Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PANCASILA DAN HAK ASASI MANUSIA


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Sulistyowati, S.Pd., M.H

Penyusun :
FIRDA BERLIANTI

PRODI EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NURUL ISLAM
TUNGGALPAGER – PUNGGING MOJOKERTO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiarat tuhan yang maha Esa atas limpahan rahamt dan karunianya
sehingga kami dapat membuat malakah yang berjudul “PANCASILA DAN HAK ASASI
MANUSIA”dengan lancar.tujuan kami membuat makalah ini untuk menyelesaikan tugas,untuk
itu kami berterimah kasih kepada ibu dosen pengampu mata kuliah PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN yang telah membimbing dan mengarahkan kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar,kami harap dengan makalah yang kami tulis dapat
memberikan manfaat ,wawasan sehingga kami dapat memberikan ilmu yang kami dapat kepada
orang lain.
Dalam makalah ini dijelaskan tentang Pancasila dan hak asasi manusia di indonesia.Sebaik-
baik manusia adalah ornag yang memberikan manfaat kepada orang lain maka dari itu kami
selaku pembuat makalah ini mungkin ada kekurangan mohon di maklumi kami menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan penyusun terima demi kesempurnaan makalah ini..

Mojokerto,12 september 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang..................................................................................................1
1.2Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3Tujuan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pandangan Indonesia tentang Hak Asasi Manusia..........................................3
2.2 Hak Asasi Manusia dan Hak Asasi Warga Negara…………………………..6
2.3 Pelaksanaan HAM dalam Pancasila................................................................7
2.4 HAM dalam Perspektif Islsm………………………………………………...9

BAB III PENUTUP


3.1Kesimpulan.....................................................................................................10
3.2Saran...............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia mengandung pemikiran bahwa
manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan menyandang 2 (dua) aspek, yakni aspek
individualitas (pribadi) dan aspek sosialitas (bermasyarakat). Oleh karena itu, kebebasan setiap
orang dibatasi oleh hak asasi orang lain. Ini berarti bahwa setiap orang mengemban kewajiban
mengakui dan menghormati hak asasi orang lain. Komitmen Negara Republik Indonesia dalam
rangka penghormatan, pemenuhan, perlindungan, penegakan, dan pemajuan hak asasi manusia
bersumber pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Komitmen tersebut telah dirumuskan sebelum dicanangkannya Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1948. Perubahan kedua Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia tahun1945 mengatur subtansi HAM dalam Bab tersendiri yaitu Bab
XA dari Pasal 28A hingga Pasal 28J meneguhkan komitmen Negara untuk menghormati,
memenuhi, melindungi, menegakan, dan memajukan HAM di Indonesia. Pasal 28I ayat (4)
menyatakan bahwa perlindungan, kemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah Negara terutama Pemerintah. Lebih lanjut dalam Pasal 28J ayat (1) Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun1945 disebutkan 2 bahwa setiap orang wajib bertanggung
jawab menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakatan,
berbangsa, dan bernegara. Kemudian disebutkan dalam pasal 28H ayat (2) Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia tahun 1945 bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan
kemudahan dan perlakuan kusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan. Amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 tersebut dijabarkan lebih lanjut kedalam Pasal 71 dan 72 Undang-Undang No. 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pasal 71 menyatakan bahwa Pemerintah wajib dan
bertanggung jawab untuk menghormati, melindungi, menegakan, dan memajukan Hak Asasi
manusia sebagaimana yang di atur dalam Undang-Undang ini, peraturan perundang-undangan
lain, dan hukum internasional tentang hak asasi manusia yang diteriman oleh Negara Republik
Indonesia. Selanjutnya dalam Pasal 72 mengatur bahwa kewajiban dan tanggung jawab
Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 meliputi langkah implementasi yang efektif
dibidang hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan Negara dan bidang lain

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas ada beberapa
permasalahan yang menarik perhatian penulis untuk mencari jawabannya. Permasalahan-
permasalahan tersebut antara lain :
1.bagaimana hubungan antara Pancasila dengan hak asasi manusia?
2. bagaimana Pancasila dalam hak asasi manusia?
3. bagaimana Pancasila menjadi dasar dalam hak asasi manusia?

I.3 Tujuan
1. untuk mengetahui hubungan antara Pancasila dengan hak asasi manusia
2. untuk mengetahui Pancasila dalam hak asasi manusia
3. untuk mengetahui Pancasila menjadi dasar dalam hak asasi manusia

4
BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 Pandangan Indonesia Tentang HAM


Sebagai negara demokrasi modern yang lahir pasca Perang Dunia II, Indonesia sudah

seharusnya menjamin penegakan hak asasi manusia dalam politik masyarakatnya. Oleh karena

itu perkembangan ketatanegaraan Indonesia dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan

jaman. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan amandemen terhadap Ayat 28 UUD 1945

Tahun 2000 sebagai amandemen kedua. Amandemen tersebut mencerminkan pandangan

Indonesia yang lebih modern dan terbuka dalam mengatur hak asasi manusia dalam konstitusi

sebagai penjelasan atas pandangan yang lebih maju mengenai hak asasi manusia tentunya.

Konsep Negara hukum mengakui dan menjunjung tinggi adanya penghormatan hak asasi

manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisahkan dari manusia, yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang

demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2.2 HAM dan Hak Asasi Warga Negara


Sebagai negara demokrasi modern yang lahir pasca Perang Dunia II, Indonesia sudah
seharusnya menjamin penegakan hak asasi manusia dalam politik masyarakatnya. Oleh karena
itu perkembangan ketatanegaraan Indonesia dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan
jaman. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan amandemen terhadap Ayat 28 UUD 1945
Tahun 2000 sebagai amandemen kedua. Amandemen tersebut mencerminkan pandangan
Indonesia yang lebih modern dan terbuka dalam mengatur hak asasi manusia dalam konstitusi
sebagai penjelasan atas pandangan yang lebih maju mengenai hak asasi manusia tentunya
Sedangkan hak asasi manusia tertuang didalam UU No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia menjelaskan hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Secara spesifik, hak warga negara dan hak asasi manusia memiliki perbedaan, yaitu:

1. Hak warga negara hak yang melekat dalam diri manusia sebagai anggota sebuah negara
sedangkan hak asasi manusia bersifat melekat dalam diri setiap manusia.

2. Hak warga negara dibatasi oleh aturan negara sedangkan hak asasi manusia bersifat
universal.

6
3. Hak warga negara lebih ke arah kelompok negara sedangkan hak asasi manusia lebih ke
pribadi.

4. Hak warga negara diberikan pemimpin atau pemerintah di suatu negara sedangkan hak
asasi manusia hak yang diberikan Tuhan sejak lahir.

2.3 Pelaksanaan HAM dalam Pancasila


Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum
dalam pembukaan UndangUndang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup
bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu
kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang artinya Hak
Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada
Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus memperhatikan
garisgaris yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Setiap manusia memiliki
hak dan martabat yang melekat sejak lahir. Hak tersebut tidak bisa diambil oleh orang lain dan
orang lain wajib menghargai hak tersebut. Hak-hak tersebut dinamakan sebagai hak asasi
manusia (HAM). Menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, HAM adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa (YME) dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.Salah satu sifat hak asasi manusia adalah universal.
Dilansir dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2020) karya Muhammad
Ridha Iswardhana, universal berarti berlaku bagi setiap orang tanpa memandang latar belakang
suku, agama, ras, dan kelompok apapun.Karena bersifat universal, negara wajib menegakkan
hak asasi setiap warga negaranya tanpa terkecuali. Di Indonesia, penegakkan hak asasi manusia
didasarkan pada ideologi negara, yaitu Pancasila. Hak asasi merupakan hak yang dimiliki oleh
setiap manusia di dunia tanpa membedabedakan suku bangsa, agama, ras, maupun golongan,
yang artinya hak manusia ini bersifat universal. Oleh karena itu setiap negara wajib untuk
menegakkan hak asasi manusia. Akan tetapi, karakteristik penegakkan hak asasi manusia
diberbagai dunia itu berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lainnya. Kebudayaan
dan nilai-nilai khas yang dimiliki suatu negara akan mempengaruhi pola penegakkan hak asasi
manusia disuatu negara, contohnya, di Indonesia, dalam proses penegakan hak asasi manusia
negara Indonesia berlandaskan kepada ideologi negara yaitu Pancasila. Pancasila sendiri
merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu HAM di
Indonesia berpegangan pada ideologi Pancasila. Nilai-nilai Pancasila dapat dikategorikan
menjadi tiga, yaitu: Nilai Ideal, Nilai Instrumental dan Nilai Praskis (Syarbaini, 2003:27). 1. Hak
Asasi Manusia dalam Nilai Ideal Pancasila Nilai ideal atau nilai dasar Pancasila adalahh nilai
dasar yang relative tetap (tidak berubah) seperti yang berada dalam pembukaan UUD 1945.
Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal sehingga di dalamnya terkandung sebuah cita-cita,
tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. Sejalan dengan hal tersebut. Hubungan antara hak
asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut, (syarbaini,
2003:32) 1) Ketuhanan Yang Maha Esa ISSN: 2614-6754 (print) ISSN: 2614-3097(online)
Halaman 7811-7818 Volume 5 Nomor 3 Tahun 2021 Jurnal Pendidikan Tambusai 7815
Menjamin kemerdekaan untuk memeluk agama, menjalankan ibadah, dan menghormati
perbedaan agama. 2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Menempatkan setiap warga negara
pada kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama
untuk mendapatkan jaminan dan perlindungan hukum. 3) Persatuan Indonesia Memberikan
semangat persatuan di antara warga negara dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi atau golongan. 4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Mengajarkan untuk menghargai hak setiap
warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan atau
paksaan. 5) Keadilan bagi Seluruh Rakyat Indonesia Mengakui hak milik dan jaminan sosial
secara perorangan yang dilindungi oleh negara serta berhak mendapatkan peekerjaan dan
perlindungan (Astuti, 2015:196) Dengan demikian, ada beberapa jenis hak asasi sesuai dengan

7
Pancasila, antara lain sebagi berikut; 1) Ketuhan Yang Maha Esa a. Hak asasi melakukan ibadah
menurut keyakinan masing-masing b. Hak kemerdekaan beragama bagi seiap orang untuk
memilih serta menjalankan agamanya masing-masing c. Hak bekerjasama antar umat beragama
d. Hak bebas dari pembedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama. 2) Kemanusiaan
yang adil dan beradab a. Hak pengakuan terhadap martabat manusia (dignity of man) b. Hak
asasi manusia (Human Rights ) c. Hak kebebasan manusia (human freedom) d. Hak sama di
depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama e. Hak persamaan derajat,
kewajiban atantara sesama mansisa 3) Persatuan Indonesia a. Hak menikmati hak-hak asasinya
tanpa pembatasan dan belenggu b. Hak untuk bergaul satu sama lainnya dalam semangat
persaudaraan c. Hak dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. 4)
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan a.
Hak mengeluarkan pendapat b. Hak berkumpul dan mengadakan rapat c. Hak ikut serta dalam
pemerintahan d. Hak menduduki jabatan politik yang dikembangkan di Indonesia berintikan
nilai-nilai agama, kesamaan budaya, pola piker bangsa serta sumbangan nilai-nilai
konptemporer, dengan mengedepankan pengambilan keputusan secara musyawarah, bukan pada
suara mayoritas. 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia a. Hak setiap warga negara
untuk memiliki kebebasan hak milik b. Hak jaminan sosial c. Hak mendapatkan pekerjaan dan
perlindungan Kesehatan. 2. Hak Asasi dalam Nilai Instrumental Pancasila Nilai instrumental
Pancasila dalam HAM meruakan penjabaran dari nilai-nilai dasar yang sifatnya lebih khusus.
Nilai instrumental dalam Pancasila merupakan pedoman pelaksanaan dari kelima sila Pancasila.
Pada umumnya nilai instrumental berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional mulai dari UUD
samapai dengan peraturan daerah. Perarturan perundang-undangan yang menjamin HAM, ialah
diantaranya: a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terutamaa pasal
28 A – 28 J tentang Hak asasi Manusia ISSN: 2614-6754 (print) ISSN: 2614-3097(online)
Halaman 7811-7818 Volume 5 Nomor 3 Tahun 2021 Jurnal Pendidikan Tambusai 7816 b.
Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Di dalam TAP MPR
tersebut terdapat iagam HAM Indonesia. yang memuat hak-hak yang dimiliki warga negara
Indonesia. c. Ketentuan dalam Undang-Undang organic. Undan-undang organic adalah
peraturan UU yang memuat penjabaran materi atau permasalahan UUD 1945. d. Ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (perppu) Nomor 1 Tahun 1999 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia . e. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintahan, yaitu: (1)
Peraturan Pemerintah No.2 tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan terhadap Korban dan
Saksi dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat. (2) Peraturan Pemerintah nomor 2
Tahun 20002 tentang Kompensasi, Restituti, Rehabilitas terhadap Korban Pelanggaran Hak
Asasi Manusia Berat. f. Ketentuan dalam Keputusan Presiden (Kepres), yaitu: (1) Keputusan
Presiden No.50 tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. (2) Keputusan
Presiden No.83 tahun 1998 tentang pengesahan Konvensi No. 87 tentang Kebebasan Berserikat
dan Perlindungan Untuk Berorganisasi (3) Keputusan Presiden No.31 tahun 2001 tentang
Pembentukan Pengadilan HAM pada Pengadilan Negeri Jakarta pusat, Pengadilan Negeri
Surabaya, pengadilan Negeri Medan dan Pengadilan Negeri Makassar. Selain dalam Konstitusi,
Hak asasi manusia juga dijamin dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun
1999 tentang Hak asasi manusia. Jaminan HAM dalam UU No. 39tahun 1999, meliputi: 1) Pasal
9: Hak untuk hidup, seperti hak mempertahankan hidup, hak memperoleh kesejahteraan lahir
batin, serta hak memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat 2) Pasal 10: hak berkeluarga
dan melanjutkan keturunan, seperti hak memiliki keturunan melalui perkawinan yang sah. 3)
Pasal 11-16: Hak untuk meningkatkan kualitas hidup, hak megembangkan diri, seperi hak
pemenuhan dkebutuhan dasr, memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
memperoleh informasi dan melakukan pekerjaan soial, 4) Pasal 17-19: hak memperoleh keadilan
seperti hak memperoleh kepastian hukum dan hak persamaan di depan hukum 5) Pasal 20-27:
Hak atas kebebasan pribadi, seperti hak memeluk agama, keyakinan politik, memilih status
kewarganegaraan, berpendapat, mendirikan parpor, dan bebas bergerak dan bertempat tinggal. 6)
Pasal 28-35: Hak atas rasa rasa aman, seperti hak memperoleh suaka politik, perlindungan
terhadap ancaman ketakuan, perlindungan terhadap penyiksaan penghilangan dengan paksaan
dan penghilangan nyawa. 7) Pasal 36-42: hak atas kesejahteraan, seperti hak milik pribadi,
memperoleh pekerjaan yang layak kehidupan yang layak, dan jaminan sosial. 8) Pasal 43-44:
Hak untuk turut serta dalam pemerintahan, seperti hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilu,
partisipasi langsung dan tidak langsung, dangkat dalam jabatan pemerintah dn mengajukan usul

8
kepada pemerintah. 9) Pasal 45-51: Hak Wanita,yaitu tidakk ada diskriminasi/ hak yang sama
antara pria dan Wanita dalam bidang politik, pekerjaan, status kewarganegaraan, keluarga atau
perkawinan. 10) Pasal 52-60: Hak anak, yaitu seperti hak anak untuk mendapatkan perlindungan
dari orang tua, keluarga, masyarkat dan negara. Hak beribadah menurut agamanya, berekspresi,
perlakuan khusus bagi anak cacat, perlindungan dari eksploitasi ekonomi, pekerjaan, pelecehan
seksual, perdagangan anak dan penyalhgunaan narkotika. Setiap hak asasi manusia, seseorang
menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab untuk menghormati hak asasi orang lain secara
timbal balik serta menjadi tugas untuk pemerintah untuk menghormati, melindugi dan
menegakkan dan memajukannya demi keejhteraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. ISSN: 2614-6754 (print) ISSN: 2614-3097(online) Halaman 7811-7818 Volume 5
Nomor 3 Tahun 2021 Jurnal Pendidikan Tambusai 7817 3. Hak Asasi Manusia dalam Nilai
Praksis Pancasila Nilai praskis merupakan perwujudan dari nilai instrumental yang bersifat
nyata dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai praskis sendiri merupakan realisasi cita-cita dalam kehidupan setelah diproses dengan
norma atau kebijakam yang dibuat (Dwi Sulisworo, Tri, dkk. 2012). Nilai praskis bersifat nyata
dan selalu memiliki kesnjangan dengan nilai dasar. Apabila terjad kesenjangan antara nilai dasar
dan nilai praksis, maka yang seharusnya berperan adalah dimensi normatif. HAM dalam nilai
praskis dapat terwujud apabila nilai-nilai dasar instrumental Pancasila itu sendiri dapat
dilaksanakan dengan baik dalam kehidupan seharihari oleh seluruh warga negara. Hal tersebut
dapat diwujudkan apabila setiap warga negara menunukan sikap positif dalam kehidupan sehari-
hari. Adapun contoh sikap positif untuk mewujudkan nilai praksis Pancasila oleh warga negara,
antara lain sebagai berikut: 1) Ketuhanan Yang Maha Esa a. Tidak memaksakan suatu agama
atau kepercayaan pada orang lain. b. Menghormati pemeluk agam lain dalam melaksanakan
ibadah c. Bekerja sama antarumat beragama agar tercipta kerukunan antarumat beragama. 2)
Kemanusiaan yang adil dan beradab a. Bersikap tenggang rasa kepada orang lain. b. Berani
membela kebenaran dan keadilan. c. Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban antara
seesama manusia. d. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. e. Tidak bertindak semena-mena
kepada oraang lain. f. Mengakui persamaan derajat g. Hormat-menghormati dan bekerja sama
dengan bangsa lain. 3) Persatuan Indonesia a. Rela berkorban demi kepentingan bangsa b.
Bangga menjadi bangsa Indonesia dan cinta tanah air c. Menempatkan persatuan, kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribad atau golongan d.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika. 4)
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan a.
Tidak memaksakan kehendak orang lain. b. Menerima dan melaksanakan setiap keputusan
musyawarah. c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
Bersama. d. Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa e. Mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan sendiri. 5)
Keadilan sosial bagi eluruh rakyat Indonesia a. Menghormati hak-hak orang lain b. Menjaga
keseimbangan anatara hak dan kewajiban. c. Menjauhi sifat boros dan bergaya mewah d. Suka
memberi pertologan kepada orang lain. e. Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain. Dengan
demikian, segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaran negara, nahkan
moral negara, politik negara, pemerintah negara, hukum dan peraturan perundang-undangan
negara, kebebasan dan hak asasi warga negara harus senantiasa dijiwai dengan nilai-nilai
Pancasila dan sebagai makhluk sosial kita harus mampu menghormati dan menjaga HAM baik
hak asasi sendiri maupun orang lain.

2.4 HAM dalam Perspektif Islam


manusia sejak dilahirkan. Hak asasi manusia dalam Islam berarti hak-hak unik manusia.
Ini merupakan kewajiban yang fitrah dan mendasar yang diberikan oleh Allah SWT. Dari sudut
pandang Islam, hak asasi manusia berkaitan dengan konsep kesetaraan. Ini adalah Q.S. Al
Hujjarat ayat 13. Artikel ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif dan
tinjauan pustaka dengan mengumpulkan beberapa informasi terkait penelitian kepustakaan
sebagai sumber data. Beberapa kajian teoretis berurusan dengan pemahaman hak asasi manusia,
hak dan kewajiban manusia, dan kesetaraan dan status hukum dari perspektif Islam. Kesimpulan
dari artikel penulis adalah bahwa dari sudut pandang Islam, hak asasi manusia lahir langsung
dari Tuhan Yang Maha Esa dan tidak dapat dicabut atau dicabut, sehingga sudah ada jauh
9
sebelum menjadi hak dasar yang melekat pada diri individu.. Oleh karena itu, nilai-nilai hak
asasi manusia beserta prinsip-prinsip universalnya merupakan bagian dari semangat dan nilai-
nilai hukum Syariah. Untuk memahami konsep dan hakikat Hak Asasi Manusia (HAM) dalam
Islam, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian dasar tentang HAM. Dalam bahasa Arab,
HAM dikenal dengan (Haqq al- Insânî al-Asâsî atau juga disebut Haqq al-Insânî ad-Darûrî),
yang terdiri terdiri atas tiga kata, yaitu: a. kata hak (haqq) artinya: milik, kepunyaan,
kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu, dan merupakan sesuatu yang harus diperoleh. b.
kata manusia (al-insân) artinya: makhluk yang berakal budi, dan berfungsi sebagai subyek
hukum. c. asasi (asâsî) artinya: bersifat dasar atau pokok. Secara terminologis, HAM dalam
persepsi Islam, Muhammad Khalfullah Ahmad telah memberikan pengertian bahwa HAM
merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai
suatu amanah dan anugerah Allah SWT yang harus dijaga, dihormati, dan dilindungi oleh setiap
individu, masyarakat atau negara. Bahkan Ibn Rusyd lebih menegaskan bahwa HAM dalam
persepsi Islam telah memberikan format perlindungan, pengamanan, dan antisipasi terhadap
berbagai hak asasi yang bersifat primair (darûriyyât) yang dimiliki oleh setiap insan.
Perlindungan tersebut hadir dalam bentuk antisipasi terhadap berbagai hal yang akan
mengancam eksistensi jiwa, eksistensi kehormatan dan keturunan, eksistensi harta benda
material, eksistensi akal pikiran, serta eksistensi agama.7 Dengan demikian, hakikat
penghormatan dan perlindungan terhadap HAM dalam konsep Islam ialah menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh dan adanya keseimbangan, yaitu keseimbangan antara hak
dankewajiban, serta keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum.
Jadi dalam memenuhi dan menuntut hak tidak terlepas dari pemenuhan kewajiban yang harus
dilaksanakan. Begitu juga dalam memenuhi kepentingan perseorangan tidak boleh merusak
kepentingan orang banyak (kepentingan umum). Oleh sebab itu, pemenuhan, perlindungan dan
penghormatan terhadap HAM harus disertai dengan pemenuhan terhadap KAM (kewajiban
Asasi Manusia), dan TAM (Tanggung jawab Asasi Manusia), dalam kehidupan pribadi,
kehidupan bermasyarakat, dan bernegara.8 Sehingga dapat disimpulkan bahwa hakikat dari
HAM itu adalah keterpaduan antara HAM, KAM, dan TAM yang berlangsung secara sinergis
dan seimbang. Kesemuanya ini (HAM, KAM, dan TAM) merupakan nikmat dan anugerah
sekaligus sebagai amanah yang akan diminta pertanggungjawabannya di hadapan pengadilan
ilahi Allah SWT Rabbul `alamin. Surah al-An`am/6: 151:

‫ُقْل َتَع اَلْو ا َاْتُل َم ا َح َّر َم ا َر ُّبُك ْم َع َلْيُك ْم َاَّال ُتْش ِر ُك ْو ا ِبِه َش ْيأ َو َال َتْقُتُلوا َاْو َالَد ُك ْم ِم ْن ِاْم َالٍق َنْح ُن َنْر ُزُقُك ْم َو ِاَّياُهْم َو َالَتْقَر ُبْو ا الَفَو ِحَش َم ا‬
151. ‫َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن َو َال َتْقُتُلوا الَّنْفَس اَّلِتي َح َّر َم ُهَّللا ِاَّال ِبالَح ِق َذ اِلُك ْم َو َّصاُك ْم ِبِه َلَع َّلُك ْم َتْع ِقُلْو َن‬

Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan
memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-
perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya)
(alAn`a

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodratif dan
fundamental sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, yang tentunya harus dihormati, dijaga,
dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat, atau negara. HAM adalah hak yang tidak boleh
dihiliangkan ataupun diambil oleh siapaun. HAM itu berarti kebebasan, seperti misalnya hak untuk
bebas memeluk agama apapun, hak untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk tetap hidup, hak
untuk menempuh pendidikan, dan masih banyak lagi. Sebagai makhluk Tuhan yang memiliki derajat
dan martabat yang sama. Prinsip HAM dilandasi oleh system nilai universal dalam Pancasila.
Pancasila sendiri merupakan ideologi negara yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh
karena itu HAM di Indonesia berpegangan pada ideologi Pancasila. Nilai-nilai Pancasila dapat
dikategorikan menjadi tiga, yaitu: Nilai Ideal, Nilai Instrumental dan Nilai Praskis.

3.2 Saran

1. Aparat penegak hukum terutama kepolisian harus menghentikan segala bentuk


penyalahgunaan wewenang kekuasaannya. Kekerasan, penyiksaan maupun penganiayaan,
yang dilakukan secara fisik maupun mental harus dihentikan. Aparat harus menjaga dan
menghormati HAM setiap warga Negara, termasuk Hak Asasi manusia para tahanan.

2. Negara harus menghargai dan menghormati Hak Asasi Manusia itu secara utuh. Negara
harus menjamin dan melindungi HAM seseorang, tanpa pandang bulu apalagi didasarkan
atas kepentingan pribadi dan golongannya. Negara harus menindak tegas para pelaku
pelanggaran Hak Asasi Manusia tanpa membedakan agama, ras, suku bangsa, warna kulit,
ideology, miskin atau kaya, pejabat atau rakyat biasa, maupun sipil atau militer. Sehingga
keadilan dan kepastian hukum bisa dirasakan oleh setiap warga Negara termasuk tahanan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal-perspektif.org/index.php/perspektif/article/view/342
https://www.hukumonline.com/berita/a/perbedaan-hak-warga-negara-dan-hak-asasi-manusia-
lt622ee39d0ae1d/
https://jurnal.hukumonline.com/a/5d543f62c7f1513c09590ce3/implementasi-nilai-hak-
asasi-manusia-dalam-sila-pancasila
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/01/144823569/hubungan-ham-dengan-
pancasila/
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/alallam/article/view/5647
https://gunungmaskab.go.id/negara-hukum-mengakui-dan-menjunjung-tinggi-adanya-
penghormatan-hak-asasi-manusi/

12

Anda mungkin juga menyukai