Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH GEOGRAFI PARIWISATA

“GEOSFER SEBAGAI SUMBER DAYA WISATA”

Dosen Pengampu :
Yulia Novita S.Pd.I.,M.Par

Disusun Oleh :
Lidya Aprilia 12011323144
Mahendra 12011310077
Siti Khosyiah 12011322063

Kelas 6 A

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan judul “GEOSFER SEBAGAI SUMBER DAYA
WISATA”. kemudian salawat dan salam tidak henti – hentinya kami ucapkan
semoga tetap tercurahkan kepada baginda alam yakni nabi besar MuhammadSAW.

Kemudian dari pada itu kami ucapkan terima kasih penulis ucapkan kepada
semua pihak yang telah membimbing dan membantu didalam penyelesaian
penulisan makalah ini terutama kepada Ibu Yulia Novita S.Pd.I.,M.Par selaku
dosen pengampu mata kuliahGeografi Pariwisata .

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang menuntun kearah yang
positif untuk kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 29 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI. .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

a) Latar Belakang ........................................................................................ 1


b) Rumusan Masalah ................................................................................... 2
c) Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

a) Pengertian Geosfer… .............................................................................. 3


b) Fenomena Geosfer Sebagai Sumber Daya Wisata .................................. 4
c) Push And Pull Theory Of Tourism........................................................... 8
d) TALC (Tourism Area Life Cycle) ......................................................... 14

BAB III PENUTUP

a) Kesimpulan ........................................................................................... 17
b) Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geografi adalah ilmu yang mempelajari interaksi manusia dengan alam


lingkungan sekitarnya. Geografi juga ada yang menyederhanakan menjadi studi
tentang permukaan Bumi. Ilmu ini melibatkan fenomena dan proses lingkungan,
lanskap bumi dan alam manusia di skala lokal hingga global. Tiga konsep inti
geografi: ruang, tempat, dan lingkungan. Inti dari geografi adalah integrasi variasi
spasial di atas permukaan bumi dengan kekhasan tempat dan interaksi antara
manusia dan lingkungannya (Matthews dan Herbert, 2008) (Prof.Dr.M.Baiquni,
2021)
Istilah pariwisata, meskipun diterima dan diakui dalam bahasa umum,
merupakan istilah yang memiliki pengertian dan interpretasi yang beragam dan
memiliki berbagai variasi dari sudut pandang ahli maupun kesepakatan para ahli.
Perbedaan pengertian muncul karena istilah pariwisata cenderung digunakan dalam
berbagai konsep pada berbagai disiplin ilmu (geografi, ekonomi, bisnis dan
pemasaran, sosiologi, antropologi, sejarah, dan psikologi, dll) yang memiliki struktur
konsep berbeda satu sama lain. Perbedaan struktur konseptual setiap disiplin ilmu
menyebabkan adanya perbedaan perspektif dan penekanan dalam memahami istilah
pariwisata (Williams, 2009) (Prof.Dr.M.Baiquni, 2021)
Pendekatan unsur-unsur geografi tersebut, dalam mengkaji Geografi
Pariwisata (Sujali, 1989). Pariwisata adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan
wisata, termasuk obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berhubungan
dengan penyelenggaraan pariwisata nti atau komponen pariwisata yaitu: atraksi/
attraction seperti atraksi alam, budaya dan buatan, amenitas/ amenities
berhubungan dengan fasilitas atau akomodasi aksesibilitas accebilities
berhubungan dengan segala jenis transportasi, jarak atau kemudahan pencapaian.
Unsur pendukung lainnya (masyarakat, pelaku industry pariwisata, dan institusi
pengembangan) yang membentuk sistem yang sinergis dalam menciptakan
motivasi kunjungan serta totalitas pengalaman kunjungan wisatawan (Depdikbud,
1995).
Sektor pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor ekonomi jasa
memiliki prospek yang cerah, namun dewasa ini belum memperlihatkan peranan
yang sesuai dengan harapan dalam prospek pembangunan di Indonesia. Pada era
globalisasi yang sekarang ini, pembangunan pariwisata dijadikan prioritas utama
dalam menunjang pembangunan suatu daerah. Pengembangan pariwisata bukan
hanya untuk wisatawan mancanegara saja, namun juga untuk menggalakan
kepentingan wisatawan dalam negeri. Pembangunan kepariwisataan pada
hakikatnya untuk mengembangkan dan memanfaatkan obyek dan daya

A. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Geosfer?
2. Bagaimana Fenomena Geosfer Sebagai Sumber Daya Wisata?
3. Bagaimana Push And Pull Theory Of Tourism terhadap pariwisata?
4. Bagaimana TALC (Tourism Area Life Cycle) terhadap pariwisata?

B. Tujuan Penulisan
1. Agar Mahasiswa Mengetahui Apa Pengertian Geosfer.
2. Agar Mahasiswa Mengetahui Mengetahui Fenomena Geosfer Sebagai
Sumber Daya Wisata
3. Agar Mahasiswa Mengetahui Mengetahui Push And Pull Theory Of Tourism
terhadap pariwisata.
4. Agar Mahasiswa Mengetahui Mengetahui TALC (Tourism Area Life Cycle)
terhadap pariwisata.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Geosfer
Geosfer secara umum adalah lapisan atau sfera yang terdapat pada
bumi terletak pada permukaan bumi dan di bawah permukaan bumi dan
lapisan bumi tersebut berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
kehidupan bumi.

Geosfer adalah istilah umum dalam ilmu geografi, karena geosfer


merupakan objek fisik geografi. Istilah geosfer diambil dari kata geo yang
artinya bumi dan sphere yang berarti lapisan, maka dari itu pengertian dari
geosfer adalah lapisan-lapisan yang ada di bumi, baik itu di bawah permukaan
bumi, di permukaan bumi dan diatas permukaan bumi yang berpengaruh bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup lain yang ada di bumi. Geosfer ini
adalah fenomena atau kejadian atau peristiwa yang terjadi di permukaan
bumi. Ini juga termasuk lapisan yang terdiri dari atmosfer, litosfer, biosfer,
hidrosfer, dan juga antroposfer.
Geosfer ini terdiri atas 5 lapisan:
1. Atmosfer
Dalam pengertian ini atmosfer adalah lapisan gas yang mengelilingi suatu
planet, termasuk bumi, dari permukaan planet hingga kedalaman angkasa
luar.
2. Litosfer
Litosfer adalah bagian Bumi yang terpadat atau terkeras dan terluar.
Meskipun litosfer ini masih dianggap elastis, namun tidak kental. litosfer
bergantung pada suhu, tekanan, dan kelengkungan Bumi itu sendiri.
3. Hidrosfer
Hidrosfer didefinisikan sebagai jumlah total air di planet ini. Ini termasuk
air yang juga ada di permukaan planet, di bawah tanah, dan di atmosfer.
Hidrosfer di sebuah planet bisa berbentuk cairan, uap, atau es, bisa juga tidak.
4. Biosfer
Arti dari biosfer ini adalah lapisan planet Bumi tempat kehidupan
berlangsung. Lapisan-lapisan ini terbentang dari ketinggian hingga sepuluh
kilometer di atas permukaan laut.
5. Antroposfer
Istilah antroposfer juga dikenal sebagai teknosfer. Antroposfer adalah bagian
dari lingkungan yang dibuat atau dimodifikasi oleh manusia untuk digunakan
oleh aktivitas dan tempat tinggal manusia. Human Sphere adalah bagian dari
permukaan bumi yang dihuni oleh manusia.

B. Fenomena Geosfer Sebagai Sumber Daya Wisata


Fenomena geosfer adalah fenomena atau kejadian alam yang terjadi
di dan berkaitan dengan unsur-unsur geosfer. Geosfer adalah lapisan yang
mencakup seluruh komponen fisik dan nonfisik di permukaan bumi, dengan
unsur yaitu atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer.Melansir
buku Geografi SMA dan MA karya Ahmad Yani dan Mamat Ruhimat, ada
beberapa aspek kajian dalam ilmu geografi yang berkaitan dengan kajian
geosfer, yaitu faktor lokasi, persebaran, dan adanya interaksi antarfenomena
pada suatu wilayah.

Untuk mengkaji fenomena geosfer, ilmu geografi mempelajari objek


material dengan menggunakan pendekatan tersendiri, yaitu pendekatan
melalui konteks keruangan, lingkungan, dan pendekatan melalui konteks
kewilayahan. Hal ini dapat diamati dari fenomena geosfer yang terjadi.

Geosfer menghasilkan berbagai objek wisata sebagai berikut.


➢ Iklim dan cuaca (atmosfer) berupa panas, sejuk, dan dingin. Iklim dan
cuaca memiliki daya tarik tersendiri dpt mempengaruhi aktivitas wisata yg
dilakukan. Bentuk lahan (litosfer) akan menghasilkan perbukitan, dataran,
pegunungan, dan gunung api. Bentuk lahan ini berkorelasi dengan cuaca
dan penggunaan lahan, dan apapun bentuknya, telah banyak menjadi
objek wisata yang menarik.
➢ Tata air (hidrosfer) menghasilkan objek wisata yang berupa danau, sungai,
dan laut.
➢ Tumbuhan dan hewan (biosfer) menghasilkan objek wisata yang berupa
kebun binatang, taman nasional, cagar alam.
➢ Kehidupan manusia (antroposfer) menghasilkan objek wisata sosial dan
budaya,
baik berupa adat istiadat, kesenian, kepercayaan, bangunan bersejarah,
hasil budaya (artefact) dengan teknologi primitif tetap unik, ataupun hasil
teknologi tinggi seperti dunia fantasi, monumen, arsitektur bangunan, dan
museum.

Adapun hubungan geosfer dengan sumberdaya pariwisata:


a. Atmosfer
Atmosfer dapat menghasilkan cuaca panas, dingin, dan sejuk. yang mana
menjadi daya tarik suatu destinasi dan mempengaruhi aktifitas pariwisata.
Gejala yang terdapat pada atmosfer, seperti: angin, awan, suhu, udara,
kelembaban udara, dan hujan disebut unsur cuaca.
b. Litosfer
Litosfer berasal dari kata lithos artinya butuan, dan sphere artinya lapisan.
Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa
disebut dengan kulit Bumi. Litosfer ini sangat berpengaruh terhadap tempat
tempat pariwisata khususnya di kawasan daerah karst, Gunungberapi dil,
contohnya sebagai berikut:
1. Karang
Batuan karang adalah batuan yang terdapat di pesisir maupun di dalam
perairan laut yang terkikis dengan gelombang air laut. Batuan karang
terbentuk secara alami akan menjadi daya tarik suatu wilayah pantai
yang mempunyai karang yang bagus. Sehingga suatu obyek pariwisata
pantai selain yang menarik selain dari segi hidrosfer juga litosfer berupa
karang tersebut. Karang yang bagus tersebut banyak diminati wisatawan
salah satunya untuk foto-foto, Limb Climbing, dan lain- lain.
c. Hidrosfer
Hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere "lapisan, jadi
hidrosfer dapat diartikan sebagai lapisan air. Hidrosfer meliputi semua
jenis perairan yang ada di darat, laut, dan di udara. Air bukan merupakan
hal yang asing lagi hagi kita, karena setiap saat kita selalu menggunakannya
untuk berbagai aktivitas.
d. Biosfer

Biosfer adalah bagian dari geosfer yang terletak pada troposfer, litosfer
dan hidrosfer yang penuh dengan kehidupan. Biosfer sering juga di
sebut dengan lapisan kehidupan. Biosfer adalah kesatuan hidup flora
dan fauna yang tersebar di muka bumi.Biosfer dapat dimanfaatkan
sebagai pariwisata yang menguntungkan, dan dapat dijadikan sebagai
pelestarian flora dan fauna.

e. Antroposfer
Antroposfer adalah bagian dari biosfer yang merupakan ruang dipermukaan
bumi tempat hidup manusia dengan segala aktifitas kehidupan. Dengan
demikian antroposfer adalah lapisan kehidupan bagi umat manusia, oleh
karena manusia memiliki akal budi, daya cipta dan kreatifitas maka manusia
dapat menempati dan memanfaatkan biosfer sesuai dengan pengtahuanan
tehnologi yang mereka miiki.

C. Push And Pull Theory Of Tourism terhadap pariwisata


Menurut Dann (1977) dalam Crompton (1979), atribut-atribut destinasi
wisata merupakan faktor yang mampu menarik wisatawan untuk memutuskan
berwisata. disebut pull factors, yang berarti berwisata dimotivasi oleh keinginan
untuk mengalami fasilitas yang berbeda atau lebih baik dengan melarikan diri dari
rutinitas sehari-hari untuk tujuan tertentu, seperti berolah raga ataupun mencari
cuaca yang lain dari negaranya/ Menurut Dann (1977), terdapat dua faktor
pendorong sebagai motivasi pariwisata: anomi dan ego-enhancement. Anomi
adalah keinginan untuk mengatasi perasaan dari kegiatan rutin sehari-hari, dimana
seseorang ingin lepas dari rutinitasnya tersebut. Sedangkan ego-enhancement
adalah kebutuhan untuk pengakuan diri yang diperoleh melalui status yang
diberikan oleh pariwisata (travel) (Fodness, 1994).

Seorang wisatawan pada awalnya melakukan perjalanan karena didorong


oleh keinginan mereka (push factors) dan kemudian ditarik oleh atribut destinasi
wisata (pull factors) sehingga mereka mampu membuat suatu keputusan ke mana
mereka akan pergi (Dann, 1977).

a. Push factor
Push factors yang dimaksud dalam teori meliputi komponen-komponen
dibawah ini:

1. Relaxation
Kebutuhan untuk santai dari kegiatan sehari-hari yang padat dapat
memulihkan kembali fisik dan pikiran. Berwisata dapat menyegarkan
kelelahan fisik. (Crompton, 1979).
2. Escape
Perubahan lingkungan seringkali menjadi motif untuk berwisata bagi
seseorang. Kegiatan yang rutin dilakukan sehari-hari, seperti pekerjaan dan
kegiatan rumah mengakibatkan seseorang ingin mencari bagaimana cara
untuk dapat terlepas dari kejenuhan. (Crompton, 1979)
3. Educational opportunity Mengunjungi tempat atau negara lain untuk
melihat budaya baru dengan tujuan untuk mendapat pengalaman dan
pengetahuan yang baru dari destinasi wisata tujuan, untuk mengerti budaya
lain dan cara pandang orang setempat (Vuuren & Slabbert, 2011).

b. Pull factor
Pull factors yang dimaksud dalam teori meliputi komponen-komponen di
bawah ini:
1. Entertainment and attractions
Semakin banyaknya hiburan dan atraksi-atraksi yang dapat dilihat,
meningkatkan kemenarikan destinasi wisata. Hiburan yang ada dalam
kehidupan rutin membuat seseorang ingin mencari hiburan yang lain, yang
belum pernah dilihat sebelumnya. Atribut-atribut dalam sebuah destinasi,
dapat meningkatkan keinginan seseorang untuk berkunjung dan
menyediakan waktu untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut
(Vengesayi, 2003).
2. Cultural motives Perbedaan budaya di daerah lain, yang tidak serupa bahkan
sangat berbeda dengan budaya di daerah asal, menyebabkan seseorang
terdorong untuk pergi ke negara lain dan melihat kebudayaannya tersebut
(Crompton, 1979).
3. Climate and weather Iklim dan cuaca menjadi hal penting dalam
mepengaruhi keputusan turis Iklim didefinisikan sebagai sebuah kondisi
rata-rata sebuah lokasi. Sedangkan cuaca merupakan manifestasi dari iklim
pada waktu dan titik tertentu. Turis mungkin mengharapkan kondisi iklim
dan cuaca tertentu ketika melakukan perjalanan ke suatu tempat,oleh
karena itu keramaian destinasi wisata berpengaruh dengan iklim di negara
destinasi tersebut (Becken, 2010).

4. Safety
Sebagai tempat wisata, keamanan merupakan hal yang sangat penting
sebagai kualitas suatu negara. Kesuksesan sebuah negara tergantung dari
penyediaan keamanan bagi turis dan penduduknya. Turis saat ini lebih
memilih destinasi wisata yang tingkat keamananannya tinggi, karena turis
tidak akan mau mengunjungi lagi destinasi wisata tersebut ketika tidak
merasa aman (Bhat, 2013)
5. Event and activities
Setiap negara memiliki acara-acara (events) yang bermacam-macam. untuk
ditawarkan kepada turis. Sebagai contoh, pada penelitian terdahulu
Nicholson dan Pearce (2001) dalam Perkins (2012), terdapat empat events
yang berbeda di New Zealand: food festival; air show: wine, food, and
music festival, dan competitive music festival. (Crompton, 1979).
6. Trip cost and price Biaya dalam sebuah perjalanan sering kali menjadi
kendala dan hal penting dalam motivasi pariwisata.Motivasi turis
berpengaruh pada pilihan destinasi, dan hubungan antara pilihan destinasi
dan motivasi berpengaruh dalam penentuan harga untuk mencari harga
maksimum yang mampu dibayar. Harga mempengaruhi keput konsumen
untuk membayar (Litman, 2012).
7. Ease of access
Murahnya harga penerbangan dan akses yang mudah menjadi dua
faktormpenting dalam faktor penarik motivasi pariwisata. Banyaknya rute-
rute yang ditawarkan oleh perusahaan penerbangan baik dari negara asal
maupun negara destinasi, memudahkan seseorang untuk berwisata. (Dunne,
Buckley & Flanagan, 2007).

D. TALC (Tourism Area Life Cycle) Terhadap Pariwisata


Model fase TALC merupakan model yang dikembangkan dari keilmuan
pemasaran dan bisnis melalui model Product Life Cycle (PLC)-nya yang sangat
terkenal dikalangan product manager dan pemasar. Mungkin agak terkesan rumit,
namun model TALC ini justru sangat membantu pengelola destinasi untuk
mengetahui daerahnya di fase mana. TALC adalah model linear sederhana yang
dikategorikan menjadi 6 fase, yaitu:
1. Fase Explorasi (Exploration)
Fase ini adalah fase dimana suatu daerah baru mulai akan mengembangkan
daerahnya menjadi destinasi wisata. Jenis atraksinya mayoritas bertemakan
alam dan budaya yang belum dikembangkan secara serius.Contoh daerah
yang masuk tahap ini adalah Kawasan Ekonomi Khusus yang baru
ditetapkan oleh pemerintah seperti KEK Tanjung Gunung di Pulau Bangka.
2. Fase Keterlibatan (Involvement)
Fase ini merupakan fase dimana pengembangan destinasi wisata mulai
serius dilakukan dan sektor pariwisata mulai dijadikan sebagai sumber
pemasukan. Homestay mulai berkembang, investor mulai tertarik untuk
berbisnis, pemerintah dituntut untuk mengembangkan infrastruktur dasar
seperti jalan, bandara, fasilitas kesehatan, dan program pemberdayaan
masyarakat.Contoh daerah yang termasuk fase ini adalah KabupatenKendal
yang mulai mengembangkan pariwisatanya dibawah kepemimpinan Bupati
baru
3. Fase Stagnan (Stagnation)
Fase stagnan ditujukan untuk destinasi yang berada pada titik jenuh.
Dampak dari pariwisata massal sangat jelas terlihat seperti sampah,
degradasi sosial budaya, dan juga kebocoran ekonomi (economic leakage)
yang tinggi. Fase Peremajaan (Rejuvenation) & Penurunan (Decline)

Ada dua kemungkinan jika suatu destinasi sudah terjebak dalam fase
stagnan.Contoh yang dapat dilakukan oleh destinasi adalah pengembangan
atraksi baru, pembangunan kepariwisataan berbasis pariwisata
berkelanjutan, perubahan target pasar wisatawan, atau bisa juga dilakukan
perubahan menengah dengan melakukan penyesuaian dan peningkatan
terhadap fasilitas daninfrastruktur pariwisata.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Geosfer secara umum adalah lapisan atau sfera yang terdapat pada bumi
terletak pada permukaan bumi dan di bawah permukaan bumi dan lapisan bumi
tersebut berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan bumi.
Geosfer menghasilkan berbagai objek wisata.
Fenomena geosfer adalah fenomena atau kejadian alam yang terjadi di dan
berkaitan dengan unsur-unsur geosfer. Geosfer adalah lapisan yang mencakup
seluruh komponen fisik dan nonfisik di permukaan bumi, dengan unsur yaitu
atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer.

Terdapat dua faktor pendorong sebagai motivasi pariwisata: anomi dan ego-
enhancement. Anomi adalah keinginan untuk mengatasi perasaan dari kegiatan
rutin sehari-hari, dimanaseseorang ingin lepas dari rutinitasnya tersebut. Sedangkan
ego-enhancement adalah kebutuhan untuk pengakuan diri yang diperoleh melalui
status yang diberikan oleh pariwisata (travel) (Fodness, 1994).

Model fase TALC merupakan model yang dikembangkan dari keilmuan


pemasaran dan bisnis melalui model Product Life Cycle (PLC)-nya yang sangat
terkenal dikalangan product manager dan pemasar. Mungkin agak terkesan rumit,
namun model TALC ini justru sangat membantu pengelola destinasi untuk
mengetahui daerahnya di fase mana.

B. Saran
Penulis mengharapkan kritikan beserta saran agar makalah ini lebih
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Eirene, “Geografi Pariwisata”


https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-
manado/tourism-industry-management/eirene-rembet-19601002-geo-
pariwisata/46451899

Geosphere Phenomena: Definition, Kinds, and Examples in Life Mochamad


Nalendra, 2021. “Mengenal Fase-Fase Pengembangan Destinasi Melalui
Tourist Area Life Cycle (TALC)”
Prof.Dr.M.Baiquni, M. (2021). Modul 1 Pengertian dan Ruang Lingkup Geografi
Pariwisata. 26.

Ziaggi Fadhil Zahran, “Fenomena Geosfer: Pengertian, Macam, dan Contoh”.

Anda mungkin juga menyukai