Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA ”


Dosen Pengampu: Pri Utami, S.Pd.,M.Si.

TUGAS EKT 1

Disusun Oleh ;

Nama : Intan Nurfadhilah

Nim : 2201010025

ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH-YUSUF
TANGERANG
2022

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan Rahmat Allah yang maha kuasa, kami ucapkan puji syukur atas kehadiratnya
karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan Makalah “Pancasila ” dengan
judul Makalah “Pancasila Sebagai Dasar Negara” yang diampu oleh Bapak Udin
Syamsudin, Drs. M.M. Dengan demikian kami juga menyadari tentang apa yang ditulis pada
penyusunan Ekt 1 ini jauh dari kata sempurna dan tidak luput dari kesalahan sehingga kami
siap untuk menerima kritik dan saran. Untuk itu kami ucapkan terimaksih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Penyusun

(Intan Nurfadhilah)

ii
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Tujuan..................................................................................................................1

1.3 Rumusan Masalah...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2

a. Penjabaran Pancasila Dalam UUD 1945...........................................................2

b. Implementasi Pancasila dalam Pembuatan Kebijakan Negara,


Khususnya dalam Bidang Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Hankam................5
c. Good Governance dan Penguatan Pendidikan Anti Korupsi..........................7

BAB III PENUTUP..........................................................................................................8

KESIMPULAN.................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila dalam perjalanan bangsa Indonesia bukan sesuatu yang baru, melainkan
sudah lama dikenal sebagai bagian dalam nilai-nilai budaya kehidupan bangsa Indonesia.
Kemudian nilai-nilai tersebut dirumuskan sebagai dasar Negara Indonesia. Artinya,
Pancasila di gali dan berasal dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara berfungsi sebagai pokok pangkal bagi warga negara
Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Terdapat lima sila dalam Pancasila, setiap silanya memiliki nilai-nilai tersendiri. Nilai-
nilai tersebut sekaligus sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai Pancasila
berkembang sebagai dasar dan puncak budaya bangsa yang dirumuskan dan ditetapkan
melalui pemikiran para tokoh bangsa sebagai dasar negara dan pandangan hidup.

Pancasila sebagai dasar negara menjadi perjanjian luhur bangsa yang perlu dijunjung
tinggi. Bangsa Indonesia bertekat untuk menjalankan dan mengatur negara berdasarkan
Pancasila. Sebagai dasar negara maka Pancasila sekaligus sebagai sumber hukum, dalam
arti semua hukum yang disusun harus berdasarkan Pancasila, termasuk aturan hukum
penyelenggaraan negara kedudukan Pancasila sebagai dasar negara tertuang dalam
pembukaan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945).

1.2 Tujuan

Pancasila merupakan dasar falsafah negara Indonesia, Dapat disimpulkan bahwa


Pancasila merupakan falsafah dan ideologi negara yang diharapkan dapat menjadi
pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan
serta pertahanan bangsa dan negara Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa penjabaran Pancasila dalam undang-undang 1945?


2. Bagaimana Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara khususnya
dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam?
3. Bagaimana pengerjaan Good Governance dan penguatan pendidikan anti korupsi?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penjabaran Pancasila dalam UUD 1945


Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana
kebatinan, cita-cita dan hukum dan cita-cita moral bangsa Indonesia. Pokok-pokok
pikiran tersebut mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia
karena bersumber dari pandangan hidup dan dasar negara, yaitu Pancasila. Pokok-
pokok pikiran yang bersumber dari Pancasila itulah yang dijabarkan ke dalam
batang tubuh melalui pasal-pasal UUD 1945.
Hubungan pembukaan UUD 1945 yang memuat Pancasila dalam batang tubuh
UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung pengertian
pembukaan UUD 1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh UUD 1945
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya pokok-
pokok pikiran pembukaan UUD 1945 yang bersumber dari Pancasila ke dalam
batang tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi
telah menjadi hukum positif.
Sesuai dengan penjelasan UUD 1945, pembukaan mengandung 4 pokok
pikiran yang diciptakan dan dijelaskan dalam batang tubuh. Ke 4 pokok pikiran
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pokok pikiran ke 1 berintikan “persatuan”, yaitu “negara melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas kesatuan persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”.
2) Pokok pikiran ke 2 berintikan “keadilan sosial”, yaitu “negara hendak
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat “.
3) Pokok pikiran ke 3 berintikan “kedaulatan rakyat”, yaitu “negara yang
berkedaulatan rakyat, berdasar atas ke rakyatan dan permusyawaratan
perwakilan”
4) Pokok pikiran ke 4 beritintikan “ketuhanan yang maha esa”, yaitu “negara
berdasar atas ketuhanan yang maha esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab”

2
Pokok pikiran utama menegaskan bahwa aliran pengertian negara persatuan di terima
dalam pembukaan UUD 1945, yaitu negara yang melindungi bangsa Indonesia seluruhnya.
Negara, menurut pokok pikiran pertama ini, mengatasi paham golongan dan segala paham
perorangan. Demikian pentingnya pokok pikiran ini maka persatuan merupakan dasar utama.
Oleh karna itu, penyelenggaraan negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan
kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau perorangan.

Pokok pikiran kedua merupakan causa finalis dalam pembukaan UUD 1945 yang
menegaskan suatu tujuan atau suatu cita-cita yang hendak di capai. Melalui pokok pikiran ini,
dapat di tentukan jalan dan aturan-aturan yang harus di laksanakan dalam UUD sehingga
tujuan atau cita-cita dapat di capai dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu
persatuan. Hal ini menunjukkan bahwa pokok pikiran sosial merupakan tujuan negara yang di
dasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang
sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang menunjukkan bahwa sistem
negara yang terbentuk dalam UUD harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan
permusyawaratan perwakilan. Menurut BAKRY (2010 : 209), aliran sesuai dengan sifat
masyarakat Indonesia. Kedaulatan rakyat dalam pokok pikiran ini merupakan sistem negara
yang menegaskan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh majelis
permusyawaratan rakyat (MPR).

Pokok pikiran keempat menuntut konsenkuensi logis, yaitu UUD harus mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran ini juga mengandung pengertian takwa
terhadap Tuhan yang maha esa dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradap
sehingga mengandung maksud menjunjung tinggi hak asai manusia yang luhur dan budi
pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat pembukaan UUD 1945 merupakan
asas moral bangsa dan negara (BAKRY, 2010 ; 210).

MPR RI telah melakukan amandemen UUD 1945 sebanyak empat kali secara berturut-
turut terjadi pada 19 oktober 1999, 18 agustus 2000, 9 november 2001, dan 10 agustus 2001.

3
Menurut RINDJIN (2012: 245-246), keseluruhan batang tubuh UUD NRI tahun 1945 yang
telah mengalami amandemen dapat di kelompokan menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Pasal-pasal yang terkait aturan pemerintahan negara dan kelembagaan negara


2. Pasal-pasal yang mengatur hubungan antara negara dan penduduknya yang
meliputi warga negara, agama, pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan
sosial
3. Pasal-pasal yang berisi materi lain yang berupa aturan mengenai bendera negara,
bahasa negara, lambang negara, lagu kebangsaan, perubahan UUD, aturan
peralihan, dan aturan tambahan.

Berdasarkan hasil amandemen dan pengelompokan keseluruhan batang tubuh UUD NRI
tahun 1945, berikut di sampaikan beberapa contoh penjabaran Pancasila ke dalam batang
tubuh melalui pasal-pasal UUD NRI tahun 1945 Sistem pemerintahan negara dan
kelembagaan negara:
 Pasal 1 ayat (3): negara Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum yang dimaksud
adalah negara yang menegakkan supremasi hukum untuk menegakkan keadilan dan
kebenaran dan tidak ada kekuasaan yang tidak bertanggung jawab.
 Pasal 3 ayat (1): MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD Ayat (2): MPR
melantik presiden dan/wakil presiden Ayat (3): MPR hanya dapat memberhentikan
presiden dan/wakil presiden dalam masa jabatannya menurut UUD

Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945


dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal dan material. Hubungan secara
formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan menunjuk pada tercantumnya Pancasila secara formal
di dalam Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara tidak
hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduannya dengan
keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religus dan asas-
asas kenegaraan yang unsur-unsurnya terdapat dalam Pancasila.
            Hubungan Pembukaan UUD 1945 yang memuat Pancasila dalam batang tubuh UUD
1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung pengertian Pembukaan
UUD 1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh UUD 1945, sedangkan hubungan

4
organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945 yang

bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan suatu
cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi hukum positif.

B. Implementasi Pancasila dalam Pembuatan Kebijakan Negara, Khususnya dalam


Bidang Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Hankam

Pancasila terdiri dari dua kata, Panca artinya “lima” dan sila artinya “dasar”.
Secara harfiah, Pancasila memiliki pengertian “dasar yang memiliki lima unsur”.
Banyak ahli menyimpulkan bahwa Pancasila adalah cerminan dari perjalanan
budaya dan karakter bangsa Indonesia yang telah berlangsung selama berabad-abad
lampau. Dengan ungkapan lain, Pancasila bukan sesuatu yang asing bagi bangsa
Indonesia. Menurut kaelan, kata Pancasila sudah dijumpai pada kepustakaan buddha
yang berisi tentang prinsip-prinsip moral yang harus di taati oleh masyarakat.
Masuknya agama hindu buddha dari india ke nusantara pada akhirnya membawa
nilai-nilai tersebut ke dalam budaya setempat, utamanya pada waktu kekuasaan
Maja pahit. Di era raja hayam wuruk dan mahapatih gajah mada, kata Pancasila
yang berasal dari India ini sudah dapat dijumpai pada kitab negarakertagama.
Mencermati gegap gempita reformasi sejumlah pandangan bermunculan
tentang bagaimana memosisikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara saat ini mereka yang tidak sabar dan tidak setuju dengan demokrasi
sebagai jalan terbaik bagi Indonesia dengan mudah menuduh demokrasi liberal
sebagai penyebab keterpurukan Indonesia. Menurut kelompok ini semua masalah
kebangsaan yang sedang dihadapi Indonesia bermuara pada telah ditinggalkan
Pancasila oleh bangsa Indonesia. Solusi bagi persoalan ini adalah kembali kepada
Pancasila sebagaimana masa orde baru atau masa sebelumnya, tanpa memerinci
bagaimana seharusnya Pancasila di pandang dan diperlakukan di era Demokrasi saat
ini.
Sebaliknya, kelompok lain yang meyakini demokrasi sebagai pilihan tepat,
realitas yang tengah dihadapi Indonesia merupakan proses wajar bagi negeri yang
telah memilih demokrasi sebagai acuhan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

5
Bagi kelompok ini kedudukan Pancasila sebagai dasar negara tetaplah penting bagi
Indonesia yang plural. Bahkan menurut mereka nilai-nilai sejalan dengan prinsip-
prinsip demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Sebagai landasan etik dan pandangan

bersama (common platform), Pancasila secara substantif tidak bertentangan dengan


demokrasi yang menitikberatkan proses bernegara melalui mekanisme dari, oleh,
dan untuk rakyat. Bagi kelompok ini, sejarah berdirinya NKRI menempatkan
Pancasila tetap penting bagi perjalanan demokrasi Indonesia. Alih-alih kembali tafsir
atas Pancasila ala orde baru yang manipulatif, melakukan aktualisasi atas Pancasila
adalah

jauh lebih penting dari pada kembali ke masa lalu. Demokrasi sebagai pilihan
terbaik bagi Indonesia, tanpa harus dikontraskan dengan Pancasila, yang sebenarnya
sangat akomodatif terhadap prinsip-prinsip universal demokrasi. Dalam konteks ini,
demokrasi yang di hendaki Pancasila tidak lain adalah demokrasi memberikan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan sebaliknya.
Banyak ahli menggulirkan gagasan perlunya menafsir ulang Pancasila sebagai
obat penawar bagi beragam persoalan kebangsaan yang dihadapi Indonesia diera
reformasi ini. Satu diantaranya apa yang digagas oleh profesor azyumardi azra
dengan gagasan revitalisasi Pancasila dengan menghangatkan kembali Pancasila
sebagai haluan bersama bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Namun tidak cukup sampai disini, komitmen ini harus dilanjutkan dengan
tindakan nyata untuk mendekonstruksi pendidikan Pancasila. Predikat Pancasila
sebagai ideologi terbuka seogiannya dibarengi dengan penjajaran pendidikan
Pancasila melalui model model pembelajaran dengan pendeketan kritis (critical
thinking) bagi pengajar dan peserta didik alih alih menjadikan pancasila sebagai
sesuatu yang sudah jadi (taken for dranten) pancasila harus diposisikan sebagai
sesuatu yang terbuka sepanjang masa untuk ditafsirkan dan dimaknai sepanjang
situasi yang terus berubah. Sebagai bangsa yang besar, rakyat Indonesia seyogianya
merasa bangga dan percaya diri untuk menjadikan Pancasila yang lahir dari kawah
kebudayaannya sebagai panduan dalam mewujudkan cita cita kemerdekaannya.
Pancasila harus segera dibumikan dari posisinya yang elitis bahkan nyaris dilupakan.
Sebelumnya, pada masa awal gerakan reformasi kegelisahan terhadap aktualisasi
Pancasila telah diungkapkan oleh cendekiawan kuntowijoyo. Seperti diungkapkan

6
Yudilatif dalam karyanya tentang pancasila, negara paripurna, pada 2021
kuntowijoyo memunculkan gagasan tentang “radikalisasi pancasila” dalam arti
revolusi gagasan untuk menjadikan Pancasila tegar,efektif, dan menjadi petunjuk
bagaimana semestinya negara dijalankan dengan benar.

C. Good Governance dan Penguatan Pendidikan Anti Korupsi


Istilah Good Governance merupakan wacana baru dalam kosa kata ilmu
politik. Ia muncul pada awal 1990an. Secara umum, istilah Good Governance
memiliki pengertian akan segala hal yang terkait dengan tindakan yang
bersifat mengarahkan mengendalikan, atau memengaruhi urusan publik untuk
mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. pengertian Good
gofernen tidak sebatas pengelolaan lembaga pemerintahan semata, tetapi
menyangkut semua lembaga baik pemerintah maupun non pemerintah
(lembaga swadaya masyarakat) dengan istilah good coporate.
Di Indonesia, substanti wacana good gofernen dapat dipadankan dengan
istilah pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa. Pemerintahan yang
baik adalah sikap dimana kekuasaan dilakukan oleh masayarakat yang diatur
oleh berbagai tingkatan pemerintah negara yang berkaitan dengan sumber
sumber sosial, budaya, politik, serta ekonomi. Dalam praktiknya,
pemerintahan yang bersih (clean government) adalah model pemerintahan
yang efektif, efisien, jujur, transfaran, dan bertanggung jawab.
Sejalan dengan prinsip diatas, proses maupun hasil hasilnya. Semua unsur
dalam pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak saling berbenturan,
dan memperoleh dukungan dari rakyat. Pemerintahan juga bisa dikatakan baik
jika pembangunan dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minimal namun
dengan hasil yang maksimal. Faktor lain yang tak kalah penting, suatu
pemerintahan dapat dikatakan baik jika produktifitas bersinergi dengan
peningkatan indikator kemampuan ekonomi rakyat, baik dalam aspek
produktifitas, daya beli, maupun kesejahteraan spritualitasnya.

7
BAB III

PENUTUP

1.4 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa makalah ini mengetahui bahwa Pancasila merupakan


dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa
Indonesia sebagai pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai
pertahanan bangsa dan Negara Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

hamid darmadi: Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD 1945


Ahmad Ubaedillah & Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan, Edisi Revisi
Jakarta: PT PRENADAMEDIA GROUP 2014

Anda mungkin juga menyukai