Anda di halaman 1dari 23

PENGANTAR GEOGRAFI

MAKALAH
GEOGRAFI POLITIK

Disusun Oleh :

Stefani Belandinova Simatupang


(18136139)

GEOGRAFI (NK)
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 30 November 2018

Penyusun

I
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN .............................................................................................................1

A.Latar Belakang ...............................................................................................................1

B.Rumusan Masalah ..........................................................................................................2

C.Tujuan ............................................................................................................................2

D.Manfaat ..........................................................................................................................2

BAB II ...............................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................................3

A. Pengertian Geografi Politik ..........................................................................................3

B.SEJARAH GEOGRAFI POLITIK ................................................................................6

C. NEGARA DAN LETAK NEGARA ............................................................................8

D.Konsepsi Ruang dalam Geografi Politik .....................................................................15

BAB III ............................................................................................................................16

PENUTUP .......................................................................................................................16

A. Kesimpulan .................................................................................................................16

B.Saran ............................................................................................................................16

B.Saran ............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................18

II
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Mendefinisikan Geografi Politik dan ruang lingkupnya merupakan tugas


yang sulit, sebab sasaran dan tujuannya berubah seiring dengan sifat Geografi Politik
yang berubah sebagai suatu disiplin. Tetapi Geografi Politik yang muncul selalu
saja lebih dari sekedar aspek politik dari kajian-kajian geografis kontenporer. Ada
suatu jalinan umum dalam semua Geografi Politik yang didasarkan atas perhatian
terhadap negara-negara sebagai entitas teritorial. Hasilnya adalah analisis-analisis
kekuasaan dengan ruang yang terfokus, yang terpusat pada negara.

Penafsiran dan analisis Geografi Politik dapat dimulai dari pengkajian yang
berpangkal pada aktivitas politik manusia. Politik berasal dari bahasa Yunani “Polis”
berarti kota yang berstatus negara. Segala aktivitas polis untuk kelestarianya disebut
Politica. Politik pada hakekatnya “The art and science of government”. Pada karya
Il Principle yang diterbitkan tahun 1513, Machiavelli dalam Haryomataram (1972),
mengemukakan “Politic Is Power”.

Politik adalah daya upaya memperoleh kekuasaan, penggunaan atau


menghambat penggunaannya.Politik dilakukan dalam rangka menjamin kehidupan
negara, dimana kekuasaan (political power) berpusat pada pemerintahan negara yang
bersangkutan. Oleh karena iu, maka perjuangan politik pasa akhirnya ditujukan
untuk menguasai pemerintahannya. Jika politik diartikan sebagai pendistribusian
kekuasaan (power) serta kewenangan (rights) dan tanggung jawab (responsibilities)
dalam kerangka mencapai tujuan politik (nasional), maka Geografi Politik berupaya
mencari hubungan antara konstelasi geografi dengan pendistribusian tersebut diatas.

Hal ini disebabkan karena bagaimanapun juga pendistribusian itu harus


ditebarkan pada hamparan geografi yang memiliki ciri-ciri ataupun watak yang tidak
homogen diseluruh wilayah negara. Inilah cirinya yang ditengarai sebagai sebab
mengapa efek dan efektivitas pendistribusian itu terhadap masyarakat juga tidaklah
homogen sifatnya, yang disebabkan oleh dampak dan intensitas pendistribusian yang
bervariasi diseluruh wilayah negara.

1
B.Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengangeografi politik?


2) Apa yang melatar belakangi geografi politik?
3) Apa tujuan dari geografi politik?
4) Apa fungsi geografi politik?
5) Bagaimana sifat-sifat dari geografi politik?
6) Bagaimana konsep dasar geografi politik?
7) Bagaimana implementasi geopolitik dalam wawasan nusantara?

C.Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan geografi politik?


2. Mengetahui apa yang melatar belakangi geografi politik?
3. Mengetahui apa tujuan dari geografi politik?
4. Mengetahui apa fungsi geografi politik?
5. Mengetahui bagaimana sifat-sifat darigeografi politik?
6. Mengetahui bagaimana konsep dasargeografi politik?
7. Mengetahui bagaimana implementasi geopolitik dalam wawasannusantara?

D.Manfaat

1. Bagi penulis, sebagai sarana menambah pengetahuan mengenai duniapolitik


khususnya tentang geopolitik.
2. Bagi pembaca, sebagai sumber pengetahuan mengenai dunia politikselain
buku-buku pelajaran lainnya.
3. Sebagai gambaran dan acuan agar dapat lebih baik lagi dalammenyelesaikan
makalah pada waktu yang akan datang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Geografi Politik

Definisi geografi politik adalah ilmu yang mempelajari relasi antara


kehidupan dan aktivitas politik dengan kondisi-kondisi alam dan suatu negara,
atau dengan kata lain mempelajari the states and its natural environment. Selain
itu, geografi politik juga mempelajari negara sebagai sebuah politic region yang
mencakup baik internal geographical factors, maupun eksternal, yaitu hubungan
antarnegara. Robinson yang dikutip oleh Abdurachmat (1982) mengatakan
bahwa geografi politik adalah “…that the major objective of polltical geography
is the analysis of inter-state relationships and of internal adaptations to
environmental conditions”.

Objek dan geografi politik adalah analisa dan hubungan antarnegara dan
adaptasi terhadap kondisi lingkungan di dalam negara tersebut. Dengan demikian
geografi politik dapat diartikan sebagai: “... is the geography of states and provide
a geographical interpretation of international reIations.

3
Berdasarkan pengertian di atas, ruang lingkup kajian geograli politik hanya
ada tiga yang pokok, yaitu mengkaji tentang Environmental Relationships,
National power dan Political Region. Environmental Relationships menekankan
pada studi perbedaan dan keanekaragaman wilayah negara dan penduduknya di
muka bumi.

I. Konsep Environmental Relationships menekankan kepada hubungan antara


kehidupan manusia dan lingkungan alamnya akibat dorongan kehidupan dan
keanekaragaman wilayah negara. Alexander dalam Abdurachmat (1987)
mengatakan bahwa ada “..correlation between cultural differences on the one
hand and differences in physical phenomena. Such as climate, soils, and
landforms on the onter.”Prinsip ini merupakan prinsip paling tua yang dimulai
dan determinisme lingkungan (environmental determinism) yang memandang
kehidupan manusia, masyarakat dan negara dipengaruhi dan ditentukan oleh
keadaan alam sampai pada aliran possibilisme sebagaimana telah dijelaskan di
atas.

II. Lingkup kajian kedua adalah National Power, yaitu menekankan kepada
masalah power atau kekuasaan negara. Prinsip National Power dikembangkan
oleh Ratzel yang membahas secara sistematis tentang pengaruh lingkungan alam
terhadap ketahanan dan kekuatan nasional. Terdapat tujuh hukum
perkembangan (The Seven Laws of The Expansion af State) menurut Alexander
dalam Abdurachmat (1987), yaitu:

1. . The space of states grows with the growth of culture.(Hukum


Perkembangan pertama menerangkan bahwa pertumbuhan keruangan negara
bersamaan dengan pertumbuhan kebudayaan).

2. The growth of states follows otheraspects of development, such as


commerce, ideas, and missionary activity.(Hkum perkembangan kedua
menyebutkan pertumbuhan negara diikuti oleh perkembangan aspek lain seperti
perdagangan, ideologi dan aktivitas keagamaan).

4
3. States grows through the amalgamation and absorption of smaller
units.(Hukum Perkembangan ketiga menyebutkan bahwa negara tumbuh melalui
penggabungan dan penyerapan unit negara terkecil).

4. The frontier is the peripheral organ of the state and reflects the growth,
the strength and the changes in the state.(Hukum Perkembangan keempat
menyebutkan bahwa garis perbatasan adalah organ lingkungan suatu negara yang
menggambarkan pertumbuhan, kekuatan dan perubahan dalam suatu negara).

5. In the process of growth the state seeks to include politically valuable


areas, such as coastlines, river valleys, plain, and regions which are rich in
resources.(Hukum Perkembangan kelima dalam proses pertumbuhan suatu
negara, negara akan mencari wilayah politik yang berharga seperti garis pantai,
lembah sungai, dataran dan daerah yang kaya akan sumber daya alam).

6. The first impetus for territorial growth comes to a primitive state from
be borders, from a higher civilization.(Hukum Perkembangan keenam
menyebutkan bahwa dorongan pertama untuk pertumbuhan teritorial datang dan
sebuah negara yang primitif di luar dari perbatasan, berasal dan peradaban yang
lebih tinggi).

7. The generaltrend toward amalgamation transmits the tendency


forexpans state to state and increase the tendency in the process of transmission
( words, the process of amalgamation what the appetite for gre
aterexpansi.(Hukum yang terakhir menyebutkan gejala umum terhadap
penggabungan cenderung sebagai ekspansi dan satu negara ke negara lain dan
cenderung menambah proses penyebaran, dengan kata lain hasrat proses
penggabungan untuk ekspansi selalu meningkat dan akan lebih besar).

III. Lingkup kajian ketiga adalah Political Region. Pada awal abad 20 para ahli
geografi mulai meninggalkan konsep National Power dalam membahas negara
karena dinilai kurang objektif. Konsep Political Region menitikberatkan pada
hal-hal yang bersifat teoritis seperti dasar, tujuan dan ruang lingkup geografi
politik serta pengorganisasian keruangan. Konsep Political Region membahas

5
tentang pembagian wilayah administrasi, batas negara dan masalah yang
berhubungan dengan pengawasan wilayah kekuasaan negara.

6
B.SEJARAH GEOGRAFI POLITIK

Ratzel diterbitkan pada 1897, "geografi politik", pertama kalinya


geografi politik sebagai cabang dari studi geografi. Dia juga mengangkat teori
organisme nasional, dan geografi politik ruang dan lokasi faktor analisis. Swedia
Xie Lun mengatakan pengembangan lebih lanjut dari organik nasional dan
membuat nama geopolitik. Tanah diusulkan untuk Houmaijinde jantung yang
mengangkat marjin Speakman kata Bauman mengusulkan "teori penentuan
nasib nasional." Mereka membahas geografi politik, pada waktu yang berbeda
diskusi internasional dan pengambilan keputusan dalam situasi internasional,
memainkan peran yang sangat penting.

1920 ke tahun 1940-an, TAG Si Huofu lainnya geopolitik Jerman


disalahpahami Ratzel "ruang hidup" konsep, sehingga geopolitik menjadi agresi
Nazi Jerman dan alat ekspansi, sehingga reputasi yang sangat geografi politik
kerusakan. Kebangkitan geografi politik ilmu nyata, beberapa ahli geografi
politik selama Perang Dunia II mulai mengeksplorasi metode penelitian baru.

Pada tahun 1950, Hart untuk meningkatkan geografi politik harus


mempelajari persamaan dan perbedaan dari bidang politik di kawasan ini,
menekankan gaya sentripetal dan sentrifugal menggabungkan peran unit politik.
Setelah bekerja goth Mans destabilisasi Serikat menaikkan sirkulasi atau
gerakan dan negara yang stabil untuk mempromosikan kesadaran nasional
geografi politik dua faktor penting. Sejak 1970-an, studi difokuskan pada proses
politik dan perilaku politik, perhatian lebih ke wilayah politik yang lebih kecil,
seperti geografi politik perkotaan, karantina, geografi pemilu.

Filosuf Yunani Plato memiliki hubungan antara Negara dan wilayah


geografis untuk mengeksplorasi. Dalam bukunya "Utopia", mengedepankan
modus negara ideal. Setelah Romawi sarjana Strabo dalam bukunya "Geografi",
juga membahas wilayah politik besar kondisi yang diperlukan untuk berfungsi
secara efektif. Tulisan-tulisan kuno dari semua wilayah geografis utama,
geografi politik konten dalam bagian penting dari geografi politik

7
Ming dan Dinasti Qing sarjana Gu, Gu Zuyu ditulis oleh "manfaat buku
pistol sakit dunia" dan "Membaca sejarah geografi", membahas penggunaan
fitur geografis daerah operasi kuno perbatasan Cina untuk mempertahankan
sejarah wilayah itu. Di zaman modern, banyak geograf Barat berdasarkan
banyak data historis dan kondisi politik yang berlaku untuk eksplorasi teoritis.

Ada juga pendapat beberapa ahli tentang sejarah geografi politik ini,
yang dikemukakan oleh:

a. Aristoteles (383-322 SM), dua unsur yang penting dari Negara adalah
jumlah penduduk dan hakekat teritorialnya.

b. Strabo (63-24 M), mendasarkan pahamnya pada Negara besar seperti


emporium romawi

1) Dunia Islam (1342-1405)

Pusat perhatiannya adalah kehidupan suku-suku yang


nomaden di daerah arab dan adanya kota.

2) Abad ke-19

Pada abad ke-19 ini timbulnya paham fisis determinis dan paham
aliran possibilisme. Paham fisis determinis, yaitu paham politik
yang berpendapat bahwa factor fisik lingkungan sangat
terpengaruh oleh politik dan agama.

Kemudian timbulnya paham aliran possibilisme, paham ini berpendapat


bahwa factor lingkungan alam tidaklah mutlak menentukan segala aspek
kehidupan manusia, sebab keadaan alam memberi kemungkinan-kemungkinan
kepada manusia untuk memilih alternative yang lebih menguntumgkan bagi
perkembangan dan penghidupannya.

8
C. NEGARA DAN LETAK NEGARA

1. NEGARA

Negara berasal dari kata de staat (Belanda dan Jerman), state (Inggris), dan
Le’etat (Prancis). Negara dalam arti luas adalah kesatuan sosial yang diatur secara
konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.

Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki


kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan
masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Berikut ini beberapa defenisi negara menurut para
ahli:

a) Roger F.Soltau, Negara adalah alat atau dalam kata lain wewenang yang
mengendalikan dan mengatur persoalan-persoalan yang bersifat bersama atas
nama masyarakat.

b) Prof. Mr. Soenarko, Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai


daerah tertentu dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai suatu
kedaulatan.

c) Max Weber, Negara adalah sebuah masyarakat yang memiliki monopoli


dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam wilayah tertentu.

d) Hoge de Groot, Negara adalah ikatan-ikatan manusia yang insaf akan arti dan
panggilan hukum kodrat.

e) George Wilhelm Friedrich Hegel, Negara merupakan organisasi kesusilaan


yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan
universal.

9
1) Teori kelahiran dan asal mula negara

a. Teori kelahiran negara

Teori-teori yang bersifat spekulatif dan teori-teori yang bersifat historis


merupakan teori-teori yang dalam asumsinya cukup berpengaruh atas pendapatnya
tentang kelahiran negara. Para tokoh yang mengajukannya adalah Sir John Lubbock,
JJ Bachofen dan Edward Jenks. Teori ini lebih mengutamakan hak keibuan, yaitu
asal usul negara dari “garis keturunan” yang ditarik dari pihak ibu didasarkan pada
clan dan bukan dari gen

b. Teori asal mula negara

Asal usul tentang terjadinya negara pada dasarnya adalah tonggak awal
munculnya negara modern dan semuanya itu berasal dari sekelompok orang yang
merasa satu nasib sepenaggungan. Pembentukan sebuah negara berkait erat dengan
kenaikan sebuah dinasti. Pada awalnya, manusia hidup secara nomaden yang terjadi
pada tahun 9000 SM yang kemudian muncullah pemikiran atas kehidupan yang
menetap.

2) Teori pembentukan negara

a. Teori klasik

• Teori Kenyataan

Timbulnya suatu negara merupakan soal kenyataan. Apabila pada suatu


ketika unsur-unsur negara (wilayah, rakyat, pemerintah yang berdaulat) terpenuhi,
maka pada saat itu pula negara itu menjadi suatu kenyataan.

• Teori Ketuhanan

Timbulnya negara itu adalah atas kehendak Tuhan. Segala sesuatu tidak akan
terjadi tanpa kehendak-Nya.

• Teori Perjanjian Masyarakat

10
Teori ini disusun berdasarkan anggapan bahwa sebelum ada negara, manusia
hidup sendiri-sendiri dan berpindah-pindah. Pada waktu itu belum ada masyarakat
dan peraturan yang mengaturnya sehingga kekacauan mudah terjadi di mana pun dan
kapan pun. Tanpa peraturan, kehidupan manusia tidak berbeda dengan cara hidup
binatang buas

• Teori Kekuasaan

Teori Kekuasaan menyatakan bahwa negara terbentuk berdasarkan kekuasaan.


Orang kuatlah yang pertama-tama mendirikan negara, karena dengan kekuatannya
itu ia berkuasa memaksakan kehendaknya terhadap orang lain

• Teori Hukum Alam

Para penganut teori hukum alam menganggap adanya hukum yang berlaku
abadi dan universal (tidak berubah, berlaku di setiap waktu dan tempat). Hukum
alam bukan buatan negara, melainkan hukum yang berlaku menurut kehendak alam

• Teori Hukum Murni

Menurut Hans Kelsen, negara adalah suatu kesatuan tata hukum yang
bersifatmemaksa. Setiap orang harus taat dan tunduk. Kehendak negara adalah
kehendak hukum. Negara identik dengan hukum. Paul Laband (1838-1918) dari
Jerman memelopori aliran yang meneliti negara semata-mata dari segi hukum.
Pemikirannya diteruskan oleh Hans Kelsen (Austria) yang mendirikan Mazhab Wina.
Hans Kelsen mengemukakan pandangan yuridis yang sangat ekstrim: menyamakan
negara dengan tata hukum nasional (national legal order) dan berpendapat bahwa
problema negara harus diselesaikan dengan cara normatif. Ia mengabaikan faktor
sosiologis karena hal itu hanya akan mengaburkan analisis yuridis. Hans Kelsen
dikenal sebagai pejuang teori hukum murni (Reinerechtslehre), yaitu teori mengenai
mengenai pembentukan dan perkembangan hukum secara formal, terlepas dari isi
material dan ideal norma-norma hukum yang bersangkutan. Menurut dia, negara
adalah suatu badan hukum (rechtspersoon, juristic person), seperti halnya NV, CV,
PT. Dalam definisi Hans Kelsen, badan hukum adalah sekelompok orang yang oleh

11
hukum diperlakukan sebagai suatu kesatuan, yaitu sebagai suatu person yang
memiliki hak dan kewajiban.´

b. Teori Modern

Teori modern menitik beratkan fakta dan sudut pandangan tertentu untuk
memperoleh kesimpulan tentang asal mula, hakikat dan bentuk negara. Para tokoh
Teori Modern adalah Prof. Mr. R. Kranenburg dan Prof.Dr. J.H.A. Logemann.

Kranenburg mengatakan bahwa pada hakikatnya negara adalah suatu


organisasi kekuasaan yang diciptakan sekelompok manusia yang disebut bangsa.
Sebaliknya, Logemann mengatakan bahwa negara adalah suatu organisasi kekuasaan
yang menyatukan kelompok manusia yang kemudian disebut bangsa. Perbedaan
pandangan mereka sesungguhnya terletak pada pengertian istilah bangsa.
Kranenburg menitik beratkan pengertian bangsa secara etnologis, sedangkan
Logemann lebih menekankan pengertian rakyat suatu negara dan memperhatikan
hubungan antar organisasi kekuasaan dengan kelompok manusia di dalamnya.

3) Teori lenyapnya negara

a. Teori Organis

Tokohnya Herbert Spencer, F. J. Schmittenner, Constantin Frantz, dan


Bluntschi. Para penganut teori ini berpendapat bahwa negara adalah suatu organisme,
selayaknya makhluk hidup. Individu yang menjadi komponen negara diibaratkan
sebagai sel-sel makhluk hidup itu. Fisiologi negara sama dengan makhluk hidup
yang mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan dan kematian.

b. Teori Anarkhis

Anarkisme atau dieja anarkhisme yaitu suatu paham yang mempercayai


bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah
lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh
karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan/dihancurkan.

c. Teori Marxisme

12
Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari
Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem
ekonomi, sistem sosial dan sistem politik pengikut teori ini disebut sebagai Marxis.

Teori ini merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam
buku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan sahabatnya, Friedrich Engels.
Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia
menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum
proletar . Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja
berjam-jam dengan upah minimum sementara hasil keringat mereka dinikmati oleh
kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan
kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan
pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk
mensejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti
dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx kaum
proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Itulahdasar dari marxisme.

d. Teori Mati Tuanya Negara

Faktor Alam adalah suatu negara dapat lenyap secara alamiah, misalnya
karena gunung meletus, tenggelamnya pulau atau bencana alam lain. Lenyapnya
suatu wilayah berarti lenyapnya negara dari percaturan dunia.

Faktor Sosial adalah suatu negara yang sudah diakui negara-negara lain suatu
ketika dapat lenyap antara lain karena terjadinya revolusi (kudeta yang berhasil),
penaklukan, persetujuan, penggabungan.

4) Unsur-unsur negara

a. Penduduk

Penduduk merupakan warga negara yang memiliki tempat tinggal dan juga
memiliki kesepakatan diri untuk bersatu. Warga negara adalah pribumi atau
penduduk asli Indonesia dan penduduk negara lain yang sedang berada di Indonesia
untuk tujuan tertentu.

13
b. Wilayah

Wilayah adalah daerah tertentu yang dikuasai atau menjadi teritorial dari
sebuah kedaulatan. Wilayah adalah salah satu unsur pembentuk negara yang paling
utama. Wilaya terdiri dari darat, udara dan juga laut.

c. Pemerintah

Pemerintah merupakan unsur yang memegang kekuasaan untuk menjalankan


roda pemerintahan.

d. Pengakuan dari Negara Lain

Negara yang baru merdeka memerlukan pengakuan dari negara lain karena
menyangkut keberadaan suatu negara. Apabila negara merdeka tidak diakui oleh
negara lain maka negara tersebut akan sulit untuk menjalin hubungan dengan negara
lain. Pengakuan dari negara yang lain ada yang bersifat de facto dan ada yang
bersifat de jure.

Pengakuan de facto, artinya pengakuan tentang kenyataan adanya suatu


negara merdeka. Pengakuan seperti ini belum bersifat resmi. Sebaliknya, pengakuan
de jure, artinya pengakuan secara resmi berdasarkan hukum oleh negara lain
sehingga terjadi hubungan ekonomi, sosial, budaya, dan diplomatik.

5) Tujuan dan fungsi negara

Tujuan negara merupakan suatu harapan atau cita-cita yang akan dicapai oleh
negara, sedangkan fungsi negara merupakan upaya atau kegiatan negara untuk
mengubah harapan itu menjadi kenyataan. Maka, tujuan negara tanpa fungsi negara
adalah sia-sia, dan sebaliknya, fungsi negara tanpa tujuan negara tidak menentu.
Minimal, setiap negara harus melaksanakan fungsi:

a. Melaksanakan penertiban (law and order) untuk mencapai tujuan bersama


dan mencegah terjadinya konflik, negara harus melaksanakan penertiban,
menjadi stabilisator;

b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;

14
c. Pertahanan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar;

d. Menegakkan keadilan, melalui badan-badan pengadilan.

Menurut Charles E. Merriam, fungsi negara adalah keamanan ekstern,


ketertiban intern, keadilan, kesejahteraan umum, kebebasan. Sedangkan R.M.
MacIver berpendapat bahwa fungsi negara adalah ketertiban, perlindungan,
pemeliharaan dan perkembangan.

2. LETAK NEGARA

Letak negara dibedakan atas 3:

a. Letak astronomis

Letak astronomis suatu negara adalah posisi letak yang berdasarkan garis
lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari permukaan
bumi secara horizontal, sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang
menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan.

Contoh, Letak astronomis Indonesia Terletak di antara 6LU – 11LS dan


95BT – 141BT. Berdasarkan letak astronomisnya Indonesia dilalui oleh garis
equator, yaitu garis khayal pada peta atau globe yang membagi bumi menjadi dua
bagian sama besarnya. Garis equator atau garis khatulistiwa terletak pada garis
lintang 0o.

15
b. Letak geografis

Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan
di permukaan bumi.

Contoh, Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara


Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang
mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian.

c. Letak geologis

Letak geologis adalah letak suatu wilayah dilihat dari jenis batuan yang ada
di permukaan bumi.

Contoh, Berdasarkan keadaan geologinya, kepulauan di Indonesia dapat


dikategorikan menjadi 3 daerah, yaitu :

1. Daerah dangkalan Sunda

2. Daerah dangkalan Sahul

3. Daerah antara dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul

Indonesia bagian barat merupakan bagian dari Benua Asia, Indonesia bagian
timur merupakan bagian dari Benua Australia, sedangkan Indonesia bagian tengah
merupakan peralihan yang disebut daerah Wallace. Dilihat dari segi jalur
pegunungan yang ada, kepulauan Indonesia terletak di antara dua rangkaian
pegunungan muda. Pegunungan di Indonesia bagian barat merupakan bagian dari
rangkaian pegunungan Sirkum Mediterania, sedangkan pegunungan Indonesia
bagian timur merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik. Akibat
dari letak geologis Indonesia tersebut adalah:

a. Kepulauan Indonesia memiliki banyak gunung api yang aktif.


b. Laut di bagian Indonesia barat dan lndonesia timur dangkal, di Indonesia tengah
lautnya dalam.

16
c. Indonesia menyimpan banyak barang tambang mineral.
d. Wilayah Indonesta termasuk daerah yang labil dan sering mengalami gempa
bumi tektonik dan vulkanik.
e. Pegunungan di Indonesia merupakan rangkaian pegunungan muda Sirkum
Mediterania dan Sirkum Pasifik.

D.Konsepsi Ruang dalam Geografi Politik

Ruang merupakan inti dari Geografi Politik, sebab menurut Haushofer dan
pengikutnya ruang merupakan wadah dinamika politik dan militer. Dengan demikian
sesungguhnya Geopolitik merupakan cabang ilmu pengetahuannya yang mengaitkan.
ruang dengan kekuatan fisik dan manusia, dimana pada kenyataannya kekuatan
politik selalu menginginkan penguasaan ruang dalam arti ruang pengaruh, atau
sebaliknya, penguasaaan ruang secara de facto dan de jure merupakan legitimasi dari
kekuasaan politik.

Penguasaan ruang atau ruang pengaruh demikian itu pada intinya


sesungguhnya merupakan satu fenomena spatial dari ruang itu sendiri. Jika ruang
pengaruh diperluas maka akan ada yang diuntungkan dan ada yang dirugikan. dan
kerugian akan menjadi lebih besar lagi apabila hal itu dicapai melalui perang.
Sumbangan Marxis menafsirkan politik negara dalam hal aliansi-aliansi kelas
berbasis pada ruang.

Dari perspektif yang lebih kultural bangsa-bangsa dan nasionalisme telah


dikaji dalam hal keterkaitan khusus kepada tampat. Tambahan pula sistem dunia
Geografi Politik telah dibangun dimana negara-negara dan bangsa-bangsa dilihat
sebagai bagian dari perkembangan sosial dan ruang sistem dunia modern.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Geografi politik mengkaji hasil proses politik yang tidak merata secara
keruangan dan cara struktur keruangan memengaruhi proses politik. Geografi politik
menggunakan struktur tiga tingkat untuk keperluan analisis: kajian wilayah di bawah,
kajian negara di tengah, dan kajian hubungan internasional (atau geopolitik) di atas.
Ketiga subdisiplin geografi politik ini dapat disebut sebagai keterkaitan hubungan
antara manusia, negara, dan wilayah.

B.Saran

Meskipun kami penulis ingin menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan


makalah ini, tetapi nyatanya masih banyak yang pelu diperbaiki.Hal ini dikarenakan
kuranganya pengetahuan dan sumber yang kami miliki.Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan ke
depannya.

18
B.Saran

1.Para penulis makalah selanjutnya, untuk lebih banyak membaca


danmengumpulkan referensi agar dapat menyempurnakan makalah denganmateri
dan pembahasan yang lebih baik lagi.

2.Para pembaca makalah ini, untuk lebih giat mempelajari dan


menelaahpelajaran khususnya materi kewarganegaraan dan dapat
mengamalkannyaserta mengingatkan penulis untuk memperbaiki kesalahan yang
terdapatdalam makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Pendidikan Kewarganegaraan 2012. Hartomo Media Pustaka. Jakarta

Kaelan. 2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta: Paradigma

Sumarsono, S. 2001.Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta: Gramedia


PustakaUtama

Pendidikan Kewarganegaraan 2012. Hartomo Media Pustaka. Jakarta

Pendidikan Pancasila. 201. Ghalia Indonesia. Bogor2005. Geopolitik


Indonesia, Jakarta, Dirjendikti, Makalah SUSCADOS AngkatanI 2005

Asikin, Sukendar, 1997, Diktat Geologi Struktur Indonesia, Jurusan


TeknikGeologi, Institut Teknologi Bandung

20

Anda mungkin juga menyukai