Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

DIMAS REZA PAHLEVI NPM : 202244500407


ILHAM NABAWI NPM : 202244500422
MUHAMMAD KHAMDI NPM : 202244500427
MUTIARA RIZKI ANANDA GUNARDI NPM : 202244500452
ALIF CAHYADI NPM : 202244500463
ANGGI PUJIANTI NPM : 202244500499
AZVIE ARDIKA RIZKIE NPM : 202244500501

KELAS S1E
TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


UNINDRA

JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pancasila yang
berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Negara” dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan
Pancasila, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan Pancasila.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.

Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Jakarta, 25 Septenber 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

1. PENJABARAN SILA-SILA PANCASILA KEDALAM UUD 1945..................................2


1.1 KETUHANAN YANG MAHA ESA.............................................................................2
1.2 KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB......................................................2
1.3 PERSATUAN INDONESIA..........................................................................................3
1.4 KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DAN KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN..................................................................3
1.5 KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA...............................4
2. PENGIMPLEMENTASIAN PANCASILA.........................................................................5
2.1 IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM BIDANG POLITIK..................................5
2.2 IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM BIDANG EKONOMI...............................6
2.3 IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA.........7
2.4 IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM BIDANG PERTAHANAN DAN
KEAMANAN................................................................................................................8

BAB III PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................10
3.2 SARAN..........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia
Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki landasan yuridis dan historis yang
berarti kedudukan pokok Pancasila bagi Negara Kesatuan Republik Indonsia
sebagai dasar negara. Pernyataan ini berdasarkan ketentuan Pembukaan UUD 1945
yang menyatakan sebagai berikut: “...maka disusunlah kemerdekaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang berdaulatkan rakyat
dengan berdasarkan Kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta mewujubkan seuatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara memiliki kedudukan yuridis formal
yang tertuang dalam ketentuan hukum negara, hal ini ada terdapat dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke IV. Kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara semakin di perkuat oleh ketetapan MPR No.XVIII/MPR/1988 tentang
penegasan Pancasila sebagai dasar negara dan pencabutan ketetapan MPR
No.II/MPR/1978 tentang 4P. Pasal 1 ketetapan MPR No.XVIII/MPR/1988
menyatakan bahwa Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Penjabaran Pancasila dalam pasal - pasal UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945
2. Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara, khususya dalam
bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Dapat mengetahui konsep pancasila sebagai dasar negara dan hubugannya


dengan UUD 1945
2. Dapat mengimplementasikan nilai – nilai Pancasila dalam pembuatan kebijakan
negara

iv
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENJABARAN SILA-SILA PANCASILA KEDALAM UUD 1945


Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara”. kedudukan
Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaaan UUD 1945 adalah sebagai
sumber dari segala hukum di indonesia
Pembukaan UUD 1945 adalah pokok kaidah yang dijadikan landasan serta
peraturan hukum tertinggi bagi bentuk hukum lainnya, termasuk hukum dasar
tertulis dan hukum dasar tidak tertulis.
Antara Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945, khususnya bagian
pembukaan, sebagai dasar hukum, keduanya memiliki hubungan yang saling
berkaitan atau tidak dapat dipisahkan. Dapat digambarkan jika Pancasila adalah
rohnya, sedangkan UUD 1945 adalah raganya.
Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur
pokok ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945,
sebagai norma hukum dasar dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
Hubungan keduanya

1.1 KETUHANAN YANG MAHA ESA

Makna dari sila pertama berikut ini telah dijelaskan dalam Undang-Undang
Dasar (UUD) 1945 Pasal 29 Ayat 1 dan 2, yang berbunyi:
Pasal 29
1.   Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan
kepercayaannya itu.
Melalui dua ayat tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwasanya negara
Indonesia telah menjamin kebebasan bagi para penduduknya dalam memilih
kepercayaan atau keyakinannya masih masing dalam beribadah. Namun bukan
berarti negara dapat mencampuri dan mengatur agama serta kepercayaan
rakyatnya. Negara hanya wajib memberikan kenyamanan dan keamanan bagi
para pemeluk agama agar mereka dapat beribadah dengan aman dan nyaman.
Singkatnya, sila pertama Pancasila sendiri diharapkan dapat memberikan
kerukunan dalam menjalankan kehidupan beragama di NKRI.
1.2      KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Dalam UUD 1945, dijelaskan pada pasal 27 dan pasal 28:

v
Pasal 27
Segala Warga negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan
Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya.
Pasal 28
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
Artinya, setiap warga negara memiliki hukum yang sama tanpa perbedaan
terlepas dari status sosialnya. Baik orang kaya ataupun bukan, rakyat biasa atau
bahkan pejabat pemerintahan sekalipun, jika mereka terbukti melakukan
pelanggaran hukum, maka sanksi yang diberikan akan sama dan setimpal. Dari
manapun asal-usul suku, ras, ataupun budaya Anda, sebagai rakyat yang baik
kita harus sama-sama mematuhi hukum yang berlaku di Indonesia. Sebab,
keadilan merupakan sesuatu yang harus dijunjung tinggi dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.3      PERSATUAN INDONESIA
 Sila ketiga ini dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945  
       Pasal 25A, 35, 36A, dan 36B Ayat 1 dan 2, yang berbunyi:
Pasal 25A
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas – batas dan hak – haknya
ditetapkan dengan undang – undang.
Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih
Pasal 36A
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika
Pasal 36B
Lagu Kebangsaan Ialah Indonesia Raya
Yang menjelaskan bahwa negara dan masyarakat Indonesia wajib
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi/golongan.

1.4 KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN


DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
Sila keempat ini dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945   Pasal
2, 3, 6, dan 19, yang berbunyi:
Pasal 2 
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan
golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang.

vi
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima
tahun di ibukota negara.
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara
yang terbanyak.
Pasal 3
Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan
garis-garis besar dari ada haluan negara.
Pasal 6 Ayat 2
(2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
dengan suara yang terbanyak.
Pasal 19
(1) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan undang-undang.
(2) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
Yaitu berisi tentang segala yang berkaitan dengan dasar politik negara, yaitu
kedaulatan ada di tangan rakyat.

1.5      KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA


Makna dari sila kelima berikut ini telah dijelaskan dalam Undang-Undang
Dasar (UUD) 1945 Pasal 33 Ayat 1, 2 dan 3, yang berbunyi:
Pasal 33
1.      Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
2.      Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3.      Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Yaitu berisi tentang cita-cita negara dalam mewujudkan keadilan sosial dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Beberapa contoh dari penerapan sila kelima
adalah gotong royong dan mendukung kemajuan merata yang berkeadilan
sosial. Mendukung kemajuan merata dengan berkeadilan sosial ini misalnya
adalah membantu akses pendidikan, sandang, pangan, dan papan bagi siapa
saja.

2. PENGIMPLEMENTASIAN PANCASILA

Berikut beberapa implementasi pancasila dalam berbagai bidang :

2.1 IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM BIDANG POLITIK


Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada
dasar ontologis manusia. Hal ini di dasarkan pada kenyataan objektif bahwa

vii
manusia adalah sebagai subjek Negara, oleh karena itu kehidupan politik harus
benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.
Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini
harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila
dam esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara
harus segera diakhiri.
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang
politik dituangkan dalam pasal 26, 27 ayat (1), dan pasal 28[2]. Pasal-pasal
tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan
kemanusiaan yang adil dan beradap yang masing-masing merupakan pancaran
dari sila ke-4 dan ke-2 pancasila[3]. Kedua pokok pikiran ini adalah landasan bagi
kehidupan nasional bidang politik di Negara Republik Indonesia.
[1] PASAL 26 (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara. (2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan
orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. PASAL 27 (1) Segala warga
negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. PASAL
28A – 28J ini membahas tentang hak asasi manusia mulai dari hak hidup, hak
berkreasi dan hak hak lainnya secara umum.
[3] sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas
kedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan karena menurut pendapat
Bakry (2010: 209), aliran yang sesuai dengan sifat dan pikiran masyarakat
Indonesia.
Berdasarkan penjabaran kedua pokok pikiran tersebut, maka pembuatan
kebijakan negara dalam bidang politik harus berdasar pada manusia yang
merupakan subyek pendukung pancasila, sebagai mana dikatakan oleh Noto
Nagoro (1975:23) bahwa yang berketuhanan, berkemanusiaan,berpersatuan,
berkerakyatan, dan berkeadilan adalah manusia. Manusia adalah subyek negara
dan oleh karena itu politik negara harus berdasar dan merealisasikan harkat dan
martabat manusia di dalamnya. Hal ini dimaksudkan agar sistem politik negara
dapat menjamin hak-hak asasi manusia.Dengan kata lain, pembuatan kebijakan
viii
negara dalam bidang politik di Indonesia harus memperhatikan rakyat yang
merupakan pemegang kekuasaan atau kedaulatan berada di tangan rakyat. Selain
itu, sistem politik yang dikembangkan adalah sistem yang memperhatikan
pancasila sebagai dasar-dasar moral politik.

2.2 IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM BIDANG EKONOMI


Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat yang istilah kuat yang menang,
sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan
jarang mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan
Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang
humanistic yang mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara
luas[4]. Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja
melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka
sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa.

Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang


politik dituangkan dalam pasal 27 ayat (2), pasal 33 dan pasal 34[5]. Pasal-pasal
tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan
keadilan sosial yang masingmasing merupakan pancaran dari sila ke 4 dan sila ke-
5 pancasila. Kedua pokok pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan sistem
ekonomi pancasila dan kehidupan ekonomi nasional.

[4] Mubyarto,1999
[5] PASAL 27 (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. PASAL 33 (1) : perekonomian disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. PASAL 34 (2) : negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

Berdasarkan penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut, maka pembuatan


kebijakan negara dalam bidang ekonomi di indonesia dimaksudkan untuk
menciptakan sistem perekonomian yang bertumpu pada kepentingan rakyat dan
ix
berkeadilan. Salah satu pemikiran yang sesuai dengan maksud ini adalah gagasan
ekonomi kerakyatan yang dilontarkan oleh Mubyarto(1999), sebagaimana dikutip
oleh Kaelan (2000:239), yaitu pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar
pertumbuhan, melankan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh bangsa.
Dengan kata lain, pengembangan ekonomi tidak bisa di pisahkan dengan nilai-
nilai moral kemanusiaan

2.3 IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM BIDANG SOSIAL DAN


BUDAYA
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya
didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki
oleh masyarakat tersebut. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan
reformasi di segala bidang dewasa ini. Sebagai anti-klimaks proses reformasi
dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai social budaya dalam
masyarakat sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia
saat ini terjadi berbagai gejolak yang sangat memprihatinkan antara lain amuk
massa yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat satu dengan
yang lainnya yang muaranya adalah masalah politik.

Oleh karena itu dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi
ini kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar
nilai yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada
hakikatnya bersifat humanistic, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada
nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
berbudaya.

Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang


politik dituangkan dalam pasal , 29, pasal 31, dan pasal 32 [6]. Pasal-pasal
tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradap, dan persatuan yang massing-masing
merupakan pancaran dari sila pertama, kedua, dan ketiga pancasila. Ketiga pokok

x
pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan bidang kehidupan keagamaan,
pendidikan, dan kebudayaan nasional.

[6] PASAL 29 (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. PASAL 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. PASAL 32 (1) Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-
nilai budayanya.

Berdasarkan penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut, maka


implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang sosial
budaya mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat indonesia harus diwujudkan dalam ptoses pembangunan
masyarakat dan kebudayaan di indonesia. Dengan demikian, pancasila sebagai
sumber nilai dapat menjadi arh bagi kebijakan negara dalam mengembangkan
kehidupan sosial budaya indonesia yang beradab, sesuai dengan sila ke-2,
kemanusiaan yang adil dan beradab.Pengembangan sosial budaya harus dilakukan
dengan mengangkat nilai-nilaiyang dimliki bangsa indonesia, yaitu nilai-nilai
pancassila. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari fungsi pancasila sebagai sebuah
sistem etika yang keseluruhan nilainya bersumber dari harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk yang beradap.

2.4 IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM BIDANG PERTAHANAN DAN


KEAMANAN
Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum.
Demi tegaknya hakhak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-
undangan negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam
rangka melindungi hak-hak warganya.
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang
politik dituangkan dalam pasal 27 ayat (3) dan pasal 30 [7]. Pasal-pasal tersebut
merupakan penjabaran dari pokok pikiran persatuan yang merupakan pancaran

xi
dari sila pertama pancasila. Pokok pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan
bidang pertahanan dan keamanan nasional.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka implementasi pancasila dalam


pembuatan kebijakan negara pada bidang pertahanan dan keamanan harus diawali
dengan kesadaran bahwa indonesia adalah negara hukum. Pertahanan dan
keamanan negara di atur dan dikembangkan menurut dasar kemanusiaan, bukan
kekuasaandengan kata lain, pertahanan dan keamanan indonesia berbasis pada
moralitas keamanan sehingga kebijakan yang terkait dengannya harus terhindar
dari pelanggaran hak-hak asasi manusia.
[7]PASAL 27 (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara. PASAL 30 (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usahapertahanan dan keamanan negara

Secara sistematis, pertahanan keamanan negara harus berdasar pada tujuan


tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
(sila pertama dan kedua), berdasar pada tujuan untuk mewujudkan kepentingan
seluruh warga sebagai warga negara (sila ke tiga), harus mampu menjamin hak-
hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan (sila keempat), dan
ditujukan untuk mewujudkan keadilan dalam hidup masyarakat (sila kelima).
Semua ini dimaksudkan agar pertahanan dan keamanan dapat ditempatkan dalam
konteks negara hukum, yang menghindari kesewenang-wenangan negara dalam
melindungi dan membela wilayah negara dengan bangsa, serta dalam mengayomi
masyarakat

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara
Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila

xii
sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan
kenegaraan.
Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari setiap warga negara
Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang
menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.
pancasila sebagai dasar Negara dan mendasarkan diri pada hakikat nilai
kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus
dikembalikan pada tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung
pokok negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas
pertahanan dan keamanan negara.
Oleh karenanya pertahanan dan keamanan negara harus
mengimplementasikan nilainilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Dan
akhirnya agar benar-benar negara meletakan pada fungsi yang sebenarnya
sebagai suatu negara hukum dan bukannya suatu negara yang berdasarkan atas
kekuasaan.

3.2 Saran
Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap
warga negara Indonesia harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari
Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Agar
pancasila tidak terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna.
Demikianlah makalah mengenai implementasi pancasila dalam perumusan
kebijakan yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap kepada pembaca agar
dapat memberikan penulis kritikan maupun masukkan yang positif demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan faedah bagi kita
semua.

DAFTAR PUSTAKA

Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam

Melindungi Hak Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume


xiii
47, Nomor 1, 2018.

Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak

Pidana, Deepublish, Yogyakarta, 2015.

Laurensius Arliman S, Penguatan Perlindungan Anak Dari Tindakan Human

Trafficking Di Daerah Perbatasan Indonesia, Jurnal Selat, Volume 4,

Nomor 1, 2016.

Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan

Hak Anak Sebagai Tersangka Tindak Pidana Di Satlantas Polresta

Pariaman, Justicia Islamica, Volume 13, Nomor 2, 2016.

Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Perlindungan Anak Yang Tereksploitasi

Secara Ekonomi Oleh Pemerintah Kota Padang, Veritas et Justitia,

Volume 2, Nomor 1, 2016.

Laurensius Arliman S, Kedudukan Ketetapan MPR Dalam Hierarki Peraturan

Perundang-Undangan Di Indonesia, Lex Jurnalica, Volume 13, Nomor

3, 2016.

xiv
Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies

Dalam Penegakan Ham Perempuan Indonesia, Justicia Islamica,

Volume 14, Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman S, Peranan Pers Untuk Mewujudkan Perlindungan Anak

Berkelanjutan Di Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai,

Volume 2, Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman S, Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Untuk

Mewujudkan Indonesia Sebagai Negara Hukum, Jurnal Hukum

Doctrinal, Volume 2, Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman S, Participation Non-Governmental Organization In

Protecting Child Rights In The Area Of Social Conflict, The 1st

Ushuluddin and Islamic Thought International Conference (Usicon),

Volume 1, 2017.

Laurensius Arliman S, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan

Perundang Undangan Untuk Mewujudkan Negara Kesejahteraan

Indonesia, Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja, Volume 10,

Nomor 1, 2017, https://doi.org/10.33701/jppdp.v10i1.379.

15
Laurensius Arliman S, Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia Untuk

Mewujudkan Perlindungan Anak, Jurnal Respublica Volume 17, Nomor

2, 2018.

16
Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik

Orang Lain Dengan Mempertimbangkan Asas Fungsi Sosial, Jurnal

Gagasan Hukum, Volume 1, Nomor 1, 2019.

Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara

Indonesia, Deepublish, Yogyakarta, 2019.

Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati,

Yasri, Pengaruh Karakteristik Individu, Perlindungan Hak Perempuan

Terhadap Kualitas Pelayanan Komnas Perempuan Dengan Kompetensi

Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Mediasi, Jurnal Menara

Ekonomi: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi, Volume 6,

Nomor 2, 2020.

Laurensius Arliman S, Pendidikan Kewarganegaraan, Deepublish, Yogyakarta, 2020.

Laurensius Arliman S, Makna Keuangan Negara Dalam Pasal Pasal 23 E

Undang-Undang Dasar 1945, Jurnal Lex Librum, Volume 6, Nomor 2

Juni 2020, http://dx.doi.org/10.46839/lljih.v6i2.151.

17
Laurensius Arliman S, Kedudukan Lembaga Negara Independen Di Indonesia

Untuk Mencapai Tujuan Negara Hukum, Kertha Semaya Journal Ilmu

Hukum, Volume 8, Nomor 7, 2020.

18
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Assesment Oleh Polres Kepulauan

Mentawai Sebagai Bentuk Pelaksanaan Rehabilitasi Bagi Pecandu Dan

Korban Penyalahgunaan Narkotika, Jurnal Muhakkamah, Volume 5,

Nomor 1, 2020.

Laurensius Arliman S, Aswandi Aswandi, Firgi Nurdiansyah, Laxmy Defilah,

Nova Sari Yudistia, Ni Putu Eka, Viona Putri, Zakia Zakia, Ernita Arief,

Prinsip, Mekanisme Dan Bentuk Pelayanan Informasi Kepada Publik

Oleh Direktorat Jenderal Pajak, Volume 17, No Nomor, 2020.

Larensius Arliman S, Koordinasi PT. Pegadaian (Persero) Dengan Direktorat

Reserse Narkoba Polda Sumbar Dalam Penimbangan Barang Bukti

Penyalahgunaan Narkotika, UIR Law Review, Volume 4, Nomor 2,

2020, https://doi.org/10.25299/uirlrev.2020.vol4(1).3779.

Laurensius Arliman S, Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada

Revolusi 4.0, Ensiklopedia Sosial Review, Volume 2, Nomor 3, 2020.

Muhammad Afif dan Laurensius Arliman S, Protection Of Children's Rights Of

The Islamic And Constitutional Law Perspective Of The Republic Of

Indonesia, Proceeding: Internasional Conference On Humanity, Law

And Sharia (Ichlash), Volume 1, Nomor 2, 2020.

19
Otong Rosadi danLaurensius Arliman S, Urgensi Pengaturan Badan

Pembinaan Idelogi Pancasila Berdasarkan Undang-Undang Sebagai

State Auxiliary Bodies yang Merawat Pancasila dalam Perspektif Hak

Asasi Manusia,

20
Prosiding Konferensi Nasional Hak Asasi Manusia, Kebudayaan dan

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia pada Masa Pandemi

Covid-19: Tantangan untuk Keilmuan Hukum dan Sosial Volume 1,

Universitas Pancasila, Jakarta, 2020.

http://ridwanaz.com/akademikkewarganegaraan/mengetahui-arti-atau-pengertian-
panc

asila

http://putracenter.net/2010/04/05/implementasi-pancasila-dalam-kehidupan-
berbangsa

http://furq4n.blogspot.co.id/2015/10/bagaimana-implementasi-pancasila-dalam.html

Dr. H. Syahrial, MA., Pendidikan Pancasila Bagi Perguruan Tinggi.

http://detydadarasamawa.blogspot.com/2012/12/makalah-pancasila-sebagai-

ideologi.ht

ml

http://MuhammadArdianSetiawan.blogspot.com/Pancasila_Implementasi_Nilai-
Panca

sila-dalam-Pembuatan-Kebijakan-Negara_Muhammad-Ardian-Setiawan.html

http://academia.edu/implikasi-pancasila-dalam-kebijakan-negara/

https://brainly.co.id/tugas/13178435#readmore

Anda mungkin juga menyukai