Anda di halaman 1dari 10

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No.

2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570


eISSN 2579-9525

PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM


PANDANGAN ISLAM

Oleh: Denny Erica*) Haryanto**) Mari Rahmawati***) Irwin Ananta Vidada****)


*)
Dosen FTI Universitas Bina Sarana Informatika
**)
Dosen FTI Universitas Bina Sarana Informatika
***)
Dosen FTI Universitas Bina Sarana Informatika
****)
Dosen FKB Universitas Bina Sarana Informatika

ABSTRACT
From an Islamic point of view, children are a mandate given by Allah to their
parents, to provide good and healthy education, involving families is a place for
children to learn, communicate, communicate, and behave towards the environment
associated with it, and a children will always need a lot of attention and affection
from both parents. The role of parents in the development of early childhood
education from an Islamic point of view must be able to provide an explanation of
all the children born in a state of nature, instill monotheism and aqeedah truly to
children, teach children to help prayer, teach children to read the Koran, motivate
children to always pray, teach children to always be grateful, motivate children to
worship at the mosque, teach children to always be naked, teach children to always
maintain the cleanliness of the body, and teach children to love each other God's
creatures. By involving parents in providing education that contains Islamic
religious values, it is expected that these early childhood children can support the
process of adaptation to the outside environment, bearing in mind that these early
childhood have strong character and faith in the process of development of growth
and development for child.

Key words: Parents, Education, Early Childhood, Islam

PENDAHULUAN orangtuanya.
Pada dasarnya lingkungan Pada usia anak-anak, setiap saat
pendidikan yang paling pertama dan seorang anak akan menggunakan salah
utama bagi anak-anak adalah pendidikan satu inderanya sebagai bentuk dari
yang berasal dari lingkungan keluarga. stimulus bagi pembentukan hubungan
Secara psikologis figur dari seorang ayah persarafan (sinapsis) yang dilakukan
dan ibu akan sangat mempengaruhi secara berulang-ulang sehingga menjadi
perilaku dan pola berfikir dari seorang suatu rekaman pengalaman dalam
anak. menentukan cara anak dalam berpikir,
Dari sudut pandang Islam, anak merasakan, berperilaku, dan belajar di
merupakan amanah yang telah diberikan masa sekarang dan yang akan datang.
oleh Allah SWT kepada orang tuanya, Sinapsis yang tidak mendapatkan
untuk memberikan pendidikan yang baik stimulus yang dibutuhkan akan
dan sehat, dikarenakan keluarga menghilang dan terjadi proses
merupakan tempat seorang anak untuk penghapusan koneksi saraf yang
belajar, berinteraksi, berkomunikasi, dan berlebihan dan tak diperlukan (synaptic
berperilaku terhadap lingkungan pruning). (Erica, 2016)
disekitarnya, dan seorang anak akan Pendidikan yang baik dan sehat
selalu membutuhkan banyak perhatian bagi seorang anak dapat dengan cara
dan kasih sayang dari kedua melakukan hubungan kedekatan yang

137
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525

hangat antara anak-anak dengan orang- 1. Memelihara fitrah anak (al-


orang terdekatnya, yaitu ayah dan ibu. muhafazoh)
Selain lingkungan keluarga, Upaya yang dilakukan orang tua
seorang anak juga membutuhkan untuk mendidik anak-anaknya, harus
pendidikan yang berasal dari lingkungan didasarkan bahwa setiap anak
sekolah sebagai sarana dan prasarana dilahirkan dalam keadaan fitrah
kegiatan belajar mengajar baik itu secara (suci).
koqnitif, afektif, dan spikomotorik Secara fitrah, manusia cenderung dan
Menurut Undang-Undang berusaha mencari serta menerima
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun kebenaran walaupun hanya
2003 Tentang Sistem Pendidikan bersemayam di dalam hati kecilnya.
Nasional Pasal 1 Ayat 1, dinyatakan (Muhaimin & Mujib, 1993)
bahwa Pendidikan Anak Usia Dini 2. Mengembangkan potensi anak (at-
adalah suatu upaya pembinaan yang tanmiyah)
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai Seorang anak memiliki potensi yang
dengan usia enam tahun yang dilakukan besar untuk dapat distimulasi dengan
melalui pemberian rangsangan baik pada usia dini, yaitu pada usia 0
pendidikan untuk membantu sampai 4 tahun. Selain itu seorang
pertumbuhan dan perkembangan jasmani anak memiliki keingintahuan yang
dan rohani agar anak memiliki kesiapan kuat pada usia dini, sehingga
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. memungkinkan untuk memberikan
(Undang-Undang Republik Indonesia ilmu pengetahuan yang baik dan
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem benar kepada seorang anak diusia
Pendidikan Nasional) dini.
Pada saat anak-anak diajak untuk 3. Ada arahan yang jelas (al-taujih)
bermain bersama, bernyanyi, berbicara,
Maksudnya mengarahkan anak pada
bercerita, dan belajar di dalam
kesempurnaan, mengajarinya dengan
lingkungannya tersebut, maka secara
berbagai aturan yang benar, dan tidak
psikologis akan sangat berpengaruh
menuruti segala permintaan anak
terhadap perubahan besar bagi tumbuh
yang kurang baik.
kembang dan potensi anak di masa
Potensi terpendam dalam diri manusia
depan.
yang dibawa sejak lahir akan menjadi
Setiap orang tua yang memiliki
pendorong serta penentu bagi
seorang anak pasti berkeinginan anak-
kepribadian serta alat untuk mengabdi
anak mereka kelak dapat menjadi orang
kepada Allah sehingga bimbingan
yang sukses baik itu dalam ahlak,
terhadap perkembangan fitrah harus
pendidikan, karier, dan lain sebagainya.
menuju arah yang jelas. (Jalaludin,
Namun terkadang harapan tidak sesuai
2001)
dengan kenyataan, entah karena
4. Bertahap (at-tadaruj)
terhambatnya komunikasi atau minimnya
pengetahuan orang tua tentang Mendidik anak dengan penuh
bagaimana Islam memberikan tuntunan kesabaran dan ketelatenan, tidak
dan prdoman tentang memperlakukan tergesa-gesa ingin melihat hasilnya,
anak sesuai dengan proporsinya. (Yani, namun dengan bertahap hingga pada
Khaeriyah, & Ulfah, 2017) akhirnya anak akan mengerti dan
Ada 4 (empat) prinsip yang harus paham.
diperhatikan oleh orang tua dalam Pendidikan sebaiknya dilakukan
mengasuh anak-anak mereka, (Shofi, secara bertahap sesuai dengan tahap
2007) yaitu: kemampuan dan usia perkembangan
anak, karena seorang anak akan

138
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525

mudah menerima, memahami, Adalah suatu bentuk pola asuh yang


menghafal dan mengamalkan bila biasanya memberikan pengawasan
pendidikan dilakukan bertahap. yang sangat longgar. Pada pola asuh
(Prayitno & Irwan, 2003) ini juga memberikan kesempatan pada
Ada 4 (empat) macam pola asuh anaknya untuk melakukan sesuatu
orang tua (parenting), yaitu: tanpa adanya pengawasan yang cukup
1. Pola Asuh Demokratis dan cenderung tidak menegur atau
Adalah pola asuh yang memperingatkan anak, apabila
memprioritaskan kepentingan anak, anaknya sedang dalam bahaya, selain
akan tetapi tidak ragu-ragu itu sangat sedikit bimbingan orang tua
mengendalikan mereka. Orang tua terhadap anak. Namun orang tua
dengan pola asuh ini bersikap dengan pola asuh ini biasanya bersifat
rasional, selalu mndasari tindakannya hangat sehingga seringkali disukai
pada rasio atau pemikiran-pemikiran. oleh anak.
Orang tua dengan pola asuh 4. Pola Asuh Penelantar
demokratis selalu bersikap realistis Adalah suatu bentuk pola asuh yang
terhadap kemampuan anak, tidak pada umumnya memberikan waktu
berharap yang berlebihan bahkan dan biaya yang sangat minim dari
sampai melampaui kemampuan anak. orang tua kepada anaknya. Termasuk
Orang tua dengan pola asuh ini juga dalam pola asuh ini adalah perilaku
memberikan kebebasan kepada anak penelantar secara fisik dan psikis dari
untuk dapat memilih dan melakukan ibu yang depresi, dan pada umumnya
suatu tindakan dengan suatu seorang ibu yang depresi tidak
pendekatan yang bersifat hangat mampu memberikan perhatian baik
kepada anak. secara fisik maupun psikis pada anak-
2. Pola Asuh Otoriter anaknya. (Baumrind, 1971)
Adalah pola asuh yang cenderung
menetapkan standar mutlak yang METODE PENELITIAN
harus dituruti dan dipetuhi oleh Metode pengumpulan data yang
seorang anak, biasanya ada beberapa digunakan dalam penelitian ini
ancaman-ancaman dari orang tua menggunakan metode studi literatur
terhadap anak. Sebagai contohnya, yang terkait dengan peran orang tua
jika seoramg anak tidak mau makan dalam pendidikan anak dalam pandangan
maka tidak akan diajak bicara. Orang islam, yang dapat dijadikan sebagai
tua dengan pola asuh ini cenderung dasar penelitian yang berkelanjutan.
memaksa, memerintah, dan
menghukum. Apabila seorang anak PEMBAHASAN
tidak mau melakukan apa yang Pada saat ini seringkali kita
dikatakan oleh orang tua, maka temukan perilaku anak yang menyalahi
sebagai orang tua tidak akan segan- nilai-nilai kesopanan, etika, dan norma
segan untuk memberikan hukuman agama. Salah satu penyebabnya adalah
kepada anak. Orang tua dengan pola kurangnya dan lemahnya pengawasan
asuh ini juga tidak mengenal dan keseriusan dari pola asuh dan
kompromi, bahkan dalam komunikasi peranan orang tua dalam memberikan
biasanya bersifat satu arah dan tidak pendidikan kepada anak usia dini,
memerlukan umpan balik dari sehingga menyebabkan seorang anak
anaknya untuk dapat mengerti terkadang tumbuh kembang di
terhadap anaknya tersebut. lingkungan luar keluarga tanpa adanya
3. Pola Asuh Permisif atau Pemanja pengawasn dan benteng keimanan yang
cukup, dan hal ini dapat menimbulkan

139
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525

kebingungan bagi seorang anak di dalam tuanyalah yang akan menjadikannya


mencari jati diri. sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi.
Apabila ditelusuri periode Seperti hewan melahirkan anaknya yang
kehidupan yang ditempuh manusia sempurna, apakah kaliah melihat darinya
mengalami pertumbuhan dan buntung (pada telinga)?”. Hadits ini
perkembangan beberapa fase, seperti diriwayatkan oleh Al-Imam Malik
masa pranatal, balita, kanak-kanak rahimahullahu dalam Al-Muwaththa
remaja, dewasa dan tua. Masa yang (No. 507); Al-Imam Ahmad
sangat menentukan adalah sejak anak rahimahullahu dalam Musnad-nya (No.
lahir sampai dengan usia 6 tahun, karena 8739); Al-Imam Al-Bukhari
pada usia ini secara fisik maupun rahimahullahu dalam Kitabul Jana’iz
psikhologis anak belum berdaya, mereka (N0. 1358,1359,1385), Kitabut Tafsir
hanya menerima apa yang diberikan oleh (No. 4775), Kitabul Qadar (No. 6599);
orang dewasa, pikiran dan hatinya masih Al-Imam Muslim rahimahullahu dalam
suci, bagaikan kertas putih yang belum Kitabul Qadar (No. 2658) (Erica, 2016).
ternoda dan tergores sesuatu. Maka apa “Sesungguhnya seorang diantara
yang didengar dan dilihatnya akan kamu dikumpulkannya pembentukannya
diserap si anak dan langsung tersimpan (kejadiannya) dalam rahim ibunya
dalam memorinya. (Basri, 2009) (embrio) selama empat puluh hari.
Islam sangat mementingkan Kemudian selama itu pula (empat puluh
pendidikan anak usia dini, bahkan hari) dijadikan sepotong daging.
sebelum kelahiran si anak (dalam Kemudian diutuslah beberapa malaikat
kandungan) si ibu telah dianjurkan untuk untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk
melakukan hal-hal yang baik dan menuliskan/menetapkan) empat kalimat
menyenangkan, dengan harapan agar si (macam): rezekinya, ajal (umurnya),
anak kelak akan menjadi sehat, tangkas, amalnya, dan buruk baik (nasibnya).”
cerdas dan tangguh. Seperti firman Allah (HR. Bukhari Muslim) (Baqi, 2016)
SWT, ”dan hendaklah takut kepada Dari penjabaran beberapa hadits
Allah orang-orang yang seandainya di atas, dapat dimaknai bahwasannya
meninggalkan di belakang mereka anak- Allah telah memberikan amanah kepada
anak yang lemah, yang mereka khawatir orang tua untuk selalu menjaga,
terhadap kesejahteraan mereka” (Q.S. merawat, dan memberikan pendidikan
An-Nisa : 9), dan ”Jagalah dirimu dan yang baik untuk anak-anak mereka.
keluargamu dari api neraka.” (Q.S. At- Letak peranan orang tua ini sudah
Tahrim : 6) (Departemen Agama terlihat ketika anak masih dalam
Republik Indonesia, 2015) kandungan yang selalu dijaga dengan
Ada 10 (Sepuluh) peranan orang baik oleh orang tuanya. Terkadang
tua terhadap pendidikan anak usia dini seorang ibu selalu membacakan dan
menurut pandangan Islam, (Erica, 2016) mendengarkan bacaan ayat-ayat Al
yaitu: Qur’an sebagai bentuk pembelajaran
1. Anak Terlahir Dalam Keadaan bagi si calon bayi yang masih dalam
Suci dan Bersih (Fitrah) kandungan, melakukan hal-hal yang baik
Menurut pandangan Islam, setiap dengan harapan kelak anak mereka kelak
anak yang dilahirkan ke dunia ini dalam menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
keadaan suci dan bersih (fitrah). Dari Peranan sang ayah yang selalu
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu mencari nafkah dari uang yang halal juga
berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wa merupakan bentuk stimulus dalam
sallam telah bersabda: “Tidaklah setiap membentuk kharakter kepribadian pola
anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam pikir anak, dikarenakan seseorang yang
keadaan fitrah. Maka kedua orang memberi anaknya makan dengan

140
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525

makanan haram tidak akan mendapatkan aku akan mengajari engkau beberapa
kebaikan, sebaliknya makanan haram kalimat: Jagalah Allah, biscaya Allah
tersebut dapat merusak akhlak dan akan menjagamu, Jagalah Allah, niscaya
kebaikan yang ada pada diri anak. Inilah engkau akan dapati Allah di hadapanmu.
kenapa orangtua yang memberikan Jika engkau memohon, memohonlah
makanan haram pada anaknya seringkali kepada Allah. Jika engkau meminta
memiliki anak yang susah diatur dan tolong, minta tolonglah kepada Allah.
cenderung membangkang. Seperti firman Ketahuilah, kalaupun seluruh umat (Jin
Allah SWT, “Hai sekalian manusia, dan Manusia) berkumpul untuk
makanlah yang halal lagi baik dari apa memberikan satu pemberian yang
yang terdapat di bumi, dan janganlah bermanfaat kepadamu, tidak akan
kamu mengikuti langkah-langkah bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu itu telah ditetapkan Allah (akan
adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS bermanfaat bagimu). Ketauilah,
Albaqarah 168) (Departemen Agama kalaupun seluruh umat (Jin dan Manusia)
Republik Indonesia, 2015) berkumpul untuk mencelakakan kamu,
2. Menanamkan Nilai-Nilai Tauhid tidak akan mampu mencelakakanmu
dan Aqidah yang benar kepada sedikitpun, kecuali jika itu telah
anak ditetapkan Allah (akan sampai dan
Tauhid memiliki pengaruh dalam mencelakakanmu). Pena telah diangkat,
segala aspek kehidupan bagi seorang dan telah kering lembaran-lembaran”.
muslim, dan seseorang dapat dikatakan “Dan (ingatlah) ketika Lukman
muslim manakala ia sudah beriman, berkata kepada anaknya, diwaktu ia
karena iman merupakan kunci utama memberi pelajaran kepadanya: Hai
yang membentuk ke islaman seseorang. anakku, janganlah kamu
Iman dan Islam merupakan satu kesatuan mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
yang saling mengisi. Iman tiada artinya mempersekutukan (Allah) adalah benar-
tanpa amal shaleh, dan amal shaleh akan benar kelaliman yang besar” (QS.
sia-sia tanpa dilandasi dengan iman Lukman : 13) (Departemen Agama
kepada Allah (QS. Al-Ashr : 1-3) Republik Indonesia, 2015)
(Departemen Agama Republik Aqidah yang perlu ditanamkan
Indonesia, 2015) kepada anak usia dini adalah tentang
Aqidah berisikan keyakinan “dimana Allah berada?”. Hal ini
terhadap adanya Tuhan dan ajaran yang sangatlah penting, karena terkadang para
benarnya datang dari Tuhan, meyakini orang tua dari kaum muslimin masih
dalam hati secara kokoh, tiada keraguan kurang benar dalam menyampaikan
dan dipilih menjadi jalan hidup keberadaan Allah kepada anak mereka di
(Ensiklopedi Islam, 1994) usia dini, dengan mengatakan Allah ada
Rasulullah shallallahu’alaihi dimana-mana, sebagian lagi mengatakan
wasallam telah memberikan contoh bahwa Allah di dalam pikiran dan hati
aqidah yang kokoh ketika beliau kita, dan beragam pendapat lainnya yang
mengajari anak dari paman beliau, yaitu tidak sesuai dengan Al-Quran dan hadits.
Abdullah bin Abbas Padahal sudah sangat jelas di dalam Al-
radhiyallahu’anhuma dalam sebuah Quran, “(yaitu) Yang Maha Pengasih,
hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam yang bersemayam di atas ‘Arsy” (QS.
At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan, Thaha : 5) (Departemen Agama
dimana Ibnu Abbas bercerita, “Pada Republik Indonesia, 2015), di dalam
suatu hari aku pernah berboncengan di surat ini tersirat ajaran aqidah yang dapat
belakang Nabi (di atas kendaraan), kita sampaikan kepada seorang anak
beliau berkata kepadaku: Wahai anak, usia dini pada saat mereka menanyakan

141
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525

berada dimanakah Allah?, maka kita bisa Ketahuilah, kalaupun seluruh umat (jin
menjawabnya Allah bersemayam di atas dan manusia) berkumpul untuk
‘Arsy. Sedangkan kata ‘Arsy adalah memberikan satu pemberian yang
bentuk mashdar dari kata kerja ‘arasya – bermanfaat kepadamu, tidak akan
ya’risyu – ‘arsyan yang berarti bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika
bangunan, singgasana, istana atau tahta, itu telah ditetapkan Allah (akan
dan meskipun kata ‘Arsy mempunyai bermanfaat bagimu). Ketahuilah,
beberapa makna, tetapi pada umumnya kalaupun seluruh umat (jin dan manusia)
yang dimaksudkan adalah suatu berkumpul untuk mencelakakan kamu,
singgasana atau tahta Allah di atas langit tidak akan mampu mencelakakanmu
ke tujuh. sedikitpun, kecuali jika itu telah
Dalam hadits Mu’awiyyah bin ditetapkan Allah (akan sampai dan
Hakam As-Sulaimi radhiyallahu ‘anhu mencelakakanmu). Pena telah diangkat,
mengatakan bahwasannya pada waktu dan telah kering lembaran-lembaran”.
itu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa Hadits ini mengandung suatu ajaran yang
sallam sedang mengajari seorang budak baik yang bisa disampaikan oleh orang
anak perempuan yang berkenaan dengan tua kepada anak usia dini sebagai bentuk
tauhid. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa penanaman aqidah, agar kelak anak
sallam bertanya kepada anak perempuan tersebut akan tumbuh kembang menjadi
tersebut, “dimana Allah?” anak sosok manusia yang selalu bertawakal
perempuan itu menjawab, “Allah di atas kepada Allah.
langit”, kemudian beliau bertanya lagi, Dan aqidah yang paling penting
“Siapa saya?” jawab anak perempuan yang harus disampaikan oleh orang tua
itu, “Engkau Rasulullah (utusan Allah)”. kepada anak usia dini, adalah jangan
Kemudian Rasulullah memerintahkan pernah mempersekutukan Allah dengan
agar budak anak perempuan tersebut apapun, karena sesungguhnya Allah
untuk dibebaskan dari status budaknya, berfirman, “Dan (ingatlah) ketika
dan berkata “dia seorang mukminah.” Lukman berkata kepada anaknya,
(HR Abu Dawud : Nomor 930, diwaktu ia memberi pelajaran
dishahihkan Asy Syaikh Muhammad kepedanya: Wahai anakku, janganlah
Nashiruddin Al-Albani Rahimahullah) kamu mempersekutukan (Allah)
(Erica, 2016) sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
Penanaman aqidah juga adalah benar-benar kezaliman yang
dilakukan oleh Rasulullah besar.” (QS. Luqman : 13) (Departemen
shallallahu’alaihi wasallam kepada anak Agama Republik Indonesia, 2015)
paman beliau, Abdullah bin Abbas 3. Mengajari Anak Untuk Shalat
radhiyallahu ‘anhuma dalam sebuah Pada dasarnya kewajiban bagi
hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam anak untuk mengerjakan shalat jika
At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan. usianya sudah mencapai usia tujuh
Ibnu Abbas bercerita,”Pada suatu hari tahun, namun orang tua harus sudah
aku pernah berboncengan di belakang mengajarkannya kepada anak mengenai
Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata tata cara shalat dan manfaat shalat itu
kepadaku: wahai anak, aku akan pada saat usia anak masih di bawah
mengajari engkau beberapa kalimat, tujuh tahun.
jagalah Allah nisvaya Allah akan “Perintahkanlah anak-anak kalian
menjagamu, Jagalah Allah niscaya untuk shalat saat berumur tujuh tahun
engkau akan dapati Allah di hadapanmu. dan pukulah mereka jika tidak shalat saat
Jika enkau memohon, mohonlah kepada berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah
Allah. Jika engkau meminta tolong, mereka dalam tempat tidur.” (HR Abu
minta tolonglah kepada Allah. Dawud : 167) (Erica, 2016).

142
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525

Memperkenalkan dan mengajari 5. Memotivasi Anak Untuk


shalat kepada anak usia dini memang Senantiasa Berdoa
merupakan suatu hal yang tidak mudah Sebagai orang tua kita harus
bagi orang tua, namun hal tersebut harus dapat memberikan suatu ketenangan
dilakukan dengan penuh kesabaran, jiwa, kesejukan hati, dan ketentraman
seperti firman Allah: hidup kepada anak dengan selalu
“Dan perintahkanlah kepada memberikan contoh kepada anak dengan
keluargamu mendirikan shalat dan membiasakan diri untuk selalu berdoa
bersabarlah kamu dalam kepada Allah sebagai Tuhan Yang Maha
mengerjakannya. Kami tidak meminta Esa yang menciptakan seluruh alam
rezqi kepadamu, Kamilah yang memberi semesta, bumi dan beserta isinya.
rezqi kepadamu. Dan akibat (yang baik) Sebagaimana firman Allah, “(Yaitu)
adalah bagi orang yang bertaqwa.” (QS. orang-orang yang beriman dan hati
Thaha : 132)” (Departemen Agama mereka menjadi tenteram dengan
Republik Indonesia, 2015) mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
Untuk memperkenalkan shalat mengingati Allah-lah hati menjadi
kepada anak usia dini, sebagai orang tua tenteram.” (QS. Ar-Ra’d : 28)
bisa saja dengan cara membiasakan diri (Departemen Agama Republik
untuk selalu mengajak anak untuk shalat Indonesia, 2015)
secara berjamaah baik di rumah maupun 6. Mengajarkan Anak Untuk
di mushola dan masjid, dimana hal Bersyukur
tersebut dapat membuat anak akan mulai Sebagaimana firman Allah, “Dan
terbiasa untuk melakukan shalat, dan hal sesungguhnya telah Kami berikan
ini bisa dikatakan sebagai suatu hikmah kepada Lukman, yaitu:
pendidikan parenting dengan metode “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang
education figurre, dimana orang tualah siapa yang bersyukur (kepada Allah),
yang akan menjadi figurnya. maka sesungguhnya ia bersyukur untuk
4. Mengajari Anak Untuk Membaca dirinya sendiri; dan barang siapa yang
Al-Quran tidak bersyukur, maka sesungguhnya
Terkadang sebagai orang tua kita Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
selalu fokus untuk mengajarkan anak (QS. Lukman No. 12) (Departemen
untuk membaca dan menulis bahasa Agama Republik Indonesia, 2015)
dengan huruf latin tapi lupa untuk Salah satu doa yang dapat
mengenalkan dan mengajarkan anak diajarkan oleh orang tua kepada anak,
untuk belajar membaca dan menulis yaitu: “Ya Tuhanku, berilah aku ilham
bahasa dengan huruf arab, seperti apa untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang
yang telah diamanahkan oleh Rasulullah, telah Engkau anugerahkan kepadaku dan
dimana beliau bersabda kepada Malik kepada kedua orang ibu-bapakku dan
bin Al-Huwairits dan kaumnya, untuk mengerjakan amal shalih yang
“Pulanglah kepada keluargamu, Engkau ridhai, serta masukkanlah aku
tinggallah bersama mereka dan dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
ajarkanlah (petunjuk Allah/Al-Quran) hamba-hamba-Mu yang shalih.” (QS.
kepada mereka.” (HR. Al-Bukhari No: Al-Naml : 19) (Departemen Agama
602) (Baqi, 2016). Selain itu Rasulullah Republik Indonesia, 2015)
juga bersabda, “Orang yang paling baik 7. Memotivasi Anak Untuk Ke
(di sisi Allah) di antara kamu adalah Masjid
orang yang mempelajari dan Sebagai orang tua hendaklah
mengajarkan Al-Quran.” (HR. Al- dapat mengenalkan dan mengajak anak-
Bukhari No: 4739) (Baqi, 2016) anak mereka untuk selalu beribadah di
dalam masjid, dan berikanlah penjelasan

143
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525

dari beberapa manfaat dan keutamaan (QS. An Nur : 30-31) (Departemen


jika mereka selalu beribadah di dalam Agama Republik Indonesia, 2015)
masjid-masjid Allah bersama dengan Pola mengajarkan anak untuk
umat muslim lainnya kepada anak, selalu dapat menutup aurat mereka, bisa
sebagaimana firman Allah, “Hanyalah dengan cara memberikan contoh
yang memakmurkan masjid-masjid perbuatan atau tindakan dari kedua orang
Allah-lah orang-orang yang beriman tuanya, sebagai contoh: seorang ibu yang
kepada Allah dan hari kemudian, serta selalu memakai jilbab biasanya akan
tetap mendirikan shalat, menunaikan ditiru oleh anak-anak perempuan
zakat dan tidak takut (kepada siapapun) mereka, karena pada dasarnya para anak-
selain kepada Allah, maka merekalah anak itu senang meniru apa saja yang
orang-orang yang diharapkan termasuk mereka lihat dan rasakan disekeliling
golongan orang-orang yang mendapat mereka, namun demikian harus
petunjuk.” (QS At-Taubah : 18) disesuaikan jilbab untuk anak-anak usia
(Departemen Agama Republik dini yang senang dengan corak yang
Indonesia, 2015) beraneka warna, yang tentunya akan
8. Mengajari Anak Untuk sangat berbeda dengan corak warna yang
Senantiasa Menjaga Aurat dipakai ibunya sebagai wanita dewasa.
Sesungguhnya Allah telah 9. Mengajari Anak Untuk
berfirman, “Katakanlah kepada orang Senantiasa Menajaga Kebersihan
laki-laki yang beriman: “Hendaklah Tubuh
mereka menahan pandangannya, dan Memberikan penjelasan kepada
memelihara kemaluannya; yang anak bahwa di dalam menjaga
demikian itu adalah lebih suci bagi kebersihan tubuh merupakan sesuatu hal
mereka, sesungguhnya Allah Maha yang di sukai oleh Allah SWT, bahkan
Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam
Katakanlah kepada wanita yang beriman: telah bersabda, “Mandi pada hari Jum’at
“Hendaklah mereka menahan wajib bagi setiap orang yang telah
pandangannya, dan kemaluannya, dan baligh.” (HR. Al-Bukhari No. 857 & 895
janganlah mereka menampakkan dan Muslim No. 1954)(Baqi, 2016)
perhiasannya, kecuali yang (biasa) Rasulullah Shallallahu ’alaihi
nampak dari padanya. Dan hendaklah wasallam juga telah bersabda, “Lima hal
mereka menutupkan kain kudung ke termasuk perkara fitrah: khitan,
dadanya, dan janganlah menampakkan mencukur rambut kemaluan,
perhiasannya kecuali kepada suami menggunting kuku, mencabut rambut
mereka, atau ayah mereka, atau saudara- ketiak, dan memotong kumis.” (HR. al-
saudara laki-laki mereka, atau putera- Bukhari no. 5889 dan Muslim no.
putera saudara lelaki mereka, atau 596)(Baqi, 2016)
putera-putera saudara perempuan Abu Hudzaifah mengatakan,
mereka, atau wanita-wanita islam, atau “Adalah Rasulullah ketika bangun dari
budak-budak yang mereka miliki, atau tidur malam beliau menggosok mulut
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak dengan siwak.” (HR. Al-Bukhari No.
mempunyai keinginan (terhadap wanita) 245 dan Muslim No. 592) (Baqi, 2016)
atau anak-anak yang belum mengerti 10. Mengajari Anak Untuk Saling
tentang aurat wanita. Dan janganlah Menyayangi Sesama Mahluk
mereka memukulkan kakinya agar Ciptaan Allah
diketahui perhiasan mereka Memberikan pelajaran kepada
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu anak untuk selalu saling menyayangi
sekalian kepada Allah, hai orang-orang sesama mahluk hidup, merupakan salah
yang beriman supaya kamu beruntung.” satu pendidikan dasar dalam hal

144
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525

membangun rasa saling menghargai, sebenarnya semua anak itu terlahir dalam
menghormati, dan selalu berbuat baik keadaan fitrah, menanamkan tauhid dan
terhadap sesama mahluk ciptaan Allah. aqidah yang benar kepada anak,
Sebagai contohnya, seorang anak mengajari anak untuk mengerjakan
mulai diajarkan untuk selalu menghargai shalat, mengajari anak untuk membaca
binatang dengan cara mengajaknya Al Quran, memotivasi anak untuk selalu
untuk memberikan makanan kepada berdoa, mengajarkan anak untuk selalu
binatang tersebut sebagai salah satu bersyukur, memotivasi anak untuk
bentuk kasih sayang terhadap sesama beribadah di masjid, mengajari anak
mahluk hidup ciptaan Allah. untuk selalu menjaga aurat, mengajari
Contoh yang lain, sebagai orang anak untuk selalu menjaga kebersihan
tua sudah seharusnya selalu mengajak tubuh, dan mengajari anak untuk saling
anaknya untuk dapat menghargai dan menyayangi sesama mahluk ciptaan
menghormati sesama manusia dengan Allah.
cara bertingkah-laku yang sopan dan Dengan peranan orang tua di
tidak berusaha untuk saling menyakiti, dalam memberikan pendidikan yang
dan ini juga merupakan salah satu bentuk mengandung nilai-nilai agama Islam,
kasih sayang terhadap sesama mahluk diharapkan anak-anak usia dini tersebut
hidup ciptaan Allah. dapat menjalani proses beradaptasinya
"Rasulullah shallallahu 'alaihi dengan lingkungan luar, dikarenakan
wasallam mencium Al-Hasan bin 'Ali, anak usia dini tersebut sudah memiliki
dan di sisi Nabi ada Al-Aqro bin Haabis kharakter dan keimanan yang kuat di
At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka dalam menjalani proses tumbuh
Al-Aqro berkata, "Aku punya 10 orang kembang seorang bagi anak.
anak, tidak seorangpun dari mereka yang
pernah kucium". Maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam melihat
kepada Al-Aqro lalu beliau berkata,
"Barangsiapa yang tidak
merahmati/menyayangi maka ia tidak
akan dirahmati." (HR Al-Bukhari No
5997 dan Muslim No 2318)(Baqi, 2016)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam telah bersabda, “Para pengasih
dan penyayang dikasihi dan di sayang
oleh Ar-Rahmaan (Allah yang maha
pengasih lagi maha penyayang),
rahmatilah yang ada di bumi niscaya
kalian akan dirahmati oleh Dzat yang
ada di langit.” (HR Abu Dawud no 4941
dan At-Thirmidzi no 1924 dan
dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam
As-Shahihah no 925) (Firanda Andirja,
2011)

KESIMPULAN
Peranan Orang Tua terhadap
perkembangan pendidikan anak usia dini
menurut sudut pandang islam haruslah
dapat memberikan penjelasan bahwa

145
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525

REFERENSI Publishing.
Baqi, M. F. B. A. (2016). Al-Lul’Lul Wal Undang-Undang Republik Indonesia
Marjanan Fiimaa Ittafaqa’Alaihi Asy- Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Syaikhani Al-Bukhari wa Muslim. Sistem Pendidikan Nasional. (n.d.).
Kairo: Dar Al-Hadits. Yani, A., Khaeriyah, E., & Ulfah, M.
Basri, R. (2009). Pendidikan Anak Usia (2017). Implementasi Islamic
Dini dalam Perspektif Islam. Parenting Dalam membentuk
Retrieved from Karakter Anak Usia Dini Di RA At-
https://bdkpadang.kemenag.go.id/inde Taqwa Kota Cirebon. AWLADY:
x.php?option=com_content&view=art Jurnal Pendidikan Anak, 3(1), 153–
icle&id=442:pendidikan-anak-usia- 174.
dini-dalam-perspektif-
islam&catid=41:top-
headlines&Itemid=158
Baumrind. (1971). Current Pattens of
Parental Authority; Developmental
Psychology Monographs. America:
American Psychological Association.
Departemen Agama Republik Indonesia.
(2015). Al-Qur’an Transliterasi Latin
Terjemah Indonesia (Cetakan Ke).
Jakarta: Suara Agung.
Ensiklopedi Islam. (1994). In Islam
(Cetakan 2). PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve.
Erica, D. (2016). Penerapan Parenting
Pada Perkembangan Anak Usia Dini
Menurut Sudut Pandang Islam.
Cakrawala, XVII(2), 34–45.
Retrieved from
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index
.php/cakrawala/article/view/1286
Firanda Andirja. (2011). Menebar Kasih
Sayang. Retrieved from
https://muslim.or.id/5757-menebar-
kasih-sayang.html
Jalaludin. (2001). Teologi Pendidikan
Jakarta. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Muhaimin, & Mujib. (1993). Pemikiran
Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda
Karya.
Prayitno, & Irwan. (2003). Membangun
Potensi Anak (Tugas dan
Perkembangan Pendidikan Anak dan
Anak Sholeh). Jakarta: Pustaka
Tartibuana.
Shofi, U. (2007). Agar Cahaya Mata
Makin Bersinar (Kiat-Kiat Mendidik
Ala Rasulullah. Surakarta: Afra

146

Anda mungkin juga menyukai