukan hanya sebatas makan,minum,pakaian.dan kenikmatan
lainya.berdasarkan hasil riset dan observasi mereka mengambil kesimpulan bahwa pada diri
manusia terdapat semacam kebutuhan dan keinginan yang bersifat universal dimana
kebutuhan ini melebih kebutuhan lainya,bahkan kebutuhan ini mampu mengatasi kebutuhan
akan kekuasaan,kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan kodrati yaitu kebutuhan untuk
mencintai dan dicintai oleh Tuhan.Dengan kata lain manusia ingin mengabdikan hidupnya
kepada Tuhan atau sesuatu zat yang di anggapnya mempunyai kekuasaan tertinggi ,dimana
keinginan ini terdapat pada setiap kelompok ,golongan atau masyarakat manusia dari yang
paling primitif hingga moderen.

Manusia di lahirkan dalam keadaan lemah fisik dan psikis ,tetapi walaupun dalam keadaan
demikian telah memiliki kemampuan bersifat “Laten”( setiap pada diri manusia ada potensi
dan kemampuan yang tersembunyi maupun terbuka).Potensi bawaan ini memerlukan
mimbingan dan pemeliharaan yang lebih baik teruma pada usia dini

Sesuai dengan prinsp pertumbuhan pada manusia ,seorang anak menjadi dewasa memerlukan
bimbingan sesuai dengan prinsip yang dimilikinya :

1. Prinsip Biologis
Seorang anak memerlukan bantuan orang dewasa dari sekelilingnya ,karena secara
fisik anak yang baru di lahirkan dalam keadaan lemah.
2. Prinsip tanpa daya
Sejalan dengan belum sempurnanya pertumbuhan fisik dan psikis seorang anak tidak
berdaya untuk mengurus dirinya sendiri maka dari itu seorang anak mememerlukan
orang tuanaya.
3. Prinsip ekplorasi
Perkembangan potensi manusia yang di bawah sejak lahir,baik jasmani maupu rohani
memerlukan pengembangan melalui pemeliharaan dan jasmani .Jasmaninya akan
berfungsi secara sempurna melalui latihan,.akal dan fungsi mentalnya yang lain baru
akan menjadi lebih baik jika kematanagan dan pemeliharaan serta bimbingan dapat
di arahkan kepada mengexplorasi perkembanganya.
Agama seorang anak di tentukan dari pendidikan,pengalaman dan latihan yang di
lakukan pada masa kecil dulu.Pendidikan agaman menyangkut manusia
sutuhnya,tidak hanya membekali membekalai anak dengan pengetahuan agama
ataupengembangan intelek saja.tetapi menyangkut keseluruhan pribadi anak ,mulai
dari latihan amalia sehari-hari yang sesuai dengan ajaran agama.baik menyangkut
hubungan manusia dengan Tuhan ,manusia dengan manusia,manusia dengan Alam
semesta,serta manusia dengan dirinya sendiri.

Berikut ini tahapan – tahapan pemerolehan agama pada anak dan proses kejiwaan
serta perkembangan psikologi :
1.Timbulnya keagamaan pada anak
Peran keluarga dalam pendidikan sangat lah penting ,karena sebelum anak anak
menginjak bangku sekolah memiliki lingkungan tunggal yaitu keleuarga.Jadi
kebiasan anak terbentuk dari pendidikan keluarga.
Dimana awal mula anak (bayi) wajah yang dia kenali pertama kali adalah
ibuny,bukan semata stimulus visual tetapi suatu entitas (satua wujud) yang
berdasarkan ketertarikan visual (warna,gerakan dan kontras)
Tahapan selanjutnya pengenalan bahasa merupakan tahapan awal seorang anak
mengenal Tuhan.Hal ini si sesuaikan dengan toeri empirisme ( Francis bacon dan jhon
locke ) dimana perkembangan ditentukan dari pengarahu dari luar termaksud
pendidikan dan pengajaran. Sedangkan menurut Ariestoteles seoerang anak lahir
dalam kondisi kosong pengalaman empirislah lah yang menentukan corak dan bentuk
perkembangan jiwa anak .
Dalam teori psikoanalisa tentang agama ada beberapa unsur yang mempengaruhinya.
Yaitu :
 Kepercayaan agama seperti keyakinan akan keabadian seperti neraka dan
surga ,adalah hasil pemikiran anak yang mempercayai ada kekuatan mutlak
 Dimana sikap soerang anak kepada Tuhan itu sebuah pengalihan dari sikap
bapaknya karena adanya Oedipus yang bercampur karena adanya rasa takut
dan dan sayang.
 Doa – doa dan lainya merupakan cara yang tidak di sadari bisa mengurangi
dosa.

2.Tuhan sebagai keharusan moral

Pertumbuhan kesadaran pada anak menyebabakan agama pada anak mendapat kan lapangan
baru (moral ) maka beertambah pula nasihat agama dan kita suci baginya bukan lagi
kumpulan aturan yang adil dimana Allah mgenhukum dan mengatur dunia untuk menunjukan
kebaikan. Allah semakin dekat kepada anak jika si anak makin dekat pula padanya. Ia mulai
mendengar kata hatinya tentang akhlak dan Allah menjadi pantulan dari suara tersebut.

3.Perkembangan agama pada anak

Menurut teori pertumbuhan agama pada anak antara lain :

 Rasa ketergantunga (sense of de pande)


Di kemukan oleh Thomas dengan teori four wishes,menurut manusia di lahirkan
memiliki empat keinginan yaitu perlindungan,pengalaman baru,keinginan untuk
mendapat kan respon,keinginan untuk di kenal.jadi rasa agama pada anak terbentuk
dari pengalaman yang di terimanya dari lingkungan karena pada dasarnya anak/bayi
masih dengan ketergantungan.
 Insting keagamaan

Menurut woodworth bayi yang di lairkan memiliki beberap isting keagamaan,namun belum
saja terlihat dikarenakan fungsi kejiwaan yang menopang kematangan berfungsinya insting
belum sempurna.Misalnya insting sosia sudah ada potensi bawaan sebagai makluk
homosocius baru bisa berfungsi ketika mereka bergaul dan berkomunikasi.perkembangan
keagaman pada anak di kemukanan oleh ernest harms dalam bukunya The Development of
Religious Children, bahwa perkembangan anak melalui tiga tingkatan:
a) The fairy the tale stage ( Tingkat cerita dongeng )
b) The Realistic stage ( Tingkat kenyataan )
c) The individual stage ( Tingkat individu )

4.Sifat Agama pada anak

Sesuai dengan ciri yang di miliki sifat agama pada anak mengikuti pola ideas concept on
outhority,( Keamaan pada diri anak di pengaruhi dari faktor luar ).

Berdasarkan bentuk dan sifat agama pada anak,sebagai mana di tulis dalam buku jalaluddin
dalam buku psikologi agama,diman di bagi menjadi :

 Unreflective (Tak mendalam)


Ciri pengertian kurang medalam atau kurang kritis bahwa pemahaman anak terhadap
agama dapat saja diterima tanpa kritik.kebenaran mereka tidak begitu mendalam
sehingga cukup saja meraka merasa puas.
 Egosentris (menilai segalanya dari sudut diri sendiri).
Anak memiliki kesadaran akan diri sendiri sejak tahun pertama usia perkembangan
sejalan dengan pertambahan pengalaman.Semakin tumbuh dan berkembangnya anak
semakin tinggi pula egonya.maka dalam segi agama anak tidk boleh menonjolkan
sikap kepentingan dirinya yang mereka telah merasa menutut konsep agama yang
mereka pandang dari kesenagangan pribadi.
 Anthromorphis ( bersifat tiruan )
Konsep mengenai Tuhan pada anak berasal dari hasil hubungan dengan orang
lain.diaman mereka menggambaran konsep tentang Tuhan sama dengan aspek
manusia,diamana pekerjaan Tuhan mencari dan menghukum orang yang berbuat
salah/jahat.
 Eksperimentasi, Inisiatif, Spontanitas
Agama pada masa naka tumbuh secara ekperimentasi,inisiatif dan spontanitas .anak
mulai mendengar nama Tuhan dari orang dewasa/orang tua.mereka mengenal nama
tuhan karena sering mendegar berulang kali tetntang tuhan dalam kelurganya dalam
berbagai situasi dan kondisi yang di mana menimbulkan pertanyaan
bagaiaman.Kemudia muncul rasa ingin menampilkan bahwa sebagai milik.dan
muncul secara spontanisas lahir dalam tologis
 Ucapan dan Praktik
Agama pada anak sebagian besar tumbuh dari ucapan (verbal) mereka menghapal
kalimat kalimat amaliah yang mereka lanksanakan berdasarkan apa yang mereka
ajarkan.
 Suka meniru
Keagaman anak-anak di peroleh dari hasil meniru kegiatan keagaman yang di
lakukan orang tua /dewasa.
 Rasa heran/Kagum (nominous)
Rasa heran dan kagum pada anak merupakan tanda ternda terakhir dari sifat
keagamaan pada anak.Rasa kagum/Heran pada anak bersifat kritis dan kreatif.
C.ANAK BERMASALAH.

Permasalah pada anak bukan hal biasa dan sering terjadi di masyarakat,banyak pertanyaan
masalah yang terjadi apakah penyebabnya,apakah orang tua atau lingkungan.permasalah anak
itu beragama,banyak dan beragam emosi .Salah satunya :

 Pendiam (Emosi yang sulit keluar )


 Pengendalian hawa nafsu (anak kecenderungan patologis, main game tidak mau
berhenti )
 Praktik diri dengan kebersihan (Jorok/jarang mandi/beratakan)

Di atas adalah beberpa contoh kecil masalah yang sering terjadi pada anak,anak bisa
bermasalah adalah sebagian besar adalah kesalahan dari orang tua.semua kesalahan anak ada
benih benih orang tua.

“Setiap anak lahir itu dalam kondisi Fitroh (ada potensi dasar,bisa jadi apa saja ) tergantung
siapa yang bentuk,dan yang membetuk adalah kedua orang tua “

D.KESIMPULAN

Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu yaitu suatu proses menuju ke depan dan
tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan
sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Di sekolah, keagamaan anak ditentukan
oleh guru agama. Dasar agama di lingkungan keluarga akan dikembangkan di sekolah sesuai
tingkat pengetahuannya. Semakin bertambah mengenal tuhan melalui fantasi dan emosinya,
ketika di sekolah ia akan mengenal tuhan secara formal sebagaimana diajarkan oleh guru
mereka.
SUMBER
Andre Tiono Kurnian . Perkembangan Jiwa Agama pada anak.

Dosen Prodi PGMI STAIN Jurai Siwo Metro (http://download.garuda.ristekdikti.go.id/)

Ustadz Emil Ahmad ,M.Si . Anak bermasalah

Pakar Psikologi Islam (https://youtu.be/Cl-8cZT8CNI )

Anda mungkin juga menyukai