INDONESIA
Dosen Pengampu :
Oleh :
Kelompok 9
1 EKONOMI SYARIAH C
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kita semua, sehingga dapat Menyusun makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak
pihak, yang dengan tulus memberi saran, kritik, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari pula bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharap
segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Dan kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis,
Kelompok 9
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila yang mempunyai hierarki dalam setiap sila-sila dalam Pancasila yang
mempunyai wujud kepedulian terhadap bangsa Indonesia. Sila pertama yaitu “Ketuhanan
Yang Maha Esa”, mempunyai arti bahwa negara dan bangsa Indonesia mengakui adanya
Tuhan dan mempercayai agama serta melaksanakan ajaran-ajaran agama yang dianut oleh
bangsa Indonesia. Sila yang kedua sampai sila kelima merupakan sebuah akisoma dari sisi
humanisme bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan masyarakat Indonesia yang dikatakan
heterogen, yang mempunyai kebudayaan, Bahasa, suku yang berbeda-beda, maka Pancasila
inilah yang menjadi kekuatan untuk mempersatukan masyarakat yang heterogen ini (Bhineka
Tunggal Ika). Pancasila tidak memandang stereotip suatu suku, suatu adat, atau budaya.
Integrasi masyarakat yang heterogen menjadi dapat terwujud bila adanya suatu rasa persatuan
dan kesatuan. Dinamika masyarakat yang heterogen menjadikan kekuatan Indonesia dalam
menjadikan sebuah yang dinamakan “bangsa”, tetapi dapat menghancurkan Indonesia itu
sendiri bila tidak ada rasa untuk bersatu
Ketika para pendiri bangsa ini merumuskan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945, sudah tentu ingin memberikan system ketatanegaraan yang terbaik bagi bangsa
yang sangat plural, baik secara etnis, agama, dan sosial budaya. Ketatanegaraan itu
menyangkut adanya Lembaga-lembaga yang mengatur pada bidangnya masing-masing akan
tetapi memiliki lembaga ini mengharuskan masyarakatnya untuk patuh dan taat pada
peraturan yang sudah di atur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Dan sejak reformasi terjadi tahun 1998 ini, berakibat berakhirnya masa pemerintahan orde
baru, mulailah terjadi perubahan (amandemen) konstitusi Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945 sebanyak empat kali, perubahan tersebut berimplikasi terhadap
perubahan ketatanegaraan sekaligus susunan kelembagaan Negara Indonesia, salah satu
dampak langsung perubahannya adalah perubahan supremasi MPR menjadi supermasi
konstitusi. Susunan kelembagaan Negara Indonesia tidak lagi mengenal istilah Lembaga
tertinggi negara, untuk kedudukan MPR sehingga terjadi kesejajaran kedudukan dengan
Lembaga sejenisnya demi menciptakan sistem check and balance.
1
http://hamiddarmadi.blogspot.com/2018/08/penjabaran-pancasila-dalam-uud-1945.html?m=1
2
H. Subandi Al Marsudi, SH. MH., Pancasila dan UUD’45 dalam paradigma reformasi ,edisi revisi (Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada: 2003), hal 182.
Pasal 29 ayat 2 menyatakan : “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya itu”.
Keterangannya, kebebasan memeluk agama adalah merupakan salah satu hak paling
asasi di antara hak-hak asasi manusia, karena kebebasan beragama itu langsung
bersumberkan kepada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hak
kebebasan beragama bukan pemberian negara atau bukan pemberian golongan.
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu berdasarkan
keyakinan, hingga tidak dapat dipaksakan dan memang agama dan kepercayaan
Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri tidak memaksa setiap manusia untuk memeluk
dan menganutnya.
3. Persatuan Indonesia
Pasal 35-36 B : Bab XV Tentang bendera, Bahasa, dan lambing negara serta lagu
kebangsaan.4
3
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5721614/makna-pasal-28-dalam-uud-1945-untuk-hak-asasi-manusia
4
https://brainly.co.id/tugas/1076321
Pasal 30 ayat 1 menyatakan hak dan kewajiban setiap negara ikut serta dalam
pembelaan negara, sedangkan ayat 2 menyatakan pengaturannya lebih lanjut
dilakukan dengan undang-undang.
Pasal 31 berbunyi :
1. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggrakan satu system pengajaran
nasional yang diatur dengan undang-undang.
Hal ini sesuai dengan tujuan Negara RI yang tercantum dalam Alinea keempat
pembukaan UUD 1945 berkenan dengan kewajiban pemerintah Negara Indonesia
mencerdaskan kehidupan bangsa.5
5
H. Subandi Al Marsudi, SH. MH., Pancasila dan UUD’45 dalam paradigma reformasi ,edisi revisi (Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada: 2003), hal 183.
6
https://www.merdeka.com/pendidikan/hubungan-uud-1945-dengan-pancasila-seperti-apa-ya.html
3. Bumi dan air dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Pasal 34 berbunyi : “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”.7
Pada tanggal 18 Agustus 1945, para pendiri Republik Indonesia yaitu panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia telah menetapkan UUD 1945. Dalam UUD 1945 ditetapkan antara
lain:8
7
H. Subandi Al Marsudi, SH. MH., Pancasila dan UUD’45 dalam paradigma reformasi ,edisi revisi (Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada: 2003), hal 188.
8
Prof. Drs. C.S.T. Kansil S.H dkk, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, edisi revisi (Jakarta. Pradnya
Paramita, 2005), hal 106.
9
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/16/00450071/struktur-lembaga-negara-sebelum-dan-sesudah-
amandemen
MA (Mahkamah Agung) : kekuasaan kehakiman hanya dijalankan oleh
mahkamah agung. MA bersifat mandiri dan tidak boleh dipengaruhi oleh
kekuasaan lain.
BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) : berwenang mengawasi dan memeriksa
pengelolaan keuangan negara.
DPA (Dewan Pertimbangan Agung) : berfungsi memberikan masukan atau
pertimbangan kepada presiden.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kita tahu bahwasanya Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Dan Indonesia adalah
negara hukum, yang mana semua aturan diatur dalam perundang-undangan dari sejak
kemerdekaan sampai sekarang ini. Dan sudah semestinya sebagai makhluk Tuhan yang
diciptakan dengan sempurna dari makhluk lainnya, kita dapat mematuhi aturan yang ada di
dalamnya.
Lembaga-lembaga negara sebelum amandemen UUD 1945 itu ada MPR, DPR, MA,
BPK, DPA. Yang mana MPR adalah sebagai Lembaga tertinggi dan lainnya adalah Lembaga
tinggi negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Drs. C.S.T. Kansil S.H dkk, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, edisi revisi
(Jakarta. Pradnya Paramita, 2005), hal 106
Internet
http://hamiddarmadi.blogspot.com/2018/08/penjabaran-pancasila-dalam-uud-1945.html?m=1
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5721614/makna-pasal-28-dalam-uud-1945-untuk-
hak-asasi-manusia
https://brainly.co.id/tugas/1076321
https://www.merdeka.com/pendidikan/hubungan-uud-1945-dengan-pancasila-seperti-apa-
ya.html
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/16/00450071/struktur-lembaga-negara-sebelum-
dan-sesudah-amandemen