Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi menjadi

tantangan serius bagi dunia pendidikan yaitu fungsi membimbing,

mengarahkan untuk membentuk perilaku dari anak-anak terhadap

perkembangan perilaku yang dipengaruhi oleh kemajuan dan teknologi

tersebut. Apabila padaera globalisasi tidak ada upaya untuk mengantisipasi

maka manusia dapat terlarut dan hanyut di dalamnya.Berkaitan dengan hal

tersebut perubahan yang cepat mengharuskan adanya berbagi upaya terhadap

anak agar mereka mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi,

mengakumulasi dan mengakomodasi dan mewarnai arus globalisasi.

Pelanggaran-pelanggaran nilai moral yang yang dilakukan anak sekarang ini

dipandang sebagai perwujudan \rendahnya disiplin dan tanggung jawab diri

pada anak.

Menyikapi fenomena global seperti itu, maka penanaman nilai-nilai

keagamaan dalam jiwa anak secara dini sangat dibutuhkan.Sebab hubungan

itu, keluarga diharapkan sebagai lembaga sosial yang paling dasar untuk

mewujudkan pembangunan kualitas manusia dalam lembaga ketahanan untuk

mewujudkan masyarakat yang bermoral dan berakhlak.Pranata keluarga

merupakan titik awal keberangkatan sekaligus sebagai modal awal perjalanan

hidup mereka.1

1
Syahrin Harahap, Konsep dan Implementasi Pemberdayaan, (Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogyakarta, 2003), h 29

1
2

Berdasarkan hal tersebut, disinilah peran dan tanggung jawab orang

tua sangat dibutuhkan dalam membantu pendidikan MDTA dalam

memberikan pendidikan pada anak dalam pembinaan mental positif serta

melatih tanggung jawab dan sikap disiplin pada anak melalui kegiatan didikan

subuh yang dipandang dapat melatih mental positif anak, melatih anak

bertanggung jawab serta disiplin.

lingkungan pendidikan keluarga merupakan lingkungan pendidikan

yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama anak

mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang

utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah didalam keluarga,

sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah di dalam

keluarga2.

Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak

dasar bagi pendidikan anak dan pandangan keagamaan.Dijelaskan

bahwadimana, sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua

orangtuanya3.Sehubungan dengan ini didikan subuh sangat berperan penting

dalam pembentukan karakter anak untuk menjadikan generasi yang

bertanggung jawab, berani, dan disiplin.

Hal ini sejalan dengan Firman Allah sebagai berikut:

      


       
       
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
2
Hasbullah, Ilmu Dasar Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2000), h. 38
3
http:// pendidikan-islam-bagi-anak diakses pada tanggal 2 Agustus 2017
3

dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan


tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(Q.S. At-Tahrim: 6).4

Menjaga diri artinya setiap orang harus dapat melakukan

selfeducationdan melakukan pendidikan terhadap keluarganya untuk mentaati

Allah SWT dan Rasul-Nya. Jadi sesuatu yang mustahil dalam pandangan

Islam bila seseorang yang tidak berhasil mendidik dirinya sendiri akan dapat

melakukan pendidikan terhadap orang lain.

Ketika anak semakin bertambah usianya dan membutuhkan

perkembangan potensi yang lebih, tidak semua orang tua mampu memberikan

pendidikan terhadap anaknya. Didikan subuh berperan aktif dan berfungsi

sebagai sarana dalam mebentuk mental positif dan mengasah serta berfungsi

untuk membentuk pribadi muslim, serta merupakan usaha fungsional yang

praktis yang dilaksanakan pada waktu subuh demi terciptanya pribadi muslim

sejati5.

Ini berarti bahwa pendidikan anak melalui didikan subuh memegang

peranan penting karena merupakan pendidkan awal yang diterima anak setelah

keluarga.

Berdasarkan hal tersebut, dengan demikian diharapkan pelaksanaan

didikan subuh akan memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan, sesuai

4
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV.
Alwaah, 1993), h. 951
5
Biro Binsos Sekretariat Sekda Sumatera Barat, Pedoman Penyelenggaraan Didikan
Subuh, (Padang: 2012), h.1
4

dengan tujuan didikan subuh yaitu: mengembangkan serta mengerahkan bakat

anak kepada yang bernuansa islami6

Inti pendidikan agama sesungguhnya adalah penanaman iman kedalam

jiwa anak, dan untuk pelaksanaan hal itu secara maksimal hanya dapat

dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga.Disinilah orang tua berperan

dalam membimbing dan mengarahkan anak-anak mereka untuk lebih

mendalami makna keimanan sesuai dengan agama yang dianutnya.

Bagaimanapun sederhananya pendidikan agama yang diberikan dirumah,

ituakan bergunabagi anak.

Berdasarkan hal tersebut, peranan pendidikan agama memainkan

peranan pokok yang sepatutnya dijalankan oleh setiap keluarga terhadap

anggota-anggotanya. Lembaga-lambaga seperti lembaga agama, lembaga

sekolah, mungkin dapat membantu orang tua dalam tindakan pendidikan, akan

tetapi tidak berarti dapat menggantikannya, kecuali dalam keadaan-keadaan

luar biasa.7

Bekal pendidikan agama yang diperoleh anak dari lingkungan

keluargaakan memberinya kemampuan untuk mengambil haluan di tengah-

tengah kemajuan yang demikian pesat. Didikan subuh menjawab hal itu

dengan berbagai fungsi sebagai mana dijelaskan: Pertama, membentuk pribadi

muslim sejati, Kedua, melatih dan membiasakan anak, generasi muda,orang

tua (keluarga) bangun sebelum masuk waktu subuh untuk melaksanakan

6
Yulius Said, Tuntunan Praktis Pelatihan Didikan Subuh TPQ/MDA se Sumbar, Tahun
2013, h.27
7
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikology dan Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 33
5

shalat subuh berjamaah di masjid, mushalla, atau surau. Ketiga, Ta’mirul

masjid (meramaikan masjid, ke empat, mengembangkan serta mengarahkan

bakat anak kepada yang bernuansa islami. Kelima, melatih dan memupuk rasa

percaya diri, keberanian, keterampilan, dan kebersamaan pada anak, ke enam,

membentuk dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan anak, ketujuh, memupuk

rasa ukhwah islamiyah anak.8

Berdasarkan fungsi didikan subuh yang terkemuka diatas maka dapat

disimpulkan, bahwa didikan subuh merupakan salah satu sumber dari segala

perkembangan anak. Anak akan menjadi apa nantinya kelak, didikan subuh

berperan besar dalam membentuk mental positif dalam jiwa anak untuk

mengembangkan bakat, sikap islami dan akhlak anak.

Didikan subuh mempunyai peran besar dalam menanamkan sikap

religi yang besar pada anak, sebab sangat percuma bila anak beragama

diluarnya saja tapi dalam hati anak tidak menanamkan jiwa beragama. Maka

sikap agama sangat penting untuk ditanamkan pada anak., salah satunya

adalah dengan usaha melaksanakan didikan subuh sekali sepekan untuk

mewujudkan cita-cita mulia didikan subuh, yaitu terwujudnya generasi

rabbani sebagaimana yang dirancang dalam tujuan dilaksanakannya didikan

subuh yaitu:

1. Menanamkan aqidah islamiyah sedini mungkin

2. Melatih dan membina ibadah, antara lain seperti membiasakan praktek

shalat subuh tepat waktu, serta ibadah lainnya

3. Pembinaan akhlak secara terus menerus, long life education.


8
Yulius Said, Materi Pelatihan Guru TPQ/MDTA se-Sumbar (Padang: 2013) h. 10
6

4. Menumbuhkan, mengembangkan dan membina bakat anak antara lain

seperti praktek dan karya nyata untuk melatih dan belajar tampil di depan

umum baik sebagai pembawa acara maupun sebagai pengisi acara lainnya

5. Membantu menimbulkan kesadaran berkeluarga, baik kakak maupun

orantuanya untuk ikut shalat berjamaan bersama di masjid khususnya

shalat subuh.9

6. Melatih sikap bertanggung jawab dan disiplin serta keberanian dan

kesungguhan.10

Namun pada kenyataanya, sebagaimana yang penulis temukan di

lapangan belum ada aplikasi yang sesuai dengan teori serta apa yang

diharapkan dan dimaksudkan dari tujuan didikan subuh belum penulis

temukan dilapangan. Berdasarkan observasi awal penulis di MDTA tersebut

pada tanggal 15 Oktober 2017 penulis belum menemukan tercapainya

harapan dan tujuan dari diadakannya didikan subuh, hal ini terlihat dari

praktek pelaksanaan didikan subuh di MDTA Al-Munawwarah Sinapa Piliang

Kecamatan lubuk Sikarah Kota Solok.

Berdasarkan hal tersebut, penulis termotivasi untuk melakukan

penelitian ilmiah dan menuangkannya kedalam skripsi yang berjudul: “Studi

Kasus Penyelenggaraan Didikan Subuh Di MDTA Al-Munawwarah

Sinapa Piliang Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok”

B. Identifikasi Masalah

9
Biro Binsos Kantor Gubernur KHD Tingkat I Sumatera Barat, Tuntunan Praktis Didikan
Subuh, (Bidang Penerangan Agama Islam Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Sumatera
Barat, Sumatera Barat, 2000), h.2
10
www.dididkan-subuh-republika-online.com, 01 Juni 2017
7

Sebagai penunjang pendidikan agama Islam melalui melalui didikan

subuh di MDTA Al-Munawwarah Sinapa Piliang Kecamatan Lubuk Sikarah

Kota Solok dapat ditemukan berbagai masalah. Masalah-masalah tersebut

dapat di identifikasi sebagai berikut:

1. Peserta didikan subuh belum melaksanakan shalat subuh bejamaah di

masjid tempat pelaksanaan didikan subuh

2. Belum berkembangnya bakat peserta didik melalui kegiatan didikan subuh

3. Kenyataan di lapangan bahwa peserta didik belum lagi disiplin dalam

melaksanakan didikan subuh

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalahdi atas, maka permasalahan penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana pelaksanaan didikan subuh di

MDTA Al-Munawwarah Sinapa Piliang Kecamatan Lubuk Sikarah Kota

Solok.

D. Batasan Masalah

Berdasarkan keterbatasan waktu penelitian, maka peneliti membatasi

pada:

1. Pelaksanaan didikan subuh di MDTA Al-Munawwarah Sinapa Piliang

Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok

2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan didikan subuh di MDTA Al-

Munawwarah Sinapa Piliang Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok.

E. Tujuan Penelitian
8

Tujuan penelitian ini untuk medeskripsikan tentang:

1. Pelaksanaan didikan subuh di MDTA Al-Munawwarah Sinapa Piliang

Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok.

2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan didikan subuh

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penulisan ini bermanfaat untuk proses pelaksanaan didikan subuh

di MDTA Al-Munawwarah Sinapa Piliang Kecamatan Lubuk Sikarah

Kota Solok.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, dapat membantu memberikan pengalaman dan wawasan

agar dapat memberikan dorongan peserta didik dalam pelaksanaan

didikan subuh demi tercapainya tujuan akhir didikan subuh itu sendiri

b. Bagi MDTA Al-Munawarah bermanfaat sebagai tolak ukur dalam

meningkatkan dan perbaikan usaha-usaha yang dilakukan untuk

memperbaiki mutu pendidikan melalui kegiatan didikan subuh ke

depannya.

G. Penjelasan Judul

Memudahkan pemahan tentang judul dalam penelitian ini, maka

penulis akan mengemukakan defenisi dari beberapa istilah yang ada, yaitu:

Penyelenggaraan adalah:
9

Didikan subuh adalah merupakan suatu usaha pendidikan islam yang

fungsional dan praktis pada waktu subuh dengan mengambil masjid atau

mushalla sebagai pusat kegiatan untuk membina pribadi muslim sejati.

H. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan berisikan Latar Belakang masalah, Identifikasi

Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Penjelasan Judul, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Landasan Teoritis berisikan tentang teori-teori yang menjadi

acuan dalam penelitian yaitu tentang peranan orang tua, didikan subuh

mencakup pengertian, tujuan dan sasaran didikan subuh, prinsip

penyelenggara didikan subuh, tahap didikan subuh, serta kurikulum didikan

subuh.

BAB III berisikan tentang Metododologi Penelitian, Jenis Penelitian,

Lokasi Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa

Data, Teknik keabsahan Data.

Anda mungkin juga menyukai