Anda di halaman 1dari 59

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses mendidik dan menuntun peserta didik

untuk mencapai tujuan tertentu dalam wujud perubahan-perubahan positif dalam

diri anak. Perubahan yang dimaksud merupakan bagian proses kedewasaan yang

berlangsung secara terus menerus yang pada akhirnya berwujud kedewasaan pada

anak. Pendidikan berawal dari keluarga yaitu kedua orang tua kemudian

dilanjutkan dengan lingkungan masyarakat dan pendidikan formal.

Sebagai lingkungan pendidikan pertama yang berpengaruh pada

perkembangan anak maka tugas orang tua terhadap anak adalah mengajarkan ilmu

pengetahuan agama islam, menanamkan keimanan dalam jiwa anak, mendidik

anak agar menjadi taat menjalankan agama, dan mendidik anak agar berbudi

pekrti yang mulia.

Pendidikan Islam merupakan proses penyampaian pengetahuan dan nilai

Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan,

pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensinya guna untuk mencapai

keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia maupun diakhirat. 1 Oleh sebab itu,

pendidikan Islam memberikan petunjuk kepada semua penanggung jawab serta

penyelenggara pendidikan baik didalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Lingkungan atau lembaga dalam arti luas adalah faktor-faktor yang secara

langsung mempengaruhi kehidupan manusia, yang secara langsung pula dapat

1
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia
Guru, 2008), h.27-28
2

mempengaruhi perilaku. Proses perkembangan manusia setiap saat membutuhkan

lingkungan belajar dari lingkungan atau alam semesta sampai anak dapat

menemukan cara bertindak untuk mempertahankan kehidupannya.2 Jadi

lingkungan bagian dari yang mempengaruhi kehidupan manusia terutama bagi

peserta didik.

Pendidikan yang ditempuh oleh peserta didik memiliki tiga kategori yakni,

pendidikan formal, non formal dan informal. Pendidikan formal adalah jalur

pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan pendidikan non formal

merupakan jalur pendidikan yang diselenggarakan diluar lingkungan pendidikan

formal dengan sistem pelaksanaan secara berjenjang dan terstruktur. Adapun

pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang dilakukan di lingkungan

keluarga dan lingkungan dimana kegiatan belajarnya dilakukan secara mandiri.

Jalur pendidikan informal diberikan kepada setiap individu sejak lahir dan

sepanjang hayatnya baik melalui keluarga maupun lingkungannya.

Guru bukan satu-satunya pendidik bagi siswa. Tetapi orang tua juga adalah

orang yang paling berperan penting dalam mendidik anak. Orang tua memiliki

lebih banyak waktu dengan anak dibandingkan guru. Orang tua harus menjadikan

diri sebagai tauladan untuk anaknya. Mengajarkan ,menilai, mengevaluasi, dan

memberikan motivasi untuk anak agar bisa mencapai apa yang diharapkan untuk

anak. Anak adalah salah satu titipan Allah dan merupakan harta yang tidak akan

ternilai dalam kehidupan orang tua. Karenanya orang tua harus menjaga dan

2
Mansur, Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004),
h. 113
3

mendampingi anak setiap langkah yang di ambilnya.3 Pada dasarnya orang tua

adalah penunjang terbesar yang mempengaruhi perkembangan anak, ketika orang

tua mendukung minat dan bakat seorang anak dengan sepenuhnya tentu saja anak

akan sangat bersemangat untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Selain

dari pada itu, orang tua perlu juga untuk selalu mendampingi setiap proses yang

dilalui anaknya, memberi penghargaan atas apa yang telah dicapainya.

Orang tua merupakan penanggung jawab utama dalam pendidikan anak-

anaknya. Dimanapun anak tersebut menjalani pendidikan, baik lembaga formal,

informal, maupun non formal orang tua tetap berperan dalam menentukan masa

depan pendidikann anak-anaknya.Dalam Pasal 1 UU Perkawinan No.1 Tahun

1974, dikatakan bahwa :

“Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang
bahagia dan sejahtera berdasarkan ketuhanan yang maha esa.’’ Anak yang
lahir dari perkawinan ini adalah anak yang sah dan menjadi hak dan
tanggung jawab kedua orang tuanya untuk memelihara dan mendidiknya
dengan sebaik-baiknya. Kewajiban orang tua mendidik anak ini terus
berlanjut sampai ia dikawinkan atau berdiri sendiri.4
Kewajiban mendidik ini secara tegas dinyatakan Allah dalam Q.S. At-

Tahrim/ 66: 6.

ٓ
َ‫َاد اَّل يَ ۡعصُون‬ٞ ‫ظ ِشد‬ٞ ‫ارةُ َعلَ ۡيهَا َم ٰلَِئ َكةٌ ِغاَل‬ ْ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
َ ‫وا قُ ٓو ْا َأنفُ َس ُكمۡ َوَأ ۡهلِي ُكمۡ ن َٗارا َوقُو ُدهَا ٱلنَّاسُ َو ۡٱل ِح َج‬
َ‫ٱهَّلل َ َمٓا َأ َم َرهُمۡ َويَ ۡف َعلُونَ َما ي ُۡؤ َمرُون‬

Terjemahnya.
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah
terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan
3
Siti Maim unawati dan Muhammad Alif , Peran Guru dan Orang tua ,Metode dan
Media Pembelajaran: Strategi KBM di Masa Pandemi Covid-19 ,(Serang, 3M Media
Karya,2020), h.27
4
Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 1.
4

apa yang diperintahkan”.5

Penafsiran Quraish Shihab menjelaskan bahwa ayat enam diatas

menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula dari rumah. Ayat

diatas, walau secara redaksional tertuju kepada pria (ayah), itu bukan berarti hanya

tertuju kepada mereka. Ayat ini tertuju kepada perempuan dan laki-laki (ibu dan

ayah) sebagaimana ayat-ayat yang serupa (misalnya ayat yang memerintahkan

berpuasa) yang tertuju kepada lelaki dan perempuan. Ini berarti kedua orang tua

bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing

sebagaimana masing-masing tanggung jawab atas perlakuannya. Ayah dan ibu

sendiri tidak cukup untuk menciptakan satu rumah tangga yang meliputi oleh nilai-

nilai agama serta dinaungi oleh hubungan yang harmonis6

Ayat di atas menjelaskan bahwa suatu kewajiban yang harus di tunaikan

oleh kedua orang tua terhadap anaknya. Kedua orang tua adalah pendidik yang

pertama dan utama bagi anaknya. Karena sebelum orang lain mendidik anak ini,

kedua orang tuanyalah yang mendidik terlebih dahulu.

Keluarga tidak terlepas dari adanya ayah dan ibu, artinya yang menjadi

pendidik pertama bagi anak ialah orang tua. Orang tua merupakan orang

pertama yang memiliki peran yang sangat besar dalam membina pendidikan anak,

karena dari pendidikan itu akan menentukan masa depan anak. Peran dan upaya

orang tua harus diperhatikan dengan baik sehingga kepribadian anak dapat

tumbuh dan berkembang dengan sempurna. Pendidikan yang berhasil akan

menciptakan manusia yang pantas dan berkhalayak di masyarakat serta tidak


5
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahannya, (Bandung, Syamsil
Quran,2007), h.560.
6
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta, Lentera hati, 2003), h.176.
5

menyusahkan orang lain. Tercapainya tujuan untuk menjadi manusia yang

berpendidikan yaitu adanya pendidik.

Dalam peranannya sebagai guru pertama, orang tua harus memperhatikan

masa depan anak-anaknya agar dapat menjadi penerus bangsa. Bagi orang tua

yang mengirimkan anak-anaknya kesekolah merupakan sebuah kewajiban yang

disertai dengan harapan-harapan agar anak dapat memperoleh wawasan, dunia

baru, hidup bersosial, dan ilmu-ilmu yang diterima guna mempersiapkan mereka

menghadapi masa depan dengan baik.7 Jadi orang tua harus memperhatikan masa

depan anak-anaknya agar dapat menjadi penerus bangsa.

Pendidik dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai

tingkat pendidikan yang lebih tinggi.8 Pendidik yang dimaksud adalah orang tua

itu sendiri. Orang tua sebagai pendidik memiliki kewajiban dalam memberikan

bekal dan landasan bagi pendidikan, serta kehidupan anaknya dimasa depan.

Dengan memberikan suasana yang baik dalam kehidupan keluarga dapat membuat

anak mudah untuk mengembangkan pola-pola dasar yang perlukan bagi

pendidikan dan pengembangan diri yang merupakan fungsi esensial keluarga

sebagai lembanga pendidikan.9 Dalam hal ini sudah dijelaskan sebelumnya

tentang pendidikan informal bahwasannya peran keluarga terutama orang tua

dalam mendidik peserta didik sangatlah penting, karna orang tua yang tau

bagaimana anaknya, bisa dibilang sejak dalam kandungan ibunya calon anak

dapat menerima pendidikan.

Ketika ibu sering melakukan aktivitas-aktivitas yang menunjang


7
Ahmad susanto, Pendidikan Anak usia dini, (Jakarta, PT Bumi Aksara, 2017 ), h.54.
8
Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2012), 76.
9
Ahmad susanto, op. cit., h. 55.
6

perkembangan calon anak, seperti sering membaca buku, sering melantunkan ayat

suci Al-Qur’an. Jadi, secara tidak langsung kegiatan tersebut dapat sampai ke

calon anak. Setelah itu lanjut dengan ketika bayi sudah di lahirkan nah disitulah

kedua orang tuanya berperan memberikan pendidikan awal, mengajarkan anaknya

berbagai banyak hal, mulai dari cara merangkak, duduk, lalu berjalan, berbicara

dengan baik, kemudian seiring pertumbuhan anak orang tua juga mengajari

anaknya tentang alam sekitar dan pengetahuan-pengetahuan lainnya, terutama

pada bidang pendidikan Islam. Perlunya orang tua memberikan pemahaman awal

tentang bagaimana itu Islam, tentang bagaimana esensi dari ajaran-ajaran Islam

mulai dati rukun iman dan Islam, sampai pemahaman awal tentang aqidah, dan

ahlak menurut ajaran dan syariat Islam. Tak lupa juga mengajari anak tentang tata

cara sholat, bacaan sholat serta membaca Al-Qur’an sejak dini. Agar anak ketika

memasuki pendidikan formal nantinya tidak lagi bingung dan lambat memahami

pelajaran di sekolahnya. Selain dari pada mengajari anaknya orang tua juga perlu

memberi memotivasi kepada anaknya agar anak lebih semangat dalam belajar.

Tidak hanya mengajari saja, semestinya orang tua juga harus menjadi contoh yang

baik bagi anak-anaknya menjadi tauladan bagi anaknya, memberikan pemahaman

tentang apa yang di perbolehkan dan yang tidak baik untuknya.

Orang tua berperan sebagai pendidik adalah mengasuh, membimbing,

memberikan teladan, dan membelajarkan anak.10 Motivasi yang diberikan orang

tua tidak hanya sebatas ucapan, tetapi juga bentuk lain sehingga mampu

membangkitkan semangat dan motivasi belajar anak. Beberapa peran orang tua

dalam meningkatkan mortivasi belajar anak yaitu: terlibat dalam kegiatan belajar
10
Siti Maim unawati dan Muhammad Alif , op. cit., h. 28.
7

anak, memperhatikan kondisi anak baik fisik maupun psikis, memahami dan

mengatasi kesulitan belajar anak, dan memberikan fasilitas belajar yang memadai.

Proses pendidikan bagi anak tidak serta merta hanya orang tua yang

menjadi faktor utama, akan tetapi anakpun menjadi hal-hal yang perlu

diperhatikan, dalam konteks ini misalnya sebagai orang tua dalam menjalankan

perannya sudah baik akan tetapi kondisi anak tidak mengalami perubahan, itu

artinya kondisi anaklah yang perlu dievaluasi. Didalam proses belajar ada

beberapa faktor yang menjadi hambatan bagi anak diantaranya intelegensi, bakat,

minat, motivasi dan kesehatan mental. Faktor ini juga membuat orang tua

mengalami hambatan dalam meningkatkan motivasi belajar anak. Orang tua di

tuntut untuk lebih baik lagi dalam memberikan motivasi belajar anak. Adanya

motivasi dari keluarga membuat anak menjadi lebih aktif di lingkungan sekolah

maupun lingkungan masyarakat.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan

bila dia tidak menyukai, maka akan berusaha untuk meniadakan atau

mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh

faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam

kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di

dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek

belajar dapat tercapai.11 Jadi setiap orang memerlukan motivasi, manusia tidak

11
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar mengajar, ( Depok, PT Rajagrafindo
Persada, 2018 ), h.75.
8

dapat mencapai sesuatu tanpa adanya orang lain yang ikut andil mendorong

peserta didik agar selalu semangat untuk meraih apa yang dia cita-citakan.

Memang keinginan dan semangat itu berasal dari dalam diri sendiri, akan tetapi

bisa saja ketika peserta didik mendapat motivasi serta masukan dari orang lain,

rasa percaya dirinya semakin meningkat.

Orang tua sebagai motivator anak harus memberikan dorongan dalam

segala aktivitas anak, misalnya dengan memberikan perhatian, hadiah, dan

penghargaan apabila anak berhasil dalam ujian. Motivasi dalam bentuk ini akan

membuat anak lebih giat lagi dalam belajar. Peran orang tua dalam meningkatkan

motivasi belajar anak dapat diterapkan dengan mengajarkan kedisiplinan terhadap

anak. Orang tua harus mampu menciptakan suasana rumah yang nyaman sehingga

anak bisa belajar dengan lebih baik. Namun pada kenyataannya peran orang tua

mulai melemah dikarenakan orang tua terlalu fokus kepada pekerjaan yang

membebani mereka.

“Berdasarkan hasil Wawancara awal yang dilakukan peneliti dengan salah


satu guru hari senin tanggal 24 januari 2022 di SMP Negeri 3 Galesong
Utara, diketahui bahwa orang tua sudah cukup berperan dalam meningkatkan
motivasi belajar anak. Bentuk motivasi yang diberikan orang tua hanya pada
pembiayaan dan kata-kata nasehat, tetapi keseharian anak masih kurang
mendapatkan perhatian karena orang tua sibuk dengan pekerjaan sebagai
nelayan. Fasilitas yang diberikan orang tua kepada anak kurang memadai,
selain anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua yang bersikap
acuh terhadap waktu belajar, seperti menonton tv disaat jam belajar,
bermain gadget dan bermain dengan teman-temannya”.12

Dari hasil wawancara diatas dapat dibuktikan dengan hasil observasi

peneliti hari rabu tanggal 26 januari 2022 bahwa sekitar 80% warga di desa

12
Ramlah, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 3 Galesong Utara,”Wawancara”,
di Ruang Guru Sekolah SMP Negeri 3 Galesong Utara, tanggal 24 Januari 2022
9

Bontosunggu itu berprofesi sebagai nelayan, yang berangkat mulai dari jam 5

subuh dan bahkan ada yang pulang sampai jam 7 malam. Jadi waktu untuk

bersama keluarga atau peserta didik masih kurang, orang tua bahkan tidak sama

sekali memberikan motivasi kepada anaknya, sama halnya memberi jarak

kedekatan diantara orang tua dan anak sehingga hal tersebut bisa saja menjadi

faktor yang menyebabkan anak kurang semangat dalam mengembangkan potensi

yang dimilikinya

Dari hasil observasi diatas dapat diketahui bahwa nama-nama orang tua

yang kurang perhatian terhadapat motivasi belajar kepada anak:

No Nama-nama orang tua


Nama Anak
Ayah Ibu

1. Hamaruddin Hamsina Zulkifli

2. Ambo Dg.Nai Erni Dg.Cora Sunarto

3. Jufri Dg.Tagang Dg.Sayu Nurul Awaliyah

4. Saparuddin Rahmatia Reski Ramdani

5. Hendra Dg.Ngopa Mantasia Dg.Sakking Wahyudin

Tabel.1

Interaksi antara orang tua dan anak sangat berperan dalam meningkatkan

motivasi belajar anak. Akan tetapi banyak orang tua yang memperbolehkan

anaknya bermain dengan gadget yang membuat anak menjadi keteregantungan

dan berpengaruhi dalam motivasi belajarnya. Sebagai contoh sekarang banyak

orang tua yang kurang memahami kondisi anak apalagi didunia pendidikan.

Kadang orang tua yang acuh tak acuh dalam mendorong dan memotivasi anaknya
10

akan pentingnya pendidikan. Makanya dari itu orang tua perlu adanya kegiatan

seperti mengevaluasi kondisi anak, membuat jadwal belajar anak, pemberian

fasilitas, dan mengurangi pemberian gadget kepada anak.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peran Orang Tua

Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Bidang Studi

Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Negeri 3 Galesong

Utara Kab.Takalar”.

B. Rumusan Masalah

Masalah pokok penelitian ini yaitu peran orang tua terhadap peningkatan

motivasi belajar peserta didik bidang studi pelajaran pendidikan agama islam

kelas VIII A SMP Negeri 3 Galesong Utara Kabupaten Takalar. Dari masalah

pokok diatas kemudian peneliti menjabarkan ke dalam beberapa sub-sub masalah

di bawah ini :

1. Apa yang menjadi faktor penyebab kurangnya peran orang tua terhadap

peningkatan motivasi belajar peserta didik bidang studi Pelajaran

Pendidikan Agama Islam kelas VIII A SMP Negeri 3 Galesong Utara

Kabupaten Takalar?

2. Bagaimana upaya orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar peserta

didik bidang studi Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII A SMP

`Negeri 3 Galesong Utara Kabupaten Takalar?

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian
11

Rincian fokus penelitian yang akan diteliti dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

No Fokus Penelitian Deskripsi Fokus

1. Peran orang tua terhadap 1. Faktor Penyebab Kurangnya peran orang

peningkatan motivasi belajar tua dalam meningkatkan motivasi belajar

peserta didik bidang studi peserta didik :

pelajaran pendidikan agama a. Kesibukan Orang Tua

islam kelas VIII A SMP b. Ekonomi

Negeri 3 Galesong Utara

Kabupaten Takalar 2. upaya orang tua dalam meningkatkan

motivasi belajar peserta didik :

a) Membuat jadwal belajar

b) Pemberian Pehatian Kepada Peserta

didik

c) Pemberian Hadiah

d) Pemberian Penghargaan

Tabel 2 : fokus penelitian dan deskripsi focus

2. Deskripsi Fokus
12

a) Faktor Penyebab Kurangnya peran orang tua dalam meningkatkan

motivasi belajar peserta didik :

1) Kesibukan Orang Tua

Kesibukan orang tua diluar rumah menyebabkan kurangnya perhatian

orang tua terhadap anak sehingga anak kurang mendapat kasih sayang,

kurang pengawasan dalam pergaulan.

2) Ekonomi

Masalah ekonomi keluarga sangat penting, keluarga dengan keadaan

ekonomi yang cukup, sangat mempengaruhi orang tau dalam menarik

perhatian anaknya, misalnya memberikan sarana dan prasarana

pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan sebagainya. Sebaliknya

keluarga dengan keadaan ekonomi yang lemah, akan kurang

memberikan perhatian dalam hal memberikan sarana dan prasarana

pendidikan.

b). Upaya orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik

1. Membuat jadwal belajar

Jadwal belajar merupakan alat praktis yang dapat membantu mengatur

waktu belajar. Jadwal belajar menyediakan gambaran mengenai apa yang

perluh diselesaikan dan waktu yang tersedia untuk melakukannya

2. Pemberian Perhatian
13

Perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak dapat berpengaruh terhadap

motivasi belajarnya. Misalnya pada saat anak pulang sekolah hendaknya orang tua

menanyakan apa saja kegiatan yang telah dilakukan di sekolah.

3. Pemberian Hadiah

Pemberian hadiah digunakan orang tua kepada anak jika anak berhasil melakukan

suatu kegaiatan. Hadiah tersebut pada umumnya berbentuk benda. Dengan begitu

anak akan selalu termotivasi dan terus giat dalam belajar.

4. Pemberian Penghargaan

Pemberian penghargaan diberikan oleh orang tua dalam rangka memberikan

penguatan dari dalam diri anak.13 Hal ini dimaksudkan untuk sebagai pendorong

atau penggerak agar anak dapat belajar sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya dalam rangka meninggkatkan motivasi belajarnya.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Penelitian ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor penyebab kurangnya peran

orang tua orang tua terhadap peningkatan motivasi belajar peserta didik

bidang studi Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII A SMP

Negeri 3 Galesong Utara Kabupaten Takalar?

b. Untuk mengetahui Bagaimana upaya orang tua dalam meningkatkan

motivasi belajar peserta didik bidang studi Pelajaran Pendidikan Agama

Islam kelas VIII A SMP Negeri 3 Galesong Utara Kabupaten Takalar?

13
Diana Sari, “Peran Orang Tua dalam Memotivasi Belajar Siswa,” Jurnal
bimbingan dan Konseling Indonesia: Teori dan Aplikasi 5 (November 2017): 42.
14

2. Kegunaan

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka hasil penelitian ini

mempunyai kegunaan sebagai berikut :

a. Secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan

khususnya pada sekolah untuk mengetahui bagaimana peran orang tua

terhadap peningkatan motivasi belajar dan bagi peneliti sebagai bahan

referensi, perbandingan dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya yang

relevan.

b. Secara Praktis

1) Bagi sekolah Sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah dan sebagai tolak

ukur untuk mengetahui sejauh mana perkembangan peserta didik setelah

diberikan motivasi oleh orang tua

2) Bagi peserta didik Untuk membantu peserta didik agar motivasi

belajarnya meningkat karna adanya peran orang tua di dalamnya.

3) Bagi peneliti tentunya ini dapat menambah wawasan dan sebagai sarana

belajar dengan terjun langsung ke lapangan melihat, dan menghayati

bagaimana peran orang tua terhadap peningkatan motivasi belajar peserta

didik

E. Tinjauan Pustaka
15

Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti telah menelusuri beberapa hasil

penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan penelitian yang peneliti

lakukan. Peneletian ini diantaranya sebagai berikut :

1. Melita Sari Mahasiswi STAIN Jurai Siwo Metro dengan judul Skripsi Peran

Orangtua dalam Memotivasi Belajar Anak di Dusun III Srimulyo Timur

Kampung Sinar Banten Kecamatan Bekri yaitu menjelaskan tentang

pendidikan merupakan proses mendidik dan menuntun anak didik untuk

mencapai tujuan tertentu dalam wujud perubahan-perubahan positif dalam

diri anak.Lingkungan keluarga merupakan pendidikan yang pertama karena

dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan

bimbingan. Dikatakan sebagai lingkungan yang pertama karena sebagian

besar kehidupan anak adalah didalam keluarga sehingga pendidikan yang

paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.14

2. Ros Dara Mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dengan

judul Skripsi Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak untuk belajar di SD

GMIH Tosoa yaitu menjelaskan tujuan orang tua tentang pendidikan anak-

anak serta apa bentuk-bentuk peran orang tua dalam mempotivasi anak

untuk belajar. Penelitian ini dimotivasi oleh fakta yang saat ini terjadi di

masyarakat khususnya di desa Tosoa Halmahera Barat, yaitu peran orang

tua terhadap motivasi belajar anak. Hasil penelitian adalah masih banyak

orang tua di desa Tosoa Halmahera Barat kurang sekaqli terhadap

kepedulian mereka untuk pendidikan anak-anaknya. Mereka lebih memilih


14
Melita Sari, “Peran Orangtua dalam Memotivasi Belajar Anak di Dusun III Srimulyo
Timur Kampung Sinar Banten Kecamatan Bekri”, (Lampung : STAIN Jurai Siwo Metro,
2017), h.7.
16

membiarkan anak-anaknya bekerja di kebun dibandingkan untuk

bersekolah.15

3. Erma Fitriana IAIN Metro dengan judul Skripsi Peran Orang tua dalam

memotivasi belajar anak di dusun VI tanjung mulya kampung tanjung ratu

ilir kecamatan way pengubuan lampung tengah yaitu menjelaskan tentang

orang tua mempunyai kewajiban untuk mengajarkan dan mendidik anak

agar selalu berahklak baik. Dengan demikian peran orang tua sebagai

pendidik sangat utama. Realita yang ada peran tersebut tidak berjalan

dengan maksimal, sehingga anak tidak mendapatkan pendidikan agama

yang baik. Fenomena ini didapatkan di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung

Barat Kabupaten Lampung Utara karena orang tua tidak menjalankan

perannya, maka didapati banyak anak yang tidak taat pada agama, melawan

perintah orang tua, dan lain sebagainya. Jadi hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa peran orang tua sebagai pendidik, pemelihara,

pelindung, dan pembahagia sudah berjalan dengan baik. Kendati dalam

kondisi tertentu orang tua tidak dapat memberikan pendidikan secara

langsung, namun ada upaya yang harus dilakukan orang tua seperti

memasukkan anak ke TPA dan sekolah agama agar anak dapat mendapat

pendidikan agama dengan baik.16

4. Persamaan dari penelitian yang di atas dengan penelitian yang dilakukan Penulis

sendiri yaitu sama-sama menjelaskan bahwa peran orang tua sangat penting dalam

15
Ros Dara, “Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak untuk belajar di SD GMIH
Tosoa”, (Jawa Tengah: Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 2017), h.7.
16
Arif Budi siswanto, “Peran Orang tua terhadap akhlak Anak dalam perspektif Islam Di
Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara”, (Lampung : STAIN
Jurai Siwo Metro, 2018), h.7.
17

meningkatkan motivasi belajar anak. Perbedaan dari penelitian yang di atas dengan

penelitian yang dilakukan adalah yakni dari segi tempat dan lokasi waktu

penelitian. Oleh karena itu penelitian ini dapat dikatakan tidak sama dengan

penelitian terdahulu, namun penelitian terdahulu dan buku-buku yang ada dapat

digunakan peneliti sebagai acuan dalam menyusun skripsi ini.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Orang Tua

Pengertian secara umum orang tua adalah seorang yang melahirkan kita
18

(orang tua biologis) juga bisa didefinisika sebegai memberikan arti kehidupan,

mengasihi dan memelihara kita sejak kecil bahkan walaupun bukan yang

melahirkan kita kedunia juga termasuk orang tua kita tanpa ada perbedaan. 17 Dari

pendapat di atas dapat dipahami bahwa orang tua bukan hanya yang melahirkan

kita, melainkan pendidik yang ada disekolah juga termasuk orang tua orang tua

kita.

Orang tua adalah orang yang mempunyai amanat dari Allah untuk mendidik

anak dengan penuh tanggung jawab atas perkembangan dan dan kemajuan anak

dengan kasi sayang, orang tua dalam hal ini terdiri dari (keluarga; ayah,ibu serta

saudara adik dan kakak.18

Seorang ahli psikologi Ny. Singgih D Gunasrsa dalam bukunya psikologi

untuk keluarga mengatakan, orang tua adalah dua individu yang berbeda

memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan, pendapat dan kebiasaan-

kebiasaan sehari-hari.19

2. Peran Orang Tua

a. Pengertian Peran Orang Tua

Orang tau berperan sebagai pendidik adalah dengan mengasuh,

membimbing, memberikan teladan, dan mebelajarkan anak.20 Peran orang tua

ialah memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak, baik dari sudut organis-psikologi,

17
Dina Novita(Dkk), Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Perkembangan Anak Usia
Dini Di Desa Air Pinang Kecamatan Simeulue Timur, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Kewarganegaraan Unsyiah, 1 ( Agustus ), 2016, h.23.
18
Ibid., h. 23.
19
Ania susanti (Dkk), Kiat-kiat Orang Tua Tangguh Menjadikan Anak Disiplin Dan
Bahagia, Jurnal Tunas Siliwangi, 4 (April), 2018. h.26.
20
Idi warsah , op. cit., h. 11.
19

antara lain: makanan, maupun kebutuhan-kebutuhan psikis ,seperti kebutuhan

akan perkembangan intelektual melalui pendidikan, kebutuhan akan rasa dikasihi,

dimengerti dan rasa aman melalui perawatan, asuhan, ucapan-ucapan dan

perlakuan- perlakuan.21

b. Tujuan dan manfaat peran orang tua untuk anak

Tujuan peran orang tua dalam mendidik anaknya yaitu untuk diarahkan agar

anak menjadi taat beribadah kepada Allah, berbakti kepada orang tua, serta

menghormati saudara dan sesamanya. Metode pendidikan dipandang efektif

dalam pendidikan keluarga adalah keteladanan dan pembiasaan orang tua secara

baik. Melalui orang tua, anak bisa belajar dengan meniru dan meragakan apa yang

dicontohkan oleh orang tua, baik selama didalam rumah ataupun ketika diluar

rumah.22

Akan banyak sekali manfaat yang bisa di ambil oleh anak ketika orang tua

mengikuti perannya sebagai pendidik dirumah. Anak akan merasa nyaman dan

tentram ketika belajar dirumah. Anak lebih fokus dan betah berada dirumah.

Dengan ikut sertanya orang tua dalam perannya sebagai pendidik dirumah juga

bisa membuat anak lebih percaya diri dalam memahami materi yang dipelajarinya,

karena anak akan bertanya kepada orang tua dan saling mendiskusikan materi

yang dipelajari anak dengan orang tua.23

c. Macam-macam peran orang tua dirumah

21
Singgih D.Gunarsa, op. cit., h. 11.

22
Siti Maim unawati dan Muhammad Alif ,op. cit., h. 29.

23
Ibid.,
20

Ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh orang tua selama dirumah

bersama dengan anak mereka. Diantaranya :

1) Memberikan suasana yang nyaman untuk anak belajar

Kita harus menyadari bahwa keadaan lingkungan tempat anak akan

memulai untuk belajar sangat berpengaruh terhadap psikis dan kemauan

anak untuk belajar. suatu lingkungan yang tidak nyaman untuk belajar akan

membuat anak menjadi malas da membuat rasa produktifnya tidak dapat

berkembang. Anak akan mudah kehilangan gairah untuk terus belajar. Anak

merasa tertekan, sehingga anak sulit untuk konsentrasi belajar. Pada

akhirnya muncullah keengganan anak untuk belajar. Oleh karena itu, kita

tidak boleh mengabaikan kondisi lingkungan dimana anak belajar. Kita

harus membantu anak untuk mendapatkan suasana lingkungan yang

kondusif untuk belajar.24

2) Mendampingi anak belajar dirumah

Sebagai orang tua, sudah sewajarnya untuk menyedikan dan mendampingi

ketika anak belajar. Anak akan merasa senang ketika mereka ditemani oleh

orang tuanya. Orang tua bisa ada disamping anak mereka ketika anak

sedang belajar dirumah. Peran orang tua dalam mendampingi anak ini

sangat penting agar anak bisa saling berkomunikasi dengan orang tua.

3) Menjadi contoh yang baik untuk anak

Sebagai orang tua sudah menjadi kewajiban mereka untuk menjadi contoh

yang baik untuk anaknya. Anak akan bersikap sebagaimana yang dia lihat,

24
Hendra Surya, Rahasia Membuat Anak Cerdas Dan Manusia Unggul, (Jakarta,PT Elex
Media Komputindo,2010), h.43.
21

terutama yang dia lihat dari kedua orang tuanya. Dengan menjadi tauladan

yang baik, orang tua sudah mengajarkan anak untuk bersikap baik dan

meumbuhkan sikap dewasa siswa dalam perprilaku. Anak tidak akan ragu

dalam mengambil keputusan karena dia sudah belajar dari sikap kedua

orang tuanya.

3. Motivasi Belajar

a) Pengertian Motivasi Belajar

Kata motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau alasan.

Motif merupakan tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak

atau suatu tenaga didalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak

atau melakukan sesuatu. Dengan demikian, motivasi yang mendorong seseorang

untuk melalukan sesuatu.25

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994), motivasi dipandang sebagai

dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,

termasuk perilaku belajar. Disamping Itu, motivasi adalah dorongan dasar yang

menggerakkan seseorang bertingkah laku.26 Menurut Mc.Donald, motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan27

Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk

mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan,

25
Dr. Puput Saeful Rahmat, M.Pd, Perkembangan Peserta Didik, (Cet.1. Jakarta, Bumi
Aksara, 2018), h.188.
26
Ibid., h. 189.
27
Sardiman A.M, op. cit., h. 11.
22

keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai

materi yang telah dipelajari.28

Menurut W.S. Winkel dalam bukunya yang berjudul psikologi pengajaran.

Menurutnya, pengertian belajar adalah untuk memperoleh dan meningkatkan

tingkah laku manusia dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap positif, dan

berbagai kemampuan lainnya.29

b) Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Ada 3 fungsi motivasi yaitu :

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat

lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan

menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik,

sebab tidak serasi dengan tujuan.30

28
Dr.Ahdar Djamaluddin,S.Ag., Sos., M.Pd.i, Dr.Wardana, M.Pd.i, Belajar Dan
Pembelajaran 4 Pilar Peningkatan Kompetensi Padagogis, (Jakarta, CV.Kaaffah Learning Center,
2019), h.6.
29
Ibid., h. 7.
30
Sardiman,op.cit.,h. 85.
23

c) Macam-Macam Motivasi

Berbicara tentang macam-macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif

itu sangat bervariasi.

1. Motivasi dilihat dari pembentukannya

a) Motif-motif bawaan.

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak

lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari sebagai contoh misalnya :

dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja,

dan untuk beristirahat.

b) Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari sebagai contoh :

dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk

mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut

dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial.

2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis

yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi

jasmani seperti misalnya refleks, insting, otomatis, nafsu. Sedangkan yang

termasuk motivasi rohaniah adalah kemampuan.

3. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik

a. Motivasi intrinsik
24

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi

aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang

yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia

sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena

adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu

besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan

dipuji oleh pacarnya, atau temannya.31

d) Bentuk-bentuk Motivasi Orang Tua

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan

motivasi belajar anak sehingga anak dapat termotivasi dengan sendirinya.

Motivasi yang diberikan berupa:

1. Pemberian Perhatian

Perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak dapat berpengaruh

terhadap motivasi belajarnya. Orang tua harus masuk kedalam dunia anaknya.

Misalnya pada saat anak pulang sekolah hendaknya orang tua menanyakan apa

saja kegiatan yang telah dilakukan di sekolah. Tidak hanya itu orang tua harus

selalu meminta anak untuk menceritakan bagaimana kegiatan di sekolah,

bagaimana dengan teman-temannya, bagaimana anak terhadap gurunya, dan

bagaimana anak terhadap pembelajaran yang diterimanya. Sehingga anak akan

31
Ibid., h. 86-91.
25

selalu menjadikan hal demikian sebagai sesuatu yang memberikan semangat

terhadapnya. Orang tua tidak hanya menjadi orang tua saja untuk anaknya,

hendaknya ia juga harus menjadi teman bagi anaknya seorang teman harus

memberikan dukungan sepenuhnya, dan juga permasalahan-permasalahan yang

dialami anaknya jadi sering-seringlah duduk bercerita,mengajarinya dengan

sambil bermain, karna pada dasarnya anak-anak ittu sangat suka bermain.

2. Pemberian Hadiah

Pemberian hadiah digunakan orang tua kepada anak jika anak berhasil

melakukan suatu kegaiatan. Hadiah tersebut pada umumnya berbentuk benda.

Dengan begitu anak akan selalu termotivasi dan terus giat dalam belajar. Jadi

dalam hal ini orang tua harus pandai-pandai dalam memanfaat hal-hal kecil untuk

mendidik anaknya. Seperti, jika seorang anak mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah)

maka orang tua akan memberinya hadiah yakni berupa uang ataupun dibuatkan

makanan enak, biasanya seorang anak jika kita memancingnya dengan sebuah

kalimat “ akan memberi hadiah” maka akan bergerak hatinya untuk melakukan

hal tersebut. Jadi lakukanlah hal demikian untuk setiap aktivitas yang akan

meningkatkan kreativitas anak dan juga mengembangkan sikap disiplin. Hal

demikian akan membuat hati anak senang karena apa yang dilakukannya

mendapatkan penghargaan. Orang tua juga harus mengajak anaknya untuk selalu

berekreasi dan berkarya, jangan berfokus dari pada hasil dan juga hasilnya, yang

terpenting orang tua selalu memberi apresiasi terhadap anaknya.

3. Pemberian Penghargaan

Pemberian penghargaan diberikan oleh orang tua dalam rangka memberikan


26

penguatan dari dalam diri anak.32 Hal ini dimaksudkan untuk sebagai pendorong

atau penggerak agar anak dapat belajar sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya dalam rangka meninggkatkan prestasi belajarnya. Pemberian

penghargaan terhadap anak dapat nebingkatkan rasa percaya diri mereka,

menumbuhkan motivasi belajar, dan mengembangkan diri. Secara praktis,

penghargaan bermakna sebagai perbuatan menghargai atau menghormati atas

pencapaian yang mereka dapatkan.

4. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Muhaimin, Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang

dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang

terkandung dalam Al-Qu’ran dan sunnah. Pendidikan Agama Islam adalah suatu

proses pengembangan potensi manusia menuju terbentuknya manusia sejati yang

berkepribadian Islam (kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai islam). 33

Sedangkan menurut Ramayulis, mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam

adalah proses mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan

bahagia.34

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan penjelasan sementara yang menunjukkan

argumentasi peneliti dalam merumuskan hipotesis. Pada hakikatnya kerangka

pikir dalam pengajuan hipotesis didasarkan pada argumentasi berfikir deduktif

32
Diana Sari, “Peran Orang Tua dalam Memotivasi Belajar Siswa,” Jurnal
bimbingan dan Konseling Indonesia: Teori dan Aplikasi 5 (November 2017): 42.
33
Syamsul Huda Rohmadi, Pengembangan kurikulum Pendidikan Islam, (yogyakarta,
Araska, 2012), h. 143.
34
Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Islam, ( Bandung, Alfabeta,
2013), h.202.
27

dengan menggunakan pengetahuan ilmiah sebagai permis-permis dasarnya.

Kerangka pikir meruapakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting. Kerangka fikir yang baik akan mengemukakan secara teoritis

keterkaitan antara variabel yang diteliti.35

Kerangka pikir murupakan gambaran pola hubungan antar variabel-variabel

yang akan digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah yang akan diteliti.

Kerangka pikir yang baik akan menjelaskan teoritis antara variabel yang akan

diteliti. Untuk itu sesuai dengan judul peneliti yang akan membahas tentang

“Peran Orang Tua Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Bidang

Studi Pendidikan Agama Islam Kelas VIII A SMP Negeri 3 Galesong Utara

Kab.Takalar”.

Peran Orang Tua

Peran rang Tua Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar


peserta Didik Bidang Studi PAI Kelas VIII A

35
Rukaeshi A Moelani, At. All, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Cet. II; Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2016), h. 49-50.
28

Apa Faktor Penyebab Upaya Orang Tua


Kurangnya Peran Orang Terhadap Peningkatan
Tua Motivasi Belajar

Analisis

Temuan

Gambar 1.1 : Kerangka Fikir

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penlitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu

penelitian yang digunakan apabila ingin melihat dan mengungkapkan suatu

keadaan maupun suatu objek dalam konteksnya. Menemukan makna (meaning)


29

atau pemahaman yang mendalam tentang sesuatu masalah yang dihadapi, yang

tampak dalam bentuk data kualitatif, baik berupa gambar, kata, maupun kejadian

serta dalam “natural setting”.36

Disebut penelitian kualitatif karena sumber data yang diperoleh dari

penelitian ini berupa kata-kata atau tindakan dari orang yang di wawancara,

pengamatan atau observasi, dan pemanfaatan dokumentasi yang berkaitan dengan

penelitian yang dibahas oleh peneliti yaitu mengenai peran orang tua terhadap

peningkatan motivasi belajar peserta didik bidang studi pelajaran pendidikan

agama Islam kelas VIII A SMP negeri 3 galesong utara kabupaten Takalar.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif,

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu

gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.37 Penelitian deskriptif ini

memusatkan perhatian pada masalah yang aktual sebagaimana adanya saat

penelitian berlangsung. Jadi dapat dipahami bahwa pendekatan deskriptif

merupakan pendekatan untuk mengetahui ilmu-ilmu tentang atau hal-hal apa saja

yang tampak. Fenomena yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu fenomena

terkait dengan faktor penyebab kurangnya perhatian orang tua, dan upaya yang

dilakukan orang tua terhadap peningkatan motivasi belajar peserta didik di SMP

Negeri 3 Galesong utara kabupaten Takalar.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian


36
A Musri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,
(Cet. IV; Jakarta: Kencana, 2014), h. 24.
37
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah(Jakarta: Kencana, 2011), h. 34.
30

Lokasi penelitian yang akan dilakukan yaitu di SMP Negeri 3 Galesong

Utara,Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan selama kurang lebih dua

bulan. Alasan memilih lokasi penelitian yaitu:

1. Peneliti menemukan masalah yang berkaitan dengan motivasi belajar

peserta didik

2. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti.

3. Peneliti mengenal kepala sekolah, guru, dan para staf yang akan dijadikan

lokasi penelitian sehingga akan memudahkan memperoleh data yang

dibutuhkan.

D. Sumber Data

Data merupakan hasil pencatatan Penulis, baik berupa fakta maupun angka.

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari data yang diperoleh. Ada6pun

sumber yang Penulis gunakan dalam menyusun Skripsi ini dikelompokkan

menjadi dua yakni sumber primer dan sumber sekunder.

1. Data Primer

Sumber primer adalah data yang diperoleh dari pelaku peristiwa itu sendiri,

dengan pertanyaan yang bersifat umum yang bertujuan untuk mengungkap data.38

Adapun yang dimaksud dari data primer adalah data yang berbentuk verbal atau

kata-kata yang diungkapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang

dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek

38
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai
Instrumen Penggalian Data Kualitatif (Jakarta: Rajawali Press, 2013), 104.
31

penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteiti.

Berdasarkan kutipan di atas, maka sumber data primer dalam penelitian ini

yaitu guru dan orang tua peserta didik yang bersekolah di SMP Negeri 3 Galesong

Utara kelas VIII A.

2. Data Sekunder
Sumber sekunder dapat disebut juga dengan sumber tambahan atau sumber

penunjang. Sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung dalam

memberikan data pada pengumpulan data, misalnya dalam bentuk dokumen

atau lewat orang lain.39 Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah

tokoh masyarakat, tetangga dan referensi buku-buku tentang orang tua dan

motivasi belajar.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan sebuah teknik data yang

mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan

dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan,

dan perasaan. Metode observasi merupakan cara yang sangat baik untuk

39
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder (Jakarta: Rajawali Press, 2011), 114.
32

mengawasi perilaku subjek penelitian seperti perilaku dalam lingkungan atau

ruang, waktu, dan keadaan tertentu.40

Dalam melakukan observasi ini peneliti mengamati hal-hal yang berkaitan

dengan peran orang tua terhadap peningkatan motivasi belajar peserta didik

bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Negeri 3 Galesong Utara

Kab.Takalar.

2. Wawancara

Wawancara dapat didefinisikan sebagai interaksi bahasa yang berlangsung

antara dua orang dalam situasi yang berhadapan salah seorang, yaitu melakukan

wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang

berputar sekitar pendapat dan keyakinannya.41 Jenis wawancara dalam penelitian

ini adalah dilakukan dengan menggunakan metode wawancara semi terstruktur.

Wawancara semi terstruktur adalah proses wawancara yang menggunakan

panduan wawancara yang berasal dari pengembangan topik dan pengajuan lebih

fleksibel. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan

secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara dan diminta pendapat,

ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara

teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.42

Proses wawancara diawali dengan membuat kesepakatan terlebih dahulu

dengan informan penelitian mengenai waktu untuk dapat melakukan wawancara.


40
M Djunaedin Ghony, At. All, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Cet. III; Depok: Ar-
Ruzz Media, 2016), h. 165.

41
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Cet. I; Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2010), h. 49-50.

42
Sugiyono, Op.Cit., h. 233.
33

Wawancara dilakukan dengan menyampaikan beberapa pertanyaan-pertanyaan

yang terdapat dalam pedoman wawancara. Informasi dari wawancara direkam

oleh peneliti menggunakan alat perekam suara atau ponsel, disamping itu peneliti

juga melakukan pencatatan hal-hal penting yang disampaikan oleh informan

dalam wawancara. Pada penelitian ini yang akan diwawancarai adalah guru, orang

tua siswa, siswa.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dengan metode

dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. 43 Teknik

dokumentasi digunakan untuk melengakapi atau menggali data yang tidak

diperoleh dari hasil wawancara.

Dokumentasi adalah instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian

kualitatif untuk mencari data yang berkaitan dengan peran orang tua terhadap

peningkatan motivasi belajar peserta didik bidang studi pendidikan agama islam

kelas VIII A SMP negeri 3 galesong utara Kab.Takalar.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah salah satu fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya jauh lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

mudah diolah. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan antara lain:
43
Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian, (Cet. I; Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015),h. 63.
34

1. Pedoman observasi

Pedoman observasi merupakan pedoman atau panduan yang akan

mengarahkan peneliti terhadap aspek yang perluh dilakukan. Menurut

Muhammad Arif Tiro bahwa pengamatan sebagai metode pengumpulan data

memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Pengamatan digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara

sistematis.

b. Pengamatan berkaitan dengan masalah, pertanyaan, dan tujuan penelitian yang

telah direncanakan.

c. Hasil pengamatan dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan posisi

umum dan bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang menarik perhatian.44

Berdasarkan kriteria tersebut yang dimaksud pedoman observasi adalah

suatu alat atau teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data melalui pengataman yang sistematis.

Pedoman observasi ini dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan yang

tujuannya adalah mengumpulkan data dengan menanyakan sendiri kepada objek

yang sedang diteliti seperti observasi dilakukan dilingkungan sekolah dan

lingkungan orang tua peserta didik.

2. Pedoman wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatkan keterangan-keterangan dengan lisan melalui tatap muka dan

bercakap-cakap dengan orang-orang yang dapat memberikan keterangan terhadap

44
Muhammad Arif Tiro, Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Survei (Cet. I; Makassar:
Andira Publisher, 2011), h. 140
35

suatu permasalahan.45 Pedoman wawancara digunakan untuk mengumpulkan

informasi dengan menggunakan tanya jawab antara peneliti dan responden.

Pedoman wawancara ini digunakan kepada guru, orang tua peserta didik, peserta

didik di SMP Negeri 3 galesong utara kabupaten Takalar

Teknik wawancara digunakan untuk menemukan data tentang permasalahan

secara lebih terbuka, pihak informan diminta jawaban terhadap pertanyaan-

pertanyaan yang menyangkut masalah penelitian sedangkan peneliti

mendengarkan dan mencatat apa yang dikemukakan oleh responden. Oleh karena

itu peneliti menyiapkan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan penelitian ini. Serta

menyiapkan alat-alat seperti: HP untuk merekam responden, kertas untuk

mencatat hasil wawancara.

3. Pedoman dokumentasi

Pedoman dokumentasi adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data-data. Dokumentasi penelitian digunakan untuk mengumpulkan data dari

sumber-sumber non-insani (bukan manusia). Hal ini dokumen berfungsi pula

sebagai sumber data karena dengan dokumen tersebut dapat dimanfaatkan untuk

membuktikan, menafsirkan, dan meramalkan tentang suatu peristiwa. Adapun

dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu dokumen-dokumen yang

diambil di SMP Negeri 3 galesong utara kabupaten Takalar. Dokumen tersebut

dijadikan objek penelitian yang meliputi keadaan sekolah, keadaan guru, keadaan

peserta didik, keadaan orang tua peserta didik dan serta foto-foto.

G. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data

45
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitaif dan R & D (Cet. X; Bandung: Alfabeta,
2010), h.149.
36

Sesuai dengan kerakterisktik penelitian kualitatif maka analisis data

dilakukan selama proses berlangsungnya penelitian. Dan penelitian ini diperoleh

dari hasil wawancara, pengamatan atau observasi, dokumentasi dan tringulasi.

Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data yang

diperoleh kedalam sebuah kategori, menjabarkan data ke dalam unit-unit,

menganalisis data yang penting, menyusun atau menyajikan data sesuai dengan

masalah penelitian dalam bentuk laporan dan membuat kesimpulan agar mudah

dipahami ada empat macam kegiatan dalam analisis kualitatif sebagai berikut:

1. Pengumpulan data (Data Collection)

Pengumpulan data adalah sebagai prosedur mengumpulkan, mengukur, dan

menganalisis wawasan yang akurat untuk penelitian menggunakan teknik standar

yang valid. Seseorang peneliti dapat mengevaluasi hipotesis penelitian mereka

berdasarkan data yang dikumpulkan. Dalam banyak kasus, pengumpulan data

adalah langka utama dan paling penting untuk penelitian, terlepas dari bidang

penelitian. Pengumpulan data berbeda untuk berbagai bidang studi, tergantung

pada informasi yang diperlukan.46

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Meruduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang

masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau

orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan penelitian

46
Metode Penelitian diakses di internet https://Penelitian.com/metode-pengumpulan-
data/pada hari Senin tanggal 12 April 2021, pukul 01.57.
37

akan berkembang, sehingga dapat meruduksi data-data yang memiliki nilai

temuan dan pengembangan teori yang signifikan.47

3. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan usaha merangkai informasi yang terorganisir

dalam upaya menggambarkan kesimpulan dan mengambil tindakan. Sebagaimana

reduksi data, kreasi dan penggunan display juga bukan merupakan sesuatu yang

terpisah dari analisis, akan tetapi merupakan bagian dari analisis. Dengan

demikian, sajian/tampilan data (display data) merupakn upaya penelitian untuk

mendapatkan gambaran dan penafsiran dari data yang telah diperoleh serta

hubungan dengan fokus penelitian yang dilaksanakan.48

4. Kesimpulan atau verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)

Analisis data kualitatif menurut Miles dan Hurbeman adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apa bila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

tidak karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan
47
Endang widi winarni,, Teori Dan Praktik Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, PTK,R
Dan D, (Jakarta, Bumi Aksara, 2018), h.173.
48
Samsu, Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed
Methods, serta Research & Development, (Jambi: Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan, 2017),
h. 106.
38

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih

remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa

hubungan kausul atau interaktif, hipotesis atau teori.49

H. Pengujian Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk mengetahui

kreadibilitas data yang dikumpulkan selama penelitian. Teknik yang digunakan

untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini adalah triangulasi data.

Triangulasi data yaitu teknik yang lebih mengutamakan efektifitas hasil

penelitian.50

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek

data yang telah diperoleh dari lapangan penelitian melalui beberapa sumber.

Artinya untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik

yang sama. Adapun sumber yang dimaksud meliputi, guru pendidikan agama,

peserta didik dan orang tua peserta didik.

Data yang diperoleh dari sumber tersebut dideskripsikan mana pandangan

yang sama atau spesifik dan mana pandangan yang berbeda. Data yang telah

dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dan selanjutnya


49
Prof. Dr. Endang widi winarni,M.Pd op.cit.,h. 174.
50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2016), 274.

Guru
39

diminta kesepakatan dari sumber tersebut. Untuk memperjelas penggunaan

triangulasi sumber dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Wawancara
mendalam Peserta
Didik

Orang Tua
Peserta
Didik

Gambar 1: Triangulasi Sumber

2. Triangulasi tehnik

Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji kredibilitas data dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Misalnya data

diperoleh dengan wawancara lalu dicek dengan observasi atau dokumentasi. Jika

teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka

peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan

atau yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar sehingga dapat

disimpulkan kembali untuk memperoleh data akhir autentik sesuai dengan

masalah yang ada dalam penelitian ini. Triangulasi teknik dilakukan jika data atau

informan peneliti diragukan kebenarannya. Triangulasi teknik digunakan baik

lokasi penelitian maupun di luar lokasi penelitian. Secara sederhana, triangulasi

teknik alam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
40

Observasi

Sumber
Wawancara
Data

Dokumentasi

Gambar 2: Triagulasi Tehnik

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan

wawancara dan observasi dalam waktu dan situasi yang berbeda untuk

menghasilkan data yang valid sesuai dengan masalah yang ada dalam penelitian. 51

Waktu sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul dengan teknik

wawancara dipagi hari pada saat narasumber masih segar akan memberikan data

yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian

kredibiltas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan

wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan secara berulang-

ulang sehingga ditemukan kepastian datanya.

Dari ketiga teknik pengujian keabsahan data yang telah dikemukakan di

atas, peneliti menggunakan triangulasi teknik yaitu membandingkan data hasil

observasi dengan hasil wawancara lalu ditarik sebuah kesimpulan.

51
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitaif dan R & D (Cet. X; Bandung: Alfabeta,
2010), h. 373.
41

BAB IV

HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 3 Galesong Utara

Pada tahun 2010, telah didirikan sekolah sekolah menengah pertama yang

bernama SMP Negeri 3 Galesong utara akan dibangun di taipanaorang akan

tetapi pembangunan sekolah terkendala pada akses jalan, sehingga sekolah yang

dibangun dipindahkan ke tempat yang akses jalan yang bagus yang berdekatan

dengan jalan raya dengan menggunakan dana dari APBN pusat. SMP Negeri 3

Galesong Utara berdiri pada tanggal 17 juli 2010. Pembangunan gedung sekolah

tahun 2009 tepatnya di Passallangang Desa Bontosunggu Kabupten Takalar.

Pada saat itu pertama kalinya menerima siswa sebanyak 3 kelas. Kemudian

SMP Negeri 3 Galesong Utara dinahkodai oleh Bapak Bambang S.Pd. Selama 3

bulan dengan jumlah guru 12 orang dengan jumlah siswa sebanyak 75 orang.

Kemudian terjadi pergantian Pada tahun yang sama atau tepatnya pada tahun 2010
42

Bapak Bambang digantikan oleh Bapak Drs. Amirullah selama 2 tahun yaitu

tahun 2010 s/d 2012 dengan jumlah siswa lebih 200 orang. Kemudian Pada 10

oktober 2012 Bapak Drs. Amirullah diganti oleh Bapak Rauf S.Pd dengan jumlah

siswa 312 orang.Semasa kepemimpinan Bapak Rauf S.Pd pembangunan sekolah

mulai berkembang dengan sangat pesat mulai dari segi prestasi dan insptratuktur.

Kemudian pada tahun 2018, Bapak Rauf S.Pd diganti oleh Hj. Nuraeni S.Pd

dengan melaksanakan kurikulum 2013 dengan pelajaran prioritas pendidika

Agama dan pengembangan IPTEK.

SMP Negeri 3 Galesong Utara memiliki luas tanah 60 M 2 dengan luas

bangunan 30 M2 dan luas pekarangan 30 M2 dan dapat diketahui bahwa SMP

Negeri 3 Galesong Utara telah mengalami beberapa pergantian kepala sekolah.

1. Identitas sekolah

Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Galesong Utara

Tipe sekolah :B

Alamat Sekolah : Jl. Pendidikan No.1 Galesong Utara

Kecamatan : Galesong Utara

Kota / Kabupaten : Takalar

Provinsi : Sulawesi Selatan

Status Sekolah : Negeri

Nilai Akreditasi Sekolah :B

Tabel 4.1
Data siswa
43

Jumlah
Siswa SMP Negeri 3 Galesong
Siswa
No Utara

1 Kelas VII 75 Siswa

2 Kelas VIII 67Siswa

3 Kelas IX 63 Siswa

Jumlah Keseluruhan 205 Siswa

2. Keadaan Guru dan Pegawai SMP Negeri 3 Galesong Utara

Tabel 4.2

Keadaan Guru dan Pegawai SMP Negeri 3 Galesong Utara

No Urt. Nama/NIP L/P Guru Bid Study


Hj. ST. Rostina.H,S.Pd
1 P Kepala Sekolah
196512311986032130
H.Basri .S.Pd.,MM
2 L Bahasa indonesia
19690805 199103 1013
Misnawati, S.Pd/
3 P PKN
19641017 198512 2 003
Nur Priyanto, S.Pd
4 L IPA
19661123 199103 1 012
Dra. Nurfaeda, S.Pd
5 P Matematika
19661231 199512 2 010
Hj. Gusnawatya, S.Pd
6 P IPS
197201221999032005
Syahkir, S.Pd
7 L Matematika
197507052003121011
Zainal Kaharuddin,
8 S.Pd,.M.Kes L Penjas
19820605 200604
Asma, S.Pd
9 P Bahasa Inggris
19790521 200903 2 003
44

Andi Jusmawati, SP.d


10 P Bahasa Inggris
19861020 200901 2 002
Marwati, S.Pd
11 P IPS
19700505 201001 2 003
Sirajuddin, S.Pd
12 L IPS
19830713 201001 1 026
Alhudaya, S.Pd
13 L IPS
19831204 200604 2 010
Sarbini. S.Pd
14 L BK
19690101 199303 1 025
Murniati, S.Pd
15 P Seni Budaya
19700916 201001 2 005
Muhammad Risyah S.Pd
16 L IPA
19810612201001 1 028
Ratnawati, S.Pd
17 P Bahasa Inggris
199503292019032019
18 Hartati, S.Pd P Prakarya

19 Herna, S.Si P Prakarya


20 Salma. S.Pd P Prakarya

21 St. Salmah. S Pd P PAI

22 Suhkadiningsih, S.Pd P PKN

23 Saprilwadi, S.Pd L IPS

24 Paturugi Parawangsa, S.Pd L Prakarya

25 Sahariah, S.Pd P Matematika

26 Kasmawati, S. Pdi P PAI

27 Sulasmi, S.Pd P Bahasa Indonesia

28 Salmiah, S.Pd P Bahasa Indonesia

29 Irnayanti, S.Pd P PAI

30 Hasriani,S.Pd P PAI

31 Nurwahidah,S.Pd P Bahasa Indonesia

32 Usman, S.Pd L Prakarya

33 Fahri.B, S.Pd L Penjas


45

Pegawai

1 Samsuardi, S.Sos L

2 Masriati, SE P
3 Lisnawati, SE P

4 Rahmawati, SE P

5 Nurlinah.S.SOS P

6 Muhammad Syakri L

7 Muh.Abrianto Putra L

8 Nurinsani P

9 Muh .Alamsyah Arsyad,SE L

Kepala sekolah, guru dan staf yang ada di SMP Negeri 3 Galesong Utara

memegang peranan yag amat sangat penting dalam mengawal seluruh proses

pembelajaran dan pendidikan bagi peserta didik, tenaga pendidik (Guru) yang ada

di SMP Negeri 3 Galesong Utara sangat memadai dan mewakili profesionalisme

guru. Tenaga pendidik ini terdiri dari guru tetap dari Dinas Pendidikan Kab.

Takalar. Selain itu, terdapat guru tidak tetap (Honorer). Sedangkan jenjang

pendidikan yang ditempuh oleh pendidik SMP Negeri 3 Galesong Utara yaitu S1

dan S2.

3. Keadaan Siswa SMP Negeri 3 Galesong Utara

Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di

sekolah. Sejak pertama dibuka SMP Negeri 3 Galesong Utara telah menerima

serangkaian berbagai ras dan suku yang semuanya beragama islam, siswa (peserta

didik) adalah faktor pendidikan yang sangat penting karena tanpa peseta didik
46

pendidikan tidak akan berlangsung. Sebagian siswa ada yang menjalankan tata

tertib dengan baik dan ada juga yang sebagian tidak pedulikan tata tertib yang ada

terutama kedisiplinan. Padahal tata tertib itu sendiri merupakan hal yang sangat

penting untuk dipatuhi agar tidak menimbulkan perilaku-perilaku yang

menyimpang dan juga bisa menjadikan kita manusia yang selalu taat.

4. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 3 Galesong Utara

a. Tanah Pesantren SMP Putri Yatama Mandiri

Luas Tanah Seluruhnya : 60.000M2

b. Penggunaan Tanah

Penggunaan Tanah SMP Negeri 3 Galesong Utara

Luas tanah keseluruhan 60.000M2

Bangunan Hak Milik Pemerintah

Lapangan Olahraga Hak Milik Pemerintah

Dipakai lainnya -

Belum digunakan -

c. Jumlah dan Kondisi Bangunan serta Ruangan SMP Negeri 3

Galesong Utara

N Ruang Permanen Semi Permanen Darurat

o Bai Rusa Rusa Bai Rusak Rusa Bai Rusak Rusa


47

k k
k Ringa Ringa k
k Ringa k Bera k
Berat n n Berat
n t

1 Ruang Kelas 9

2 Ruang Kepala 1

3 Ruang Guru 1

4 Ruang TU 1

5 Laboratorium 1

6 Perpustakaan 1

Ruang
7 1
Keterampilan

8 Ruang Kesenian 1

9 Ruang BP/BK 1

10 Ruang UKS 1

11 Ruang Aula 1

Masjid/
12 1
Mushollah

13 Rumah Dinas 1

14 Kantin 1

15 WC Guru 2

16 WC Siswa 8

d. Kondisi Meja SMP Negeri 3 Galesong Utara


48

Meubelair SMP Negeri 3 Galesong Kondisi


No Jumlah
Utara Baik Rusak

1 Meja Murid 330

2 Kursi Murid 330

3 Bangku Murid 330

4 Papan Tulis 9

5 Meja Guru 12

6 Kursi Guru 12

7 Lemari Guru 6

8 Meubelair Perpustakaan 1

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa status kepemilikan tanah SMP Negeri 3

Galesong Utara adalah seluruhnya milik negara dengan luas area seluruhnya

60.000 M2. Dalam dunia pendidikan pelaksanaan jenis dsn jenjang pendidikan

tergantung pada sarana dan prasarana guna mencapai keberhasilan proses belajar

mengajar disekolah.

5. Visi dan Misi SMP Negeri 3 Galesong Utara

a. Visi

Unggul dalam ilmu iptek berdasarkan imtaq berbudi pekerti luhur demi

terwujudunya pendidikan yang bermutu dan profesionalisme

b. Misi
49

1. Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang profesionalisme adil dan

berimbang di lingkungan sekolah.

2. Mewujudkan keluaran pendidikan yang bermutu dan menghasilkan

prestasi akademik dan non akademik

3. Mewujudkan siswa- siswi mandiri dan bertanggungjawab meraih prestasi

terbaik.

4. Mewujudkan perilaku siswa berbudi pekerti luhur didasari imtaq.

5. Tujuan Sekolah SMP Negeri 3 Galesong Utara

a. Semua kelas melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif pada semua

mata pelajaran

b. Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar dikelas berbasis

pendidikan budaya dan karakter bangsa dan kewiraushaan

c. Terpenuhnya perangkat pelajaran untuk semua mata pelajaran dengan

mempertimbangkan pengembangan nilai religius dan budi pekerti

d. Terwujudnya budaya sekolah yang kondusif untuk mencapai tujuan

pendidikan antara lain: gemar membaca, kerjasama, saling menghargai,

disiplin, jujur, kerja keras, kreatif dan inovatif.

e. Terwujudnya peningkatan prestasi dibidang akademik dan non akademik.

B. Faktor Penyebab Kurangnya peran orang tua dalam meningkatkan

motivasi belajar peserta didik bidang studi pelajaran pendidikan Agama

Islam kelas VIII A SMP Negeri 3 Galesong Utara Kabupaten Takalar

Peran orang tua seharusnya adalah sebagai orang pertama dalam

meletakkan dasar-dasar pendidikan terhadap peserta didik. Pada pelaksanaannya


50

keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama, Karena dalam

keluargalah manusia dilahirkan. Berikut adalah hasil wawancara dengan orang tua

peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 3 Galesong Utara Kabupaten Takalar:

1. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Ambo Dg.Nai orang tua dari

sunarto mengenai bagaimana peran orang tua terhadap peningkatan motivasi

belajar peserta didik hingga diperoleh jawaban “saya sudah memperhatikan

kegiatan belajar peserta didik dirumah dalam bentuk kata-kata atau nasehat,

tapi kesibukan saya bekerja sebagai nelayan, sehingga saya merasa masih

kurang memberikan perhatian terhadap proses belajar anak saya.52

2. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Hamaruddin orang tua dari

zulkifli mengenai bagaimana peran orang tua terhadap peningkatan motivasi

belajar peserta didik hingga dapat diperoleh jawaban “saya sebagai orang

tua dalam memotivasi belajar anak saya mempunyai kewajiban dalam

membimbing anak agar mampu mempunyai prestasi yang baik disekolah.

Saya berusaha meluangkan waktu saya untuk anak saya dan mengawasi dan

memberikan nasihat untuk belajar.53

3. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan bapak

Saparuddin orang tua dari Reski Ramdani mengenai bagaimana peran orang

tua terhadap peningkatan motivasi belajar peserta didik hingga didapat

jawaban bahwa “dalam memotivasi belajar anak, Syukur Alhamdulillah

52
Wawancara dengan bapak Ambo Dg.Nai, 28 Maret 2022
53
Wawancara dengan bapak hamaruddin , 28 Maret 2022
51

saya sudah memberikan yang terbaik, akan tetapi dalam memenuhi

kebutuhan belajar anak saya masih kurang.54

4. Berdasarkan hasil wawancara yang dillakukan peneliti dengan ibu Mantasia

Dg.Sakking orang tua dari wahyudin mengenai bagaimana peran orang tua

terhadap peningkatan motivasi belajar peserta didik hingga didapat jawaban

bahwa “saya sudah memotivasi anak dengan selalu memperhatikan proses

belajar anak saya dan selalu mengingatkan ketika waktunya belajar, tetapi

terkadang anak saya lebih suka main game dari pada belajar.55

5. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan bapak Jufri

dg. tagang orang tua dari Nurul Awaliyah mengenai bagaimana peran orang

tua terhadap peningkatan motivasi belajar peserta didik hingga didapat

jawaban bahwa “ saya sebagai orang tua sudah memberikan motivasi seperti

memberikan nasehat dan pembiayaan. Tetapi karena kesibukan dalam

pekerjaan saya sebagai nelayan sehingga saya kurang memperhatikan

perkembangan belajar anak saya.56

Berdasarkan hasil wawancara bahwa faktor penyebab kurangnya peran

orang tua terhadap peningkatan motivasi belajar disebabkan oleh faktor pekerjaan

yang diperkuat dengan hasil observasi peneliti bahwa orang tua yang dimaksud

diatas yang berprofesi sebagai nelayan yang diperkuat berdasarkan dokumentasi

peneliti.

Dari hasil wawancara dan observasi maka dapat disimpulkan bahwa faktor

penyebab kurangnya peran orang tua dipengaruhi oleh faktor:


54
Wawancara dengan bapak Saparuddin, 29 Maret 2022
55
Wawancara dengan ibu Mantasia dg.sakking , 29 maret 2022
56
Wawancara dengan bapak jufri dg.tagang 30 maret 2022
52

a. Kesibukan orang tua akan pekerjaan

Dalam arti luas pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia.

Dalam arti sempit istilah pekerjaan adalah suatu yang dilakukan oleh manusia

untuk tujuan tertentu yang dilakukan dengan tujuan yang baik dan benar. Manusia

perluh bekerja untuk mempertahankan hidupnya.

Pekerjaan yang dimaksud orang tua tersebut adalah pekerjaan sebagai

nelayan yang berdasarkan hasil observasi bahwa orang tua yang berprofesi

sebagai nelayan yang diatas dapat dibuktikan dengan hasil observasi peneliti

berprofesi sebagai nelayan, yang berangkat mulai dari jam 5 subuh dan bahkan

ada yang pulang sampai jam 7 malam. Jadi waktu untuk bersama keluarga atau

peserta didik masih kurang, orang tua bahkan tidak sama sekali memberikan

motivasi kepada anaknya, sama halnya memberi jarak kedekatan diantara orang

tua dan anak sehingga hal tersebut bisa saja menjadi faktor yang menyebabkan

anak kurang semangat dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan penyataan peserta didik sunarto

mengatakan bahwa motvasi belajar yang diberikan orang tua yang saya rasakan

masih kurang karna kesibukan orang tua akan pekerjaan. Jadi, motivasi yang

diberikan oleh orang tua kepada peserta didik masih kurang.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan orang tua

peserta didik diketahui perkembangan belajar peserta didik sudah cukup baik,

orang tua sudah cukup berperan dalam peningkatan motivasi belajar peserta

didik. Bentuk motivasi yang mereka berikan hanya pada pembiayaan dan kata-

kata dorongan belajar atau nasehat, tetapi keseharian anak masih kurang
53

mendapatkan perhatian kerena sibuk dengan pekerjaan mereka. Fasilitas yang

orang tua berikan masih kurang memadai atau masih kurang layak, selain itu

anak masih kurang mendapatkan kontrol terhadap waktu belajar.

Menurut peneliti peran orang tua terhadap peningkatan motivasi belajar

peserta didik memiliki hubungan yang sangat signifikan atau saling terkait satu

sama lain antara lingkungan keluarga dan motivasi belajar. Salah satu dari peran

orang tua terhadap keberhasilan belajar peserta didik adalah memberikan

perhatian dan motivasi, terutama perhatian pada kegiatan belajar mereka

dirumah. Perhatian orang tua memiki pengaruh pada psikologis yang amat besar

terhadap kegiatan belajar peserta didik. Dengan adanya perhatian dan motivasi

dari orang tua maka peserta didik akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam

belajar.

C. Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

Bidang Studi Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII A SMP Negeri 3

Galesong Utara Kabupaten Takalar

Dari hasil wawancara dan observasi diatas upaya yang musti dilakukan

orang tua agar motivasi belajar peserta didik meningkat antara lain:

1. Membuat Jadwal belajar, pembuatan jadwal belajar ini berguna untuk

mengatur jadwal belajar peserta didik agar peserta didik tau apa yang perluh

diselesaikan dan waktu yang tersedia untuk melakukannya sehingga proses


54

belajar terjalan dengan baik. Jadi pembuatan jadwal belajar ini sangat

berguna mengatur waktu belajar peserta didik.

2. Pemberian hadiah diberikan kepada peserta didik digunakan orang tua

kepada peserta didik jika berhasil melakukan kegiatan. Misalnya peserta

didik mendapatkan peringkat dikelas atau menang olimpiade disekolahnya,

maka bentuk hadiah yang diberikan orang tua biasanya bentuk benda.

Dengan begitu peserta didik akan selalu termotivasi dan selalu giat dalam

belajar. Jadi pemberian hadiah ini berguna untuk meningkatkan motivasi

belajar peserta didik sehingga potensi yang dimilikinya berkembang dengan

baik.

Jadi, peran orang tua terhadap peningkatan motivasi belajar begitu

penting. Orang tua cerdas akan membuat anaknya menjadi cerdas. Ruang lingkup

keluarga yang baik akan membuat anaknya menjadi baik. Karena guru pertama

bagi seorang anak adalah orang tua.


55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian peneliti, dapat disimpulkan dan dipahami

bahwa peran orang tua terhadap peningkatan motivasi belajar peserta didik belum

bisa dikatakan baik karena motivasi hanya pada pembiayaan dan kata-kata

dorongan belajar atau nasehat. Sedangkan keseharian peserta didik masih kurang

mendapatkan perhatian dari orang tua. Maka, orang tua diharapkan mampu

memperhatikan peserta didik yaitu dengan cara menjadi panutan, cerminan atau

contoh untuk peserta didik, menjadi fasilitator dan motivator peserta didik. Bentuk

motivasi yang harus diberikan kepada peserta didik yaitu dengan cara

membuatkan jadwal belajar dirumah, pemberian hadiah, dan pemberian

penghargaan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, untuk meningkatkan motivasi belajar

peserta didik peneliti memberikan sumbangan saran untuk orang tua peserta didik

antara lain:
56

1. Bagi orang tua hendaknya lebih memperhatikan pendidikan anaknya dengan

cara memberikan dorongan kepada anak agar untuk terus belajar sehingga

anak ini bisa mencapai cita-cita yang mereka inginkan.

2. Meninngkatkan peran orang tua untuk lebih maksimal lagi agar dapat

membimbing dan mengarahkan anak untuk lebih giat dan semangat dalam

belajar.Orang tua hendaknya selalu berperan penting dalam memberikan

motivasi karena pemberian motivasi ini mampu mendorong belajar anak

lebih baik lagi serta terpenuhinya kebutuhan belajar yang lebih memadai.
57

F. Kepustakaan

Al-Qur’an Al-Karim.

A Musri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian


Gabungan, Jakarta: Kencana, 2014.
Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan ,Jakarta: Kencana, 2012.
Ahmad susanto, Pendidikan Anak usia dini, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2017.
Ania susanti (Dkk), Kiat-kiat Orang Tua Tangguh Menjadikan Anak Disiplin Dan
Bahagia, Jurnal Tunas Siliwangi, 2018.
Arif Budi siswanto, “Peran Orang tua terhadap akhlak Anak dalam perspektif
Islam Di Desa Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung
Utara”, Lampung, STAIN Jurai Siwo Metro, 2018.
Departemen Agama RI , Al Quran dan Terjemahannya, Bandung, Syamsil Quran,

2007.

Diana Sari, “Peran Orang Tua dalam Memotivasi Belajar Siswa,” Jurnal
bimbingan dan Konseling Indonesia: Teori dan Aplikasi, 2015.
Dina Novita (dkk), Peran Orang Tua Dalam MeningkatkanPerkembangan Anak
Usia Dini Di Desa Air Pinang Kecamatan Simeulue Timur, Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiah, 1 Agustus 2016.
Dr.Ahdar Djamaluddin, S.Ag., Sos., M.Pd.i, 2019, Dr.Wardana, M.Pd.i, Belajar
Dan Pembelajaran 4 Pilar Peningkatan Kompetensi Padagogis, (Jakarta,
CV.Kaaffah Learning Center.
Dr. Puput Saeful Rahmat, M.Pd, Perkembangan Peserta Didik, (Cet.1. Jakarta,
Bumi Aksara, 2018.
58

Drs.A. Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986,
hal 25
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010.
H. Fuad Ihsan, 2005, Dasar-dasar pendidikan, Jakarta, PT Rineka Cipta Siti
Maim unawati dan Muhammad Alif, 2020, Peran Guru dan Orang
tua ,Metode dan Media Pembelajaran: Strategi KBM di Masa Pandemi
Covid-19 ,Serang, 3M Media Karya.
Hendra Surya, 2010, Rahasia Membuat Anak Cerdas Dan Manusia Unggul,
Jakarta,PT Elex Media Komputindo
Haris Herdiansyah,Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai
Instrumen Penggalian Data Kualitatif, Jakarta Rajawali Press, 2013.
Idi warsah, Pendidikan Islam dalam keluarga ,Palembang , Tunas Gemilang
Press, 2020.
Karwono, Mularsih Heni, Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber
Ros Dara, “Peran Orangtua dalam Memotivasi Anak untuk belajar di SD
GMIH Tosoa”, (Jawa Tengah: Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga,
2017.
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, Jakarta: Rajawali Press, 2011.
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta, Lentera hati, 2003.

M Djunaedin Ghony, At. All, Metodologi Penelitian Kualitatif, Depok: Ar-Ruzz


Media, 2016.
Melita Sari, “Peran Orangtua dalam Memotivasi Belajar Anak di Dusun III
Srimulyo Timur Kampung Sinar Banten Kecamatan Bekri”, Lampung :
STAIN Jurai Siwo Metro, 2017.
Metode Penelitian diakses di internet https://Penelitian.com/metode-
pengumpulan-data/pada hari Senin tanggal 12 April 2021, pukul 01.57.
Muhammad Arif Tiro, Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Survei ,Cet. I;
Makassar: Andira Publisher, 2011.

Prof. Dr. Endang widi winarni,M.Pd, 2018, Teori Dan Praktik Penelitian
Kuantitatif Dan Kualitatif, PTK,R Dan D, (Jakarta, Bumi Aksara.
Pengertian Pekerjaan diakses di internet https ://id.scribd. com/doc/250348421/
PEKERJAAN-adalah , pada hari senin tanggal 14 februari 2022, pukul
13.00
59

Rukaeshi A Moelani, At. All, 2016, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Cet. II;
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ramlah,S.Ag, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 3 Galesong Utara,
“Wawancara”,di Ruangguru SMP Negeri 3 Galesong Utara, tanggal 24
Januari 2022.
Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015.
Samsu, Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif,
Mixed Methods, serta Research & Development, Jambi: Pusat Studi Agama
dan Kemasyarakatan, 2017.
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar mengajar, Depok, PT Rajagrafindo
Persada, 2018.
Singgih D.Gunarsa, psikologi Perkembangan,Jakarta, PT BPK Gunung Mulia,
1981.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta, 2013.
Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 1.
Yandry Pangappong, Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor
Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa Janan Ilir Samarinda Seberang,
Jurnal Ilmu Pemerintah, Samarinda, Copyright, 2015.

Anda mungkin juga menyukai