ABSTRACT
From an Islamic point of view, children are a mandate given by Allah to their
parents, to provide good and healthy education, involving families is a place for
children to learn, communicate, communicate, and behave towards the environment
associated with it, and a children will always need a lot of attention and affection
from both parents. The role of parents in the development of early childhood
education from an Islamic point of view must be able to provide an explanation of
all the children born in a state of nature, instill monotheism and aqeedah truly to
children, teach children to help prayer, teach children to read the Koran, motivate
children to always pray, teach children to always be grateful, motivate children to
worship at the mosque, teach children to always be naked, teach children to always
maintain the cleanliness of the body, and teach children to love each other God's
creatures. By involving parents in providing education that contains Islamic
religious values, it is expected that these early childhood children can support the
process of adaptation to the outside environment, bearing in mind that these early
childhood have strong character and faith in the process of development of growth
and development for child.
PENDAHULUAN orangtuanya.
Pada dasarnya lingkungan Pada usia anak-anak, setiap saat
pendidikan yang paling pertama dan seorang anak akan menggunakan salah
utama bagi anak-anak adalah pendidikan satu inderanya sebagai bentuk dari
yang berasal dari lingkungan keluarga. stimulus bagi pembentukan hubungan
Secara psikologis figur dari seorang ayah persarafan (sinapsis) yang dilakukan
dan ibu akan sangat mempengaruhi secara berulang-ulang sehingga menjadi
perilaku dan pola berfikir dari seorang suatu rekaman pengalaman dalam
anak. menentukan cara anak dalam berpikir,
Dari sudut pandang Islam, anak merasakan, berperilaku, dan belajar di
merupakan amanah yang telah diberikan masa sekarang dan yang akan datang.
oleh Allah SWT kepada orang tuanya, Sinapsis yang tidak mendapatkan
untuk memberikan pendidikan yang baik stimulus yang dibutuhkan akan
dan sehat, dikarenakan keluarga menghilang dan terjadi proses
merupakan tempat seorang anak untuk penghapusan koneksi saraf yang
belajar, berinteraksi, berkomunikasi, dan berlebihan dan tak diperlukan (synaptic
berperilaku terhadap lingkungan pruning). (Erica, 2016)
disekitarnya, dan seorang anak akan Pendidikan yang baik dan sehat
selalu membutuhkan banyak perhatian bagi seorang anak dapat dengan cara
dan kasih sayang dari kedua melakukan hubungan kedekatan yang
137
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525
138
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525
139
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525
140
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525
makanan haram tidak akan mendapatkan aku akan mengajari engkau beberapa
kebaikan, sebaliknya makanan haram kalimat: Jagalah Allah, biscaya Allah
tersebut dapat merusak akhlak dan akan menjagamu, Jagalah Allah, niscaya
kebaikan yang ada pada diri anak. Inilah engkau akan dapati Allah di hadapanmu.
kenapa orangtua yang memberikan Jika engkau memohon, memohonlah
makanan haram pada anaknya seringkali kepada Allah. Jika engkau meminta
memiliki anak yang susah diatur dan tolong, minta tolonglah kepada Allah.
cenderung membangkang. Seperti firman Ketahuilah, kalaupun seluruh umat (Jin
Allah SWT, “Hai sekalian manusia, dan Manusia) berkumpul untuk
makanlah yang halal lagi baik dari apa memberikan satu pemberian yang
yang terdapat di bumi, dan janganlah bermanfaat kepadamu, tidak akan
kamu mengikuti langkah-langkah bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu itu telah ditetapkan Allah (akan
adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS bermanfaat bagimu). Ketauilah,
Albaqarah 168) (Departemen Agama kalaupun seluruh umat (Jin dan Manusia)
Republik Indonesia, 2015) berkumpul untuk mencelakakan kamu,
2. Menanamkan Nilai-Nilai Tauhid tidak akan mampu mencelakakanmu
dan Aqidah yang benar kepada sedikitpun, kecuali jika itu telah
anak ditetapkan Allah (akan sampai dan
Tauhid memiliki pengaruh dalam mencelakakanmu). Pena telah diangkat,
segala aspek kehidupan bagi seorang dan telah kering lembaran-lembaran”.
muslim, dan seseorang dapat dikatakan “Dan (ingatlah) ketika Lukman
muslim manakala ia sudah beriman, berkata kepada anaknya, diwaktu ia
karena iman merupakan kunci utama memberi pelajaran kepadanya: Hai
yang membentuk ke islaman seseorang. anakku, janganlah kamu
Iman dan Islam merupakan satu kesatuan mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
yang saling mengisi. Iman tiada artinya mempersekutukan (Allah) adalah benar-
tanpa amal shaleh, dan amal shaleh akan benar kelaliman yang besar” (QS.
sia-sia tanpa dilandasi dengan iman Lukman : 13) (Departemen Agama
kepada Allah (QS. Al-Ashr : 1-3) Republik Indonesia, 2015)
(Departemen Agama Republik Aqidah yang perlu ditanamkan
Indonesia, 2015) kepada anak usia dini adalah tentang
Aqidah berisikan keyakinan “dimana Allah berada?”. Hal ini
terhadap adanya Tuhan dan ajaran yang sangatlah penting, karena terkadang para
benarnya datang dari Tuhan, meyakini orang tua dari kaum muslimin masih
dalam hati secara kokoh, tiada keraguan kurang benar dalam menyampaikan
dan dipilih menjadi jalan hidup keberadaan Allah kepada anak mereka di
(Ensiklopedi Islam, 1994) usia dini, dengan mengatakan Allah ada
Rasulullah shallallahu’alaihi dimana-mana, sebagian lagi mengatakan
wasallam telah memberikan contoh bahwa Allah di dalam pikiran dan hati
aqidah yang kokoh ketika beliau kita, dan beragam pendapat lainnya yang
mengajari anak dari paman beliau, yaitu tidak sesuai dengan Al-Quran dan hadits.
Abdullah bin Abbas Padahal sudah sangat jelas di dalam Al-
radhiyallahu’anhuma dalam sebuah Quran, “(yaitu) Yang Maha Pengasih,
hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam yang bersemayam di atas ‘Arsy” (QS.
At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan, Thaha : 5) (Departemen Agama
dimana Ibnu Abbas bercerita, “Pada Republik Indonesia, 2015), di dalam
suatu hari aku pernah berboncengan di surat ini tersirat ajaran aqidah yang dapat
belakang Nabi (di atas kendaraan), kita sampaikan kepada seorang anak
beliau berkata kepadaku: Wahai anak, usia dini pada saat mereka menanyakan
141
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525
berada dimanakah Allah?, maka kita bisa Ketahuilah, kalaupun seluruh umat (jin
menjawabnya Allah bersemayam di atas dan manusia) berkumpul untuk
‘Arsy. Sedangkan kata ‘Arsy adalah memberikan satu pemberian yang
bentuk mashdar dari kata kerja ‘arasya – bermanfaat kepadamu, tidak akan
ya’risyu – ‘arsyan yang berarti bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika
bangunan, singgasana, istana atau tahta, itu telah ditetapkan Allah (akan
dan meskipun kata ‘Arsy mempunyai bermanfaat bagimu). Ketahuilah,
beberapa makna, tetapi pada umumnya kalaupun seluruh umat (jin dan manusia)
yang dimaksudkan adalah suatu berkumpul untuk mencelakakan kamu,
singgasana atau tahta Allah di atas langit tidak akan mampu mencelakakanmu
ke tujuh. sedikitpun, kecuali jika itu telah
Dalam hadits Mu’awiyyah bin ditetapkan Allah (akan sampai dan
Hakam As-Sulaimi radhiyallahu ‘anhu mencelakakanmu). Pena telah diangkat,
mengatakan bahwasannya pada waktu dan telah kering lembaran-lembaran”.
itu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa Hadits ini mengandung suatu ajaran yang
sallam sedang mengajari seorang budak baik yang bisa disampaikan oleh orang
anak perempuan yang berkenaan dengan tua kepada anak usia dini sebagai bentuk
tauhid. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa penanaman aqidah, agar kelak anak
sallam bertanya kepada anak perempuan tersebut akan tumbuh kembang menjadi
tersebut, “dimana Allah?” anak sosok manusia yang selalu bertawakal
perempuan itu menjawab, “Allah di atas kepada Allah.
langit”, kemudian beliau bertanya lagi, Dan aqidah yang paling penting
“Siapa saya?” jawab anak perempuan yang harus disampaikan oleh orang tua
itu, “Engkau Rasulullah (utusan Allah)”. kepada anak usia dini, adalah jangan
Kemudian Rasulullah memerintahkan pernah mempersekutukan Allah dengan
agar budak anak perempuan tersebut apapun, karena sesungguhnya Allah
untuk dibebaskan dari status budaknya, berfirman, “Dan (ingatlah) ketika
dan berkata “dia seorang mukminah.” Lukman berkata kepada anaknya,
(HR Abu Dawud : Nomor 930, diwaktu ia memberi pelajaran
dishahihkan Asy Syaikh Muhammad kepedanya: Wahai anakku, janganlah
Nashiruddin Al-Albani Rahimahullah) kamu mempersekutukan (Allah)
(Erica, 2016) sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
Penanaman aqidah juga adalah benar-benar kezaliman yang
dilakukan oleh Rasulullah besar.” (QS. Luqman : 13) (Departemen
shallallahu’alaihi wasallam kepada anak Agama Republik Indonesia, 2015)
paman beliau, Abdullah bin Abbas 3. Mengajari Anak Untuk Shalat
radhiyallahu ‘anhuma dalam sebuah Pada dasarnya kewajiban bagi
hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam anak untuk mengerjakan shalat jika
At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan. usianya sudah mencapai usia tujuh
Ibnu Abbas bercerita,”Pada suatu hari tahun, namun orang tua harus sudah
aku pernah berboncengan di belakang mengajarkannya kepada anak mengenai
Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata tata cara shalat dan manfaat shalat itu
kepadaku: wahai anak, aku akan pada saat usia anak masih di bawah
mengajari engkau beberapa kalimat, tujuh tahun.
jagalah Allah nisvaya Allah akan “Perintahkanlah anak-anak kalian
menjagamu, Jagalah Allah niscaya untuk shalat saat berumur tujuh tahun
engkau akan dapati Allah di hadapanmu. dan pukulah mereka jika tidak shalat saat
Jika enkau memohon, mohonlah kepada berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah
Allah. Jika engkau meminta tolong, mereka dalam tempat tidur.” (HR Abu
minta tolonglah kepada Allah. Dawud : 167) (Erica, 2016).
142
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525
143
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525
144
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525
membangun rasa saling menghargai, sebenarnya semua anak itu terlahir dalam
menghormati, dan selalu berbuat baik keadaan fitrah, menanamkan tauhid dan
terhadap sesama mahluk ciptaan Allah. aqidah yang benar kepada anak,
Sebagai contohnya, seorang anak mengajari anak untuk mengerjakan
mulai diajarkan untuk selalu menghargai shalat, mengajari anak untuk membaca
binatang dengan cara mengajaknya Al Quran, memotivasi anak untuk selalu
untuk memberikan makanan kepada berdoa, mengajarkan anak untuk selalu
binatang tersebut sebagai salah satu bersyukur, memotivasi anak untuk
bentuk kasih sayang terhadap sesama beribadah di masjid, mengajari anak
mahluk hidup ciptaan Allah. untuk selalu menjaga aurat, mengajari
Contoh yang lain, sebagai orang anak untuk selalu menjaga kebersihan
tua sudah seharusnya selalu mengajak tubuh, dan mengajari anak untuk saling
anaknya untuk dapat menghargai dan menyayangi sesama mahluk ciptaan
menghormati sesama manusia dengan Allah.
cara bertingkah-laku yang sopan dan Dengan peranan orang tua di
tidak berusaha untuk saling menyakiti, dalam memberikan pendidikan yang
dan ini juga merupakan salah satu bentuk mengandung nilai-nilai agama Islam,
kasih sayang terhadap sesama mahluk diharapkan anak-anak usia dini tersebut
hidup ciptaan Allah. dapat menjalani proses beradaptasinya
"Rasulullah shallallahu 'alaihi dengan lingkungan luar, dikarenakan
wasallam mencium Al-Hasan bin 'Ali, anak usia dini tersebut sudah memiliki
dan di sisi Nabi ada Al-Aqro bin Haabis kharakter dan keimanan yang kuat di
At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka dalam menjalani proses tumbuh
Al-Aqro berkata, "Aku punya 10 orang kembang seorang bagi anak.
anak, tidak seorangpun dari mereka yang
pernah kucium". Maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam melihat
kepada Al-Aqro lalu beliau berkata,
"Barangsiapa yang tidak
merahmati/menyayangi maka ia tidak
akan dirahmati." (HR Al-Bukhari No
5997 dan Muslim No 2318)(Baqi, 2016)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam telah bersabda, “Para pengasih
dan penyayang dikasihi dan di sayang
oleh Ar-Rahmaan (Allah yang maha
pengasih lagi maha penyayang),
rahmatilah yang ada di bumi niscaya
kalian akan dirahmati oleh Dzat yang
ada di langit.” (HR Abu Dawud no 4941
dan At-Thirmidzi no 1924 dan
dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam
As-Shahihah no 925) (Firanda Andirja,
2011)
KESIMPULAN
Peranan Orang Tua terhadap
perkembangan pendidikan anak usia dini
menurut sudut pandang islam haruslah
dapat memberikan penjelasan bahwa
145
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII, No. 2, Oktober 2021 ISSN 1411-3570
eISSN 2579-9525
REFERENSI Publishing.
Baqi, M. F. B. A. (2016). Al-Lul’Lul Wal Undang-Undang Republik Indonesia
Marjanan Fiimaa Ittafaqa’Alaihi Asy- Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Syaikhani Al-Bukhari wa Muslim. Sistem Pendidikan Nasional. (n.d.).
Kairo: Dar Al-Hadits. Yani, A., Khaeriyah, E., & Ulfah, M.
Basri, R. (2009). Pendidikan Anak Usia (2017). Implementasi Islamic
Dini dalam Perspektif Islam. Parenting Dalam membentuk
Retrieved from Karakter Anak Usia Dini Di RA At-
https://bdkpadang.kemenag.go.id/inde Taqwa Kota Cirebon. AWLADY:
x.php?option=com_content&view=art Jurnal Pendidikan Anak, 3(1), 153–
icle&id=442:pendidikan-anak-usia- 174.
dini-dalam-perspektif-
islam&catid=41:top-
headlines&Itemid=158
Baumrind. (1971). Current Pattens of
Parental Authority; Developmental
Psychology Monographs. America:
American Psychological Association.
Departemen Agama Republik Indonesia.
(2015). Al-Qur’an Transliterasi Latin
Terjemah Indonesia (Cetakan Ke).
Jakarta: Suara Agung.
Ensiklopedi Islam. (1994). In Islam
(Cetakan 2). PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve.
Erica, D. (2016). Penerapan Parenting
Pada Perkembangan Anak Usia Dini
Menurut Sudut Pandang Islam.
Cakrawala, XVII(2), 34–45.
Retrieved from
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index
.php/cakrawala/article/view/1286
Firanda Andirja. (2011). Menebar Kasih
Sayang. Retrieved from
https://muslim.or.id/5757-menebar-
kasih-sayang.html
Jalaludin. (2001). Teologi Pendidikan
Jakarta. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Muhaimin, & Mujib. (1993). Pemikiran
Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda
Karya.
Prayitno, & Irwan. (2003). Membangun
Potensi Anak (Tugas dan
Perkembangan Pendidikan Anak dan
Anak Sholeh). Jakarta: Pustaka
Tartibuana.
Shofi, U. (2007). Agar Cahaya Mata
Makin Bersinar (Kiat-Kiat Mendidik
Ala Rasulullah. Surakarta: Afra
146