SKRIPSI
MUFLIHUN RAMADHAN
NIM: 05220190102
i
ii
KATA PENGANTAR
tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad saw., beserta segenap keluarga,
sebagai insan akademis, sehingga dengan ikhlas skripsi ini disusun agar dapat
yang berimplikasi pada penulis sebagai manusia biasa. Karena itu, berbagai upaya
lagi belum dapat dibenahi sebagaimana mestinya. Karena itulah, penulis merasa
berutang budi kepada semua pihak yang telah berusaha membantu dalam proses
kontribusi yang tiada batas hingga peneliti dapat beridiri di atas kaki sendiri. Oleh
karena itu, pancaran bahagia dan penghargaan serta ucapan terima kasih yang
dalam, saya peruntukkan kepada Ayahanda dan ibunda sebagai sosok wanita yang
iii
tidak hanya melahirkan penulis, tetapi juga sebagai guru informal dan menjadi
jenjang perguruan tinggi pada Program Strata Satu (S1) UMI Makassar.
Ayahanda dan Bundaku berdua sebagai sosok orang tua yang sangat berjasa, telah
mengajarkan banyak untaian mutiara kaum bijak diantaranya “al-Adab Asasu al-
Najah”.
Selain itu, juga masih terdapat sosok pribadi yang tidak kalah
SE., MS., berserta para Wakil Rektor I, II, III, dan IV tempat penulis menuntut
ilmu pengetahuan.
2. Dekan Fakultas Agama UMI Makassar Dr. H. Andi Bunyamin, M. Pd., dan
para Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Agama serta segenap staf Fakultas
3. Dr. HM. Akil, M. Hum dan Dr. H. Abbas Alimayo, Lc., MA, selaku
iv
5. Rekan-rakan dan semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan identitasnya
satu persatu, yang telah memberikan dukungan moril maupun materil selama
perjalanan studi hingga perampungan karya tulis ini. Kepada mereka, penulis
MUFLIHUN RAMADHAN
NIM: 0522019012
v
DAFTAR ISI
vi
5. Riwayat hidup …………………………………………….. 91
ABSTRAK
vii
diharapkan berimplikasi pada kegiatan ekonomi yang mengarah pada
pembangunan dan pengembangan ekonomi masyarakat.
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Mariolo yang dipimpin oleh KH. Syam Amir Yunus, SQ., adalah Pondok
walaupun pada akhirnya akan berujung pada tiga fungsi utama, yakni pertama,
sebagai lembaga yang mencetak Sumber Daya Manusia (human resource), dan
kampus II terletak di Jl. Inspeksi Kanal Pampang Makassar, kampus III terletak di
Kabupaten Gowa. Jika dilihat dari perkembangan ekonomi yang dimiliki PPTQ
al-Imam ‘Ashim Makassar ini, secara ekonomi tentu dapat dikatakan mengalami
1
Suhartini, Problem Kelembagaan Pengembangan Ekonomi Pesantren”, dalam
Perpustakaan Pesantren, “Manajemen Pesantren”. (Yogyakarta: LKIS, 2009), h. 233.
2
perdagangan secara mikro pun terbatas. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
pelaku ekonomi dan “Halal Mart” lebih fokus pada perlengkapan santri. Selain
pembinaan ekonomi bagi santri dan masyarakat sekitar selaku pelaku ekonomi.
Kekurangan inilah kemudian tampak usaha “Butik” dan “Halal Mart” di Tidung
signifikan. Sebaliknya, untuk perkembangan dan kemajuan kedua usaha PPTQ al-
santri yang berawal dari Kampus I Tidung Mariolo pindah ke Kampus II seiring
daya manusia yang patut ditingkatkan tidak hanya pada materi pembelajaran pada
Selain itu, juga PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar sebagai pondok yang
juga terlibat dalam proses perubahan sosial (social change) di tengah perubahan
yang terjadi.3 Di samping itu juga, PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar selain
tengah digalakkan oleh pondok PPTQ al-Imam ‘Ashim selama ini, yakni (1)
sentra dan unit usaha yang berdaya saing tinggi di dalam kompleks yang berbasis
nilai Islam (terbangun Halal Mart); dan (3) mengembangkan jaringan ekonomi
distribusi, pertukangan dan jasa. Kemampuan dalam konteks ini tentu tertuju pada
2
Abd. Halim dan R. Suhartini, Manajemen Pesantren. (Yogyakarta; Pustaka Pesantren,
2005), h. 233.
Achmad Faozan, “Pondok Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi”, Jurnal Studi Islam
3
para santri agar nantinya para santri tersebut setelah berada kembali di lingkungan
masyarakatnya dapat menjadi panutan baik dalam bidang ekonomi produktif atau
hafidz Qur’an penjaga wahyu Ilahi yang selain mempunyai kemampuan dalam
Usaha pemberdayaan kegiatan ekonomi pesantren, karena bukan hanya tugas dan
institusi atau organisasi lokal seperti pondok pesantren yang ada di tengah-tengah
4
Nuhfil Hanani, “Peranan Kelembagaan dalam Pengembangan Agribisnis”, Pamator,
Volume 2 Nomor 1. 2005.
5
ini posisi pesantren hanya bisa dipahami sebagai tempat pengajaran dan
ke tengah masyarakat. Oleh karena itu, timbul suatu sudut pandang yang
agama dan keulamaan (al-Qur'an). Ada perspektif unik bahkan aneh jika PPTQ al-
Imam ‘Ashim yang merupakan pesantren yang selama ini membina santri tahfidz
dan sebagainya. Paradigma ini kadang masih kuat bahkan mungkin mendominasi
anggapan bahwa pesantren merupakan lembaga yang pantas dan strategis untuk
calon ulama atau calon hafidz Qur’an yang Hamalatil Qur’an Lafdzan wa
digalakkan Menteri Agama RI., Prof Mukti Ali yang menggulirkan dan
sendiri telah memberikan sebuah solusi, yang salah satu ibarat akan
diberikan Allah swt., sebagaimana ditegaskan dalam QS. Ali Imran (3) : 92
sebagai berikut:
َّى تُ ِنف ُقو ۟ا ِم َّما تُ ِحبُّو َن ۚ َو َما تُ ِنف ُق و ۟ا ِمن َش ْى ٍء فَ ِإ َّن ٱللَّهَ بِ ِۦه
ٰ لَ ْن َتنَالُو ۟ا ٱلْبِ َّر َحت
.يم ِ
ٌ َعل
7
Terjemahnya:
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang
kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.5
Pemberdayaan merupakan salah satu visi misi al-Qur'an yang telah
sehingga menafkahkan sebagian harta baik dalam bentuk zakat, sedekah, maupun
infak termasuk salah satu bentuk pemberdayaan. Pemberdayaan adalah salah satu
bentuk cara, proses dan upaya yang menjadikan pemerataan ekonomi sehingga
tidak bertumpuk hanya pada satu orang, kelompok atau golongan. Demikian pula
menjadi sangat urgen bagi pesantren itu sendiri sebagai upaya untuk
pada pemenuhan kebutuhan pondok bagi santri itu sendiri. Mengeluarkan zakat,
berinfaq, bersedekah dan berwakaf untuk pondok pesantren dan dikelola langsung
menggerakkan zakat, infaq, sedekah dan wakaf. Menurut Muh. Ali Aziz, bahwa
mengutamakan usaha diri sendiri dari orang yang diberdayakan untuk meraih
5
Kementerian Agama RI., al-Qur'an dan Terjemahnya. (Semarang: Toha Putra, 2020),
h. 77
Muh. Ali Aziz, dkk, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi.
6
PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar telah berlangsung sejak tahun 1999, walaupun
kegiatan ekonomi pesantren semakin tampak yang sampai kini telah terbangun
keperluan para santri dan pembina. Lokasi penelitian ini adalah Pondok Pesantren
atau praktek ekonomi mikro umat yakni ekonomi pesantren yang mempunyai
kegiatan usaha (Halal Mart), maka dalam kegiatan ini peneliti menelusuri aktivitas
Makassar.
Dalam tubuh PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar sekarang ini telah terjadi
perubahan paradigma yang berusaha mengubah masa depan pesantren, yang tidak
hanya mampu memproduksi santri menjadi Kiyai, Hafidz, Muballigh, dan ustadz
atau pembaca kitab kuning. Akan tetapi, lebih dari itu dengan perantara jalur
luas, menguasai segala bidang ilmu pengetahuan dan mampu menyatukan ilmu-
ilmu agama dengan ilmu yang berkaitan dengan kehidupan umat, terutama pada
Bertolak dari uraian singkat di atas, maka peneliti tertarik meneliti pada
PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar yang beralamat di Tidung Mariolo dengan judul
ekonomi Islam”. Dari rumusan masalah inilah kemudian lahir beberapa masalah
C. Pengertian Judul
1. Efektivitas
(kuantitas, kualitas, dan waktu atau banyaknya jumlah baik buruknya) yang
“pemberdayaan” yang diambil dari kata “berdaya” yang berarti “daya” yakni
kata “daya” ini diasimilasi dengan mendapatkan awalan “pe” sisipan “m”
7
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Edisi 3, Cet. I;
Jakarta: 2001), h. 284.
8
Ibid., h. 241.
11
berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang benar. Karena kendala
3. Pesantren
pesantren akan menjadi lembaga pendidikan yang otonom, baik dari sistem
9
Ibid., h. 242.
10
Ibid., h. 287.
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategi
11
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial. (Bandung: PT. Revika Aditama, 2005),
h. 57.
12
Zain Irwan dan Hasse, Agama, Pendidikan Islam dan Tanggung Jawab Sosial
Pesantren. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 124.
12
al-Imam ‘Ashim Makassar melalui kegiatan dan usaha pesantren yakni Koperasi
Makassar.
a. Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan komparasi bagi
wawasan keilmuan bagi para pecinta ilmu khususnya bagi ekonom yang
b. Secara praktis, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan
ekonomi umat.
BAB II
14
TINJAUAN PUSTAKA
Pada kajian ini, ada beberapa bahan pustaka dalam bentuk “Skripsi”, yang
penelitian peneliti ini belum pernah diteliti para peneliti sebelumnya. Karena
itulah, peneliti melakukan analisis dan kajian terhadap hasil karya beberapa
(boros), dan ini terjadi bagi sebagian masyarakat ekonomi yang mapan (ekonomi
kebutuhannya sudah tergolong baik, karena telah mengonsumsi sesuai etika dan
Sumber Daya Lokal (Studi pada Pondok Pesantren Daarut Tauhid)”. Tirta dalam
sumber daya manusia yaitu dengan cara pendidikan dan pelatihan bagi ustadz dan
lomba karya ilmiah sehingga dengan sendirinya kualitas sumber daya manusianya
mencetak generasi muda yang dibekali dengan pengetahuan agama saja, tetapi
Sumber Daya Lokal, “Skripsi”, (Banten: UIN Sultan Maulana Hasanuddin, 2017), h. 75.
16
oleh pondok As-Salafiyah dilakukan dengan kegiatan produktif antara lain selain
harga terjangkau.15
Hasil dari kegiatan analisis dan telaah peneliti terhadap beberapa hasil
antara penelitian yang telah dilakukan peneliti terdahulu dengan penelitian ini.
Hasil penelitian sebelumnya kajian mereka terfokus pada dampak negatif perilaku
konsumtif masyarakat yang tergolong kaya dan dampak positif bagi perilaku
dengan masyarakat ekonomi atas (kaya). Selain itu, peneliti kedua memusatkan
pesantren dan ekonomi umat melalui produktifitas berupa cetak kitab kuning
Desa Cicantayan Cisaat Sukabumi. “Skripsi”, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah), 2009, h. 77.
17
orisinalitas dengan indikator bahwa telaah pustaka di atas tidak ada satupun yang
fokus penelitiannya sama dengan fokus penelitian ini. Artinya bahwa penelitian
yang disusun dalam bentuk skripsi ini sebagai tugas perkuliahan bersifat
B. Landasan Teori
1. Pengertian Ekonomi
Pada dasarnya, kata pemberdayaan ini muncul sebagai sebuah ide yang
merupakan suatu proses pribadi dan sosial yakni pembebasan kemampuan pribadi,
scala sebagai sasaran utama, yang menyebabkan terjadinya pengabaian atas peran
Kata “ekonomi” dalam pandangan ahli berasal dari bahasa Yunani yakni
“oicos” yang berarti rumah, tempat tinggal atau lingkungan hidup dan “nomos”
yang berarti aturan, norma-norma atau ilmu. Jadi kata “ekonomi” yang berasal
dari dua suku kata tersebut yakni “oicos” dan “nomos” adalah aturan-aturan atau
tata cara untuk melangsungkan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga,
16
Tim Pekapontren, Potensi Ekonomi Pesantren Indonsia. (Jakarta: Departemen Agama
RI., 2004), h. 27.
18
baik dalam lingkup yang kecil yakni rumah tangga, masyarakat sekitar maupun
mengatur rumah tangga, tempat tinggal atau lingkungan hidup. Artinya bahwa
suku, bangsa, atau organisasi) dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas
yang dihadapkan pada sumber yang terbatas. Menurut Muhammad Al-Assal Fathi
dan Muhammad Abdul Karim, ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-
upaya untuk memperoleh dan mengatur harta dengan efektif dan efisien dari segi
materiil maupun non materiil dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup, baik
17
Abdullah Zaky Al Kaaf, Ekonomi dalam Pespektif Islam. (Bandung: Pustaka Setia,
2002), h. 8.
Muhammad Al-Assal Fathi dan Muhammad Abdul Karim, Sistem, Prinsip, dan Tujuan
18
Economic System, diterjemahkan oleh Monzer Kahf dengan judul “Ekonomi Islam Telaah Analitik
terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam”. (Yogyakarta: Media Insani Press, 1995), h. 2.
19
yang dimaksud adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam mengatur
hidupnya.
dalam Muh. Syafi’i Antonio, menuturkan bahwa “empower” memiliki dua arti,
yakni (1) to give power atau authority to atau memberi kekuasaan, mengalihkan
kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain; (2) to give ability to atau
gaji atau upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk memperoleh
berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang benar. Karena kendala
kegiatan ekonomi harus dilakukan melalui struktural tetapi tetap menjadi nilai-
nilai ajaran Islam (ekonomi syari’ah) sebagai titik tumpuan dalam bertindak.23
suatu keadaan atau kondisi masyarakat baik secara individu maupun berkelompok
dilakukan dalam rangka peningkatan taraf hidup umat Islam. Oleh karena itu,
ekonomi umat khususnya bagi umat yang posisi ekonominya dalam taraf rendah
(ekonomi bawah yang dalam bahasa agama dikenal fakir-miskin), mereka sangat
22
Mardi Yatmo Hutomo. Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi: Tinjauan
Teoretik dan Implementasi. Makalah Seminar Sehari Pemberdayaan Masyarakat yang
diselenggarakan Bappenas, tanggal 06 Maret 2000 di Jakarta. Di akses dari www.bappenas.go.id.
Dikutip pada 10 Januari 2011. hal: 6
Zubaedi. Wacana Pengembangan Ekonomi Algternatif. (Cet. I; Yogyakarta: Ar-Ruzz
23
pemahaman bahwa suatu masyarakat dikatakan berdaya jika memiliki salah satu
ekonomi pribumi Indonesia. Sementara itu umat Islam sendiri merupakan 87%
dari total penduduk. Konsekuensi dari pengertian ini adalah bahwa jika dilakukan
pembangunan nasional yang merata secara vertikal maupun horisontal, maka hal
perekonomian umat itu adalah sektor-sektor yang dikuasai oleh santri. Batasan ini
mempunyai masalah tersendiri, karena sulit membedakan mana yang Islam dan
24
Hotmatua Daulay dan Mulyanto, Membangun SDM dan Kapabilitas Teknologi Umat.
(Bandung: Mizan, 2001), h. 67.
22
mana pula yang abangan. Arti ekonomi umat yang lain adalah badan-badan yang
dibentuk dan dikelola oleh gerakan Islam. Indikator ini mengacu kepada
harkat dan martabat lapisan masyarakat Islam dari kondisi tidak mampu, serta
Sejauh ini masyarakat seputar PPTQ al-Imam ‘Ashim baik pada kampus I,
II, III, dan IV pada umumnya merupakan masyarakat Islam yang masih tergolong
sekitar pusat perkotaan Kota Makassar. Fakta ini menuntut perlunya ada sebuah
yang egaliter secara ekonomi dan sirkulasi kekayaan dapat dinikmati oleh
mendesak sebagaimana dikutip Nanih M dan Agus Ahmad Safei dalam bukunya
pondasi moral masyarakat Islam saat ini yang sudah sangat memprihatinkan.
keadaan umat Islam sudah terlalu jauh tertinggal dalam kemajuan dan penguasaan
IPTEK, yang diperparah dengan orientasi lembaga pendidikan yang ada mulai
dari TK sampai perguruan tinggi lebih berorientasi pada bisnis semata, bahkan
masyarakat sendiri. Karena itulah, diperlukan sebuah strategi dan kebijakan untuk
yang menjadi titik fokus kajian adalah kompeleks pembedayaan ketiga yakni
mengembangkan sistem ekonomi dari umat itu sendiri untuk kepentingan umat.
25
Lihat, Nanih M dan Agus Ahmad Safei. Pengembangan Masyarakat Islam, Dari
Ideologi, Strategi Sampai Tradisi. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 71.
24
umat.
Aspek keadilan ini harus diterjemahkan dalam konsep ekonomi dan secara politis
dapat diterima.
baik dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya
daya yang dimiliki, tentunya dalam menentukan tindakan ke arah yang lebih baik
individu dan masyarakat baik dalam arti perbaikan ekonomi mapun perbaikan
merubah dirinya baik secara individu maupun secara bersama guna memenuhi
menjelaskan kepada manusia bahwa al-Qur’an terus berlaku di mana pun dan
kapan pun sampai akhir zaman. Pemberdayaan merupakan suatu bentuk cara,
proses dan upaya untuk menjadikan pihak lain mempunyai daya atau kekuatan. 26
orang lain karena pemberdayaan itu sendiri mengarustamakan usaha diri sendiri
dengan maslahah. Maslahah adalah segala bentuk keadaan, baik material maupun
Badan Litban dan Diklat Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an. Al-Qur’an dan
26
ْارةً عَن ِ َٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن ٰا َمنُ ْوا اَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم ِبا ْلب
َ اط ِل آِاَّل اَنْ تَ ُك ْو َن تِ َج
َ س ُك ْم ۗ اِنَّ هّٰللا َ َك
ان بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما َ ُض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل تَ ْقتُلُ ْٓوا اَ ْنفٍ تَ َرا
Terjemahnya:
bahwa Allah menjadikan bumi penuh dengan berkah, yakni dapat menerima
ditanami dan dijadikan lahan pertanian, yang hal ini dilakukan-Nya dalam dua
hari yaitu hari Selasa dan hari Rabu, yang bila digabungkan dengan dua hari yang
“dalam empat hari genap. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang
bertanya. (Fushshilat: 10), “Yaitu bagi orang yang mau bertanya tentang hal
menciptakan gunung-gunung yang kokoh di atas bumi agar bumi tidak oleng,
segala sesuatu secara tepat: tidak kurang dan tidak lebih. Rincian tentang
28
Kementerian Agama RI., al-Qur'an dan Terjemahnya. (Semarang: Toha Putra, 2020),
h. 107.
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir, Tafsir Ibnu Katsir., (terjemahan). (Surabaya:
29
penciptaan bumi dan isinya itu adalah keterangan untuk orang-orang yang
bertanya.30
ekonomi adalah terlihat pada pelarangan memakan harta orang lain dengan cara
yang bathil, melainkan dengan jalan berniaga yang tentunya jauh dari hal-hal
bebau riba. Jadi pesantren sebagai salah satu lembaga pendidkan keislaman
ekonomi Islam sehingga Pondok Pesantren dapat menjadi salah satu penggerak
dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang mereka miliki dan berupaya
sesungguhnya tidak sepi dari inovasi yang terus menerus dilakukan. Dan hal ini
juga menandakan bahwa dunia pesantren memiliki respon yang sangat tinggi
30
HM. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah. Jilid 10. (Bandung: Mizan, 2000), h. 231.
28
manusia yang religius dan mandiri. Para santri dididik dan dibina dalam
dapat menjadi panutan baik dalam bidang ekonomi produktif atau sebagai kader-
pesantren fokus terhadap pengembangan unit usaha pesantren yang meliputi unit
koperasi pesantren (Kopontren) dan unit pertokoan seperti “Halal Mart”. Semua
unit usaha bisnis tersebut dipilih sesuai dengan potensi dan letak geografis
unit usaha pondok pesantren, akan tetapi apabila santri telah menyelesaikan
31
Ahmad Faozan, “Pondok Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi”, dalam Jurnal Ibada’.
Vol. 4, No. 1 (Juni, 2019), h. 12.
32
Didin Hafhiduddin, Dakwah Aktual, (Cet. I;Jakarta: Gema Insani, 2018), h. 120.
29
ekonomi umat.
lembaga dalam rangka pengembangan sistem ekonomi dari umat untuk umat atau
modal, fisik, dan alam untuk menghasilkan barang dan jasa yang bisa dipasarkan.
sendiri, wilayah di sekitarnya maupun yang lebih luas dan tidak tertutup
kemungkinan bila diberdayakan dengan benar dan tepat sasaran, akan menjadi
30
gerakan sosial. Pemberdayaan merupakan suatu proses pribadi dan sosial yaitu
menggantungkan pada orang lain kecuali pada Tuhan. Dalam upaya meraih cita-
cita inilah, maka kiyai dan para ustadz menaruh perhatian dalam mengembangkan
watak individual sesuai potensi yang dimiliki santri. Dalam upaya merealisasikan
visi misi dan cita-cita tersebut, pengasuh pesantren menempatkan posisi sebagai
terjalin “silih asuh, silih asah, silih asih.” Para ustadz, para pengurus, santri senior
ekonomi dari pesantren oleh pesantren sendiri dan untuk kepentingan pesantren,
33
M. Dawam Rahardjo, Pergaulan Dunia Pesantren Membangun dari Bawah. (Cet. II;
Jakarta: P3M, 2011), h. 29.
31
penuh potensi yang dimilikinya akan meningkat bukan hanya aspek ekonominya,
tetapi juga harkat, martabat, rasa percaya diri, dan harga dirinya.
ekonomi umat berlangsung secara cepat. Strategi berpusat pada upaya mendorong
umat. Karenanya, tidak heran jika aspek pemberdayaan ekonomi umat menjadi
perkapita persantri.
dan budaya mandiri dalam diri santri yang pada akhirnya yang terjadi adalah
bantuan pihak luar (self need and assistance) untuk memperlancar usaha
mandiri melalui pengadaan teknologi serta sumber yang sesuai bagi kebutuhan
proses pembangunan.
strategi yang dijelaskan diatas, maka konsep kombinasi dan unsur-unsur pokok
dari etika strategi di atas menjadi alternatif terbaik karena secara sistematis
pemberdayaan ekonomi pada pondok pesantren ada empat yakni (1) strategi
Mart dan Indomart” yang notabene pemilik modal besar di sudut-sudut pedesaan
menjadi penyelamat bangsa. Resolusi jihad 1945 yang dikeluarkan para kiyai
modal sosial dan inspirasi umat agar ekonomi masyarakat lokal tidak kalah dan
satu keunggulan (nilai plus) tertentu yang membedakan pesantren satu dengan
ilmu tertentu seperti keunggulan keahlian dalam kajian tahfidz yang mutqin dan
Qira’at al-Qur’an, atau disiplin ilmu agama tertentu, atau bisa juga dalam bentuk
Pertama, usaha ekonomi yang digerakkan oleh kyai dan ibu nyai yang
memang mempunyai jiwa enterpreuner. Usaha milik kyai ini dipergunakan
dalam memperlancar layanan pendidikan pesantren. Kedua, pesantren
yang berhasil membentuk badan usaha ekonomi secara khusus tanpa
mengganggu layanan pendidikan pesantren dan pengelolaan ekonomi yang
dilakukan secara profesional. Ketiga, pesantren yang berhasil membina
usaha masyarakat di sekitar pesantren. Pesantren bersama masyarakat
sekitar berhasil mendapatkan keuntungan ekonomi. Keempat, pesantren
yang masih pada tataran coba-coba usaha dan belum berhasil keuntungan
secara berkelanjutan. Kelima, pesantren yang belum bergerak di bidang
ekonomi dan lebih memfokuskan diri pada layanan tafaquh fiddin dan
membiarkan masyarakat sekitar yang mau dan mampu mengambil manfaat
ekonomi dari keberadaan pesantren.38
fungsinya sebagai pemberdaya social belum diatur lebih lanjut oleh pemerintah,
bergulir di kalangan pesantren. Hal ini merupakan inovasi dan inisiatif pendiri
ekonomi pesantren tidak hanya terbatas pada pesantren secara internal tetapi
moderat, karena system ekonomi Islam memiliki prinsip dasar sebagai berikut:39
sepenuhnya suatu keputusan yang dianggap perlu dalam sebuah negara Islam.
39
Lihat Dian Iskandar Jaelani, Pembedayaan Ekonomi Umat dalam Perspektif Islam
(Sebuah Upaya dan Strategi), (Jakarta: Gramedia Persada, 2021), h. 7-9
37
Kedua, hak terhadap harta. Islam mengakui hak individu untuk memiliki
bahwa kekayaan negara yang dimiliki tidak hanya dinikmati oleh sekelompok
tertentu masyarakat saja. Di samping itu, sangat penting setiap individu dalam
dalam sebuah negara Islam, dan setiap warga negara dijamin untuk memperoleh
utama bagi sebuah negara Islam untuk menjamin setiap warga negara dalam
distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat. Sistem ekonomi Islam juga
38
melarang semua praktek yang merusak dan antisosial yang terdapat dalam
masyarakat, misalnya berjudi, minum arak, riba, pasar gelap, dan penimbunan.
melengkapi satu dengan yang lain, bukannya saling bersaing dan bertentangan
antar mereka. Maka sistem ekonomi Islam mencoba meredakan konflik ini
hasil yang ingin dicapai, dan konsep mengenai tujuan pemberdayaan ini seringkali
didapati konsep baru yang lebih sempit dan spesifik. Pemberdayaan ekonomi
komunis, yang ingin menghapuskan semua hak individu dan menjadikan mereka
seperti budak ekonomi yang dikendalikan oleh negara. Tetapi Islam membenarkan
Qur’an juga yang menjelaskan untuk bekerja keras dan mengajarkan pentingnya
umat Islam untuk bekerja dan memikirkan ekonominya. Di antaranya QS. Al-
kepentingan akhirat [harta kekayaan] yang telah Allah berikan kepadamu, dengan
cara menginfaqkan [sebagian] harta tersebut untuk ketaatan kepada Allah. Dan
jangan kamu lupakan bagian kamu yang berkaitan dengan keduniaan untuk
menjadi amal akhirat.42 Islam mendorong orang untuk bekerja. Hadits yang
berbunyi:
2017), h. 10.
41
Kementerian Agama RI., op. cit., h. 556.
Jalaluddin Muhammad ibn Ahmad Al-Mahalli dan Jalaluddin Muhammad ibn
42
‘Abdurrahman ibn Abi Bakar, Tafsir al-Jalalain. (Semarang: Usaha Keluarga, t.th.,), h. 326.
40
mencari penyelesaian yang tepat dan akurat dalam mengatasi masalah ini secara
pendapat yang menyarankan ke arah itu terlalu mementingkan hak individu dan
menolak keistimewaan hak individu. Oleh karena itu, di sini perlu diterangkan
prinsip dasar berbagai sistem ekonomi yang penting, misalnya sistem ekonomi
kapitalis, sistem ekonomi sosialis, dan sistem ekonomi Islam itu sendiri.
sebagai alternatifnya.
mayoritas (yang bukan pemegang kekuasaan ekonomi). Konsep ini dibangun dari
kerangka logika sebagai berikut: (1) bahwa pemusatan kekuasaan terbangun dari
43
Muhammad Nadzir, Membangun Pemberdayaan Ekonomi Di Pesantren. Dalam Jurnal
Edisi I; Volume VI, 2015., h.40.
41
pusat penguatan faktor produksi; (2) pemusatan kekuasaan faktor produksi akan
sistem hukum, dan ideologi yang manipulatif untuk memperkuat dan legitimasi,
dan (4) kooptasi sistem pengetahuan, system hukum, sistem politik, dan ideologi
tergelincir dalam akhlak dan moralitas yang tercela. Karena suara perut dapat
Dari Anas ra., bahwa Rasulullah saw., bersabda “Kemiskinan itu hamper
menjadi kekafiran” (HR. Abu Na’im).46
umat. Oleh karena itu, Islam membebani manusia (sebagai mukallaf) untuk
berimplikasi pada banyak hal, mulai dari disiplin fiqih. Meskipun ekonomi sendiri
bukan merupakan komponen fiqih dan ikhtiar dalam arti luas disinggung karena
atau hasil yang ingin dicapai, dan konsep mengenai tujuan pemberdayaan ini
ekonomi, maka didapati konsep baru yang lebih sempit dan spesifik.
6. Pondok Pesantren
siswanya semua tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih
dikenal dengan sebutan Kiyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap
santri. Kata pesantren terdiri dari kata "santri" yang ditambahkan imbuhan "pe"
dan akhiran "an". Kata "santri" menurut Tim Pekapontren berasal dari Bahasa
Tamil yang berarti guru mengaji. Sedangkan istilah santri digunakan untuk
43
Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem
kedatangan Islam. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang telah lama
berkembang di negeri ini diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap
suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar agama kepadanya.
Setelah semakin hari semakin banyak santri yang datang, kemudian timbul
inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping rumah Kiyai. Kiyai
saat itu belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat yang didiami oleh
para santri, yang umumnya sangat kecil dan sederhana. Mereka menempati
sebuah gubug atau rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah
kiyai. Semakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula gubug yang
didirikan.
47
Tim Pekapontren. Potensi Ekonomi Pesantren di Indonesia. (Jakarta: Depag RI, 2004),
h. 72.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
kualitatif, yang berarti bahwa data yang dikumpulkan barupa kata-kata, gambar,
dan bukan angka. Dengan demikian laporan penelitian ini akan berisi kutipan-
diperoleh dari hasil pengolahan data secara kualitatif melalui wawancara dan
observasi peneliti terhadap santri dan pembina di Pondok Tahfīzhūl Qur’ān al-
2. Lokasi Penelitian
daam kegiatan atau peristiwa yang ingin diteliti. Penelitian ini berjudul
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Cet. XIII; Jakarta:
48
Sesuai dengan jenis penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang
1. Observasi
hal ini peneliti langsung melakukan analisis terhadap upaya pihak pondok
2. Interviu
‘Ashim Makassar Gurunda Ustadz KH. Syam Amir Yunus, SQ, Alhafidz Ustadz
Ibrahim, SQ., Alhafidz ustadz Harianto, S. Pd. I., Alhafidz Ustadz H. Azhar
Yunus, SQ., M. Pd. I., dan Alhafidz Ustadz H. Hisbullah Huda, SQ., M.Ag.
3. Dokumentasi
46
tata aturan dan tata tertib pesantren. Teknik ini dimaksudkan untuk memperoleh
C. Sumber Data
Dalam penelitian ini data diambil dari dua sumber utama, yakni data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Adapun data yang diambil dan bersumber dari data sekunder dibagi
a) Data yang diambil dari kajian kepustakaan secara konseptual yaitu kajian yang
berkaitan dengan artikel maupun buku yang ditulis oleh ahli dan relevan
pemberdayaan kegiatan ekonomi pesantren seperti dalam kajian ini, baik hasil
Kualitatif”, yaitu suatu metode berpikir yang didasarkan peneliti pada hal-hal
yang bersifat khusus, kemudian diarahkan kepada hal-hal yang bersifat umum.
teks diperluas yang terdiri atas tiga alur kegiatan secara bersamaan, yaitu reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau sering disebut verifikasi data,
maupun data yang diambil dari hasil wawancara dikumpul lalu disaring
48
penelitian ini.
naratif.
kesimpulan.
49
BAB IV
Allah swt., adalah terpeliharanya al-Qur'an melalui fisshudur (hafalan) oleh para
hafidz al-Qur'an dan fisshuthur (tulisan) atau pembukuan. Dari sejarah perjalanan
melalui dua cara yaitu pemeliharaan melalui “fisshudur” dan melalui tulisan
Makassar yang ikut serta dalam pemeliharaan kemurnian dan kesucian al-Qur’an
dalam hal hafalan. Lembaga ini didirikan pada tahun 1999, keberadaan lembaga
ini juga dalam rangka menjawab kekhawatiran akan semakin langkanya penghafal
Sulawesi Selatan, bahkan dari bagian timur Indonesia, termasuk santri dari Papua.
oleh lembaga ini adalah lahirnya para penghafal al-Qur’an yang mempunyai
50
‘Ashim. Dalam usianya yang relatif muda berkat semangat dan kerja keras yang
tidak mengenal lelah oleh seluruh warganya, kini telah menunjukkan diri sebagai
dunia modern dewasa ini yang dimana PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar bercorak
PPTQ al-Imam ‘Ashim bercorak salafiyah dan modern, karena ponpes ini
menggabungkannya, artinya dari segi pembelajaran, ada kaidah yang
mengatakan bahwa mempertahankan tradisi yag lama dan mengambil yang
terbaru namun, pula yang baik-baik saja. Seperti pembelajaran bahasa
Inggris, IPA dan pelajaran yang umum. Dan juga dari segi fisik bangunan,
yang didesain corak modern. Ada unsur salafiyah dan modern.50
Seiring berjalannya waktu, pada tahun ajar 2012 PPTQ al-Imam ‘Ashim
Qur’an al-Imam ‘Ashim Makassar, demi memajukan kualitas santri yang Insya
Allah tidak hanya mampu menghafal al-Qur’an 30 Juz akan tetapi juga mampu
sarana dan prasarana namun tidak akan mengurangi nilai kualitas santri dan guru
49
Sumber data diperoleh dari Kampus II Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an al-Imam
‘Ashim Makassar di Jalan Inspeksi Kanal Tamangapa Kelurahan Bangkala Kecamatan Manggala
Makassar.
50
Alhafidz KH. Syam Amir Yunus, SQ., Pimpinan Pondok Tahfidul Qur’an al-Imam
‘Ashim Makassar, “Wawancara”, di Kampus II Kompleks PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar,
Tanggal 25 Januari 2023.
51
Sumber data diperoleh dari Kampus II Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an al-Imam
‘Ashim Makassar di Jalan Inspeksi Kanal Tamangapa Kelurahan Bangkala Kecamatan Manggala
Makassar.
51
PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar sebagai pelaku ekonomi, sehingga seluruh santri
adalah:
memilki empat bidang yaitu bidang ta’lim (pendidikan), tahfizh, kesantrian, dan
Kepengurusan dari Pondok Pesantren itu sendiri, ada memang tiga bidang
bahkan empat bidang, yaitu kesantrian, tahfizh, ta’lim itu ada beberapa
bagian lagi di bawahnya yakni Madrasah, TPA, dan salafiyah, dan trakhir
bidang bakat dan minat.52
b) Salafiyah adalah tahfizh murni yang tidak sekolah sama sekali, hanya
menghafal saja.
menghafal.
Bidang ta’lim ini ada tiga bagian yakni TPA, Salafiyah, dan MTs. Jadi
Pondok Pesantren ini memang ditangani oleh ta’lim. Ta’lim itu pusatnya. Yang
52
Muh. Akbar Rahman, Pembina pada PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar, “Wawancara”,
di Kampus II Jalan Inspeksi Kanal Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggal Makassar, tanggal
24 Pebruari 2023.
53
pertama salafiyah yakni tahfizh murni, tahfizh yang tidak sekolah sama sekali,
Cuma menghafal saja, kemudian ada tahfizh yang sekolah itu yang dinamakan
Madrasah Tahfizhul Quran, dan kemudian ada TPA (Taman Pendidikan al-
Qur’an).
3. Bidang tahfid adalah bidang tahfiz adalah bidang yang menangani tahfiz
5. Bidang bakat dan minat, yakni memilih santri yang berprestasi untuk ikut
Quran Al-Imam Ashim Makassar yang telah diuraikan, maka dalam penelitian
yang dilakukan oleh peneliti lebih berfokus pada Madrasah Tsnawiyah (MTs)
bidang ilmu-ilmu kegamaan. Potensi yang dimiliki pesantren bukan hanya dari
dimensi sosial dan politik saja, namu juga dari potensi ekonomi yang dimiliki oleh
ekonomi. Baru-baru ini potensi ekonomi yang dimiliki pesantren sudah mulai
jika dilihat dari sisi potensi dan perkembangan pesantren sekarang yang bukan
sekitarnya. Oleh karena itu, fungsi pesantren tidak hanya sebagai pusat
mencetak sumber daya manusia (human resource), tetapi juga diharapkan menjadi
termasuk di bidang ekonomi. Salah satu faktor yang dapat menjadi penggerak
pembangunan ekonomi adalah santri, yakni sebutan bagi seorang yang mengikuti
pendidikan di pesantren.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa peran santri al-Imam ‘Ashim dalam
pemberdayaan ekonomi sangat penting, karena santri yang setiap harinya tidak
55
saja disibukkan dengan berbagai aktivitas belajar atau mengaji, ternyata juga
bahwa “pada pesantren al-Imam ‘Ashim Makassar ini, santrinya dibekali dengan
upaya membekali santri dengan berbagai skill atau setidaknya menyiapkan mental
dan keterampilan para santri supaya kelak ketika keluar dari pesantren sudah bisa
mandiri. Oleh karena itu wajar jika PPTQ al-Imam ‘Ashim berusaha
mengembangkan diri dengan melakukan suatu tindakan nyata (dakwah bil hal)
selanjutnya telah dibangun pula toko berupa “Halal Mart” yang berlokasi di
bahwa:
Alhafidz ustad Ibrahim, SQ., M. Pd. I, Pembina Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an al-
53
Imam ‘Ashim, “Wawancara”, di PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar, Tanggal 23 Januari 2023.
Alhafidz ustad Harianto Hasan, S. Pd. I, Pembina Tahfidz PPTQ al-Imam ‘Ashim,
54
yang mandiri seperti PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar, akan menjadi modal sosial
dan inspirasi pesantren agar ekonomi pesantren secara lokal tidak kalah dengan
pemberdaya sosial belum diatur lebih lanjut, namun berbagai terobosan mulai
dan sekaligus menjadi motor pemberdayaan ekonomi, sehingga tidak lagi terlalu
membekali sejumlah keahlian wirausaha di luar keahlian substansi yang ada pada
sebagai modal untuk terjun di masyarakat kelak. Gurunda al-Hafidz KH. Syam
Dalam era modern, para santri tidak cukup hanya dibekali dengan moral
dan hafalan saja, tapi perlu dilengkapi dengan keahlian yang relevan
57
selama ini terus ditingkatkan di kalangan PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar, kini
telah dapat memberi maslahah baik pada santri dan pesantren maupun terhadap
masyarakat dimana santri dan pesantren itu berada. Berangkat dari kesadaran
bahwa tidak semua santri akan menjadi ulama, maka pesantren PPTQ al-Imam
pengalaman dan keahlian praktis tertentu yang nantinya dijadikan modal untuk
yakni56:
Pertama, usaha ekonomi yang berpusat pada Kiyai sebagai orang yang
Imam ‘Ashim Makassar memiliki unit usaha produktif seperti toko butik dan
koperasi santri. Dari keuntungan usaha-usaha produktif ini, maka PPTQ al-Imam
55
Alhafidz KH. Syam Amir Yunus, SQ., Pimpinan Pondok Tahfidul Qur’an al-Imam
‘Ashim Makassar, “Wawancara”, di Kampus II Kompleks PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar,
Tanggal 25 Januari 2023.
56
Alhafidz ustad Hizbullah Huda, SQ., M. Ag, Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul
Qur’an al-Imam ‘Ashim Makassar, “Wawancara”, di Kampus I PPTQ al-Imam ‘Ashim Tidung
Mariolo Makassar, Tanggal 26 Januari 2023.
58
pesantren dapat ditalangi oleh usaha ekonomi ini. Ketiga, usaha ekonomi untuk
santri dengan memberi keterampilan dan kemampuan bagi santri agar kelak
keterampilan itu dapat dimanfaatkan selepas keluar dari pesantren. PPTQ al-Imam
dengan usaha ekonomi seperti “butik” dan “Koperasi Santri” khusus di Kampus I
mempunyai keterampilan tambahan, dengan harapan menjadi bekal dan alat untuk
dijadikan sampel pesantren dalam jenis ini juga, karena disini santri diajak untuk
bertani, dan berdagang yang tentunya dalam kategori nilai-nilai Syari’at Islam.
Keempat, usaha ekonomi bagi para alumni santri. Pengurus pesantren dengan
melibatkan para alumni santri menggalang sebuah usaha tertentu dengan tujuan
untuk menggagas suatu usaha produktif bagi individu alumni, keuntungan dan
tetap untuk pemberdayaan para alumni santri. Hal ini seperti yang dilakukan oleh
pesantren PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar, usaha alumni yang sampai sekarang
berkembang antara lain usaha air mineral yakni Air SantriTa’, dan beberapa
alumni juga telah membuat usaha perekonomian berupa Café dan Warkop.
fungsinya melayani santri, dapat dilihat dari upayanya dalam melayani santri,
tahfidz semata tetapi juga kepentingan santri terutama dari aspek ekonomi, dan
ekonomi santri inilah sehingga ekonomi santri dapat terbantu melalui subsidi
silang pembayaran (SPP) sehingga orang tua santri yang tingkat ekonominya
berada pada kelas menengah ke bawah dan anaknya ingin menjadi hafidz, tidak
terlalu berat dan menjadi penggerak bagi masyarakat luas untuk semakin cinta dan
muslim pada umumnya. Pada sisi itu, pesantren yang memang berkembang dan
57
Alhafidz ustad H. Azhar Yunus, LC., M. Th.I., Pembina Tahfidz Pesantren Tahfidzul
Qur’an al-Imam ‘Ashim Makassar Kampus I Tidung Mariolo, “Wawancara”, di PPTQ al-Imam
‘Ashim Tidung Mariolo Makassar, Tanggal 21 Januari 2023.
60
yang membuat pesantren PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar sampai saat ini masih
perkotaan sampai pedesaan. Hal ini terindikasi pada banyaknya santri yang masuk
biasanya pesantren selalu menjadi tempat bagi keluarga dekat kiyai, yang bisa
berupa anak, saudara, cucu dan seterusnya atau biasa disebut dzurriyyah kiyai.
Mereka kadang bertumpu secara ekonomis terhadap santri, apakah dalam bentuk
pemberdayaan ekonomi pernah berlaku, namun lambat laun kini tidak lagi
makanan instan dan usaha air galong. Hal ini dikemukakan oleh Ustadz H. Azhar
mengemukakan bahwa “benar santri terlibat dalam usaha pertokoan yakni santri
bergilir menjaga toko baik butik maupun koperasi santri bersamaan dengan
program piket santri, sehingga santri yang piket juga bertugas menjaga butik dan
koperasi santri”.59
menjadi subsidi bagi mereka terutama kepada santri yang berprestasi subsidinya
25% yang berprestasi tingkat Kabupaten, 30% bagi santri yang berprestasi tingkat
Provinsi, dan 35% subsidinya bagi santri yang berprestasi tingkat nasional dalam
berjalan walaupun masih dalam bentuk butik (khusus kelengkapan santri seperti
kebutuhan selingan bagi santri, seperti perlengkapan mandi santri baik sabun,
59
Fadhil Ramadhan, Santri PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar, “Wawancara”, di Tidung
Mariolo Kelurahan Tidung Kecamatan Rappocini Makassar, Tanggal 2 Pebruari 2023.
60
Alhafidz KH. Syam Amir Yunus, SQ., Pimpinan Pondok Tahfidul Qur’an al-Imam
‘Ashim Makassar, “Wawancara”, di Kampus II Kompleks PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar,
Tanggal 25 Januari 2023.
M. Raihan Adiputra Andar, Santri PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar, “Wawancara”, di
61
Tidung Mariolo Kelurahan Tidung Kecamatan Rappocini Makassar, Tanggal 2 Pebruari 2023.
62
dengan baik dan berkembang dengan melibatkan santri sebagai upaya membina
PPTQ al-Imam ‘Ashim yang awalnya berupa Butik lalu ditambah lagi dengan
Koperasi Santri (Kampus I), sedangkan Kampus II Antang telah dibangun sebuah
Kanting, Halal Mart, dan Elektronik Media. Adapun indikasi alumninya antara
lain ada alumni yang telah membuka wirausaha seperti “usaha warkop, usaha air
mineral Air Santrita’, usaha peternakan seperti ayam potong dan ayam petelur,
dan Cafe”.
dan membumikan al-Qur'an melalui tahsin dan tahfidz. PPTQ al-Imam ‘Ashim
Islam. Jadi secara umum pesantren dan khususnya PPTQ al-Imam ‘Ashim
dikelola oleh pihak pondok pesantren dengan melibatkan santri baik pada aktivitas
bahwa:
dapat dilihat dari berbagai aspek, diantaranya status kelembagaan, tata pamong,
pembelajaran umum dan kitab klasik lainnya serta diversifikasi usaha ekonomi,
dan bernegara.
Alhafidz KH. Syam Amir Yunus, SQ., Pimpinan Pondok Tahfidul Qur’an al-Imam
62
telah muncul variasi sikap sekaligus bentuk dan warna kelembagaan dengan
adanya keterlibatan donator tetap dalam ikut andil bagian dalam pengembangan
ekonomi yang biasa dilakukan cenderung mengalir apa adanya. Hal ini bisa
termasuk tipe pesantren yang memiliki sikap kerjasama dengan pihak donator
pakaian jadi seperti pakaian santri, makanan jadi seperti mie instan dan termasuk
sebagai lembaga pendidikan Islam yang sangat dipengaruhi oleh tuntutan ajaran
Islam, maka dalam hal aktivitas perekonomian pesantren pun doktrin keagamaan
yang dapat menjadi sumbangsih dalam penelitian yang dilakukan peneliti tentang
adanya ajaran agama terhadap perilaku ekonomi, sehingga dapat diterapkan juga
ditemukan bahwa santri setiap harinya tidak hanya disibukkan dengan berbagai
kegiatan dan aktivitas belajar, mengaji dan menghafal, tetapi juga ternyata
membekali para santri dengan skill atau paling tidak menyiapkan mental dan
kterampilan para santri agar kelak setelah tamat dan selesai di PPTQ al-Imam
‘Ashim Makassar ini tidak hanya berharap untuk mengabdi sebagai pegawai
bahwa:
Alhafidz ustad Harianto Hasan, S. Pd. I, Pembina Tahfidz PPTQ al-Imam ‘Ashim,
63
Imam ‘Ashim, “Wawancara”, di PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar, Tanggal 23 Januari 2023.
66
disebut sebagai need assessment. Analisis kebutuhan semacam ini perlu dilakukan
agar yang dipasarkan itu benar-benar menjadi sebuah kebutuhan sasaran. Oleh
karena itu, peneliti menemukan bahwa tahap awal yang dilakukan oleh pesantren
ditawarkan akan segera diperoleh nilai timbale balik. Setelah itu kemudian baru
dukungan SDM yang bisa dan mampu menjadi agen bagi pengembangan
kegiatan evaluasi kijerja untuk mengetahui ada tidaknya suatu kemajuan yang
kemudahan serta perlindungan usaha yang telah diperankan secara aktif oleh
warga pesantren.
67
Menurut al-Hafidz KH. Syam Amir Yunus, SQ., selaku pendiri dan
santinya memerlukan suaka atau perlindungan dalam lingkup yang tidak terlalu
menyediakan seluruh kebutuhan para santri oleh penerima amanah pengelola unit
“butik dan koperasi santri”, seperti dalam bidang produk barang dan makanan
Alhafidz KH. Syam Amir Yunus, SQ., Pimpinan Pondok Tahfidul Qur’an al-Imam
65
Imam ‘Ashim, “Wawancara”, di PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar, Tanggal 23 Januari 2023.
Alhafidz ustad Harianto Hasan, S. Pd. I, Pembina Tahfidz PPTQ al-Imam ‘Ashim,
67
kebutuhan dan keperluan keseharian santri. Dalam mengelola unit usaha pondok
pesantren al-Imam ‘Ashim Makassar ini tentu tidak lepas dari campur tangan para
santri beserta para ustadnya. Dalam hal ini membantu mengembangkan unit usaha
Makassar.
berlatar keagamaan (Islam), yang didalamnya terdiri atas Kiyai, Ustad dan
Ustadzah sebagai pelaksana ekonomi sekaligus pengawas dan pembina bagi santri
nilai ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan dapat terpatri pada setiap santri
Data yang diperoleh dari hasil penelitian melalui kegiatan observasi dan
para ustadz, badal, santri dan warga PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar, tidak
kewajiban. Disadari oleh pemikiran para pengelola dan pendiri pondok pesantren
yang melihat akan kebutuhan para pembina, badal, serta seluruh warga pondok
termasuk santri dalam melakukan kegiatan simpan pinjam yang sesuai dengan
mendirikan unit usaha berupa “baitul mal wat Tanwil, Mini Market (Halal Mart)”,
bagus dan berjalan sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Ustad Ibrahim, SQ., M.
pesantren dalam perspektif Islam oleh Ustad Harianto Hasan, S. Pd. I., bahwa:
Alhafidz ustad Ibrahim, SQ., M. Pd. I, Pembina Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an al-
68
Imam ‘Ashim, “Wawancara”, di PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar, Tanggal 23 Januari 2023.
70
Makassar ini tergolong efektif dan searah dengan muamalah syari’ah (ekonomi
Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu
keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan
dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa
Allah Mahakaya, Maha Terpuji (Q.S. Al-Baqarah: 267).
Ayat di atas mengindikasikan tentang salah satu landasan pijakan
Alhafidz ustad Harianto Hasan, S. Pd. I, Pembina Tahfidz PPTQ al-Imam ‘Ashim,
69
digunakan istilah perdagangan (tijarah), jual beli (alba’iy), untung rugi (alrabih
terutama dalam hal utang piutang. Demikian juga perintah untuk menggunakan
takaran atau standar dalam perdagangan yang kesemuanya itu menjadi dasar akan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa:
73
usaha yang dimiliki PPTQ al-Imam ‘Ashim yang awalnya berupa Butik
lalu ditambah lagi dengan Koperasi Santri (Kampus I), sedangkan Kampus
Media. Adapun indikasi alumninya antara lain ada alumni yang telah
Santrita’, usaha peternakan seperti ayam potong dan ayam petelur, dan
Cafe”.
B. Saran-saran
dipaparkan dan diuraikan pada bab sebelumnya, maka pada sub bab ini peneliti
menyarankan agar:
74
1. Hasil peneliti dalam bentuk skripsi ini dapat dimanfaatkan dan dijadikan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Kaim
Antonio, Muh. Syafi’iy, 2001. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta:
Gema Insani Press.
Assal Fathi, Muhammad dan Muhammad Abdul Karim, 2009. Sistem, Prinsip,
dan Tujuan Ekonomi Islam. Cet. I; Surabaya: Pustaka Setia.
Aziz, Muh. Ali., dkk, 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi
Metodologi. Yogyakarta: LkiS Pelangi Nusantara.
Basit, Abdul. 2009. Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As-
Salafiyah Desa Cicantayan Cisaat Sukabumi. “Skripsi”, Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah.
Irwan, Zain dan Hasse, 2008. Agama, Pendidikan Islam dan Tanggung Jawab
Sosial Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
76
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir, 2018, Tafsir Ibnu Katsir., (terjemahan).
Surabaya: Pustaka Imam Syafi’i.
Kaaf, Abdullah Zaky, 2000. Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Cet. II; Bandung:
Mizan.
Kaaf, Abdullah Zaky, 2002. Ekonomi dalam Pespektif Islam. Bandung: Pustaka
Setia.
M. Nanih dan Agus Ahmad Safei. 2001. Pengembangan Masyarakat Islam, Dari
Ideologi, Strategi Sampai Tradisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rahardjo, 2011. Pergaulan Dunia Pesantren Membangun dari Bawah. Cet. II;
Jakarta: P3M.
Muhammad ibn ‘Abdurrahman ibn Abi Bakar, t.th., Tafsir al-Jalalain. Semarang:
Usaha Keluarga.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
3, Cet. I; Jakarta: 2001.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
78
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Foto: Tampak Depan Halal Mart PPTQ Al-Imam ‘Ashim Makassar, 2023
79
Foto: Bersama KH. Syam Amir Yunus, SQ (al-Hafidz) Pimpinan PPTQ al-
Imam ‘Ashim Makassar
80
Foto: Peneliti saat wawancara salah seorang santri yang sedang bertugas
di Mini Mart Pesantren
82
INSTRUMEN PENELITIAN
Pedoman ini berisi daftar pertanyaan yang telah memuat tema-tema dan alur
pembicaraan sebagai pedoman untuk mengontrol. Pedoman ini digunakan sebagai
perlengkapan penelitian yang dilakukan peneliti terkait dengan “Efektivitas
Pemberdayaan Kegiatan Ekonomi Islam dalam Mengembangkan Pondok
Pesantren di Makassar (Studi Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an al-Imam
‘Ashim)” dengan penelitian kualitatif. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
peneliti dalam menyusun pedoman wawancara adalah menyusun butir-butir
pertanyaan, minimal terdiri atas komponen variabel, subvariabel (pokok masalah),
Dan membuat butir-butir pertanyaan berdasarkan indikator (rincian masalah),
sehingga dimungkinkan memperoleh informasi yang dibutuhkan.
I. Jadwal Wawancara
1) Hari/tanggal :
2) Waktu mulai dan selesai :
II. Identitas Informan
1) Nama :
2) Jenis Kelamin :
3) Usia :
4) Jabatan :
5) Pendidikan Terakhir :
III. Pertanyaan Penelitian
Jawab : Ada empat (4) yakni (1) bidang Ta’lim, (2) bidang tahfidz, (3) bidang
kesantrian, dan (4) bidang keorganisasian.
3. Bagaimana pemberdayaan kegiatan ekonomi pesantren di PPTQ al-Imam
‘Ashim Makassar ?
Jawab: Pondok memberdayakan santri melalui kegiatan wirausaha seperti
bergiliran menjaga mart, koperasi santri, butik dan usaha lain yang
dikembangkan bersama di PPTQ al-Imam ‘Ashim Makassar.
RIWAYAT HIDUP
PENULIS