Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Pancasila Sebagai Dasar Negara

Ditujukan untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Bpk. Gasam Tarmon, M.Si

Disusun Oleh :
Nama : JAMALUDIN
NIM : 228520100022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


STKIP SYEKH MANSHUR
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah


memberikan hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga
makalah ini yang berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Negara” ini dapat
terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Gasam Tarmon, M.Si.
yang memberikan tugas ini untuk pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah
Pendidikan Pancasila ini.

Dalam makalah ini kami akan membahas masalah mengenai “Pancasila


Sebagai Dasar Negara” karena sangat penting untuk kita ketahui apa itu Pancasila
dan kami juga akan membahas lebih detil tentang Hubungan Pancasila dengan
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 . Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam
pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun menuju kesempurnaan dari
pada pembaca untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Pandeglang, 23 Setember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

C. Tujuan................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3

A. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945...... 3

B. Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945.... 10

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14

A. Kesimpulan .......................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa, tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan
Indonesia sejak jaman nenek moyang sampai dewasa ini. Berdasarkan hal tersebut
terdapatlah perbedaan antara masyarakat Indonesia dengan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia. Kesepakatan bersama tersebut sifatnya luhur, tidak boleh
diganti ataupun diubah. Masyarakat pancasila pulalah yang hendak kita wujudkan,
artinya suatu masyarakat Indonesia modern berdasarkan nilai luhur tersebut.
Untuk mewujudkan masyarakat pancasila, diperlukan suatu hukum yang berisi
norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan
dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Hukum yang dimaksud yaitu UUD
1945 sebagai hukum dasar tertulis di negara kita.

Dengan ditulisnya makalah ini harapan saya dapat sedikit membantu


memberikan gambaran bahwa tujuan mempelajari pancasila adalah untuk
mempelajari pancasila yang benar. Mempelajari pancasila yang benar, yakni yang
dapat di pertanggung jawabkan baik secara yuridis, konstitusional, maupun secara
objektif – ilmiah. Secara yuridis – konstitusional artinya karena pancasila adalah
dasar negara yang di pergunakan sebagai dasar mengatur dan menyelenggarakan
pemerintahan negara. Oleh karena itu setiap orang boleh memberikan pengertian
atau tafsiran menurut pendapat sendiri. Secara objektif – ilmiah artinya karena
pancasila adalah suatu paham filsafat, suatu philoshofical way of thingking atau
philoshophical system sehingga uraian harus logis dan diterima oleh akal sehat.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apakah hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

2. Bagaimana penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI tahun


1945?

C. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI


Tahun 1945

2. Untuk mengetahui penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI


tahun 1945

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Pancasila adalah sebagai inti Pembukaan UUD 1945, sehingga


mempunyai kedudukan kuat, tetap dan tidak dapat diubah. Pembukaan UUD 1945
sebagai pokok kaidah negara fundamental secara hukum tidak dapat diubah oleh
siapapun termasuk MPR dan DPR. (Landasan Hukumnya Tap MPRS Nomor
XX/MPRS/1966 No Tap MPR No. V/MPR/ 1973 dan TAP MPR No.
IX/MPR/1978). Mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti membubarkan negara
proklamasi. Oleh karena itu, alinea keempat (yang memuat Pancasila) juga
bersifat tetap (tidak dapat diubah), melekat kuat pada kelangsungan hidup negara
Republik Indonesia.

Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dan tertib hukum
Republik Indonesia, perumusan otentiknya termuat dalam pembukaan yang telah
pasti demi kepastian hukumnya. Oleh karena itu, Pancasila merupakan substitusi
esensial Pembukaan UUD 1945.

Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian


bangsa, maka Pancasila diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup
kenegaraan. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 adalah bahwa
pokok-pokok pikiran Pembukaan tidak lain adalah sila-sila Pancasila. Pokok-
pokok pikiran tersebut antara lain negara persatuan, negara hendak mewujudkan
keadilan seluruh rakyat Indonesia, Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar
atas kerakyatan dan permusyawaratan dan negara berdasar atas Ketuhanan yang
Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab Pancasila sebagai
cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa Indonesia tersebut merupakan
norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan yang menjadi sumber hukum
sekaligus sebagai cita hukum (recht-idee), baik tertulis maupun tidak tertulis di
Indonesia. Cita-cita ini secara langsung merupakan cerminan kesamaan-kesamaan
kepentingan di antara sesama warga bangsa.

3
Pancasila dasar negara kita dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan
masyarakat Indonesia yang berasal dari pandangan hidup bangsa yang merupakan
kepribadian, bangsa perjanjian luhur serta tujuan yang hendak diwujudkan.
Karena itu pancasila di jadikan ideologi negara. Pancasila merupakan kesadaran
cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur yang memiliki suasana kejiwaan serta
watak bangsa Indonesia, melandasi prolamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.

Pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar falsafah negara pancasila,


merupakan satu keasatuan nilai dan norma yang terpadu yang tidak dapat
dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dan batang tubuh UUD 1945. hal inilah
yang harus kita ketahui, dipahami dan dihayati oleh setiap orang Indonesia.

Ketuhanan yang merupakan perintah secara pokok itu perlu diberi


penjelasan. Hal itulah yang termuat dalam penjelasan otentik UU Indonesiaa. Jadi
pancasila adalah jiwa, ini sumber dan landasan UUD 1945. Secara teknis dapat
dikatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam pembukaan UUD
1945 adalah garis besar cita- yang terkandung dalam pancasila. Batang tubuh
UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilai-nilai pancasila yang disusun dalam
pasal-pasal.

UUD bukanlah hukum dasar biasa,melainkan hukum dasar yang


merupakan sumber hukum. Setiap produk hukum misalnya undang-undang,
peraturan pemerintah atau keputusan pemerintah, bahkan setiap kebijak sanaan
pemerintah haruslah berlandaskan atau bersumberkan pada peraturan yang lebih
tinggi,yang pada akhirnya dapat di pertanggung jawaban pada ketentuan UUD
1945.

Dalam kedudukan yang demikianlah,UUD alam kerangka tata urutan atau


tata tingkatan norma hukum yang berlaku,merupakan hukum yang berlaku yang
menempati kedudukan yang tinggi. Sehubungan dengan undang-undang dasar
juga berfungsi sebagai alat control untuk mengecek apakah norma hukum yang
redah yang berlaku sesuai atau tidak dengan ketentuan undang-undang dasar.

4
Selain dari apa yang diuraikan dimuka dan sesuai pula dengan penjelasan
undang-undang dasar 1945, pembukaan undang-undang dasar 1945 mempunyai
fungsi atau hubungan langsung dengan batang tubuh undang-undang dasar 1945
itu sendiri ialah bahwa; pembukaan undang-undang dasar 1945 mengandung
pokok-pokok pikiran itu diciptakan oleh undang-undang dasar 1945 dalam pasal-
pasalnya.

UUD 1945 yang hanya terdiri dari 37 pasal ditambah dengan Empat pasal
Aturan Peralihan dan dua ayat aturan Tambahan, maka UUD 1945 termasuk
singkat dan bersifat supel atau fleksibal. Dalam hubumgan ini penjelasan UUD
1945 mengemukakan bahwa telah cukuplah kalau Undang-Undang dasar hanya
memuat aturan-aturan pokok garis-garis besar sebagai instruksi kepada
Pemerintah pusatdan lain-lain penyelengaraan negara untuk menyelenggarakan
kehidupan negara. Undang-Undang dasar yang disingkat itu sangat
menguntungkan bagi negara seperti Indonesia ini yang masih harus terus
berkembang secara dinamis, sehingga dengan aturan-aturan pokok itu akan
merupakan aturan yang luwes, kenyal, tidak mudah ketinggalan zaman, sedang
aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan-aturan pokok itu diserahkan kepada
Undang-Undang yang lebih mudah caranya membuat, menubah dan mencabut.
Oleh karena itu, makin supel (elastic)

Sifatnya aturan itu makin baik. Jadi kita harus menjadi supaya sistem
Undang-Undang dasar jangan sampai ketinggalan zaman. Yang penting dalam
pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat para pemimpin
pemerintahan. Yaitu semangat yang dinamis, positif dan konstuktif seperti yang
dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945.

Dalam pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan, Pancasila yang


berfungsi sebagai dasar negara tercantum dalam Alinea Keempat Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945, yang dengan jelas menyatakan, “…..maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdaar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,

5
Kemanusiaan yang adil beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi selutuh rakyat Indonesia”.

Sesuai dengan tempat keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan UUD


NRI Tahun 1945, maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada
hakikatnya adalah sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di
Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966
(Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978). Hal ini mengandung konsekuensi yuridis,
yaitu bahwa seluruh peraturan perundang-undangan Republik Indonesia
(Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden,
dan Praturan-peraturan Pelaksanaan lainnya yang dikeluarkan oleh negara dan
pemerintah Republik Indonesia) harus sejiwa dan sejalan dengan Pancasila.
Dengan kata lain, isi dan tujuan Peraturan Perundang-undangan RI tidak boleh
menyimpang dari jiwa Pancasila.

Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan


UUD NRI Tahun 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal
dan material. Hubungan secara formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan menunjuk
pada tercantumnya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan yang
mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang
pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduannya dengan
keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural,
religus dan asas-asas kenegaraan yang unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.

1) Hubungan Secara Formal :

Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD


1945, maka Pancasila memperolehi kedudukan sebagai norma dasar hukum
positif. Dengan demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada
asas-asas sosial, ekonomi, politik, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religigius
dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam Pancasila.

6
Jadi berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secarta formal dapat disimpulkan
sebagai berikut :

a. Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV.

b. Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan


pokok kaedah Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum

c. Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan


berfungsi, selain sebgai Mukaddimah dan UUD 1945 dalam kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang
bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan
pasal-Pasalnya. Karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya adlah
Pancasila tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagai
sumbernya.

d. Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai


hakikat,sifat,kedudukan dan fungsi sebagai pokok kaedah negara yang
fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup
negara Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.

e. Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian


mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat di ubah dan
terletak pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.

2) Hubungan secara material :

Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pncasila selain hubungan yang


bersifat formal, sebagaimana di jelaskan di atas juga hubungan secara material
sebagai berikut:

Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan pembukaan


UUD 1945, maka secara kronologis, materi yang di bahas oleh BPUPKI yang
pertama-tama adalah dasar filsafat Pncasila baru kemudian Pembukaan UUD

7
1945. Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD 1945 BPUPKI
membicarakan dasar filsafat negara Pancasila berikutnya tersusunlah piagam
jakarta yang di susun oleh panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama pembukaan
UUD 1945.

Jadi berdasar urut-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD 1945


adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia
bersumber pada Pancasila, atau dengan kata lain sebagai sumber tertib hukum
Indonesia. Hal ini berarti secara material tertib hukum Indonesia dijabarkan dari
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pancasila sebagai sumber tertib
hukum indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.

Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan pembukaan


UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, maka sebenarnya
secara material yang merupakan esensi atau inti sari dari pokok kaidah negara
fundamental tersebut tidak lain adalah Pancasila Pembukaan yang berintikan
Pancasila merupakan sumber bagi batang tubuh UUD NRI Tahun 1945. Hal ini
disebabkan karena kedudukan hukum Pembukaan berbeda dengan pasal-pasal
atau batang tubuh UUD NRI Tahun 1945, yaitu bahwa selain sebagai
Mukadimah, Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 mempunyai kedudukan atau
eksistensi sendiri. Akibat hukum dari Pembukaan ini adalah memperkuat
kedudukan Pancasila sebagai norma dasar hukum tertinggi yang tidak dapat
diubah dengan jalan hukum dan melekat pada kelangsungan hidup Negara
Republik Indonesia.

Menurut pandangan Kaelan (2000; 92), bilamana proses perumusan


Pancasila dan Pembukaan ditinjau kembali maka secara kronologis materi yang di
bahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat pancasila, baru
kemudian pembukaan. Setelah siding pertama selesai, BPUPKI membicarakan
Dasar Filsafat Negara Pancasila dan berikutnya tersusunlah Piagam Jakarta yang
disusun oleh Panitia Sembilan yang merupakan wujud pertama Pembukaan UUD
NRI tahun 1945.

8
Dalam tertib hukum Indonesia diadakan pembagian yang hirarkis.Undang-
Undang Dasar bukanlah peraturan hukum yang tertinggi. Di atasnya masih ada
dasar pokok bagi UUD, yaitu Pembukaan sebagai Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental yang didalamnya temuat Pancasila. Walaupun UUD itu merupakan
hukum dasar Negara Indonesia yang tertulis atau konstitusi, namun
kedududkannnya bukanlah sebagai landasan hukum yang terpokok.

Menurut teori dan keadaan,sebagaimana ditunjukkan oleh Bakry (2010:


222), Pokok Kaidah Negar yang Fundamental dapat tertulis dan juga tidak tertulis.
Pokok Kaidah yang tertulis mengandung kelemahan, yaitu sebagai hukum positif,
dengan kekuasaan yang ada dapat diubah walaupun sebenarnya tidak sah.
Walaupun demikian, Pokok Kaidah yang tertulis juga memiliki kekuatan, yaitu
memiliki formulasi yang tegas dan sebagai hukum positif mempunyai sifat
imperative yang dapat dipaksakan.

Pokok Kaidah yang tertulis bagi negara Indonesia pada saat ini diharapkan
tetap berupa pembukaan UUD NRI tahun 1945. Pembukaan UUD NRI tahun
1945 tidak dapat diubah, karena menurut Bakry (201: 222), fakta sejarah yang
terjadi hanya satu kali tidak dapat diubah. Pembukaan UUD RI tahun 1945 dapat
juga tdak digunakan sebagai Pokok Kaidah tertulis yang dapat diubah oleh
kekuasaan yang ada, sebagaimana perubahan ketatanegaraa yang pernah terjadi
saat berlakunya Mukadimah UUDS 1950.

Sementara itu, Pokok Kaidah yang tidak tertulis memiliki kelemahan,


yaitu karena tidak tertulis maka formulasinya tidak tertentu dan tidak jelas
semingga mudah tidak diketahui atau tidak diiingat. Walaupun demikian, Pokok
Kaidah terulis juga memiliki kekuatan, yaitu tidak dapat diubah atau dihilangkan
oleh kekuasaan karena bersifat imperative moral dan terdapat dalm jiwa bangsa
Indonesianya (Bakry, 2010: 223).

Pokok Kaidah yang tidak tertulis mencakup hukum Tuhan, hukum kodrat,
dan hukum etis. Pokok Kaidah yang tidak tertulis adalah fundamen moral negara,
yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab”.

9
B. Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945

Pembukaan UUD NRI tahun 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang


meliputi suasana kebatinan, cita-cita dan hukum dan cita-cita moral bangsa
Indonesia. Pokok-pokok pikiran tersebut mengandung nilai-nilai yang dijunjung
tinggi oleh bangsa Indonesia karena bersumber dar pandangan hidup dan dasar
negara, yaitu Pancasila. Pokok-pokok pikiran yang bersumber dari Pancasila
itulah yang dijabarkan ke dalam batang tubuh melalui pasal-pasal UUD NRI
tahun 1945.

Hubungan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila dalam
batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal
mengandung pengertian Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan penyebab
keberadaan batang tubuh UUD NRI tahun 1945, sedangkan hubungan organis
berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan
UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh,
maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah menjadi
hukum positif.

Sesuai dengan penjelasan UUD NRI tahun 1945, pembukaan mengandung 4


pokok pikiran yang diciptakan dan dijelaskan dalam batang tubuh. Keempat
pokok pikiran tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara melindungi


segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”.

b. Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara hendak


mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”

c. Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara yang


berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan”

10
d. Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu
negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab”.

Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara


persatuan diterima dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945, yaitu negara yang
melindungi bangsa Indonesia seluruhnya. Negara, menurut pokok pikiran pertama
ini, mengatasi paham golongan dan segala paham perorangan. Demikian
pentingnya pokok pikiran ini maka persatuan merupakan dasar negara yang
utama. Oleh karena itu, penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau perorangan.

Pokok pikiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD


NRI tahun 1945 yang menegaskan suatu tujuan atau suatu cita-cita yang hendak
dicapai. Melalui pokok pikiran ini, dapat ditentukan jalan dan aturan-aturan yang
harus dilaksanakan dalam UUD sehingga tujuan atau cita-cita dapat dicapai
dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu persatuan. Hal ini
menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan sosial merupakan tujuan negara yang
didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang menunjukkan


bahwa sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas
kedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan. Menurut Bakry (2010: 209),
aliran sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia. kedaulatan rakyat dalam pokok
pikiran ini merupakan sistem negara yang menegaskan kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR).

Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD harus


mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran ini juga
mengandung pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan pokok pikiran

11
kemanusiaan yang adil dan beradab sehingga mengandung maksud menjunjung
tinggi hak asasi manusia yang luhur dan budi pekerti kemanusiaan yang luhur.
Pokok pikiran keempat Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan asas moral
bangsa dan negara (Bakry, 2010; 210).

MPR RI telah melakukan amandemen UUD NRI tahun 1945 sebanyak empat kali
secara berturut-turut terjadi pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus 2000, 9 November
2001, dan 10 Agustus 2001. Menurut Rindjin (2012: 245-246), keseluruhan
batang tubuh UUD NRI tahun 1945 yang telah mengalami amndemen dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu;

1. Pasal-pasal yang terkait aturan pemerintahan negara dan kelembagaan


negara

2. Pasal-pasal yang mengatur hubungan antara negara dan penduduknya yang


meliputi warga negara, agama, pertahanan negara, pendidikan, dan
kesejahteraan sosial

3. Pasal-pasal yang berisi materi lain berupa aturan mengenai bendera


negara, bahasa negara, lambang negara, lagu kebangsaan, peerubahan
UUD, aturan peralihan, dan aturan tambahan.

4. Berdasarkan hasil amandemen dan pengelompokan keseluruhan Batang


Tubuh UUD NRI Tahun 1945, berikut disampaikan beberapa contoh
penjabaran Pancasila kedalam batang tubuh melalaui pasal-pasal UUD
NRI Tahun 1945.

1) Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan negara

a. Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum
yang dimaksud adalah negara yang menegakkan supremasi hukum untuk
menegakkan keadilan dan kebenaran dan tidak ada kekuasaan yang tidak
dipertanggungjawabkan.

12
b. Pasal 3

ayat (1) : MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD

ayat (2) : MPR melantik Prisiden dan / atau Wakil Presiden

ayat (3) : MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden
dalam masa jabatannya menurut UUD

2) Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara, agama,
pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.

a. Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing
yang bertempat tinggal di Indonesia.

b. Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.

c. Pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk


untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.

d. Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya.

e. Pasal 33 ayat (1) : perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar


atas asas kekeluargaan.

f. Pasal 34 ayat (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi


seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

3) Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambang negara, dan
lagu kebangsaan.

a. Pasal 36 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia

b. Pasal 36A Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan


Bhineka Tunggal Ika

c. Pasal 36B Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan


UUD NRI Tahun 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal
dan material. Hubungan secara formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan menunjuk
pada tercantumnya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan yang
mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang
pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduannya dengan
keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural,
religus dan asas-asas kenegaraan yang unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.

Hubungan Pebukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila dalam
batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal
mengandung pengertian Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan penyebab
keberadaan batang tubuh UUD NRI tahun 1945, sedangkan hubungan organis
berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan
UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh,
maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi
hukum positif.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rey Manda Sianipar. 2013. “Pancasila Dalam Batang Tubuh UUD NRI 1945”.
Online. (http://reymandasianipar.blogspot.com/2013/10/pancasila-dalm-batang-
tubuh-uud-nri.html?m=1) Diakses 22 September 2018.

Anak Ciremai. 2016. “Makalah PPKN tentang Hubungan Pancasila”. Online.


(http://www.anakciremai.com/2016/03/makalah-ppkn-tentang-hubungan-
pancasila.html?m=1) Diakses 22 September 2018.

Ria Vinola. 2014. “Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945”. Online.


(http://riaviinola.blogspot.com/2014/09/hubungan-antara-pembukaan-uud-
1945_79.html?m=1) Diakses 22 September 2018.

Bhatara Media. (Tidak ada tahun). “Sebutkan dan Jelaskan Hubungan Antara
Pancasila Dengan Pembukaan UUD 1945”. Online.
(http://www.bhataramedia.com/forum/sebutkan-dan-jelaskan-hubungan-antara-
pancasila-dengan-pembukaan-uud-1945/) Diakses 22 September 2018.

15

Anda mungkin juga menyukai