DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
KELAS S1E
TEKNIK INDUSTRI
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pancasila yang
berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Negara” dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan
Pancasila, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan Pancasila.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................10
3.2 SARAN..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia
Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki landasan yuridis dan historis yang
berarti kedudukan pokok Pancasila bagi Negara Kesatuan Republik Indonsia
sebagai dasar negara. Pernyataan ini berdasarkan ketentuan Pembukaan UUD 1945
yang menyatakan sebagai berikut: “...maka disusunlah kemerdekaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang berdaulatkan rakyat
dengan berdasarkan Kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta mewujubkan seuatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara memiliki kedudukan yuridis formal
yang tertuang dalam ketentuan hukum negara, hal ini ada terdapat dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke IV. Kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara semakin di perkuat oleh ketetapan MPR No.XVIII/MPR/1988 tentang
penegasan Pancasila sebagai dasar negara dan pencabutan ketetapan MPR
No.II/MPR/1978 tentang 4P. Pasal 1 ketetapan MPR No.XVIII/MPR/1988
menyatakan bahwa Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
1. Penjabaran Pancasila dalam pasal - pasal UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945
2. Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara, khususya dalam
bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Makna dari sila pertama berikut ini telah dijelaskan dalam Undang-Undang
Dasar (UUD) 1945 Pasal 29 Ayat 1 dan 2, yang berbunyi:
Pasal 29
1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan
kepercayaannya itu.
Melalui dua ayat tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwasanya negara
Indonesia telah menjamin kebebasan bagi para penduduknya dalam memilih
kepercayaan atau keyakinannya masih masing dalam beribadah. Namun bukan
berarti negara dapat mencampuri dan mengatur agama serta kepercayaan
rakyatnya. Negara hanya wajib memberikan kenyamanan dan keamanan bagi
para pemeluk agama agar mereka dapat beribadah dengan aman dan nyaman.
Singkatnya, sila pertama Pancasila sendiri diharapkan dapat memberikan
kerukunan dalam menjalankan kehidupan beragama di NKRI.
1.2 KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
v
Pasal 27
Segala Warga negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan
Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya.
Pasal 28
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
Artinya, setiap warga negara memiliki hukum yang sama tanpa perbedaan
terlepas dari status sosialnya. Baik orang kaya ataupun bukan, rakyat biasa atau
bahkan pejabat pemerintahan sekalipun, jika mereka terbukti melakukan
pelanggaran hukum, maka sanksi yang diberikan akan sama dan setimpal. Dari
manapun asal-usul suku, ras, ataupun budaya Anda, sebagai rakyat yang baik
kita harus sama-sama mematuhi hukum yang berlaku di Indonesia. Sebab,
keadilan merupakan sesuatu yang harus dijunjung tinggi dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.3 PERSATUAN INDONESIA
Sila ketiga ini dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
Pasal 25A, 35, 36A, dan 36B Ayat 1 dan 2, yang berbunyi:
Pasal 25A
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas – batas dan hak – haknya
ditetapkan dengan undang – undang.
Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih
Pasal 36A
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika
Pasal 36B
Lagu Kebangsaan Ialah Indonesia Raya
Yang menjelaskan bahwa negara dan masyarakat Indonesia wajib
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi/golongan.
vi
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima
tahun di ibukota negara.
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara
yang terbanyak.
Pasal 3
Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan
garis-garis besar dari ada haluan negara.
Pasal 6 Ayat 2
(2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
dengan suara yang terbanyak.
Pasal 19
(1) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan undang-undang.
(2) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
Yaitu berisi tentang segala yang berkaitan dengan dasar politik negara, yaitu
kedaulatan ada di tangan rakyat.
2. PENGIMPLEMENTASIAN PANCASILA
vii
manusia adalah sebagai subjek Negara, oleh karena itu kehidupan politik harus
benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.
Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini
harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila
dam esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara
harus segera diakhiri.
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang
politik dituangkan dalam pasal 26, 27 ayat (1), dan pasal 28[2]. Pasal-pasal
tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan
kemanusiaan yang adil dan beradap yang masing-masing merupakan pancaran
dari sila ke-4 dan ke-2 pancasila[3]. Kedua pokok pikiran ini adalah landasan bagi
kehidupan nasional bidang politik di Negara Republik Indonesia.
[1] PASAL 26 (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara. (2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan
orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. PASAL 27 (1) Segala warga
negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. PASAL
28A – 28J ini membahas tentang hak asasi manusia mulai dari hak hidup, hak
berkreasi dan hak hak lainnya secara umum.
[3] sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas
kedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan karena menurut pendapat
Bakry (2010: 209), aliran yang sesuai dengan sifat dan pikiran masyarakat
Indonesia.
Berdasarkan penjabaran kedua pokok pikiran tersebut, maka pembuatan
kebijakan negara dalam bidang politik harus berdasar pada manusia yang
merupakan subyek pendukung pancasila, sebagai mana dikatakan oleh Noto
Nagoro (1975:23) bahwa yang berketuhanan, berkemanusiaan,berpersatuan,
berkerakyatan, dan berkeadilan adalah manusia. Manusia adalah subyek negara
dan oleh karena itu politik negara harus berdasar dan merealisasikan harkat dan
martabat manusia di dalamnya. Hal ini dimaksudkan agar sistem politik negara
dapat menjamin hak-hak asasi manusia.Dengan kata lain, pembuatan kebijakan
viii
negara dalam bidang politik di Indonesia harus memperhatikan rakyat yang
merupakan pemegang kekuasaan atau kedaulatan berada di tangan rakyat. Selain
itu, sistem politik yang dikembangkan adalah sistem yang memperhatikan
pancasila sebagai dasar-dasar moral politik.
[4] Mubyarto,1999
[5] PASAL 27 (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. PASAL 33 (1) : perekonomian disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. PASAL 34 (2) : negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
Oleh karena itu dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi
ini kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar
nilai yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada
hakikatnya bersifat humanistic, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada
nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
berbudaya.
x
pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan bidang kehidupan keagamaan,
pendidikan, dan kebudayaan nasional.
[6] PASAL 29 (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. PASAL 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. PASAL 32 (1) Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-
nilai budayanya.
xi
dari sila pertama pancasila. Pokok pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan
bidang pertahanan dan keamanan nasional.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara
Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila
xii
sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan
kenegaraan.
Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari setiap warga negara
Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang
menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.
pancasila sebagai dasar Negara dan mendasarkan diri pada hakikat nilai
kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus
dikembalikan pada tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung
pokok negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas
pertahanan dan keamanan negara.
Oleh karenanya pertahanan dan keamanan negara harus
mengimplementasikan nilainilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Dan
akhirnya agar benar-benar negara meletakan pada fungsi yang sebenarnya
sebagai suatu negara hukum dan bukannya suatu negara yang berdasarkan atas
kekuasaan.
3.2 Saran
Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap
warga negara Indonesia harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari
Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Agar
pancasila tidak terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna.
Demikianlah makalah mengenai implementasi pancasila dalam perumusan
kebijakan yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap kepada pembaca agar
dapat memberikan penulis kritikan maupun masukkan yang positif demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan faedah bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
Nomor 1, 2016.
3, 2016.
xiv
Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies
Volume 1, 2017.
15
Laurensius Arliman S, Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia Untuk
2, 2018.
16
Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik
Nomor 2, 2020.
17
Laurensius Arliman S, Kedudukan Lembaga Negara Independen Di Indonesia
18
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Assesment Oleh Polres Kepulauan
Nomor 1, 2020.
Nova Sari Yudistia, Ni Putu Eka, Viona Putri, Zakia Zakia, Ernita Arief,
2020, https://doi.org/10.25299/uirlrev.2020.vol4(1).3779.
19
Otong Rosadi danLaurensius Arliman S, Urgensi Pengaturan Badan
Asasi Manusia,
20
Prosiding Konferensi Nasional Hak Asasi Manusia, Kebudayaan dan
http://ridwanaz.com/akademikkewarganegaraan/mengetahui-arti-atau-pengertian-
panc
asila
http://putracenter.net/2010/04/05/implementasi-pancasila-dalam-kehidupan-
berbangsa
http://furq4n.blogspot.co.id/2015/10/bagaimana-implementasi-pancasila-dalam.html
http://detydadarasamawa.blogspot.com/2012/12/makalah-pancasila-sebagai-
ideologi.ht
ml
http://MuhammadArdianSetiawan.blogspot.com/Pancasila_Implementasi_Nilai-
Panca
sila-dalam-Pembuatan-Kebijakan-Negara_Muhammad-Ardian-Setiawan.html
http://academia.edu/implikasi-pancasila-dalam-kebijakan-negara/
https://brainly.co.id/tugas/13178435#readmore