Anda di halaman 1dari 15

Kel 4

Perkembangan Keberagaman Individu


Pada Usia 5-12 Tahun

M.Yusuf safri Risky Ayu Afdany


21.0401.0040 21.0401.0031 21.0401.0003
Rumusan Masalah

1. Apa Hakikat Keagamaan Anak usia Dini ?


2. Bagaimana Timbulnya Jiwa Keberagamaan
Anak Usia Dini ?
3. Bagaimana Sifat-sifat Agama Anak Usia Dini ?
4. Bagaimana cara menanamkan Keagamaan Pada
Anak Usia Dini ?
Hakikat Keagaaman

umum Sansekerta Bahasa Latin


kepercayaan kepada Tuhan Agama artinya tidak kacau atau agama disebut religere artinya
adanya keteraturan dan peraturan mengembalikan ikatan atau
untuk mencari arah atau tujuan memulihkan hubungannya dengan
tertentu. Ilahi.

Harun Nasution Sosiologi Kebudayaan


Agama mengandung arti ikatan yang harus Agama adalah tindakan-tindakan Agama adalah salah satu hasil
dipegang dan dipatuhi manusia. Artinya suatu
kekuatan yang lebih dari manusia sebagai pada suatu sistem sosial dalam diri budaya artinya manusia
kekuatan yang gaib yang tak dapat ditangkap orang orang yang percaya pada suatu membentuk atau menciptakan
dengan pancaindra, namun mempunyai pengaruh kekuatan tertentu (kekuatan agama karena kemajuan dan
yang besar sekali terhadap kehidupan manusia
sehari-hari supranatural) dan berfungsi agar perkembangan budaya serta
dirinya dan masyarakat keselamatan. pemadapannya.
keagamaan adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan agama
dalam kaitannya dengan sikap,
ritual maupun kepercayaan yang
bersifat agama masuk ke dalam
keagamaan tersebut.
Hakikat Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. menurut
sujiono, usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan
karakter dan kepribadian anak. pada tahap ini anak mengalami per tumbuhan dan
perkembangan yang paling pesat baik fisik maupun mental. sehingga untuk
membentuk generasi yang cerdas, beriman, bertakwa, serta ber- budi luhur hendaklah
dimulai pada fase tersebut. montesson dalam hainstock (1999) mengungkapkan bahwa
masa ini merupakan periode sensitif (sensitive periods). selama masa inilah anak
secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. pada masa ini
anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan menguasai
lingkungannya. sehingga,anak usia dini disebut dengan masa keemasan (golden
age),yang dimana pada masa ini anak mulai mengenal dan berpikir terhadap konsep
yang sederhana. oleh karena itu, pengembangan nilai-nilai jiwa keagamaan yang
dilaku- kan pada saat usia dini lebih mudah diinternalisasikan kepada anak sebab usia
keemasan merupakan masa dimana anak mulai peka untuk menerima berbagai
stimulasi dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungan, baik disengaja maupun
tidak disengaja.
Proses yang digunakan dalam pembelajaran
Anak Usia Dini
Belajar melalui
01 04 Berpusat pada anak
bermain

Berorientasi pada
Berorientasi pada
02 perkembangan anak
05 pengembangan nilai
karakter

Berorientasi pada
Berorientasi pada
03 06 pengembangan
Kebutuhan anak
kecakapan hidup
02
Timbulnya Jiwa
Keagaamaan
Prinsipnya
01 02 03

Prinsip Biologis Prinsip tanpa daya Prinsip eksplorasi


Secara fisik anak yang Sejalan dengan belum Kemantapan dan
baru dilahirkan dalam sempurna nya kesempurnaan
keadaan lemah. Dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan potensi
psikisnya, maka anak manusia yang dibawa
segala gerak dan yang baru dilahirkan nya sejak lahir, baik
tindak tanduk nya, ia hingga menginjak usia jasmani maupun rohani
selalu memerlukan dewasa selalu memerlukan
bantuan dari orang – mengharapkan bantuan pengembangan melalui
orang dewasa dari orang tuanya.ia pemeliharaan dan
sekeliling nya. sama sekali tidak latihan. Jasmaninya baru
berdaya untuk mengurus akan berfungsi secara
dirinya sendiri. sempurna jika dipelihara
dan dilatih.
Perkembangan Agama Pada Anak-Anak

The fairy tale The Realitic


stage (tingkat stage (tingkat
dongeng) kenyataan)

The Individual
stage (tingkat
individu)
03
Sifat-sifat agama pada anak
Kebenaran yang mereka terima tidak begitu
Unreflective (Tidak mendalam, sehingga cukup sekadarnya saja dan
Mendalam) mereka sudah merasa puas dengan keterangan
yang kadang-kadang kurang masuk akal.

Anak memiliki kesadaran akan diri sendiri sejak


tahun pertama usia perkembangannya dan akan
Egosentris berkembang sejalan dengan pertambahan
pengalamannya.
Pada umumnya, konsep mengenai
Sifat agama pada ke-Tuhanan pada anak berasal
diri anak Anthromorphis dari hasil pengalamannya di kala ia
berhubungan dengan orang lain.
Sifat agama pada anak tumbuh
Verbalis & Ritualis melalui Verbal (ucapan) & Ritual
(Praktik)

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita


Imitatif saksikan bahwa tindak keagamaan
yang dilakukan oleh anak-anak pada
dasamya diperoleh dari meniru.
04
Cara menanamkan Keagamaan pada
anak usia dini
Keteladanan Nasehat
Memberi contoh termasuk salah satu cara Nasehat adalah keutamaan dalam
terpenting di dalam mendidik adalah beragama, sebab nasehat juga
dengan memberi suri tauladan. Jika tidak, merupakan ciri keberuntungan
maka anak akan merasa kehilangan akan seseorang harus saling mengingatkan
sesuatunya sehingga nasehat yang satu sama lain melalui nasehat agar
diberikan tidak berguna lagi. selalu berada di jalan kebenaran sesuai
dengan ajaran syariat.

Pembiasaan Bercerita
Penanaman keagamaan lebih Usaha pengembangan nilai-
banyak dilakukan melalui nilai agama menjadi efektif jika
dilakukan melalui cerita-cerita
pembiasaan-pembiasaan yang di dalamnya terkandung
tingkah laku dalam proses ajaran-ajaran agama. Dengan
pembelajaran. Seperti demikian daya fantasi anak
Pembiasaan shalat berperan dalam menyerap
fardhu,mengaji,dll. nilai-nilai agama yang terdapat
dalam cerita yang diterimanya.
Nyanyian Hadiah
Metode bernyanyi adalah suatu Memberikan dorongan dan menyayangi
pendekatan pembelajaran secara nyata seorang anak adalah sangat penting, dalam hal
yang mampu membuat anak senang dan ini harus diperhatikan keseimbangan antara
bergembira. Dengan melalui kegiatan dorongan yang berbentuk materi dengan
menyanyi,kepekaan rasa anak disentuh dorongan spritual, sebab tidaklah benar jika
dan dirangsang. Cinta kasih kepada ayah pemberian dorongan tersebut hanya terbatas
bunda, keinginan berbakti dan membalas pada hadiah-hadiah yang bersifat materi saja.
jasa keduanya, misalnya: bisa Hal ini dimaksud agar si anak tidak menjadi
orang yang selalu meminta balasan atas
ditumbuhkan melalui kepekaan terhadap
perbuatannya. Dengan demikian pemberian
lingkungan, disentuh melalui lagu-lagu balasan yang sifatnya spritual seperti
yang mensyukuri keindahan alam dan memujinya di depan orang lain adalah sangat
kelebihan-kelebihannya. berpengaruh dalam memberikan dorongan
kepada anak.
Syukron

Anda mungkin juga menyukai