PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PENEGAKKAN HAK ASASI MANUSIA
Disusun Oleh:
RIAN PERMATA SARI
BP. 1201 203 009
Dosen Pembimbing
Drs. SJAFRIL CHATIB, MM
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada penulis sehingga penulis mamou
menyelesaikan makalah yang berjudul “Penegakkan Hak Asasi Manusia” dalam
mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Shalawat dan salam
penulis hadiahkan kepada nabi Muhammad SAW. Penulis menyampaikan
terimakasih kepada teman-teman yang telah banyak memotivasi penulis dalam
membuat makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
maka untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran sari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih. Semoga
makalah ini bisa bermamfaat bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................... 1
C. Tujuan Penulisan................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Upaya Pemajuan, Penghormatan dan Perlindungan HAM
di Indonesia......................................................................... 2
B. Partisipasi dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan
Penegakkan HAM di Indonesia.......................................... 9
C. Instrumen Hukum dan Peradilan Internasional HAM........ 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara
kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak dasar itu adalah hak hidup, hak milik
dan hak kebebasan. Di Negara merdeka, hak-hak asasi manusia harus dijamin
karena kemerdekaan suatu negara bermakna kemerdekaan bagi setiap warga
Negaranya. Pengakuan dan jaminan hak asasi manusia sedunia dinyatakan
dalam Universal Declaration of Human Rights (pernyataan sedunia tentang
hak-hak asasi manusia) yang ditetapkan pada tanggal 10 Desember 1948. Hal
ini berarti bahwa negara anggota PBB secara moral berkewajiban
melaksanakan isi pernyataan tersebut, serta memasukkan hak-hak asasi
manusia ke dalam undang-undang negara masing-masing.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah makalah ini adalah : “Bagaimakanah konsep penegakkan hak asasi
manusia?”
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan
HAM di Indonesia
2. Untuk mengetahui partisipasi dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan
penegakkan HAM di Indonesia
3. Untuk mengetahui instrumen hukum dan peradilan internasional HAM
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
golongan dan lapisan masyarakat, jaminan atas kesejahteraan sosial,
menghormati kemerdekaan setiap bangsa di dunia, perdamaian
hidup dan kesejahteraannya.
3
6) Pasal 32 ayat 1 : "Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya".
4
Kewajiban dasar manusia tertuang dalam pasal 67 sampai 69 yang
memuat:
a. Wajib patuh terhadap perundang-undangan, hukum tidak tertulis,
hukum internasional.
b. Wjaib ikut serta dalam pembelaan negara.
c. Wajib menghormati HAM orang lain, moral, etika dan tata tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
d. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang.
5
4. Hambatan dan Tantangan dalam Penegakkan HAM di Indonesia
Diundangkannya UU No. 39 Tahun 1999 mempunyai tujuan yang
baik dan mulia agar masyarakat kita berada dalam situasi aman, tenteram
dan bahagia. Namun, dalam kenyataan kehidupan masih jauh dari itu.
Banyak hambatan dan tantangan dalam menegakkan HAM.
a. Adanya dua pandangan antara aliran universalisme dan partikularisme
b. Adanya pertentangan antara kepentingan individual dan kepentingan
kolektivisme (umum).
c. Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hukum dan lembaga
pengawasan aparatur negara
d. Negara yang otoriter
e. Sebagian masyarakat yang buta hukum dan kurang kesadaran hukum
6
Perpu tersebut meliputi pemusnahan ras, pembunuhan sewenang-wenang,
penghilangan orang secara paksa, perbudakan, diskriminasi yang
dilakukan secara sistematis, dan penganiayaan yang dilakukan oleh
pejabat yang berwenang. Dengan demikian, walaupun Indonesia belum
menjadi pihak pada beberapa konversi utama HAM, namun prinsip-prinsip
yang dikandung dalam ketentuan konvensi-konvensi HAM diakui dan
dapat menjadi hukum positif Indonesia melalui pemberlakuan Perpu No.
1/1999.
Komitmen pemerintah Indoensia dalam mewujudkan kemajuan dan
perlindungan HAM, antara lain, telah ditunjukkan dengan pembentukkan
Komnas HAM. Sesuai dengan saran yang tertuang dalam deklarasi dan
Program Aksi Wina 1993 serta hasil Lokakarya Nasional HAM II yang
diselenggarakan Pemerintah RI telah tersusun pula sebuah konsep rencana
aksi nasional HAM (RAN-HAM). Semuanya dapat dapat dicapai.
Pemerintah Indonesia hanya tinggal mencari cara untuk mempertajam
kualitas dan kuantitas gerakan penghormatan dan pemajuan HAM.
Memang kita akui banyak pelanggaran HAM pada masa Orde
Baru. Hal ini disebabkan berbagai hambatan yang terjadi pada saat itu.
Hambatan penegakkan HAM itu, antara lain sebagai berikut:
a. Faktor kondisi sosial-budaya masyarakat Indonesia
1) Tingkat pendidikan, sosial-ekonomi yang relatif masih rendah
masyarakat Indonesia
2) Faktor-faktor primordial (ikatan kerabatan), adat istiadat, dan
agama yang kadang bertentangan dengan pelaksanaan HAM,
seperti kedudukan seseornag dan upacara-upacara sakral.
3) Pandangan yang paternalistik, dimana orang tua atau yang
dituakan masih dianggap harus ditaati meskipun salah atau
bertentangan dengan HAM.
4) Masih kita temui sering terjadi main hakim sendiri meskipun
persoalan kecil.
7
5) Adanya konflik horizontal yang terjadi di berbagai daerah hanya
karena hal yang sepele.
b. Faktor geografis Indonesia yang terdiri dari puluhan ribu pulau
1) Kondisi negara kita yang terdiri dari puluhan ribu pulau, selat,
lembag, pegunungan, hutan belantara, yang menyulitkan
komunikasi satu sama lain.
2) Sarana komunikasi dan informasi yang belum menjangkau setiap
daerah di Indonesia, terutama daerah terpencil.
3) Peranan SDM (Sumber daya manusia) yang masih rendah
c. Faktor perangkat peraturan dan perundang-undangan
1) Belum lengkapnya perangkat peraturan dan perundang-undangan
sehingga penegakkan HAM sebatas hanya wacana saja.
2) Hasil ratifikasi konvensi internasional tentang HAM masih
sulituntuk diimplementasikan di Indonesia.
3) Masih kuatnya pengaruh Penguasa Orde Baru yang masih
mempertahankan kondisi yang lama.
4) Para mantan penguasa Orde Baru, terutama golongan militer
kurang peduli terhadap pelaksanaan HAM.
d. Faktor kebijakan pemerintah Orde Baru
1) Banyak terjadi pelanggaran HAM dilakukan oleh pemerintah
dengan dalih untuk kepentingan stabilitas, sebagai syarat
pembangunan nasional.
2) Berbagai aksi masyarakat berupa unjuk rasa dan demonstrasi
dianggap oleh pemerintah sebagai gerakan subsversif atau
tindakan pembangkangan.
3) Tidak semua penguasa mempunyai persepsi yang sama tentang
HAM.
4) Masih dipertahankannya adanya daerah operasi militer (DOM)
seperti Nanggroe Aceh Darussalam dan Papua dengan dalih
penertiban keamanan dan banyak pelanggaran HAM.
8
B. Partisipasi dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakkan
HAM di Indonesia
Agar kepentingan warga negara dapat selaras dan tidak menimbulkan
pelanggaran kepentingan dan hak asasi manusia, maka setiap warga negara
yang baik harus menunjukkan perilaku sebagai berikut:
1. Lingkungan Masyarakat
a. Menyadari kedudukan sebagai warga negara baik dan bertanggung
jawab karena setiap warga masyarakat mempunyai kedudukan yang
sama dalam hukum.
b. Menyadari kewajibannya sebagai bagian dari masyarakat.
c. Menyadari hak dan kewajiban masing-masing sesuai dengan peraturan.
d. Setiap warga masyarakat harus ikut bertanggung jawab terhadap
pembangunan nasional.
2. Lingkungan berbangsa dan bernegara
a. Menyadari kepentiangan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
b. Mendahulukan kewajiban daripada menuntut hak.
c. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, martabat dan harkat
manusia.
d. Setiap aparat dan petugas negara wajib menjadi teladan warga
negaranya.
e. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, bangsa dan
negara.
3. Lingkungan Internasional
Berikut beberapa contoh pelaksanaan pengadilan internasional yang
memproses dan mengadili pelanggaran HAM.
a. Klaus Barbie (1987) ia mantan komandan polisi rahasia Gestapo Nazi
pada saat Adolf Hitler Jerman. Ia bersalah, karena menyiksa 842 orang
Yahudi dan di antaranya 343 tewas termasuk 52 anak. Ia dijatuhi
hukum seumur hidup.
9
b. Prof. Pieter Koymaans. Komisi HAM PBB, bulan November 1991
berkunjung ke Indonesia untuk mengamati pelanggaran HAM di timor
Timur.
c. Bulan Februari 1998. Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi
808 untuk mengadili penjahat perang dan pelanggaran HAM di masa
Slobodan Milosevic dan Ratko Miadic dianggap paling bertanggung
jawab atas pembunuhan massal oleh suku etnis Serbia terhadap orang-
orang Kroasia dan Bosnia-Herzegovina.
d. Pengadilan Mantan Presiden Saddam Hussein (Irak) yang telah
melakukan pembantaian orang Syiah di Dujai, Invasi ke Kuwait
(Agustus 1990), penindasan dan pembunuhan kaum Syiah dan suku
Kurdi tahun 1987 dan 1988. Peristiwa pembunuhan suku Kurdi ini
dianggap pembasmian etnis atau genosida.
10
2) Suatu perbuatan yang dapat menyebabkan penderitaan fisik dan
mental pada anggota kelompok.
3) Bertujuan untuk memusnahkan kelompok tersebut secara fisik.
4) Bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok.
5) Memindahkan dengan paksa anak-anak secara berkelompok.
b. Pembunuhan.
c. Penghilangan orang secara paksa.
d. Perbudakan.
e. Diskriminasi yang dilakukan secara sistematis.
f. Penganiayaan yang dilakukan oleh pejabat yang berwenang yang dapat
mengakibatkan penderitaan fisik dan mental.
11
b. Telah lahir Deklarasi Universal HAM pada tanggal 10 Desember 1948
dan dalam pasal 5 disebutkan bahwa ada jaminan sepenuhnya hak
setiap orang untuk bebas dari segala bentuk penyiksaan dan perlakuan
atau penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau
merendahkan martabat manusia.
c. Adanya konvensi Internasional Pasal 7 menetapkan bahwa hak-hak
sipil merupakan hak fundamental yang tidak boleh dikurangi dengan
alasan apapun.
12
e) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
f) Berani membela kebenaran dan keadilan.
g) Bangsa Indonesia merasa bagian dari seluruh umat manusia
karena itu perlu dikembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerja sama dengan bangsa lain, dan
h) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
3) Asas dan prinsip negara hukum (rule of law) perlu ditegakkan.
13
Pada zaman pemerintahan Habibie yang hanya 15 bulan,
penghormatan dan pemajuan HAM telah menemukan momentumnya
dengan Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM.
Selain, itu sebagai cermin dari kesungguhan untuk memajukan dan
menghormati HAM pada masa Presiden Habibie, DPR telah menyetujui
sejumlah UU Nasional, yaitu:
a. UU No. 8/1999 tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat
b. UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia
c. UU No. 2/1999 tentang Partai Politik.
d. UU No. 3/1999 tentang Pemilihan Umum
e. UU No. 26/1999 tentang Pencabutan UU/Penpres No. 11/1963
f. UU No. 35/1999 tentang Perubahan UU No. 24/1970 tentang
Kehakiman yang intinya mengalihkan penanganan masalah dari
Departemen kepada Mahkamah Agung.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Meskipun UUD 1945 lahir pada tanggal 18 Agustus 1945, lebih dahulu
daripada Universal Declaration of Human Rights pada tanggal 10 Desember
1948, namun UUD 1945 telah memuat HAM. Prinsip HAM tertuang baik
pada pembukaan UUD 1945 maupun dalam batang tubuh UUD 1945.
Berdasarkan Piagam HAM sedunia yang saat ini telah disahkan oleh 105
negara termasuk Indonesia, negara kita juga menetapkan UU RI No. 5 Tahun
1998 yang memuat konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau
penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat
manusia. PBB adalah sebuah lembaga internasional dan Indonesia merupakan
salah satu anggotanya. PBB sedang berupaya menyelesaikan "Rule of
Producer" atau "Hukum Acara" bagi berfungsinya Mahkamah Internasional
(International Criminal Court/ICC) yang status pembentukkannya baru
disahkan melalui Konferensi Internasional di Roma, Italia pada bulan
Juni 1998.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis mohon maaf atas kesalahan atau
kesulitan yang dialami penulis. Untuk itu penulis mohon kritik atau sarannya
terhadap makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
16