GEOPOLITIK
Disusun Oleh:
SUPARDI
Dosen Pembina:
YULI MASNI, SH, MH
Segala puji dan rasa syukur kami sampaikan dan hanya milik Allah SWT.
Karena dengan rahmat dan karunia-NYA lah kami bisa menyelesaikan tugas
makalah ini, serta shalawat dan salam kami minta kepada Allah SWT semoga di
hadiahkan kepada nabi junjungan kita Muhammad SAW yang menjadi
suritauladan bagi kita semua. Semoga dengan selalu bersalawat kepadanya kita
nanti mendapat syafaatnya di padang ma’syar kelak amin-amin YaRabbal’alamin.
Selanjutnya kami pemakalah mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan pemahaman dan tuntutan kapada kami
sebagai pamakalah serta waktu yang telah di tentukan untuk menyelesaikan tugas
dari makalah kami ini. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kami yang
merangkainya dan bagi kita semuanya dalam melakukan perkuliahan kita ini.
Akhir kata, kami menyadari masih banyak terjadi kesalahan dalam
penyusunan dan perangkaian makalah ini, maka dari pada itu, kami
mengharapkan kritikan dan saran yang konstruktif dan inovatif demi meraih yang
lebih baik dari apa yang kami sajikan ini dan perbaikan untuk masa yang akan
mendatang.
Solok, 17 Desember 2013
Penulis
SUPARDI
NPM: 131000488201041
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep dan Unsur Geopolitik .............................................. 3
B. Peranan-peranan Geopolitik.................................................. 4
C. Pandangan Para Pemikir Politik Terhadap Geopolitik ......... 4
D. Perkembangan Geopolitik .................................................... 5
E. Konsep Wilayah Sebagai Ruang Hidup................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dan unsur geopolitik ?
2. Apa peranan-peranan geopolitik?
3. Bagaimana pandangan para pemikir politik terhadap geopolitik ?
4. Bagaimana perkembangan geopolitik ?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan geopolitik itu
sendiri?
2. Untuk pandangan para pemikir politik mengenai geopolitik ?
3. Untuk mengetahui perkembangan geopolitik?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
(negara tetangga) memiliki pengaruh yang besar terhadap penyelenggaraan
suatu negara.
B. Peranan-Peranan Geopolitik.
1. Berusaha menghubungkan kekuasaan negara dengan potensi alam yang
tersedia.
2. Menghubungkan kebijaksanaan suatu pemerintahan dengan situasi dan
kondisi alam.
3. Menentukan bentuk dan corak politik luar dan dalam negeri.
4. Menggariskan pokok-pokok haluan negara, misalnya pembangunan.
5. Berusaha untuk meningkatkan posisi dan kedudukan suatu negara
berdasarkan teori negara sebagai organisme, dan teori-teori geopolitik
lainnya.
6. Membenarkan tindakan-tindakan ekspansi yang dijalankan oleh suatu
negara.
4
3. Karl Haushover (1869 – 1946)
Teori Pan Regional, empat kawasan benua : untuk menjadi jaya,
bangsa harus mampu menguasai benua- benua di dunia yang dibagi atas
empat kawasan benua dan masing- masing dimpimpin satu bangsa (Pan
Amerika, Asia Timur, Rusia India, Eropa Afrika).
4. Sir Halford Mackinder (1861-1947)
Teori Daerah Jantung (wawasan benua) : bila ingin menguasai
dunia, suatu bangsa harus menguasai daerah jantung dan untuk itu
diperlukan kekuatan darat yang memadai. Daerah jantung terdiri dari :
Rusia, Siberia, Sebagian Mongolia, Daerah bulan sabit dalam (eropa barat,
eropa selatan, timur tengah, asia selatan, asia timur) dan Bulan sabit luar
(afrika, australia, amerika, benua baru)
5. Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred T. Mahan (1840-1914)
Teori Kekuatan Maritim: ”Siapa yang menguasai laut akan
menguasai perdagangan/kekayaan dunia dan akhirnya akan menguasai
dunia. Oleh karena itu ia harus memiliki armada laut yang kuat. Laut
untuk kehidupan dan sumber daya banyak di laut, oleh karena itu harus
dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya.
6. Giulio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1989-1936)
Bahwa kekuatan udara mampu beroperasi hingga garis belakang
lawan serta kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara.
7. Nicholas J. Spijkman (1893-1943)
Teori Daerah Batas : penguasaan daerah jantung harus ada akses ke
laut dan hendaknya menguasai pantai sepanjang Eurasia.
5
digunakan untuk menjelaskan fenomena sistem dunia yang bipolar tersebut
dan bagaimana kedua negara besar tersebut menyebarkan pengaruhnya satu
sama lain. Runtuhnya tembok Berlin dan jatuhnya Uni Sovyet menandai
berakhirnya kontes ideologi antar kedua negara tersebut. Hal tersebut
menyisakan Amerika Serikat menjadi pemenang tunggal dalam kontes
tersebut. Tak salah kemudian jika Fukuyama menyatakan berkhirnya Perang
Dingin merupakan The End of History yaitu era ketika kontes ideologi
liberalisme dan komunisme berakhir dan menyisakan liberalisme sebagai
ideologi yang lebih baik.
Berakhirnya Perang Dingin tak hanya menyisakan liberalisme sebagai
ideologi tunggal, namun juga mengubah tatanan dunia yang semua bipolar
menjadi multipolar. Hal ini dibuktikan dengan munculnya kekuatan-kekuatan
baru seperti Jepang, Cina, dan Uni Eropa yang nantinya diprediksi akan
mampu mengimbangi kekuatan Amerika Serikat. Tidak hanya itu, pada tahun
1990an saat Perang Dingin berakhir terjadi Perang Teluk yang melibatkan Irak
dan koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Pasca Perang
Teluk ini menurut Presiden Amerika Serikat George W. Bush disebut sebagai
era new world order. Era new world order ini yang juga merupakan era
berakhirnya abad ke-20 tak lagi diwarnai konflik-konflik perebutan wilayah
atau pengaruh antar superpowers. Selain karena era new world order ini hanya
menyisakan Amerika Serikat sebagai the only superpowers, menurut Samuel
P. Huntington dalam thesisnya yang terkenal yaitu “The Clash of
Civilizations”, konflik-konflik masa depan tidak lagi merupakan konflik
ideologi atau konflik ekonomi melainkan konflik antar peradaban. Lebih
lanjut Huntington menyatakan bahwa “Nation states will remain the most
powerful actors in world affairs, but the principal conflicts of global politics
will occur between nations and groups of different civilization”
Geopolitik terkadang dipahami sebagai suatu ilmu yang mempelajari
keterkaitan antara kondisi geografis suatu negara dan perumusan kebijakan
luar negerinya, berdasarkan definisi ini dapat dikatakan bahwa kajian
geopolitik sudah lagi tak relevan mengingat sekarang ini banyak bermunculan
6
aktor-aktor non-negara atau non-state actor dan juga isu-isu yang berkembang
tak lagi menyangkut high-politics saja melainkan juga low-politics. Tetapi
kalau geopolitik dipahami sebagai suatu ilmu yang berhubungan dengan
pandangan komprehensif mengenai peta politik dunia, dapat dikatakan bahwa
kajian geopolitik masih relevan. Kalau dalam era abad ke-19 geopolitik
cenderung dipahami sebagai imperial knowledge hal itu dikarenakan adanya
kesadaran bahwa dunia yang ditempati oleh negara-negara pada waktu itu
merupakan closed political space seperti yang dinyatakan oleh MacKinder.
Kemudian di era Perang Dingin geopolitik digunakan untuk menjelaskan
kontes ideologi antara dua superpowers (Amerika Serikat dan Uni Sovyet)
karena pada waktu itu Perang Dingin diwarnai oleh perebutan pengaruh antar
keduanya, sehingga dibutuhkan semacam geostrategi untuk dapat
memenangkan kontes tersebut. Dan di era new world order ketika negara tak
lagi menjadi aktor utama dalam hubungan internasional karena banyak
bermunculannya non-state actors seperti MNC,NGO, dll dan isu-isu yang
dibahas juga mulai bergeser dari isu-isu high-politics ke low-politics
menyebabkan fokus kajian geopolitik ini senantiasa berubah. Seperti yang
dinyatakan Tuathail bahwa “Geopolitics is best understood in its historical
and discursive context of use”. Yang perlu ditekankan di sini adalah
geopolitik menyangkut tentang bagaimana konteks keruangan (spatial)
mempengaruhi perilaku negara-negara di dunia untuk bertarung dalam politik
internasional.
7
masa lampau, seringkali sebuah wilayah dikelilingi oleh batas-batas kondisi
fisik alam, misalnya sungai, gunung, atau laut. Sedangkan setelah masa
kolonialisme, batas-batas tersebut dibuat oleh negara yang menduduki daerah
tersebut, dan berikutnya dengan adanya negara bangsa, istilah yang lebih
umum digunakan adalah batas nasional.
Adapun ruang mengandung pengertian sebagai “wadah yang meliputi
ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan mahluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta
memelihara kelangsungan hidupnya”. Ruang itu terbatas dan jumlahnya relatif
tetap. Sedangkan aktivitas manusia dan pesatnya perkembangan penduduk
memerlukan ketersediaan ruang untuk beraktivitas senantiasa berkembang
setiap hari. Hal ini mengakibatkan kebutuhan akan ruang semakin tinggi.
Ruang merupakan sumber daya alam yang harus dikelola bagi sebesar-
besar kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 ayat (3)
UUD 1945 yang menegaskan bahwa “bumi dan air serta kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat“. Dalam konteks ini ruang harus dilindungi dan
dikelola secara terkoordinasi, terpadu, dan berkelanjutan.
Indonesia yang terletak di benua Asia bagian Tenggara (Asia
Tenggara) pada koordinat 6°LU – 11°08′LS dan dari 95°’BB – 141°45′BT,
melintang di antara benua Asia dan Australia/Oseania serta antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia (terbentang sepanjang 3.977 mil). Karena
letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudra, ia disebut juga
sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Indonesia adalah negara kepulauan
terbesar di dunia, dengan jumlah pulau sebanyak 18.110 buah pulau besar dan
kecil, 6000 pulau di antaranya tidak berpenghuni, menyebar di sekitar
khatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis.
Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya
3.257.483 km². Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana
setengah populasi Indonesia hidup. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu:
Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatra dengan luas 473.606 km²,
8
Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan
Papua dengan luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia searah penjuru mata
angin, yaitu:
Utara : Negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut China Selatan
Selatan : Negara Australia, Timor Leste, dan Samudera Hindia
Barat : Samudera Hindia
Timur : Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudera Pasifik
Lokasi Indonesia juga terletak di lempeng tektonik, yang berarti
Indonesia rawan terkena gempa bumi dan dapat menimbulkan tsunami.
Indonesia juga banyak memiliki gunung berapi, salah satu yang sangat
terkenal adalah gunung Krakatau, terletak di selat Sunda antara pulau Sumatra
dan Jawa.
Beberapa contoh kasus perbatasan yang berakhir pada lepasnya
sebagian wilayah NKRI. Pulau Sipadan dan Ligitan dari wilayah Republik
Indonesia setelah dibawa ke Mahkamah Internasional akan mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa. Perselisihan antara Indonesia dan Malaysia
mengenai sengketa pulau Ambalat, yang menyebabkan ketegangan
diplomatik, militer serta sosial masyarakat dalam bentuk demonstrasi, dan
lainnya menjadi kasus berikutnya. Selanjutnya kasus Aceh dan Papua yang
saat ini belum selesai secara tuntas. Bisa jadi kasus-kasus serupa akan terus
terjadi, jika pemerintah tidak mengantisipasi sejak dini.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Geopolitik :
1. Mempelajari keterkaitan antara kondisi geografis suatu negara dan
perumusan kebijakan luar negerinya.
2. Mempelajari bagaimana kondisi geografis suatu wilayah dapat
mempengaruhi keputusan politik, dan sebaliknya
Pada saat Perang Dingin, dinamakan dengan cold war geopolitics. Era
ini ditandai dengan penyebaran pengaruh dan kontrol terhadap negara-negara
lain antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Berakhirnya Perang Dingin
mengubah tatanan dunia yang semula bipolar menjadi multipolar. Geopolitik
Pasca Perang Dingin, Tidak lagi terpusat pada negara dan wilayah, namun
dengan munculnya isu seperti HAM, lingkungan, minyak, dsb dijadikan
instrumen untuk menguasai space.
Prospek Kajian Geopolitik di Masa Depan
Geopolitik pada masa depan lebih menekankan pada penguasaan
teknologi dan informasi,ekonomi, dan bahkan budaya. Munculnya kekuatan-
kekuatan baru seperti Jepang, Cina, dan Uni Eropa yang nantinya diprediksi
akan mampu mengimbangi kekuatan Amerika Serikat.
B. Saran
1. Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah wawasan kita
tentang geopotlik.
2. Makalah ini tentu ada kelemahan dan mungkin juga kesalahan dalam
penulisan atau penukilan. Kiranya makalah ini akan lebih sempurna jika
mendapat kritik dan saran dari pembaca yang budiman.
10
DAFTAR PUSTAKA
Makarim,N.A.2004.Geopolitik.Tersedia:http://www.kompas.com/kompas cetak
/0412/ 28/utama [28 Maret 2007].